Golongan: Antifibrinolitik
Dosis:
o
o
o
o
Dosis oral : 1-1.5 gram (atau 15-25 mg/kg) 2 sampai 4 kali sehari.
Dosis injeksi intravena perlahan : 0.5 -1 g (atau 10 mg/kg) 3 kali sehari.
Dosis infus kontinyu : 25-50 mg/kg setiap hari.
Dosis anak : 25 kg/mg melalui oral atau 10 mg/kg melalui intra vena setiap 2
atau 3 kali sehari.
Sediaan:
Injeksi 50 mg/ml
Cara kerja:
Asam traneksamat merupakan inhibitor fibrinolitik sintetik bentuk trans dari asam
karboksilat sikloheksana aminometil. Secara in vitro, asam traneksamat 10 kali lebih
poten dari asam aminokaproat. Asam traneksamat merupakan competitive inhibitor
dari aktivator plasminogen dan penghambat plasmin. Plasmin sendiri berperan
menghancurkan fibrinogen, fibrin dan faktor pembekuan darah lain, oleh karena itu
asam traneksamat dapat digunakan untuk membantu mengatasi perdarahan akibat
fibrinolisis yang berlebihan.
Metabolisme Obat:
Metabolisme di hepar 5%, sekresi melalui urine
Kontraindikasi :
o Penderita yang hipersensitif terhadap asam traneksamat.
o Penderita perdarahan subarakhnoid.
o Penderita dengan riwayat tromboembolik.
o Tidak diberikan pada pasien dengan pembekuan intravaskular aktif.
o Penderita buta warna.
Waktu paruh: 2-3 jam
Efek samping :
o Gangguan pada saluran pencernaan (mual, muntah, diare) gejala ini akan
hilang bila dosis dikurangi.
o Hipotensi jarang terjadi.
Gambar:
Golongan: Antiemetik
Dosis: 0,15 mg/kgBB
Sediaan
tablet 4 dan 8 mg
injeksi 4 dan 8 mg
Narfoz: ampul 4mg/2ml. 1 ampul = 2ml
Vomceran: ampul 4mg/2ml dan 8mg/4ml
Cara kerja:
Ondansetron bekerja sebagai antagonis selektif dan bersifat kompetitif pada reseptor
5HT3, dengan cara menghambat aktivasi aferen-aferen vagal sehingga menekan
terjadinya refleks muntah.
Onset of Action:
Setelah pemberian per oral, Ondansetron yang diberikan dengan dosis 8 mg akan
diserap dengan cepat dan konsentrasi maksimum (30 ng / ml) dalam plasma dicapai
dalam waktu 1,5 jam. Konsentrasi yang sama dapat dicapai dalam 10 menit dengan
pemberian Ondansetron 4 mg i.v.
Metabolisme Obat:
Ondansetron dimetabolisme sanagt baik di sistem sirkulasi, sehingga hanya kurang
dari 5 % saja yang terdeteksi di urine.
Bioavalibilitas oral absolut Ondansetron sekitar 60%. Kondisi sistemik yang setara
juga dapat dicapai melalui pemberian secara i.m atau i.v. Waktu paruhnya(T1/2)
sekitar 3 jam.
Volume distribusi dalam keadaan statis sekitar 140 L. Ondansetron yang berikatan
dengan protein plasma sekitar 70 76%.
Interaksi Obat:
Karena Ondansetron dimetabolisme oleh enzim metabolik sitokrom P-450,
perangsangan dan penghambatan terhadap enzim ini dapat mengubah klirens dan
waktu paruhnya. Pada penderita yang sedang mendapat pengobatan dengan obat-obat
yang secara kuat merangsang enzim metabolisme CYP3A4 (seperti Fenitoin,
Karbamazepin dan Rifampisin), klirens Ondansetron akan meningkat secara
signifikan, sehingga konsentrasi dalam darah akan menurun.
Efek Samping
Ondansetron pada umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Konstipasi merupakan
efek samping yang paling sering ditemukan (11%). Kadang dapat dijumpai sakit
kepala, wajah ke merahan (flushing), rasa panas atau hangat di kepala dan epigastrium
yang bersifat sementara. Peningkatan aminotransferase tanpa disertai gejala-gejala,
Kadang juga dapat dijumpai peningkatan serum transaminase (5%) dan ruam kulit
(1%), sedasi dan diare, karena meningkatnya waktu transfer di usus besar.
Pernah dilaporkan terjadinya reaksi hipersensitif sampai kejadian anafilaksis dan
gangguan visual sementara (pandangan kabur). Juga pernah dilaporkan terjadinya
gerakan-gerakan tanpa sadar, setelah pemberian Ondansetron secara cepat, tetapi
kasus ini sangat jarang dan tanpa disertai gejala-gejala sisa
3. Oxytocin (Induxin)
4. Phetidine
Kontra indikasi :
Penderita dengan gangguan fungsi hati yang berat, Depresi pernafasan, Alkoholisme
akut, kejang-kejang, Penderita asma bronchial dan payah jantung sebagai akibat dari
penyakit paru-paru kronik, Hipersensitif terhadap petidin, Penderita yang
Gambar:
ATROPIN SULFAT
DOSIS
250-1000 g secara subkutan.
DOSIS
Premedikasi, injeksi intra vena 300 600 mcg , segera sebelum induksi anestesia, anakanak 20 mcg/kg ( maksimal 600 mcg). Pemberian injeksi subcutan atau intramuscular 300
600 mcg 30 60 menit sebelum induksi; anak-anak 20 mcg/kg (maksimal 600 mcg).
Intra-operative bradicardia , pemberian injeksi intravena, 300 600 mcg (dosis yang lebih
besar pada kondisi emergensi); anak-anak (unlicensed indication) 1- 12 tahun 10 -20 mcg/kg
Untuk mengendalikan efek muskarinik pada penggunaan neostigmin dalam melawan
penghambatan neuromuskular kompetitif , pemberian injeksi intravena 0,6 1,2 mg ; anakanak dibawah 12 tahun (tetapi jarang digunakan) 20 mcg/kg (maksimal 600 mcg) dengan
neostigmin 50 mcg/kg.
Pengobatan bradikardia, pulseless electrical activity (PEA) dalam serangan jantung. Dosis
untuk bradiasystolic adalah 0,5-1 mg IV push setiap tiga sampai lima menit, sampai dosis
maksimum 0,04 mg / kg. Untuk bradikardia gejala, dosis biasa adalah 0,5-1,0 mg IV push,
dapat mengulang setiap 3 sampai 5 menit sampai dosis maksimum 3,0 mg
MEKANISME KERJA
Menghambat aksi asetilkolin pada bagian parasimpatik otot halus, kelenjar sekresi dan SSP,
meningkatkan output jantung, mengeringkan sekresi, mengantagonis histamin dan serotonin.
