Anda di halaman 1dari 25

SINDROMA GERIATRI

Naomi Besitimur 102012113


F5

SKENARIO 3
Penderita Tn. S 77 tahun dibawa ke UGD RS UKRIDA dengan
keluhan utama sejak pagi hari bangun pusing, sekelilingnya
berputar disertai rasa mual mau muntah, keadaan seperti ini sudah
dialami berulang-berulang. Bila bangun dari duduknya lutut terasa
nyeri, berbunyi kretek-kretek dan sakit bila naik turun tangga. Bila
bicara agak cadel kadang-kadang kesulitan untuk menemukan
kata yang tepat dan bila minum air sering tersedak, sehingga takut
minum. Tanda-tanda lumpuh tidak ada. Kalau mau jalan mulainya
beratsekali, jalan dengan langkah kecil-kecil, kelihatannya kaku
dan waktu mau berhenti agak kesulitan. Bila menceritakan riwayat
hidup dan pekerjaan masa lalu cukup jelas, tetapi peristiwa yang
baru terjadi beberapa saat sering lupa dan mudah tersinggung.
Riwayat kencing manis ada sejak 6 tahun lalu.

ANALISIS MASALAH
anamnesis

PF

etiologi

Pemeriksaan
penunjang

epidemilogi
Sindroma Geriatri
penatalaksanaan

pencegahan
komplikasi

DD

ANAMNESIS
Identitas pasien: Dari kasus yang didapat dari hasil
anamnesis didapatkan usia pasien adalah 77 tahun.
Keluhan utama: berjalan pandangan berputar-putar dan
rasa mual.
RPS

Pemeriksaan fisik
Inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi
Pemeriksaan penunjang
pemeriksaan laboratorium berupa tes gula darah.
Hasilnya didapatkan GDS : 275 mg/dL dan GD puasa
80-105 mg.dL
Working diagnosis
vertigo, parkinson, DM II, osteoartitis, dementis dan
hipoperfusi ortostatik.

VERTIGO
Perasaan berputar-putar disertai rasa mual dan
kehilangan keseimbangan.
Patofisiologi:gangguan alat keseimbangan tubuh yang
mengakibatkan ketidakcocokan antara posisi tubuh
yang sebenarnya dengan apa yang dipersepsi oleh
susunan saraf pusat.
Etilogi: gangguan langsung dan tak langsung
keseimbangan

Epidemiologi: 5% dari populasi mengalami vertigo


sepanjang tahun. Sering dialami wanita, dan lansia.
Penatalaksanaan:
Terapi simtomatik: vestibular suppresant adalah
antikolinergik, antihistamin, benzodiazepin, calcium
channel blocker, fenotiazin, dan histaminik.
Rehabilitasi: penting karena melatih vestibuler

Pencegahan: mengontrol tekanan darah, kolesterol,


berhenti merokok, dan perlu membatasi garam dalam
diet.
Prognosis: vertigo tipe perifer umumnya baik, pada tipe
sentral tergantung penyakit yang mendasari.

PARKINSON
Patofisiologi: penurunan kadar dopamin disertai
dengan inklusi sitoplasmik eosinofilik (Lewy bodies).
Etiologi:
Faktor genetik, tiga gen yang menjadi penyebab
gangguan degradasi protein dan mengakibatkan
protein beracun tak dapat di ubiquitin-proteasomal
pathway.
Faktor lingkungan, bahan-bahan beracun seperti
carbon disulfide, manganese dan pelarut hidrokarbon
yang menyebabkan Sindrom Parkinson.
Umur

Epidemiologi: penderita antara pria dan wanita seimbang.


5 10 % orang yang terjangkit penyakit parkinson, gejala
awalnya muncul sebelum usia 40 tahun, tapi rata-rata
menyerang penderita pada usia 65 tahun.
Penatalaksanaan: Obat pengganti dopamin (Levadopa,
Carbidopa), Agonis dopamin (Bromocriptine, Pergolide,
Pramipexole dan Rapinirol), Antikolinergik (Benztropin,
Triheksifenidil, Biperiden), Selegiline, Amantadin

Komplikasi: demensia, aspirasi, dan trauma karena jatuh.


Prognosis: harapan hidup pada pasien Penyakit
Parkinson pada umumnya lebih rendah dibandingkan
yang tidak menderita Penyakit Parkinson.

DM TIPE II
Peningkatan kadar gula darah karena kelainan sel beta
pulau langerhans.
Patofisiologi: sel-sel menunjukkan gangguan pada
sekresi insulin fase pertama, artinya sekresi insulin
gagal mengkompensasi resistensi insulin. kerusakan
sel-sel pankreas mengakibatkan defisiensi insulin.
Etiologi: Faktor genetik dan lingkungan cukup besar
dalam menyebabkan DM tipe II, misalnya obesitas, diet
tinggi lemak dan rendah serat, serta kurang gerak

Epidemiologi: DM di Eropa dan Amerika Utara berkisar


antara 2-5%, sedangkan di negara berkembang antara
1,5-2%. Di indonesia berkisar antara 1,5-2,3% kurang
lebih 15 tahun yang lalu, tetapi pada tahun 2001 survei
terakhir di Jakarta (Depok) menunjukkan kenaikan yang
sangat nyata yaitu mejadi 12,8%.

