Respon pasien sangat ditentukan oleh jalinan komunikasi efektif dokterpasien yang merupakan hal yang sangat penting dan mendasar. Hubungan
dokter pasien yang baik, memerlukan kemampuan berkomunikasi yang baik
pula dari dokter.Sudah terbukti bahwa dokter yang dapat berkomunikasi
efektif dengan pasien akan membuat diagnosis yang lebih akurat dan
komprehensif. Ia juga dapat mendeteksi kesulitan emosional pasien dan
meresponnya dengan cepat, memiliki pasien yang puas dengan pelayanan
yang diberikan, sertamemiliki pasien yang cenderung patuh pada nasihat
yang diberikan.
Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran dari bab ini adalah agar mahasiswa mampu memahami
dan menjelaskan dasar-dasar komunikasi efektif dokter-pasien sebagai
landasan dalam proses pembelajaran selanjutnya yang memerlukan
implementasi komunikasi dokter-pasien. Oleh karena itu, bab ini hanya
membahas aspek teori dari komunikasi efektif dokter-pasien sebagai dasar
pemahaman untuk pembelajaran Modul I.1. Pengembangan Kepribadian
Profesional.
Catatan
Pelatihan-pelatihan komunikasi dasar dokter-pasien di skills lab akan
diberikan sebagai bagian dari mata kuliah Keterampilan Klinik I yang
penjadwalannya selaras denganmata kuliah di semester I. Pelatihan-pelatihan
keterampilan komunikasi dokter-pasien lanjut yang bersifat kompleks dan sulit
akan diberikan pada mata kuliah-mata kuliah Keterampilan Klinik berikutnya
(II-VII), dan disesuaikan dengan kompetensi yang diharapkan pada saat yang
lebih tepat.
Tujuan, manfaat dan relevansi komunikasi efektif dokter-pasien
Secara singkat, tujuan dari komunikasi efektif dokter-pasien adalah sebagai
berikut:
- Bagi dokter:
Mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit agar lebih akurat,
sehingga diagnosis dan penatalaksanaanya lebih terarah
- Bagi pasien:
Memberikan dukungan pada pasien agar mau/ dapat memberikan
penjelasan mengenai keluhan/penyakitnya
Manfaat komunikasi efektif dokter pasien:
Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter yang merupakan
dasar hubungan dokter pasien yang baik
Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medis
Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan medis dari
dokter
Gambar 1
Dokter mendengarkan keluhan pasien secara aktif
memberi informasi
KOMUNIKA
SI
membuat keputusan
menyampaikan perasaan
mengajak
Gambar 2
Pasien juga bisa mengalami permasalahan emosional yang
memerlukan perhatian dan empati dari dokter
Berikut ini adalah kemampuan empati yang terdiri dari 6 level, beserta contohcontohnya, yaitu:
Level 0: dokter menolak sudut pandang pasien
Mengacuhkan pendapat pasien
Tidak menyetujui pendapat pasien
Berkata yang menyakitkan, seperti: kalau anda takut buat apa datang
ke tempat praktek saya
Membuat keputusan tanpa meminta persetujuan/ pendapat pasien:
ok, nanti dioperasi saja
Level 1: dokter mengenali sudut pandang pasien secara sambil lalu
Misalnya, berkata: Oh begitu tapi dokter mengerjakan hal lain
Level 2: dokter mengenali sudut pandang pasien secara implisit
Misalnya, ketika pasien berkata:pusing saya ini membuat saya sulit
bekerja.
Maka dokter menanyakan sbb:bagaimana bisnis anda akhir akhir
ini?
Level 3: dokter menghargai pendapat pasien
Sebagai contoh, dokter berkata sebagai berikut:
Anda mengatakan sangat stress sehingga datang kesini? Apakah
anda mau menceritakan lebih jauh apa yangmembuat anda
stress?
Level 4: dokter mengkonfirmasi kepada pasien
Misalnya dokter mengatakan sebagai berikut:
Anda sepertinya sangat sibuk, saya ingin tahu seberapa besar
usaha anda untuk menyempatkan berolah raga
Level 5: dokter berbagi perasaan dan pengalaman dengan pasien
Ya, saya mengerti hal ini dapat mengkhawatirkan anda berdua.
Beberapa pasien saya juga pernah mengalami aborsi spontan, dan
pada kehamilan berikutnya mereka sangat khawatir, tetapi dengan
pengobatan yang benar dan mengikuti nasehat dokter hal yang
dikhawatirkan tidak terjadi
Gambar 3
Berbagi perasaan dan pengalaman dengan pasien
ANAMNESIS
Anamnesis yang baik harus mengacu pada pertanyaan yang sistematis, yaitu
dengan berpedoman pada empat pokok pikiran (The Fundamental Four)
dan tujuh hal mendasar dalam anamnesis (The Sacred Seven).
Yang dimaksud dengan empat pokok pikiran, adalah melakukan anamnesis
dengan cara mencari data tentang:
1. RiwayatPenyakitSekarang(RPS)
2. RiwayatPenyakitDahulu(RPD)
3. RiwayatKesehatanKeluarga
4. Riwayat Sosial dan Ekonomi
SACRET SEVEN
Merupakan 7 (tujuh) hal mendasar (Sacret Seven) dari anamnesis
yang dilakukan secara sistematis setelah keluhan utama, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
30th, SD
12th, SD
5th, SD
Keterangan :
= laki-laki
= perempuan
SD
= Sindrom Down
Gambar 4.