INDIKASI
Meringankan gejala gangguan pada gastrointestinal yang ditandai dengan spasme otot polos
(antispasmodic)
Mydriasis dan cyclopedia pada mata
Premedikasi untuk mengeringkan sekret bronchus dan saliva yang bertambah pada intubasi
dan anestesia inhalasi
Mengembalikan bradikardi yang berlebihan
DURASI OBAT
FOTO
KALIUM CHLORIDA
DOSIS
(Floors: 10 meq/hr )
[10 meq] [100 ml] or
[20 meq] [250 ml] or
[40 meq] [500 ml]
20 meq [100 ml] [1-2 hours]
GOLONGAN
Elektrolit
MEKANISME KERJA
Kalium adalah kation utama sel-sel tubuh (160 mEq / liter air intraseluler) dan berkaitan
dengan pemeliharaan komposisi cairan tubuh dan keseimbangan elektrolit. Kalium
berpartisipasi dalam pemanfaatan karbohidrat, sintesis protein, dan sangat penting dalam
regulasi konduksi saraf dan kontraksi otot, terutama di jantung. Klorida, anion ekstraseluler
utama, erat mengikuti metabolisme natrium, dan perubahan dalam asam-basa tubuh tercermin
oleh perubahan konsentrasi klorida.
Biasanya sekitar 80 hingga 90% dari asupan kalium diekskresikan dalam urin, sisanya dalam
tinja dan sebagian kecil, dalam keringat. Ginjal tidak menghemat kalium baik sehingga
selama puasa, atau pada pasien pada diet kalium bebas, kehilangan kalium dari tubuh terus
mengakibatkan deplesi kalium. Kekurangan kalium baik atau klorida akan menyebabkan
defisit yang lain.
INDIKASI
Kalium Klorida Injeksi diindikasikan dalam pengobatan pada kekurangan kalium saat
penggantian oral tidak dapat dilakukan.
Konsentrasi yang tinggi ini berguna untuk pemeliharaan serum K+ level untuk suplemen
potasiun pada pasien yang tidak dapat mengakomodasi tambahan volume dari cairan dengan
solusi kalium konsentrasi rendah.
Bila menggunakan produk ini, pasien ini dipantai denyut jantungnya terus menerus dan
sering pengujian untuk konsentrasi kalium serum dan keseimbangan asam-basa.
KONTRAINDIKASI
Kalium Klorida Injeksi merupakan kontraindikasi pada penyakit di mana kadar kalium tinggi
dapat ditemui, dan pada pasien dengan hiperkalemia, gagal ginjal dan dalam kondisi di mana
retensi kalium.
INTERAKSI OBAT
Keracunan kalium dengan hiperkalemia ringan atau berat telah dilaporkan . Tanda-tanda dan
gejala keracunan termasuk paresthesia pada ekstremitas , areflexia , kelumpuhan otot atau
Cordarone
Isi
: Amiodarone HCl
Golongan
: Anti-Arrhythmia Agents
Sediaan
Indikasi
Mekanisme Kerja
Metabolisme : dihepar
OOA
: lambat
Farmakokinetik
potensial sel-aksi miokard (fase 3) dan refraktori periode serta bertindak sebagai
nonkompetitif a-dan b-adrenergik inhibitor.
Farmakodinamik : Amiodaron milik merupakan obat Kelas III agen antiaritmia.
obat ini digunakan dalam pengobatan berbagai tachyarhthmias jantung, termasuk ventrikel
: First Rapid: 150 mg over the FIRST 10 minutes (15 mg/min). Add
3 mL of Amiodarone I.V. (150 mg) to 100 mL D5W (1.5 mg/mL) and infuse over 10 minutes.
Followed by Slow 360 mg over the NEXT 6 hours (1 mg/min). Add 18 mL of Amiodarone
I.V. (900 mg) to 500 mL D5W concentration = 1.8 mg/mL).
Maintenance Infusion
540 mg over the REMAINING 18 hours (0.5 mg/min). Decrease the rate of the slow loading
infusion to 0.5 mg/min
Efek samping
hipertiroidisme.
Farbivent
Isi
Golongan
: anti kolinergik
Indikasi
Mekanisme kerja
pembentukan lendir yang berlebihan di dalam bronkus oleh asetilkolin. Lebih jauh lagi, obat
ini akan menyebabkan pelebaran saluran udara pada penderita yang sebelumnya telah
mengkonsumsi agonis reseptor beta2-adrenergik. Ipratropium bromida adalah agen
antikolinergik. Ia memblok reseptor kolinergik muskarinik, tanpa spesifisitas untuk subtipe,
mengakibatkan penurunan dalam pembentukan siklik guanosin monofosfat (cGMP).
Kemungkinan besar karena tindakan cGMP pada kalsium intraseluler, hasil ini dalam
penurunan kontraktilitas otot polos
Dosis
Efek samping
palpitasi, hipokalemia serius, batuk, iritasi lokal bronkospasme, mual muntah, berkeringat,
mialgia, kelemahan otot, kram otot, penurunan TD diastolik, peningkatan TD sistolik,
aritmia, reaksi alergi, mulut kering, disfonia, komplikasi okular ( midriasis, peningkatan TIO,
glaukoma sudut tertutup, nyeri mata, gangguan motilitas GIT, retensi urin.
Calcii Glukonas
Isi
: calcium gluconas
Indikasi
yang timbul dari kekurangan kalsium seperti hypocalcemic tetani, hipokalsemia terkait
dengan hipoparatiroidisme dan hipokalsemia karena pertumbuhan yang cepat dari kehamilan.
Hal ini juga digunakan dalam pengobatan hitam janda gigitan laba-laba untuk meringankan
kram otot dan sebagai tambahan dalam pengobatan rakhitis, osteomalacia, kolik timbal dan
magnesium sulfat overdosis. Kalsium glukonat juga telah digunakan untuk mengurangi
permeabilitas kapiler dalam kondisi alergi, nonthrombocytopnic pupura dan dermatosis
eksudatif seperti dermatitis herpetiformis dan pruritus letusan yang disebabkan oleh obatobatan tertentu. Pada hiperkalemia, kalsium glukonat dapat membantu dalam pertentangan
toksisitas jantung, asalkan pasien tidak menerima terapi digitalis.