Penatalaksanaan
penatalaksanaan gizi
Penatalaksanaan jasmani: joging, jalan, senam aerobik,
besepeda.
Terapi pengobatan:
Sulfonilurea : khlorpropamid, glibenklamid, gliklasid,
glikuidon, glipisid dan glimepirid.
Glinid: repaglinid dan nateglinid
Biguanid: Metformin
Thiazolindion / glitazon: pioglitazon, rosiglitazon

Pencegahan : primer,sekunder, tersier


Komplikasi: hipoglikemia dan ketoasidosis diabetik
Prognosis: prognosis baik bila pengobatannya baik.

OSTEOARTRITIS
Osteoartritis: penyakit sendi degeneratif yang berkaitan
dengan kerusakan kartilago sendi.
patofisiologi: gangguan fungsi kondrosit. Tidak ada
keseimbangan sintesis dan degradasi sehingga sebabkan
penipisan pada rawan sendi dilanjutkan dengan
kerusakannya.
Interleukin-1 meningkatkan sintesis enzim penyebab
degradasi rawan sendi yaitu stromelisin dan kolagenosa,
sehingga menghambat proses sintesis dan perbaikan normal
kondrosit

Etiologi: terjadi akibat trauma pada sendi, infeksi, atau


variasi herediter, perkembangan, kelainan metabolik dan
neurologik., yang disebut dengan osteoartritis sekunder.
Epidemiologi: di atas usia 50 tahun frekuensi
osteoarthritis lebih banyak menyerang wanita.
Penatalaksanaan:
Non farmakologis: penurunan berat badan, terapi fisik.
Farmakologis: Analgesik oral non opiat, Analgesik topikal.

Pencegahan: pengendalian BB, pencegahan cedera,


latihan dapat membantu mengurangi sakit dan kekakuan
sendi.
Komplikasi: deformitas sendi
Prognosis: Osteoporosis biasanya berjalan lambat

DEMENTIA
Penyakit yang tersering adalah alzeimer adalah penyakit
degeneratif dan progresif pada otak yang menyebabkan
cacat spesifik pada neuron.
Patofisiologi: kekusutan neurofibrilaris, yaitu struktur
intraselular yang berisi serat khusus, protein tau
(penghambat) fosforilasi abnormal dari protein tau.
Etiologi: penyebab utama dari gejala demensia adalah
penyakit Alzheimer, penyakit vascular (pembuluh darah),
demensia Lewy body, demensia frontotemporal dan
sepuluh persen diantaranya disebabkan oleh penyakit
lain.

Epidemiologi: prevalansi demensia pada populasi


berusia lebih dari 60 tahun adalah 5,6%, Proposi
perempuan yang mengalami penyakit Azeimer lebih tinggi
dibandingkan laki-laki
Penatalaksanaan: Kolinesterase inhibitor: Donezepil,
rivastigmin, galantamin, dan takrin, vit E, mematin
Pencegahan: hindari alkohol dan Zat aditif lainnya,
kurangi stres dalam pekerjaan.

Prognosis: Demensia karena AIDS biasanya dimulai


secara samar tetapi berkembang terus selama beberapa
bulan atau tahun. demensia stadium lanjut, terjadi
penurunan fungsi otak yang hampir menyeluruh.

HIPOPERFUSI
hipotensi ortostatik merupakan terjadinya penurunan
tekanan darah sistolik 20 mmHg atau tekanan darah
diastolik 10 mmHg pada posisi berdiri 3 menit.
Patofisiologi: posisi berdiri sejumlah 500-800 ml darah
akan berpindah ke daerah abdomen dan ekstremitas
bawah sehingga terjadi penurunan volume darah balik.
Mengakibatkan penurunan sementara tekanan darah
sistolik < 20 mmHg, sedangkan tekanan diastolik tidak
berubah atau meningkat ringan hingga > 10 mmHg.

Etiologi: pengaruh gravitasi, pengaruh obat-obatan,


perdarahan atau kekurangan cairan tubuh, gangguan
refleks baroreseptor, pengaruh penyakit tertentu.
Penatalaksanaan: nonfarmakologis dan farmakologis,
Fludrocortison, Midodrine, Erythropoietin
Pencegahan: diet, aktifitas fisik, hindari membungkuk
Komplikasi: Jatuh, pingsan, stroke, hipertensi
Prognosis: buruk bila disertai diabetes, baik bila
penyebabnya penurunan volume darah, dan obat
tertentu.

KESIMPULAN
pasien diketahui menderita penyakit parkinson, vertigo,
diabetes melitus tipe II, osteoartritis, demensia dan
hipoperfusi. Hal ini mungkin dikarenakan faktor usia,
yang menyababkan menurunnya berbagai fungsi
organ.Pengobatan harus disesuaikan dengan kondisi
tubuh pasien.

Anda mungkin juga menyukai