Anda di halaman 1dari 39

Permasalahan dalam lingkungan kerja

yang berkaitan dengan etik


Kesalahan
punishment, harus ada dasar dan bukti
tanpa dasar, tanpa bukti pembuktian
terbalik
usulan PHK?
Sengketa/konflik
upaya penyelesaian

Fungsi Etik
Kemanfaatan
Kepastian
Keadilan

Fenomena
Fallacy erat dengan like / dislike
Groupthink
Kaitan peristiwa konkrit dg norma hukum

Penafsiran hukum
Undang undang yang khusus mengesampingkan
undang undang yang umum.
Pembuktian berdasarkan alat bukti dan
rasionalitas
Praduga tak bersalah

SUMBER

HUKUM

Custom

Traktat

Perjanjian

Keputusan
Penetapan

Per-UU-an

Perundang undangan
Undang Undang Ketenagakerjaan (UUKK)
UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
UU No. 2 tahun 2004 tentang Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial
Dll

Undang Undang No 24 tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran
Undang Undang No 38 tahun 2014 tentang
Keperawatan

Rumah sakit adalah


perusahaan
CIRI PERUSAHAAN
Dikelola manajemen
Adanya tenaga kerja
Ada pemberian imbalan
Berorientasi pada profit
UUKK

Prosedur kerja penanganan


kesalahan
Pelaporan tertulis
Pribadi
Berita acara
Pembuktian
Benda konkrit
Saksi
Konfirmasi pelaku
Didampingi atasan langsung
Analisa dan pengambilan keputusan
Diadop dari criminal justice system

Prosedur kerja penanganan


perselisihan
Pelaporan tertulis
Pribadi
Berita acara
Konfirmasi pihak yang berselisih
Didampingi atasan langsung
Pembuktian dari pihak yg berselisih
Analisa dan pengambilan keputusan upaya
penyelesaian
Diadop dari KUHAP/UUKK

Kesalahan berat UUKK 13/2003


pasal 158 ayat 4
Penipuan, pencurian, atau penggelapan barang
dan/atau uang milik perusahaan;
Memberikan keterangan palsu atau yang
dipalsukan sehingga merugikan perusahaan;
Mabuk, meminum minuman keras yang
memabukkan, memakai dan/atau mengedarkan
narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya
di lingkungan kerja;
Melakukan perbuatan asusila atau perjudian di
lingkungan kerja;
Menyerang, menganiaya, mengancam, atau
mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha
di lingkungan kerja;

Kesalahan berat UUKK

Membujuk teman sekerja atau pengusaha untuk


melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan;
Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau
membiarkan dalam keadaan bahaya barang
milik perusahaan yang menimbulkan kerugian
bagi perusahaan;
Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan
teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan
bahaya di tempat kerja;
Membongkar
atau
membocorkan
rahasia
perusahaan yang seharusnya dirahasiakan
kecuali untuk kepentingan negara;
Atau
melakukan
perbuatan
lainnya
di

Kesalahan berat UUKK

Pembuktian
pekerja/buruh tertangkap tangan;
ada pengakuan dari pekerja/buruh yang
bersangkutan;
atau bukti lain berupa laporan kejadian
yang dibuat oleh pihak yang berwenang
di perusahaan yang bersangkutan dan
didukung oleh sekurang-kurangnya 2
(dua) orang saksi

PHK Oleh
Perushn,,
Pengusaha

PHK Oleh
TENAKER

JENIS
PHK

PHK
Demi Hukum

PHK Oleh
Pengadilan

Penyebab PHK menurut UUKK


a. PHK karena pekerja/buruh melakukan kesalahan berat (Pasal 158 ayat 4 UUKK);
b. PHK karena pekerja/buruh (setelah) ditahan pihak berwajib selama 6 (bulan)
berturut-turut disebabkan melakukan tindak pidana di luar perusahaan (Pasal
160 ayat 3 UUKK);
c. PHK setelah melalui SP (surat peringatan) I, II, dan III (Pasal 161 ayat 3 UUKK);
d. PHK oleh pengusaha yang tidak bersedia lagi menerima pekerja/buruh
(melanjutkan hubungan kerja) karena adanya perubahan status, penggabungan
dan peleburan perusahaan (Pasal 163 ayat 2 UUKK);
e. PHK karena perusahaan tutup (likuidasi) yang disebabkan bukan karena
perusahaan mengalami kerugian (Pasal 164 ayat 2 UUKK);
f.

