PERTUSIS
BATUK REJAN; WHOOPING COUGH;
TUSSIS QUINTA
Dr.H.Yulitas Bachtiar,Sp.A
ETIOLOGI
3
Merupakan coccobacilus
Gram negatif
Berbentuk ovoid
Tidak berspora
Terdapat kapsul
Membentuk asam
Tidak membentuk gas pada media yang mengandung glukosa dan laktosa; dan
Endotoksin (Lipopolisakarida).
TAS-UNPRI-KP
EPIDEMIOLOGI
PATOLOGI
5
PATOGENESIS
6
MANIFESTASI KLINIK
7
STADIUM
PAROKSISMAL/STADIUM
batuk hebat yang ditandai
whoop
SPASMODIK
(2-4oleh
MINGGU
)
TAS-UNPRI-KP
10
STADIUM KONVALESEN
DIAGNOSIS
11
DIAGNOSIS BANDING
12
Bordetella Parapertusis
Bordetella Bronchoseptica
Infeksi oleh Klamidia
Pada bayi menyebabkan pneumonia, oleh
karena terkena infeksi dari ibu. Infeksi saluran
pernapasan terjadi 2-12 minggu setelah
Infeksi oleh Adeno virus tipe 1
Adanya benda asing
Trakeobronkitis
Bronkiolitis
TAS-UNPRI-KP
KOMPLIKASI
13
Bronkopneumonia
Bronkiektasi
Epistaksis dan perdarahan subkonjungtiva
Hernia
Prolapsrekti
Ulkus lidah, stomatitis
Malnutrisi karena anoreksia dan infeksi
sekunder.
TAS-UNPRI-KP
PENGOBATAN
14
Antimikroba
Kortikosteroid
Salbutamol
Suportif
Lingkungan perawatan penderita yang tenang
hindari makanan yang sulit ditelan, sebaiknya
diberikan makanan yang berbentuk cair.
Bila muntah-muntah sebaiknya diberikan
cairan dan elektrolit secara parenteral.
Pembersihan jalan napas.
Oksigen, terutama pada serangan
TAS-UNPRI-KP
15
PENCEGAHAN DAN
KONTROL
Imunisasi pasif
diberikan Human Hyperimmune Globulin,
berdasarkan beberapa penelitian tidak efektif
,sehingga akhir-akhir ini tidak lagi diberikan
sebagai pencegahan atau pengobatan pertusis.
Imunisasi aktif
Diberikan vaksin pertusis yang terdiri dari
kuman Bordetella Pertusis yang telah dimatikan
untuk mendapatkan imunitet aktif. Vaksinasi
pertusis diberikan bersama-sama dengan
vaksin difteri dan tetanus. Dosis pada imunisasi
dasar dianjurkan 12 1U dan diberikan pada
umur 2 bulan.
TAS-UNPRI-KP