Kontraindikasi
Dosis
hipotensi, lethargy, mania, lemah otot, mual, syncope, nekrosis jaringan, vasodilatasi, fibrilasi
ventrikular, muntah.
IPHADRYL
Isi :DiphenhydraminHCl
Golongan :Antagonisreseptor H1
MekanismeKerja :
Farmakokinetik :Menghambat reseptor H1. Antimuskarinik atau seperti atropine atau
antiserotogenik.Penghambat H1 dapat mencegah respon bronkokonstriksi dari histamine
namun tidak efektif untuk mencegah asma bronkiale.Memiliki efek antihistamin sebagai
antiemetic dan hipnotik sedang.
Farmakodinamik :Distribusi keseluruh tubuh termasuk SSP, Metabolisme : hepar, Ekskresi :
melalui urine
OOA : 1 jam
DOA : 4-6 jam
Dosis :Dewasa : 25-50 mg ( 0,5-1,5 mg/kgBB) PO,IM,IV setiap 6 jam.
Efeksamping :
Kardiovaskular :takikardi, aritmia jantung, angina pectoris, vasokonstriksi dengan hipertensi.
Dermatologis :kemerahan, berkeringat, acne vulgaris
Gastrointestinal : anorexia, mual
Urogenital :oliguri
Sistem saraf :kegelisahan, kebingungan, insomnia, halusinasi
DIPRIVAN 1%
Isi :Propofol
Golongan :Sedatif
Mekanisme Kerja : Induksi dari stadium anestesi umum,memfasilitasi penghambatan
transmisi yang dimediasi oleh GABA.
Metabolisme dan ekskresi :dimetabolisme oleh hati,ekskresi oleh urine.
OOA :sangat cepat seperti efek dari thiopental. Membutuhkan waktu 2-8 menit
DOA : 5-10 menit
Dosis : 2 mg/kgBB
Sediaan : aqueous solution 1% berisi 20 ml ; setiap 1 mlmengandung 10 mg.
Efek samping :hipotensi, apnea sementara, demam pasca operasi, mual, muntah, nyeri saat
injeksi
DYNASTAT
Isi :Parecoxib
Golongan : NSAID
Mekanisme kerja:
Farmakodinamik :Merupakan obat yang selektif menghambat COX 2 . Sehingga
menghambat nyeri yang dimediasi oleh prostaglandin
Farmakokinetik :Metabolisme : dihati, Eksresi : urin
Distribusi : protein plasma kuranglebih 98 %
Waktuparuh : 8 jam
OOA: 7 -14 menit
DOA: 6 jam
Dosis : 1 mg/kgBB
Kontraindikasi :hipersensitif terhadap sulfanamid, bronkospasme , rhinitis akut
Efek samping :hipertensi , dyspepsia, agitasi, pruritus
Interaksi obat :Warfarin , diuretic, antihipertensi
Sediaan : Vial 40 mg/ml
REMOPAIN
Isi :Ketorolactromethamine
Golongan : OAINS
MekanismeKerja :
Farmakodinamik
Efeknya menghambat biosintesis prostaglandin.Kerjanya menghambatenzim siklooksogenase
(prostaglandin sintetase).Selain menghambat sintese prostaglandin, juga menghambat
tromboksan A2.ketorolactromethamine memberikanefek anti inflamasi dengan menghambat
pelekatan granulosi tpada pembuluhdarah yang rusak, menstabilkan membrane lisosom dan
menghambat migrasi leukosit polimorfonuklear dan makrofag ke tempat peradangan.
Farmakokinetik
Ketorolactromethamine 99% diikat oleh protein.Sebagian besar ketorolactromethamine
dimetabolisme ihati.Metabolismenya adalah hidroksilate, dan yang tidak dimetabolisme
(unchanged drug) diekresikan melalui urin.
OOA :< 1menit
DOA : 6-8 jam
Dosis :Parenteral : (IV/IM)
Dosis tunggal :
Dewasa : 30-60mg, Lansia dan dewasa dengan BB<50 kg: I5-30mg,dapat dilanjutkan dengan
oral Anak-anak usia 2-16thn : 0,5-1mg/Kg BB, max. 15-30mg. Dgn kerusakanhati/ginjal
dosis diturunkan 50%
Dosisterbagi :
30mg setiap 6 jam, max.120mg/hari Lansia dan dewasa BB < 50Kg 15mg setiap 6 jam, max.
60mg/hari Dgn kerusakan hati/ginjal dosis diturunkan 50%
Oral :Ketorolac oral hanyadigunakan sebaga terapi lanjutan dari ketorolac parenteral.
Dewasa, Dosis pertama 20mg dilanjutkan, 10mg sehari, dapat sampai 4X (setiap 4-6jam),
meskipun demikian dosis lebih tinggi masih dimungkinkan. Total lama pemakaian terapi
kombinasi parenteral dan oral tidak boleh lebih dari 5 hari
Sediaan :Tablet Salut Film 10 mg ; Parenteral IM/IV : 10 mg/ml dalam 5 ml & 30 mg/ml
dalam 5 ml
Tramal
Isi : Tramadol
Golongan : Analgesik Opioid
Mekanisme kerja :
Farmakokinetik : Bioavaibilitas tramadol 68%
(PO) dan 100% (IM). Tramadol mengalami
metabolisme di hati dan di eksresi ginjal dengan
waktu paruh eliminasi 6 jam .
Farmakodinamik: Tramadol adalah obat analgesik sintetis dengan efek agonis mu lemah dan
beberapa kerja penghambatan ambilan kembali norepinefrin dan serotonin dalam sistem saraf
pusat
OOA: analgesia timbul dalam 1 jam secara PO dan puncak 2-3 jam
DOA: 6 jam
Dosis :1 mg/kgBB
Sediaan : tablet 100 mg, kapsul 50 mg, Ampul 50 mg/ml, Ampul 100mg/2ml, tramal retard
150 mg
Efek samping: Berkeringat , pusing , muntah , mulut kering, konstipasi. Jika melebihi dosis
yang dianjurkan dapat terjadi depresi pernapasan
Kontra indikasi: Intoksikasi akut dengan alkohol, hipnotika, analgesik atau psikotropika
Interaksi obat : Hindari pemberian bersama denga MAOI
Kalmethasone
Pospargin
Kandungan : Methilergometrine maleat
Golongan : Alkaloid ergot
Farmakokinetik:Absorbsi nya lambat. Mengalami metabolisme lintas pertama . Kadar puncak
plasma dicapai dalam 2 jam .Eksresi melalui empedu sebagian kecil ditemukan dalam urine
dan tinja .waktu paruh 2 jam
Farmakodinamik: meningkatkan kontraksi uterus . Dosis kecil meningkatkan amplitudo dan
frekuensi kemudian diikuti relaksasi. Dosis besar menimbulkan kontraksi tetanik dan
peninggian tonus otot dalam keadaan istirahat .