PHK karena mangkir yang dikualifikasi mengundurkan diri (Pasal 168 ayat 3
UUKK);

g. PHK atas pengaduan pekerja/buruh yang menuduh dan dilaporkan pengusaha


(kepada pihak yang berwajib) melakukan "kesalahan" dan (ternyata) tidak benar
(Pasal 169 ayat 3 UUKK);
h. PHK karena pengusaha (orang-perorangan) meninggal dunia (Pasal 61 ayat 4
UUKK);

Mahkamah Konstitusi
No 012/PUU-1/2003
PHK
oleh
pengusaha
terhadap
pekerja karena melakukan kesalahan
berat sebagaimana dimaksud pada
pasal 158 tersebut hanya boleh
dilakukan setelah adanya putusan
yang berkekuatan hukum tetap dari
pengadilan bahwa pekerja tersebut
telah melakukan kesalahan berat.

Mahkamah konstitusi
Tidak dapat di PHK
Pekerja berhalangan masuk kerja karena sakit menurut
keterangan dokter selama waktu tidak melampaui 12 (dua
belas) bulan secara terus-menerus;
Pekerja berhalangan menjalankan pekerjaannya karena
memenuhi kewajiban terhadap negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku;
Pekerja menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya;
Pekerja menikah;
Pekerja perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan,
atau menyusui bayinya;
Pekerja mempunyai pertalian darah dan/atau ikatan
perkawinan dengan pekerja/buruh lainnya di dalam satu
perusahaan, kecuali telah diatur dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahan, atau perjanjian kerja bersama;

Mahkamah konstitusi
Pekerja mendirikan, menjadi anggota dan/atau pengurus
serikat pekerja, pekerja melakukan kegiatan serikat pekerja
di luar jam kerja, atau di dalam jam kerja atas kesepakatan
pengusaha, atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam
perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja
bersama;
Pekerja yang mengadukan pengusaha kepada yang berwajib
mengenai perbuatan pengusaha yang melakukan tindak
pidana kejahatan;
Karena perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna
kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi fisik, atau status
perkawinan;
Pekerja/buruh dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat
kecelakaan kerja, atau sakit karena hubungan kerja yang
menurut surat keterangan dokter yang jangka waktu
penyembuhannya belum dapat dipastikan.

Perselisihan
HAK

perselisihan yang timbul karena tidak dipenuhinya hak, akibat adanya


perbedaan pelaksanaan atau penafsiran terhadap ketentuan perundangundangan, perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja
bersama

Perselisihan
KEPENTINGAN

Perselisihan yang timbul dalam hubungan kerja karena tidak adanya


kesesuaian pendapat mengenai pembuatan dan atau perubahan syaratsyarat kerja yang ditetapkan dalam perjanjian kerja atau peraturan
perusahaan atau perjanjian kerja bersama

Perselisihan
PHK

Perselisihan
Antar

Serikat Pekerja

Perselisihan yang timbul akibat tidak adanya kesesuaian pendapat


mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu
pihak (pengusaha dan pekerja)

Perselisihan antara serikat pekerja dengan serikat pekerja lainnya hanya


dalam satu perusahaan, karena tidak adanya persesuaian paham
mengenai
keanggotaan,
pelaksanaan
hak
dan
kewajiban
keserikatpekerjaan

Tingkat-tingkat konflik

Konflik
Konflik
Konflik
Konflik

intra perorangan
antar perorangan
antar kelompok
antar keorganisasian

18

METODE PENYELESAIAN KONFLIK


DOMINASI & PENEKANAN
KOMPROMI
PEMECAHAN MASALAH INTEGRATIF

19

DOMINASI & PENEKANAN


DOMINASI atau KEKERASAN yang
BERSIFAT PENEKANAN OTOKRATIK.
Ketaatan harus dilakukan oleh fihak
yang kalah pada otoritas yang lebih
tinggi atau kekuatan yang lebih
besar.
MEREDAKAN atau MENENANGKAN,
metode ini lebih terasa diplomatis
dlm upaya menekan dan
meminimalkan ketidaksepahaman.

