Resi Gudang adalah surat berharga yang mewakili barang yang disimpan di gudang.
Selain itu dijelaskan pula dalam Pasal 2 ayat (2), bahwa bentuk Resi Gudang terbagi
atas Resi Gudang dengan Warkat dan Resi Gudang Tanpa Warkat. Resi Gudang
dengan Warkat dibedakan lagi menjadi dua, yaitu Resi Gudang Atas Nama, yang
mencantumkan nama pihak yang berhak menerima penyerahan barang, untuk
pengalihan Resi gudang ini memerlukan pengalihan sebagaimana pengalihan secara
cessi dengan didahului dengan pengalihan melalui akta autentik, sedangkan Resi
Gudang Atas Perintah bertuliskan perintah pihak yang berhak menerima penyerahan
barang, jika ingin dialihkan melalui pengalihan secara endosemen yang disertai
penyerahan Resi Barang. Tata cara pengalihan Resi Gudang diatur khusus dalam
Pasal 8 UU Sistem Resi Gudang dan dalam Bab III PP No. 36 Tahun 2007.
Hal yang sangat penting dalam pengelola Resi Gudang adalah Pengelola
Gudang sebagai Penerbit Resi Gudang, Gudang sebagai tempat penyimpanan barang
dan Barang sebagai objek utama dalam Resi Gudang. Pada Pasal 1 butir 8, UU No. 9
Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan UU No. 9 Tahun 2011, Pengelola
Gudang adalah pihak yang melakukanusaha pergudangan, baik Gudang milik sendiri
maupun milik orang lain, yang melakukanpenyimpanan, pemeliharaan, dan
pengawasan barang yang disimpan oleh pemilik barang sertaberhak menerbitkan
ResiGudang. Berdasarkan UU tersebut, maka suatu Pengelola Gudang harus
memperoleh persetujuan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
(Bappebti). Mengacu pada ketentuan tersebut, Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia, peraturan Menteri dan Keputusan Kepala Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditi, maka dibuat suatu Prosedur Operasi Standar Persetujuan
sebagai Pengelola Gudang dalam Sistem Resi Gudang yang memiliki peran utama
dalam melakukan penyimpanan, pemeliharaan, dan pengawasan barang yang
disimpan oleh pemilik barang serta berhak menerbitkan Resi Gudang. Gudang sesuai
Pasal 1 angka 4 adalah semua ruangan yang tidak bergerak, dan tidak dapat dipindahpindahkan dengan tujuan tidak dikunjungi oleh umum, tetapi untk dipakai khusus
sebagai tempat penyimpanan barang yang dapat diperdagangkan secara umum.
Resi Gudang dalam PP No. 70 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 36
Tahun 2006 tentang Pelaksanaan UU No. 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang,
diwajibkan memuat hal-hal yang menjadi isi dalam Resi Gudang, yaitu:
1. Judul Resi Gudang;
2. Jenis Resi Gudang, yaitu resi Gudang atas Nama atau Resi Gudang atas
Perintah;
3. Nama dan alamat pihak pemilik barang;
4. Lokasi gedung tempat penyimpanan barang;
5. Tanggal penerbitan;
6. Nomor penerbitan;
7. Waktu jatuh tempo;
8. Deskripsi barang;
9. Biaya penyimpanan;
10. Kode pengaman, ditetapkan oleh Pusat Registrasi;
11. Kop surat pengelola gudang; dan
12. Tanda tangan pemilik barang, dan pengelola gudang.
Perihal kelembagaan, kaitannya dengan Resi Gudang terdapat beberapa
lembaga terkait yang berkaitan dengan penataan, pengelolaan dalam Sistem Resi
Gudang, antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Badan Pengawas;
Pusat Registrasi;
Lembaga penilaian Kesesuaian;
Pengelola Gudang;
Lembaga Jaminan Resi Gudang (performance Guarantee); dan
Hubungan Kelembagaan Pusat dan Daerah.
yang berkaitan dengan penghasil komoditas pertanian dan pemegang Resi Gudang.
Sebagai surat berharga maka Resi Gudang merupakan surat berharga yang dapat
diperdagangkan dalam bursa perdagangan. Resi gudang juga memiliki Derivatif Resi
Gudang, pada PP No. 36 Tahun 2007 dalam Pasal 9 dijelaskan bahwa Derivatif Resi
Gudang merupakan turunan Resi Gudang yang dapat berupa Kontrak Berjangka Resi
Gudang, Opsi atas Resi Gudang, Indeks atas Resi Gudang, Surat berharga Diskonto
Resi Gudang,Unit Resi Gudang dan Derivatif lainnya dari Resi Gudang yang dapat
dijadikan Instrumen Keuangan. Khusus untuk Derivatif Resi Gudang ini, maka selaku
penerbit adalah Bank, Lembaga keuangan NonBank, Pedagang Berjangka (atas
persetujuan Badan Pengawas) sebagaimana tertuang dalam Pasal 9 PP No. 37 Tahun
2007.
Resi Gudang sebagai alas hak (document of tittle), maka Resi Gudang dapat
djadikan sebagai agunan. Dalam berbagai peraturan perundang-undangan tentang
Sistem Resi Gudangdiatur perihal pembebanan Resi Gudang sebagai hak atas
Jaminan, yakniPasal 12 UU SRG dan Bab IV Pasal 16 dalam PP No. 36 Tahun 2007
tentang Pelaksanaan UU No. 9/2006 tentang Sistem Resi Gudang diatur secara
khusus mengenai pembebanan Resi Gudang menjadi Jaminan.
Syarat-syarat suatu Resi Gudang dapat menjadi Jaminan, antara lain:
1. Resi Gudang tersebut memuat objek jaminan : warkat yang mewakili komiditi
(barang bergerak) Pertanian yang disimpan di gudang yang berada dalam
pengawasan pengelola gudang yang terakreditasi, sebagaimana ditentukan
dalam PermendagNomor : 26/M-DAG/PER/6/2007TentangBarang yang dapat
disimpan di Gudang dalam Penyelenggaraan Sistem Resi Gudang. Barang
didefinisikan sebagai setiap benda bergerak yang dapat disimpan dalam waktu
tertentu dan diperdagangkan secara umum. Pada Pasal 3 diatur kriteria barang
yang dapat disimpan, yakni:
a) Dapat disimpan minimum 3 (tiga) bulan,
b) Memenuhi standar mutu,
c) Memenuhi jumlah minimum barang yang dapat disimpan.
Berdasarkan Permendag tersebut juga ditetapkan barang yang dapat
disimpan dalam gudang sebagai objek Resi Gudang, yakni Komiditi
Pertanian yang unggul & strategis, sebagai komoditi tujuan ekspor,
Lelang umum biasanya ditujukan unnuk lelang terhadap barang yang dinilai
mempunyai jangka waktu yang masih lama. Adapun penjualan langsung biasanya
ditujukan untuk barang yang jangka waktunya telah habis atau jika tidak dilakukan
penjualan, nilai komoditas akan bertambah turun. Untuk keadaan tertentu pengelola
gudang diberi wewenang untuk menjual langsung.