TAS-UNPRI-KP
PENDAHULUAN
penyakit menular akut yang disebabkan virus
predileksi pada sel anterior masa kelabu
TAS-UNPRI-KP
ETIOLOGI
Virus polio ,famili Picornavirus dan genus
Enterovirus B
3 tipe
- Tipe I Brunhilde
- Tipe II Lansing
- Tipe III Leon.
Tipe I
epidemi yang luas dan ganas,
Tipe II kadang-kadang sporadik
Tipe III epidemi ringan.
Di Negara tropis dan subtropis oleh tipe II dan III
TAS-UNPRI-KP
- Inhalasi
-
Makanan/minuman
- lipas, lalat
Indonesia terdapat 112.000 anak menderita
kelumpuhan akibat polio pada golongan umur
0-14 tahun dan setiap tahun bertambah
dengan 9.000 kasus
TAS-UNPRI-KP
FAKTOR PREDISPOSISI
daya tahan tubuh
Jenis kelamin. Lelaki lebih banyak Lelaki
TAS-UNPRI-KP
PATOLOGI
Daerah yang biasanya terkena ialah:
Medula spinalis terutama komu anterior
Batang otak pada nukleus vestibularis, inti-inti
TAS-UNPRI-KP
GAMBARAN KLINIS
Asimtomatis = silent infection (95%)
Poliomielitis abortif = mild (minor) illness (5%) panas,
penyembuhan sementara
fase kedua dengan demam, adanya nyeri dan kaku
otot belakang dan anggota gerak.
May 30, 2016
TAS-UNPRI-KP
paralisis sementara
sebagian kecil paralisis permanen
TAS-UNPRI-KP
Poliomielitis Paralitik
bentuk bifasik ini terjadi pada 1/3 kasus.
TAS-UNPRI-KP
A. Bentuk Spinal
mengenai otot leher, toraks, abdomen,
diafragma, anggota gerak dan otot tubuh.
Kelumpuhan pada anggota gerak yang paling
banyak digerakkan.
Gangguan sensibilits tidak ada.
Atrofi terjadi setelah 48 minggu paralisis,
perbaikan sangat lambat, 618 bulan
Post Poliomyelitis Progressive Muscular
Atrophy
May 30, 2016
TAS-UNPRI-KP
10
B. Bentuk Bulabaris
Paralisis satu atau lebih saraf kranial otak
dengan atau tanpa gangguan pusat
pernapasan dan sirkulasi.
Gambaran klinis dapat berupa kelainan
Saraf otak yang terkena.
TAS-UNPRI-KP
11
TAS-UNPRI-KP
12
Bentuk Bulbospinalis
Merupakan gejala campuran antara bentuk
TAS-UNPRI-KP
13
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
Pemeriksaan darah
Laju endap darah meningkat sedikit,
lekopenia/lekositosis ringan
Cairan Serebrospinalis
tekanan normal, Jernih;
Pleositosis 15-500 sel/mm3, limfosit
predominan
TAS-UNPRI-KP
14
TAS-UNPRI-KP
15
TAS-UNPRI-KP
16
PEMERIKSAAN
RADIOLOGIS
TAS-UNPRI-KP
17
DIAGNOSIS
Gambaran klinis
Keadaan epidemiologi
Pemeriksaan cairan cerebrospinalis
Isolasi virus
Meningkatnya titer antibodi dalam darah.
TAS-UNPRI-KP
18
DIAGNOSIS BANDING
Poliomielitis nonparalitik
Aseptik meningitis
Meningitis purulenta dan tuberkulosis
Demam rematik
rheumatoid arthritis
serum sickness
pneumonia dini
disentri, tifoid, pielitis, tonsilitis akuta
May 30, 2016
TAS-UNPRI-KP
19
Poliomielitis paralitik :
Mielopati akut sekunder dan
polineuropati
Transverse myelitis
neuromyelitis optika
Tick bite paralisis
Sindrom Guillain Barre
TAS-UNPRI-KP
20
KOMPLIKASI
Hiperkalsiuria
Melena
Pelebaran lambung akut
Hipertensi ringan
Pneumonia:
Ulkus dekubitus
emboli paru
Psikosis.
TAS-UNPRI-KP
21
PENGOBATAN
Poliomielitis abortif:
analgetika dan sedatifa
Diet adekuat
dicegah aktivitas yang berlebihan selama 2
TAS-UNPRI-KP
22
Poliomielitis paralitik:
Istirahat minimal 7 hari
Selama fase akut kebersihan mulut dijaga
Perubahan posisi penderita dilakukan dengan
penyangga pada persendian tanpa menyentuh
otot dan hindari gerakan melilit punggung
Fisioterapi, dilakukan sedini mungkin
Akupuntur dilakukan sedini mungkin
Interferon diberikan sedini mungkin
May 30, 2016
TAS-UNPRI-KP
23
Poliomielitis Bulbar
Perawatan khusus terhadap paralisis palatum,
makanan dalam bentuk padat atau semisolid.
Selama fase akut dan berat, dilakukan
drainase postural posisi kaki lebih tinggi (2025), muka pada satu posisi untuk mencegah
terjadinya aspirasi, pengisapan lendir secara
teratur dan hati-hati, kalau perlu trakeostomi.
TAS-UNPRI-KP
24
REHABILITASI DAN
FISIOTERAPI
TAS-UNPRI-KP
25
PENCEGAHAN
Jangan masuk kedaerah wabah
Di daerah wabah sebaiknya dihindari faktor-
TAS-UNPRI-KP
26
SEKIAN
SEKIAN
May 30, 2016
TAS-UNPRI-KP
27