20

KOMPROMI / JALAN TENGAH


PEMISAHAN, pihak-pihak yg
berkonflik dipisah sampai
menemukan solusi atas masalah yg
terjadi
ARBITRASI, adanya peran orang
ketiga sbg penengah untuk
penyelesaian masalah
Kembali ke aturan yang berlaku saat
tdk ditemukan titik temu antara
kedua fihak yg bermasalah.

21

PEMECAHAN MASALAH INTEGRATIF


KONSENSUS, sengaja dipertemukan
untuk mencapai solusi terbaik, bukan
hanya menyelesaikan masalah dgn cepat
KONFRONTASI, tiap fihak mengemukakan
pandangan masing-masing secara
langsung & terbuka.
PENENTU TUJUAN, menentukan tujuan
akhir kedepan yang lebih tinggi dengan
kesepakatan bersama.
22

TERIMAKASIH

LEMBAGA

PENYELESAI

PERSELISIHAN

BIPARTIT

MEDIASI

KONSILIASI

ARBITRASE

PENGADILAN

Upaya
I
sebelum
perselisihan diajukan pada
lembaga
penyelesai
perselisihan

Bwenang thd semua jenis


perselisihan

Bwenang
untuk
menjadi
penengah
pada: Perselisihan
Kepentingan, PHK
dan Antar Serikat
Pekerja

Bwenang
menjadi
wasit pada: Pselisihan
Kepentingan & Antar
Serikat Pekerja

lembaga peradilan yang


berwenang memeriksa dan
memutus
semua
jenis
perselisihan

arbiter dapat dipilih


oleh para pihak yang
berselisih dari daftar
arbiter yang ditetapkan
oleh menteri

Hakim terdiri atas hakim


dari lembaga peradilan dan
hakim Ad Hoc

musyawarah
antara
pekerja dan pengusaha
diselesaikan dlm waktu
paling lama 30 (tiga puluh
hari)
Jika
tidak
mencapai
kesepakatan, maka salah
satu atau kedua belah
pihak harus mencatatkan
perselisihannya ke disnaker

Semula dikenal dgn istilah


TRIPARTIT
Mediator
adlh
pegawai
Disnaker
yg
akan
memberikn anjuran tertulis
Selain perselisihan hak,
Disnaker akan menawarkan
penyelesain akan dilakukan
via Konsiliasi atau Arbitrase
Bila para pihak berselisih
tdk memberi tanggapan dlm
7 hari, perselisihan akan
dilimpahkan kpd Mediator
Untuk perselisihan hak,
sengketa
wajib
melalui
mendapatkan
anjuran
tertulis
Mediator
krn
Pengadilan
HI
hanya
memproses sengketa yg
telah melalui proses Mediasi
Mediasi diselesaikan dlm
jangka waktu paling lama
30 hari
Jika sengketa tdk selesai,
para pihak dpt melanjutkan
sengketa tsb ke Pengadilan
HI.

Konsiliator
adlh
orang
yang
memenuhi syarat-2
sesuai
ketetapan
menteri
&
wajib
mberikan
anjuran
tertulis kpd para
pihak yg berselisih

serikat
pekerja
dan
organisasi pengusaha dapat
bertindak sebagai kuasa
hukum mewakili anggotanya
pengadilan
HI
dibentuk
pada setiap PN yg berada di
tiap ibu kota provinsi yang
daerah hukumnya meliputi
provinsi ybs

Konflik intra perorangan


Konflik ini muncul dlm diri seorang
individu dgn pemikirannya sendiri
( individu mengalami semacam tekanantekanan dlm dirinya sendiri secara
emosional ).

25

Konflik antar perorangan


Terjadi antara satu individu dengan
individu lain atau lebih, biasanya
disebabkan oleh adanya perbedaan
sifat & perilaku setiap orang dlm
organisasi.

26

Konflik antar kelompok


Terjadi apabila diantara unit-unit
kelompok mengalami pertentangan
dengan unit-unit dari kelompok lain,
pertentangan ini bila berlarut-larut
akan membuat koordinasi & integrasi
kegiatan menjadi
terkendala/mengalami kesulitan.