Sistem kardiovaskuler : vasokontriksi perifer dan merusak endotel kapiler
Mengurangi migrain : migraine dihubungkan dengan peningkatan amplitude pulsasi arteri
kranial terutama cabang arteri karotis eksterna . Obat ini mengurangi amplitude pulsasi arteri
karotis eksterna melalui pengurangan aliran darah arteri basiler tanpa mengurangi aliran ke
hemisfer otak.
OOA :
Oral : 5 -15 menit
IM : 2-5 menit
IV : segera setelah injeksi
DOA : 3 jam
Dosis : Awal : 0,2 mg/ml IM dapat diulang 6 jam kemudian
Fentanyl
Kandungan:Fentanyl citrate
Golongan : Opioid narkotik
Farmakokinetik : Kadar puncak dalam plasma dicapai 45 menit .Obat ini mengalami
metabolisme lintas pertama dan kadar maksimal dalam plasma tercapai 1-2 jam. Waktu paruh
3 jam.Ekresi melalui urin
Farmakodinamik : Agonis reseptor mu
OOA : 2 menit
DOA : 30 menit
Dosis :2-3 mcg /kgBB
Sediaan: Ampul 50 mcg/mlx10 ml, Transdermal patch 12mcg/jam x 5,25 mcg/jam
Efek samping: kekakuan otot
Ephedrine HCL
Golongan : agonis adrenergic
Mekanisme kerja : menstimulasi
reseptor adrenergic secara langsung
di SSP dengan meningkatkan
aktivitas noradrenalin di reseptor
dan post sinaptik. Sehingga
meningkatkan cardiac output,
vasokonstriksi perifer,
Roculax
Golongan obat
Mekanisme kerja
: muscle relaxan
: merupakan nondepo neuromusculan agent yang bekerja
Rantin
Nama Dagang
: Rantin
Kandungan
: Ranitidin
Golongan Obat
: Antagonis H2
Sediaan
: Ampul 50mg/2ml
Dosis
:
Dosis standar : 150mg, 2x/hari atau 300mg sebelum tidur
Dosis untuk anak : 2-4 mg/KgBB. 2hari, maksimal 300mg/hari
Dosis dewasa : ampul IM/IV
Mekanisme Kerja :
Hexilon
Norepinephrine is localized mainly in sympathetic nervous tissue and crosses the placenta.
Elimination
Metoprolol is a beta-blocker that affects the heart and circulation (blood flow through arteries
and veins).
Metoprolol is used to treat angina (chest pain) and hypertension (high blood pressure). It is
also used to treat or prevent heart attack.
Metoprolol may also be used for other purposes not listed in this medication guide.
a serious heart problem such as heart block, sick sinus syndrome, or slow heart rate;
severe circulation problems;
To make sure metoprolol is safe for you, tell your doctor if you have:
liver disease;
a thyroid disorder; or
FDA pregnancy category C. It is not known whether metoprolol will harm an unborn baby.
Tell your doctor right away if you become pregnant while using this medication.
Metoprolol can pass into breast milk and may harm a nursing baby. Tell your doctor if you
are breast-feeding a baby.
Do not give this medication to anyone under 18 years old without medical advice.
shortness of breath (even with mild exertion), swelling, rapid weight gain; or
diarrhea; or
This is not a complete list of side effects and others may occur. Call your doctor for medical
advice about side effects. You may report side effects to FDA at 1-800-FDA-1088.
The dose should not be increased until symptoms of worsening heart failure stabilize.
Initial difficulty with titration should not preclude later attempts to institute therapy. If heart
failure patients experience symptomatic bradycardia, the dose should be reduced.
Usual Pediatric Dose of Metoprolol for Hypertension:
Immediate release:
1 to 17 years:
Initial dose: 1 to 2 mg/kg/day, administered in 2 divided doses. Dosage should be adjusted
based on patient response.
Maximum dose: 6 mg/kg/day (less than or equal to 200 mg/day)
Extended release:
6 to 16 years:
Initial dose: 1 mg/kg orally once daily (not to exceed 50 mg once daily). The minimum
available dose is one half of the 25 mg tablet.
Maintenance dose: Dosage should be adjusted according to blood pressure response. Doses
above 2 mg/kg (or in excess of 200 mg) once daily have not been studied.
bupropion;
prazosin;
terbinafine;
This list is not complete. Other drugs may interact with metoprolol, including prescription
and over-the-counter medicines, vitamins, and herbal products. Not all possible interactions
are listed in this medication guide.
Morfina
Morfina adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama
yang ditemukan pada opium. Morfina bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk
menghilangkan rasa sakit.
Efek samping :
o penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur.
o mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan meyebabkan konstipasi. Morfina
menimbulkan
o ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien ketergantungan morfina
juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk.
Efek analgesik morfin timbul berdasarkan 3 mekanisme ;
(1) morfin meninggikan ambang rangsangnyeri ;
(2) morfin dapat mempengaharui emosi, artinya morfin dapat mengubah reaksi yang
timbul dikorteks serebri pada waktu persepsi nyeri diterima oleh korteks serebri dari
thalamus ;
(3) morfinmemudahkan tidur dan pada waktu tidur ambang rangsang nyeri meningkat.
Morfin merupakan agonis reseptor opioid, dengan efek utama mengikat dan mengaktivasi
reseptor -opioid pada sistem saraf pusat. Aktivasi reseptor ini terkait dengan analgesia,
sedasi, euforia, physicaldependence dan respiratory depression. Morfin juga bertindak
sebagai agonis reseptor -opioid yangterkait dengan analgesia spinal dan miosis Gambar
morfin(serbuk) Gambar struktur morfin
Farmakodinamik
Efek morfin terjadi pada susunan syaraf pusat dan organ yang mengandung otot polos.
Efek morfinpada system syaraf pusat mempunyai dua sifat yaitu depresi dan stimulasi.
Digolongkan depresi yaituanalgesia, sedasi, perubahan emosi, hipoventilasi alveolar.
