Anda di halaman 1dari 15

TAS-UNPRI-KP

PERTUSIS
BATUK REJAN; WHOOPING COUGH;
TUSSIS QUINTA

May 30, 2016

Dr.H.Yulitas Bachtiar,Sp.A

Pertusis adalah penyakit infeksi akut


pada saluran pemapasan yang sangat
menular, dengan ditandai oleh suatu
sindrom yang terdiri dari batuk yang
bersifat spasmodik dan paroksismal
disertai nada yang mengi
Penyakit ini dapat ditemukan pada
semua umur, mulai dari bayi sampai
dewasa.
TAS-UNPRI-KP

May 30, 2016

ETIOLOGI
3

disebabkan oleh Bordetella Pertusis.(Hordet dan Gengou)

Merupakan coccobacilus

Gram negatif

Berbentuk ovoid

Tidak dapat bergerak

Tidak berspora

Dengan pewarnaan Toluidin blue, dapat terlihat granula bipoler metakromatik

Terdapat kapsul

Kuman aerob murni

Membentuk asam

Tidak membentuk gas pada media yang mengandung glukosa dan laktosa; dan

Sering menimbulkan hemolisis

menghasilkan dua macam toksin yaitu:

Toksin tidak tahan panas (Heat labile Toxin)

Endotoksin (Lipopolisakarida).
TAS-UNPRI-KP

May 30, 2016

EPIDEMIOLOGI

ditularkan melalui udara secara:


droplet
bahan droplet
memegang benda-benda yang
terkontaminasi dengan sekret nasofaring.
(Jarang)
Sebagai sumber penularan yaitu pada karier
orang dewasa.
menyerang semua umur mulai umur 2
minggu sampai 77 tahun dan ter-banyak
pada penderita di bawah 1 tahun
TAS-UNPRI-KP

May 30, 2016

PATOLOGI
5

Bordetella Permsis akan terikat pada cilia


epitel saluran pernapasan, multiplikasi
disertai pengeluaran toksin
inflamasi dan nekrose trakea dan
bronkudijumpai
perubahan-perubahan patologis di organ
lain seperti hati dan otak.
Perdarahan pada otak
TAS-UNPRI-KP

May 30, 2016

PATOGENESIS
6

Bordetella pertusis menghasilkan:


Endotoksin
Pertusigen dengan menyebabkan
limfositosis, peninggian sensitivitas
terhadap histamin dan hipoglikemi.
Toksin Heat Labile, menyebabkan kerusakan
epitel saluran pemapasan.
Kapsul antifagositik.
tidak memasuki jaringan sehingga tidak
dijumpai dalam darah
TAS-UNPRI-KP

May 30, 2016

MANIFESTASI KLINIK
7

Masa inkubasi 6-10 hari (rata-rata 7


hari), di mana perlangsungan penyakit
ini 6-8 minggu atau lebih.
Stadium Kataralis = stadium prodromal
stadium pre paroksismal.
Stadium akut paroksismal = stadium
paroksismal = stadium spasmodik.
Stadium konvalesen.
TAS-UNPRI-KP

May 30, 2016

STADIUM KATARALIS (1-2 MINGGU)


8

Gejala infeksi saluran pemapasan bagian


atas yaitu dengan timbulnya rinore
dengan lendir yang cair dan jemih
Conjunctival injection, lacrimasi
Batuk dan panas yang ringan
Kongesti nasalis
Anoreksia.
Batuk yang timbul malam hari, kemudian
pada siang dan semakin hebat. Sekret
banyak dan kental
TAS-UNPRI-KP

May 30, 2016

STADIUM
PAROKSISMAL/STADIUM
batuk hebat yang ditandai
whoop
SPASMODIK
(2-4oleh
MINGGU
)

(batuk yang berbunyi nyaring) sering diakhiri


dengan muntah.
dapat berlangsung terus-menerus, selama
beberapa bulan
muka merah atau sianotis, mata nampak
menonjol, lidah menjulur ke luar dan gelisah.
pelebaran pembuluh darah kepala dan leher,
petekia di wajah, perdarahan subkonjungtiva

TAS-UNPRI-KP

May 30, 2016

10

STADIUM KONVALESEN

berhentinya whoop dan muntah-muntah di


mana puncak serangan paroksismal
berangsur-angsur menurun.
Batuk biasanya masih menetap untuk
beberapa waktu dan akan menghilang
sekitar 2-3 minggu.
Pada beberapa penderita akan timbul
serangan batuk paroksismal kembali dengan
gejala whoop dan muntah-muntah.
Episode ini berulang untuk beberapa bulan
sampai 1 atau 2 tahun.
TAS-UNPRI-KP

May 30, 2016

DIAGNOSIS
11

Diagnosis didasarkan pada:


Anamnesa
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium:
Isolasi kuman
Pemeriksaan darah tepi
Serologis.
Pemeriksaan laboratorium
TAS-UNPRI-KP

May 30, 2016

DIAGNOSIS BANDING
12

Bordetella Parapertusis
Bordetella Bronchoseptica
Infeksi oleh Klamidia
Pada bayi menyebabkan pneumonia, oleh
karena terkena infeksi dari ibu. Infeksi saluran
pernapasan terjadi 2-12 minggu setelah
Infeksi oleh Adeno virus tipe 1
Adanya benda asing
Trakeobronkitis
Bronkiolitis

TAS-UNPRI-KP

May 30, 2016

KOMPLIKASI
13

Bronkopneumonia
Bronkiektasi
Epistaksis dan perdarahan subkonjungtiva
Hernia
Prolapsrekti
Ulkus lidah, stomatitis
Malnutrisi karena anoreksia dan infeksi
sekunder.

TAS-UNPRI-KP

May 30, 2016

PENGOBATAN
14

Antimikroba
Kortikosteroid
Salbutamol
Suportif
Lingkungan perawatan penderita yang tenang
hindari makanan yang sulit ditelan, sebaiknya
diberikan makanan yang berbentuk cair.
Bila muntah-muntah sebaiknya diberikan
cairan dan elektrolit secara parenteral.
Pembersihan jalan napas.
Oksigen, terutama pada serangan
TAS-UNPRI-KP

May 30, 2016

15

PENCEGAHAN DAN
KONTROL

Imunisasi pasif
diberikan Human Hyperimmune Globulin,
berdasarkan beberapa penelitian tidak efektif
,sehingga akhir-akhir ini tidak lagi diberikan
sebagai pencegahan atau pengobatan pertusis.
Imunisasi aktif
Diberikan vaksin pertusis yang terdiri dari
kuman Bordetella Pertusis yang telah dimatikan
untuk mendapatkan imunitet aktif. Vaksinasi
pertusis diberikan bersama-sama dengan
vaksin difteri dan tetanus. Dosis pada imunisasi
dasar dianjurkan 12 1U dan diberikan pada
umur 2 bulan.
TAS-UNPRI-KP

May 30, 2016

Anda mungkin juga menyukai