27

Konflik antar keorganisasian


Konflik bisa juga terjadi antara
organisasi yg satu dengan yg lain,
karena adanya ketidakcocokan
suatu badan terhadap kinerja suatu
organisasi

28

Sebab-sebab Konflik
Persaingan terhadap sumber-sumber
daya yg langka
Ketergantungan tugas
(interdependence)
Kekaburan batas-batas bidang kerja
Kriteria kinerja yg tidak sesuai
Perbedaan-perbedaan Tujuan &
Prioritas
29

Persaingan thd sumber-sumber


daya yg langka
Setiap devisi dlm organisasi akan
berlomba untuk mendapat bagian
dari alokasi sumber daya yg ada.
Masing-masing menginginkan alokasi
sumber daya yg banyak agar dpt
mempercepat pertumbuhan,
kemajuan, dan pengembangan
dalam divisi. Karena adanya
persaingan tsb akan memicu
timbulnya konflik.

30

Ketergantungan
tugas/interdependence
Dalam organisasi dapat dipastikan ada
ketergantungan antara dua individu
atau kelompok untuk mencapai
kesuksesan dalam tugas-tugasnya.
Apabila antara dua pihak itu ada
perbedaan prioritas, kemungkinan
muncul konflik akan semakin besar.
Semakin perbedaan dipertahankan,
kemungkinan konflik juga akan lebih
besar bahlan lebih lama.
31

Kekaburan batas-batas bidang kerja


Bidang kerja dlm organisasi yg tidak
jelas akan memunculkan konflik, dan
menciptakan suatu kondisi dimana
ada seseorang yg mendominasi dlm
bidangnya.

32

Kriteria kinerja yg tidak sesuai


Konflik semacam ini disebabkan
adanya imbalan atas kemajuan suatu
divisi oleh perusahaan, konflik bisa
muncul apabila kegiatan monitoring
dan evaluasi thd sub-sub unit yg
berbeda.

33

Perbedaan-perbedaan tujuan &


prioritas
Konflik juga bisa disebabkan oleh
adanya usaha masing-masing sub
unit untuk mencapai tujuannya. Hal
ini bisa tumbuh menjadi konflik bila
ada ketidaksesuaian antar tujuan
masing-masing, bahkan usaha
pencapaian tujuan suatu sub unit
dapat menghalangi sub unit lain dlm
mencapai tujuannya.
34

Situasi-saituasi konflik dlm


organisasi
Tipe-tipe Situasi Konflik
Fase-fase Konflik

35

Tipe-tipe situasi konflik :


KONFLIK VERTIKAL, konflik terjadi antara
atasan & bawahan
KONFLIK HORIZONTAL, terjadi antara
sesama karyawan atau kelompok yg
berada pd hierarkhi yg sama
KONFLIK GARIS STAFF, bila konflik
terjadi antara staf pada bidang tertentu.
KONFLIK PERANAN, terjadi bila
komunikasi antar anggota tidak
kompetibel bagi pemegang peranan.
36

Fase-fase Konflik
FASE KLASIK, konflik bisa muncul tapi
bersifat sementara & hrs diselesaikan
fihak manajemen.
FASE HUB. ANTAR MANUSIA, konflik itu
ada tapi bisa dihindari & perlu di atasi
FASE KONTEMPORER, konflik adl hal yg
tak dpt dihindari dari kehidupan
organisasi. Konflik mrp kenyataan hidup
yg hrs dipahami & bukan ditentang.
37

MANAJEMEN KONFLIK
MENGELOLA KONFLIK BERARTI KITA HRS
MEYAKINI BAHWA KONFLIK MEMILIKI
PERAN DLM RANGKA PENCAPAIAN
SASARAN SECARA EFEKTIF & EFISIEN.
MENGELOLA KONFLIK PERLU SKALA
PRIORITAS, AGAR TIDAK MENIMBULKAN
KEKACAUAN DLM KOORDINASI &
INTEGRASI ANTAR FUNGSI/DIVISI DLM
ORGANISASI
38

Lex spesialis derogat legi generali: undang


undang yang khusus mengesampingkan undang
undang yang umum.
Conditio sine quanon: berdasarkan alat bukti dan
masuk akal
Inkracht van gewijde: memiliki kekuatan hukum
tetap.
Praesumption of innocence: praduga tak bersalah
Hermeneutika : penafsiran hukum,
menggabungkan peristiwa konkrit dg norma
hukum

Anda mungkin juga menyukai