Stimulasi termasuk stimulasi parasimpatis,miosis, mual muntah, hiperaktif reflek spinal,
konvulsi dan sekresi hormon anti diuretika (ADH). .(Latief dkk, 2001; Sarjono dkk, 1995;
Wibowo S dan Gopur A., 1995; Omorgui, 1997).
Farmakokinetik
Morfin tidak dapat menembus kulit utuh, tetapi dapat menembus kulit yang luka. Morfin
juga dapatmenembus mukosa. Morfin dapat diabsorsi usus, tetapi efek analgesik setelah
pemberian oral jauhlebih rendah daripada efek analgesik yang timbul setelah pemberian
parenteral dengan dosis yangsama. Morfin dapat melewati sawar uri dan mempengaruhi
janin. Ekskresi morfin terutama melaluiginjal. Sebagian kecil morfin bebas ditemukan
dalam tinja dan keringat.
Indikasi
Morfin dan opioid lain terutama diidentifikasikan untuk meredakan atau menghilangkan
nyeri hebat yangtidak dapat diobati dengan analgesik non-opioid. Lebih hebat nyerinya
makin besar dosis yangdiperlukan. Morfin sering diperlukan untuk nyeri yang menyertai ;
(1) Infark miokard ; (2) Neoplasma ;(3) Kolik renal atau kolik empedu ; (4) Oklusi akut
pembuluh darah perifer, pulmonal atau koroner ; (5)Perikarditis akut, pleuritis dan
pneumotorak spontan ; (6) Nyeri akibat trauma misalnya luka bakar,fraktur dan nyeri
pasca bedah.
Dosis dan sediaan
Morfin tersedia dalam tablet, injeksi, supositoria. Morfin oral dalam bentuk larutan
diberikan teratur dalam tiap 4 jam. Dosis anjuran untuk menghilangkan atau mengurangi
nyeri sedang adalah 0,1-0,2mg/ kg BB. Untuk nyeri hebat pada dewasa 1-2 mg intravena
dan dapat diulang sesuai yamgdiperlukan
Cedocard
Name
Accession Number
Type
Groups
Description
Isosorbide Dinitrate
DB00883 (APRD00455)
small molecule
approved
A vasodilator used in the treatment of angina pectoris. Its actions are
similar to nitroglycerin but with a slower onset of action. [PubChem]
Structure
Synonyms
Brand mixtures
Categories
Dianhydrosorbitol 2,5-dinitrate
Sorbide nitrate
Sorbide, dinitrate
Sorbidnitrate
Brand Name
Ingredients
BiDil
isosorbide dinitrate + hydralazine hydrochloride
Vasodilator Agents
CAS number
Weight
Chemical Formula
Kingdom
Classes
Carbohydrates
Glycerol and Derivatives
Oxoazaniums
Ethers
Esters
Isosorbides
Heterocyclic compounds
Furans
Nitrates
Substructures
Carbohydrates
Pharmacology
For the prevention of angina pectoris due to coronary artery disease.
Cedocard 5/Cedocard 10/Cedocard Retard 20: Angina pectoris,
prophylaxis of anginal attacks in chronic coronary diseases, anginal
disorders after MI, heart failure. Cedocard 20: Treatment & prevention of
Indication
Epinephrine/Adrenaline
Name
Epinephrine
Type
small molecule
Groups
approved
Description
Structure
Salts
Not Available
Brand names
Name
Company
Adnephrine
Adrenal
Adrenalin-Medihaler
Adrenamine
Adrenan
Name
Adrenapax
Adrenasol
Adrenatrate
Adrenine
Adrenodis
Categories
Company
Vasoconstrictor Agents
Sympathomimetics
Adrenergic alpha-Agonists
Mydriatics
Bronchodilator Agents
Adrenergic beta-Agonists
Adrenergic Agonists
Average: 183.2044
Monoisotopic: 183.089543287
Weight
Chemical Formula
C9H13NO3
Taxonomy
Kingdom
Classes
Substructures
Organic
Hydroxy Compounds
Amino Alcohols
Catechols
Phenethylamines
Aromatic compounds
Phenyl Esters
Pharmacology
Indication
Pharmacodynamics
Mechanism of action
Absorption
Used to treat anaphylaxis and sepsis. Also one of the body's main
adrenergic neurotransmitters.
Epinephrine is indicated for intravenous injection in treatment of acute
hypersensitivity, treatment of acute asthmatic attacks to relieve
bronchospasm, and treatment and prophylaxis of cardiac arrest and
attacks of transitory atrioventricular heart block with syncopal seizures
(Stokes-Adams Syndrome). The actions of epinephrine resemble the
effects of stimulation of adrenergic nerves. To a variable degree it acts
on both alpha and beta receptor sites of sympathetic effector cells. Its
most prominent actions are on the beta receptors of the heart, vascular
and other smooth muscle. When given by rapid intravenous injection, it
produces a rapid rise in blood pressure, mainly systolic, by (1) direct
stimulation of cardiac muscle which increases the strength of
ventricular contraction, (2) increasing the heart rate and (3) constriction
of the arterioles in the skin, mucosa and splanchnic areas of the
circulation. When given by slow intravenous injection, epinephrine
usually produces only a moderate rise in systolic and a fall in diastolic
pressure. Although some increase in pulse pressure occurs, there is
usually no great elevation in mean blood pressure. Accordingly, the
compensatory reflex mechanisms that come into play with a
pronounced increase in blood pressure do not antagonize the direct
cardiac actions of epinephrine as much as with catecholamines that
have a predominant action on alpha receptors.
Epinephrine works via the stimulation of alpha and beta-1 adrenergic
receptors, and a moderate activity at beta-2 adrenergic receptors.
Usually this vasodilator effect of the drug on the circulation
predominates so that the modest rise in systolic pressure which follows
slow injection or absorption is mainly the result of direct cardiac
stimulation and increase in cardiac output.
Volume of distribution
Not Available
Protein binding
Not Available
Metabolism
Product
Epinephrine sulfate
Epinephrine glucuronide
Route of elimination
Renal
Half life
2 minutes
Clearance
Not Available
Toxicity
Affected organisms
Pathways
Not Available
Dosage forms
Form
Liquid
Liquid
Solution
Solution
Solution
Solution
Solution / drops
Solution / drops
Route
Intramuscular
Oral
Intramuscular
Intravenous
Nasal
Respiratory (inhalation)
Ophthalmic
Oral
Manufacturer
Contents
Adrenaline
Indication &
Dosage
For details on therapeutic uses and relevant dosage relating to the epinephrine
ATC
C01CA24 - epinephrine ; Belongs to the class of adrenergic and dopaminergic
Classification cardiac stimulants excluding glycosides. Used in the treatment of heart failure.
Presentation/Packing
Form
Packing/Price
Adrenalini Bitartras inj 1
1 mL x 100 1's (Rp110,000/box)
mg/mL
Chlorpromazine
Mechanism of Action:
Chlorpromazine is a neuroleptic that acts by blocking the postsynaptic dopamine
receptor in the mesolimbic dopaminergic system and inhibits the release of
hypothalamic and hypophyseal hormones. It has antiemetic, serotonin-blocking,
and weak antihistaminic properties and slight ganglion-blocking activity.
Onset: 15 min (IM); 30-60 min (oral).
Absorption: Readily but sometimes erratically absorbed from the GI tract (oral);
peak plasma concentrations after 2-4 hr.
Distribution: Widely distributed; crosses the blood-brain barrier and placenta;
enters breast milk.
Metabolism: Extensively hepatic by hydroxylation and conjugation with
glucuronic acid, N-oxidation, oxidation of a sulfur atom and dealkylation.
Excretion: Urine and faeces (as active and inactive metabolites); 30 hr
(elimination half-life).
MIMS Class
Antipsychotics / Antiemetics
ATC Classification
Manufacturer
Mersifarma TM
Contents
Chlorpromazine HCl
Indications
Dosage
Adult 10-25 mg every 4-6 hr. Psychosis 200-800 mg daily. Childn 0.5
mg/kg body wt every 4-6 hr.
Administration
Contraindications
Drug Interactions
ATC Classification
Form
Packing/Price
Name
Accession Number
Type
Groups
Description
10 1's (Rp65,000/box)
Chlorpromazine
DB00477 (APRD00482)
small molecule
approved
The prototypical phenothiazine antipsychotic drug. Like the other drugs in
this class, chlorpromazines antipsychotic actions are thought to be due to
long-term adaptation by the brain to blocking dopamine receptors.
Structure
Synonyms
Salts
Brand names
Brand mixtures
Categories
Not Available
Chlorpromazine hydrochloride
Name
Company
Chlorpromanyl
Technilab (Canada)
Largactil
Thorazine
Not Available
Antiemetics
Antipsychotics
Dopamine Antagonists
Phenothiazines
Antipsychotic Agents
CAS number
50-53-3
Average: 318.864
Weight
Monoisotopic: 318.095747015
Chemical Formula C17H19ClN2S
Mass Spec
(8.36 KB)
Taxonomy
Kingdom
Organic
Phenothiazines
Classes
Substructures
Ethers
Phenothiazines
Thiazines
Aryl Halides
Halobenzenes
Heterocyclic compounds
Aromatic compounds
Anilines
Pharmacology
For the treatment of schizophrenia, control nausea and vomiting, For relief
of restlessness and apprehension before surgery, adjunct in the treatment of
Indication
tetanus, control the manifestations of the manic type of manic-depressive
illness.
Chlorpromazine is a psychotropic agent indicated for the treatment of
schizophrenia. It also exerts sedative and antiemetic activity.
Chlorpromazine has actions at all levels of the central nervous systemPharmacodynamics primarily at subcortical levels-as well as on multiple organ systems.
Chlorpromazine has strong antiadrenergic and weaker peripheral
anticholinergic activity; ganglionic blocking action is relatively slight. It also
possesses slight antihistaminic and antiserotonin activity.
Chlorpromazine acts as an antagonist (blocking agent) on different
postsysnaptic receptors -on dopaminergic-receptors (subtypes D1, D2, D3
and D4 - different antipsychotic properties on productive and unproductive
symptoms), on serotonergic-receptors (5-HT1 and 5-HT2, with anxiolytic,
antidepressive and antiaggressive properties as well as an attenuation of
extrapypramidal side-effects, but also leading to weight gain, fall in blood
pressure, sedation and ejaculation difficulties), on histaminergic-receptors
(H1-receptors, sedation, antiemesis, vertigo, fall in blood pressure and
weight gain), alpha1/alpha2-receptors (antisympathomimetic properties,
Mechanism of
lowering of blood pressure, reflex tachycardia, vertigo, sedation,
action
hypersalivation and incontinence as well as sexual dysfunction, but may also
attenuate pseudoparkinsonism - controversial) and finally on muscarinic
(cholinergic) M1/M2-receptors (causing anticholinergic symptoms like dry
mouth, blurred vision, obstipation, difficulty/inability to urinate, sinus
tachycardia, ECG-changes and loss of memory, but the anticholinergic
action may attenuate extrapyramidal side-effects). Additionally,
Chlorpromazine is a weak presynaptic inhibitor of Dopamine reuptake,
which may lead to (mild) antidepressive and antiparkinsonian effects. This
action could also account for psychomotor agitation and amplification of
psychosis (very rarely noted in clinical use).
Readily absorbed from the GI tract. Bioavailability varies due to first-pass
Absorption
metabolism by the liver.
Volume of
20 L/kg
distribution
Protein binding
> 90% to plasma proteins, primarily albumin
Extensively metabolized in the liver and kidneys. It is extensively
metabolized by cytochrome P450 isozymes CYP2D6 (major pathway),
CYP1A2 and CYP3A4. Approximately 10 to 12 major metabolite have been
identified. Hydroxylation at positions 3 and 7 of the phenothiazine nucleus
Metabolism
and the N-dimethylaminopropyl side chain undergoes demethylation and is
also metabolized to an N-oxide. In urine, 20% of chlopromazine and its
metabolites are excreted unconjugated in the urine as unchanged drug,
demonomethylchlorpromazine, dedimethylchlorpromazine, their sulfoxide
metabolites, and chlorpromazine-N-oxide. The remaining 80% consists of
Enzymes
Cytochrome P450
2D6
Product
hydroxychlorpromazine
Chlorpromazine
chlorpromazine-N-oxide
Chlorpromazine
dedimethylchlorpromazine
Chlorpromazine
demonomethylchlorpromazine
Chlorpromazine
N-dedimethylchlorpromazine
Route of elimination Kidneys, ~ 37% excreted in urine
Half life
~ 30 hours
Clearance
Not Available
Agitation, coma, convulsions, difficulty breathing, difficulty swallowing, dry
Toxicity
mouth, extreme sleepiness, fever, intestinal blockage, irregular heart rate,
low blood pressure, restlessness
Humans and other mammals
Affected organisms
pencegahan dan pengobatan pasca operasi dan distensi retensi urin setelah obstruksi
mekanik telah dikecualikan.
KONTRAINDIKASI
Neostigmine Methylsulfate Injeksi merupakan kontraindikasi pada pasien dengan dikenal
hipersensitivitas terhadap obat tersebut. Hal ini juga kontraindikasi pada pasien dengan
obstruksi peritonitis atau mekanis pada saluran usus atau kemih.
PERINGATAN
Neostigmine harus digunakan dengan hati-hati pada pasien dengan epilepsi, asma bronkial,
bradikardia, oklusi koroner terakhir, vagotonia, hipertiroidisme, aritmia jantung atau ulkus
peptikum. Ketika dosis besar neostigmin dikelola, injeksi sebelumnya atau simultan atropin
sulfat mungkin dianjurkan. Jarum suntik yang terpisah harus digunakan untuk neostigmin dan
atropin. Karena kemungkinan hipersensitivitas pada pasien sesekali, atropin dan obat-obatan
antishock harus selalu tersedia.
PENCEGAHAN
Umum
Hal ini penting untuk membedakan antara krisis miastenia dan krisis kolinergik disebabkan
oleh overdosis dari neostigmin. Kedua kondisi mengakibatkan kelemahan otot ekstrim namun
memerlukan pengobatan yang berbeda secara radikal. (Lihat bagian overdosis .)
Interaksi Obat
Neostigmine tidak memusuhi, dan mungkin sebenarnya memperpanjang, Tahap I blok dari
relaksan otot depolariz-ing seperti succinylcholine atau decamethonium. Antibiotik tertentu,
terutama neomycin, streptomycin dan kanamycin, memiliki nondepolarisasi memblokir aksi
ringan tetapi pasti yang mungkin menonjolkan blok neuromuskuler. Antibiotik harus
digunakan pada pasien miastenia hanya apabila pasti ditunjukkan, dan penyesuaian maka hati
harus terbuat dari dosis antikolinesterasi. Lokal dan beberapa anestesi umum, agen
antiarrhythmic dan obat lain yang mengganggu transmisi neuromuskuler harus digunakan
dengan hati-hati, jika sama sekali, pada pasien dengan myasthenia gravis, dosis neostigmin
mungkin harus ditingkatkan sesuai.
EFEK SAMPING
Efek samping umumnya karena berlebihan efek farmakologis yang air liur dan fasikulasi
adalah yang paling umum. Kram usus dan diare juga dapat terjadi. Reaksi samping tambahan
berikut telah dilaporkan setelah penggunaan methylsulfate neostigmin.
alergi: Reaksi alergi dan anafilaksis.
Neurologis:. Pening, kejang, kehilangan kesadaran, mengantuk, sakit kepala, dysarthria,
miosis dan perubahan visual
Kardiovaskular: aritmia jantung (termasuk bradikardia , takikardia, AV blok dan irama nodal)
dan perubahan EKG nonspesifik telah dilaporkan, serta serangan jantung, sinkop dan
hipotensi. Ini telah terutama mencatat mengikuti penggunaan bentuk injeksi neostigmin.
Pernapasan:. oral, faring dan bronkus sekresi Peningkatan, dyspnea, depresi pernafasan,
pernapasan dan bronkospasme
Dermatologic: Ruam dan urtikaria.
Gastrointestinal: Mual, muntah, perut kembung dan peningkatan peristaltik.
kemih: Kemih frekuensi.
Muskuloskeletal: Kram otot dan kejang, arthralgia
Miscellaneous: Diaphoresis, pembilasan dan kelemahan.
DOSIS DAN ADMINISTRASI
Kontrol gejala myasthenia gravis: Satu mL larutan 1:2000 (0,5 mg) subkutan atau
intramuskular. Dosis berikutnya harus didasarkan pada respon pasien individu.
Pencegahan distensi pasca operasi dan retensi urin: 0,25 mg subkutan atau intramuskular
sesegera mungkin setelah operasi, ulangi setiap 4 sampai 6 jam selama dua atau tiga hari.
Pengobatan distensi pascaoperasi: Satu mL dari 1:2000 solusi (0.5.mg) subkutan atau
intramuskular, seperti yang dipersyaratkan. Pengobatan retensi urin : Satu mL larutan 1:2000
(0,5 mg). subkutan atau intramuskular.Jika buang air kecil tidak terjadi dalam waktu satu jam,
pasien harus kateter. Setelah pasien telah dibatalkan, atau kandung kemih telah dikosongkan,
melanjutkan suntikan 0,5 mg setiap tiga jam untuk setidaknya 5 suntikan.Pembalikan Efek
LIDOCAINE
Lidocaine (XYLOCAINE, dan lain-lain), yang diperkenalkan pada tahun 1948, sekarang
merupakan anestesik lokal yang paling banyak digunakan dalam bidang kedokteran dan
kedokteran gigi. Merupakan anestetika lokal yang berguna untuk infiltrasi dan memblokir
syaraf (nerve block).
Aksi Farmakologi
Lidokain cepat menghasilkan, lebih intens, lebih tahan lama dan merupakan anastesi lebih
luas daripada prokain dengan konsentrasi yang sama. Tidak seperti prokain, senyawa ini
merupakan suatu senyawa aminoetilamida dan merupakan anggota prototipikal golongan
anestetik lokal amida. Lidokain adalah pilihan alternatif untuk individual yang sensitif
terhadap anestesi lokal tipe ester. Lidokain digunakan pada perawatan ventricular cardiac
arrhytmias dan tahanan jantung dengan fibrilasi ventrikular, khususnya dengan iskemia akut,
tetapi tidak digunakan pada perawatan atrial arrhytmia.
Farmakodinamik
Lidokain di absorbsi secara cepat setelah pemberian parenteral serta dari saluran
gastrointestinal dan pernafasan. Walaupun senyawa ini efektif jika digunakan tanpa
vasokonstriktor, dengan adanya epinephrine menurunkan laju absorbsinya, sehingga
toksisitasnya menurun dan lama kerjanya diperpanjang. Disamping sediaan untuk injeksi,
tersedia sistem pengantaran obat bebas jarum (needle-free drug-delivery system) untuk
larutan dari lidocaine dan epinephrine (IONTOCAINE). Sistem ini secara umum digunakan
untuk prosedur dermal dan menghasilkan anestesi sampai kedalaman 10 mm.
Lidocaine bagian transdermal (LIDODERM) digunakan untuk nyeri yang berhubungan
dengan postherpetic neuralgia. Kombinasi dari lidocaine (2.59%) and prilocaine (2.5%)
digunakan sebagai anestesi sebelum venipuncture, skin graft harvesting, dan infiltrasi dari
anestesi ke dalam genitalia.
Lidocaine didealkylasi pada hati oleh CYPs menjadi monoethylglycine xylidide dan glycine
xylidide, yang dapat dimetabolisme lebih lanjut menjadi monoethylglycine dan xylidide.
Keduanya, monoethylglycine xylidide dan glycine xylidide menahan aktivitas anastesi lokal.
Pada manusia, sekitar 75% dari xylidide diekskresikan lewat urin sebagai metabolit lebih
lanjut 4-hydroxy-2, 6-dimethylaniline.
Penggunaan Klinik
Lidokain memiliki indeks terapi yang luas dari penggunaan klinik sebagai anestesi lokal ; ini
digunakan pada sebahagian besar aplikasi ketika diperlukan anestesi lokal dari durasi tingkat
menengah. Lidocain sering digunakan sebagai agen antiarrhytmia.
PENGGUNAAN
Lidokain digunakan pada pemberian injeksi, seperti pada sediaan yang mengandung
kortikosteroid, untuk menghilangkan rasa sakit, rasa gatal, dan iritasi lokal lainnya. Lidokain
sodium juga digunakan pada injeksi intramuskular dari beberapa antibakterial untuk
mengurangi rasa sakit pada saat injeksi.
Lidokain juga merupakan obat antiaritmik golongan Ib yang digunakan pada pengobatan
aritmia ventrikular, terutama setelah infark miokard. Lidokain juga tersedia dalam infus
intravena untuk pengobatan epilepsi yang sulit dikendalikan.
Penggunaan dosis dari lidokain hidroklorida pada anestetik lokal bergantung pada tempat
injeksi dan prosedur penggunaan. Dosis penggunaan lidokain secara spesifik untuk individual
tidak selalu tersedia pada UK, meskipun produk dari US sering menyediakan informasi
tentang penggunaannya. Ketika diberikan dengan adrenalin, dosis maksimum lidokain yang
disarankan adalah 500 mg; tanpa adrenalin yang direkomendasikan oleh UK adalah 200 mg
dan USA 300 mg, kecuali pada anestesi pada spinal. Larutan Lidocaine HCl mengandung
adrenalin 1 dalam 200.000 digunakan untuk infiltrasi anestetik dan memblok nervus termasuk
blok epidural. Konsentrasi tinggi dari adrenalin jarang dibutuhkan, kecuali pada dokter gigi.
Sedangkan larutan lidokain HCL dengan adrenalin 1 dalam 80.000 banyak digunakan. Dosis
seharusnya dikurangi pada anak-anak, orang tua dan pasien yang lemah. Dosis
percobaan,biasanya dengan adrenalin, seharusnya diberikan sebelum memulai blok epidural
untuk mendeteksi dosis intravaskular yang kurang hati-hati atau dosis subaraknoid.
Berikut ini dosis yang direkomendasikan untuk penatalaksanaan anestesi lokal secara
individu di USA :
Dosis untuk memblok saraf perifer tergantung oleh rute penggunaan. Untuk memblok
plexus brankial 225 sampai 300 mg (15 sampai 20 mL) dalam larutan 1,5%.
Larutan hiperbarik 1,5% atau 5% lidokain HCL dalam glukosa 7,5% tersedia untuk
anestesi spinal ; adrenalin tidak bisa digunakan. Dosis sampai 75 mg (1,5 mL) dalam
larutan 5% digunakan dalam operasi caesar. Dan 75 sampai 100 mg (1,5 sampai 2
mL) untuk prosedur operasi lainnya.
Untuk anestesi regional IV larutan 0,5% tanpa adrenalin dapat digunakan dalam dosis
50 sampai 300 mg (10 sampai 60 mL) ; dosis maksimum 4 mg/kg direkomendasikan
untuk dewasa.
Lidokain juga dapat digunakan dalam berbagai jenia formulasi anestesi permukaan.
Lidokain salep digunakan untuk anestesi pada kulit dan membran mukosa dengan
dosis yang direkomendasikan sebesar 20 g dalam 5% salep (setara 1 g lidokain basa)
dalam 24 jam.
Gels digunaan untuk anestesi pada saluran kemih dan dosisnya bermacam-macam tiap
negara. Di UK diberikan dosis 2% gel.
Larutan topikal digunakan untuk anestesi permukaan dari membran mukosa mulut,
tenggorokan, dan saluran kemih atas. Untuk mulut dan tenggorokan digunakan larutan
2%, dapat ditingkatkan 300 mg (15mL). Untuk sakit faringeal obat kumur dibutuhkan,
tidak lebih dari 3 jam sekali. Dosis yang direkomendasikan di USA untuk larutan oral
topikal adalah 2,4 g. Lidokain dalam konsentrasi 10% digunakan sebagai spray untuk
mencegah sakit pada membran mukosa.
Lidokain digunakan secara rektal sebagai supositoria, spray, salep, dan krim untuk
mengobati hemoroid dan kondisi perianal lainnya.
Efek samping
1. Pada SSP
Adanya reaksi psikotik dilaporkan terjadi pada 6 pasien dengan pemberian lidokain IV untuk
pengobatan penyakit jantung. Pada kasus lain pasien mengalami gejala ataxia serebral setelah
penggunaan lidokain topikal untuk endoskopi.
2. Pada kulit
Eritema dan pigmentasi pada bibir atas terjadi pada anak-anak setelah infiltrasi dental lokal
dari lidokain. Eritema juga terjadi setelah pemberian topikal pada beberapa formula lidokain
seperti transdermal patch.
3. Kehamilan
Efek samping serius dari anestesi epidural jarang terjadi tetapi lidokain mungkin memberikan
efek transient pada sistem auditory neonatal.
PERHATIAN
Sebagai anestesi lokal
Umumnya lidokain tidak diberikan pada pasien yang hipovolaemia, dan seharusnya menjadi
perhatian pada jika digunakan pada pasien dengan gagal jantung kongestif, bradikardi atau
depresi pernapasan. Lidokain dimetabolisme dihati dan harus diperhatikan pemberian pada
pasien yang mengalami kerusakan hati. T1/2 lidokain mungkin diperpanjang pada kondisi
kurangnya aliran darah hati seperti gagal jantung atau gagal sirkulasi. Metabolit lidokain
mungkin berakumulasi dengan pasien yang mengalami kerusakan ginjal. Injeksi IM lidokain