Contoh Pohon Keluarga pada kasus Sindrom Down
SesiAwal
Langkahlangkah
yang
diilakukan
PengumpulanInform
asi
Mambangun
hubungan
PemeriksaanFisik
PenjelasandanPeren
canaan
Penutupan
Gambar 5
Pedoman kerangka kerja dasar Cambridge-Calgary
(Sumber: Kurtz S, Silverman J, Draper J. Edisi 2005
Teaching and Learning Communication Skills in Medicine.
Radclife Publishing, Oxford)
2. Volume suara:
Sebaiknya tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan. Jika
menekankan sesuatu, volume suara boleh dinaikkan sedikit
3. Kecepatan berbicara:
Kurangi kecepatan di antara kata. Istirahat sejenak bila pindah satu
pokok bahasan ke pokok bahasan lain
4. Nada suara:
Mampu mengubah-ubah nada dalam suara seseorang. Gunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, tetapi tidak kaku.
B. Penampilan:
Perhatikan dalam penggunaan rias muka, pakaian dan perhiasan.
Kenali tipe dan karakteristik tubuh anda. Berbusana yang tidak
mencolok dan sopan. Rapi, bersih, termasuk tidak berbau, pakai
busana yang nyaman dipakai.
C. Sikap tubuh dan gerakan badan:
Gerakan badan harus disesuaikan dengan komunikasi verbal yang
dilakukan. Perhatikan kebiasaan buruk (menggigit kuku, garuk-garuk
kepala, memainkan ballpoint dll), mintalah teman mengingatkan bila
kebiasaan itu muncul. Berjalan, berdiri atau duduk dengan tegak.
Jangan menahan dagu saat mendengarkan seseorang berbicara.
Gambar 6
Gerakan badan disesuaikan dengan komunikasi verbal
D. Ekspresi muka:
Kontak mata sangat diperlukan. Apabila belum berani, pandanglah
bagian tengah alis lawan bicara, jangan ke atas, ke bawah atau ke
mana-mana. Tunjukkan ekspresi yg tidak berlebihan dan sesuai
dengan pembicaraan.
Daftar Pustaka
Debra Roter, D, Hall. JA. 2006. Doctors Talking with Patients/Patients Talking
with Doctors: Improving Communication in Medical Visits. 2nd ed. Fraeger.
London
Edwards WS, Gordon TS. 1997. Making the Patient Your Partner:
Communication Skills for Doctors and Other Caregivers. 2nd ed. British Library.
Back A, Arnold R, Tulsky J. 2009. Mastering Communication with Seriously Ill
Patients: Balancing Honesty with Empathy.1st ed. Cambridge University
Press. USA.
berkesinambungan
kompleksitas, dst.
dengan
memperhatikan
aspek
tingkat
kesulitan,
Pendahuluan
Lulusan dokter juga diharapkan terampil dalam berkomunikasi dengan
masyarakat, dengan harapan agar memudahkan mereka dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di area kerjanya.
Kompetensi tersebut tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia,
yaitu lulusan dokter diharapkan mampu:
Melakukan komunikasi dengan masyarakat dalam rangka
mengidentifikasi masalah kesehatan dan memecahkannya bersamasama
Melakukan advokasi dengan pihak terkait dalam rangka pemecahan
masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
Oleh karena itu, mahasiswa kedokteran perlu dibekali dengan pengetahuan
sebagai dasar dalam berkomunikasi efektif dengan masyarakat, serta berlatih
di skills lab sebelum benar-benar diterjunkan dalam pembelajaran di
masyarakat.
Tujuan Pembelajaran:
Mahasiswa mampu berbicara lancar dengan bahasa yang benardan
dimengerti oleh masyarakat, serta mampu mengimplementasikan cara
penyuluhan massa yang baik
Apabila diperlukan, dapat menggunakan media secara efektif dalam
berkomunikasi dengan masyarakat
Mampu membuat presentasi edukasi kesehatan yang benar dan
menarik, serta memberikan contoh-contoh/ ilustrasi dengan alat peraga
yang mudah dipahami
Komponen Komunikasi Massa
1. Komunikator
Komunikator atau pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide
untuk disampaikan kepada orang lain dengan harapan dapat dipahami
menerima
pesan
sesuai
dengan
yang
2. Pesan
Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan
oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan
akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas. Pesan atau materi
yang disampaikan kepada sasaran hendaknya disesuaikan dengan
kebutuhan kesehatan dari individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, sehingga materi yang disampaikan dapat dirasakan
langsung manfaatnya. Materi yang disampaikan sebaiknya
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, tidak terlalu sulit untuk
dimengerti oleh sasaran, dalam penyampaian materi sebaiknya
menggunakan metode dan media untuk mempermudah pemahaman
dan untuk menarik perhatian sasaran.
3. Media
Media penyuluhan kesehatan adalah media atau alat bantu yang
digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan. Fungsi dari alat
bantu adalah :
a. Memfokuskan perhatian pada yang didiskusikan
b. Meningkatkan daya tarik dari topik yang disampaikan
c. Meningkatkan daya tahan materi pada ingatan audiens.
Media penyuluhan berdasarkan
dikelompokkan menjadi:
cara
produksinya
dapat
1) Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesanpesan visual. Media cetak terdiri dari :
a. Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan
kesehatan dan bentuk buku, baik tulisan ataupun gambar.
b. Leaflet adalah suatu bentuk penyampaian informasi melalui
lembar yang dilipat.Isi informasi dapat berupa kalimat
maupun gambar.
c. Selebaran adalah suatu bentuk informasi yang berupa
kalimat maupun kombinasi.
d. Flip chart adalah media penyampaian pesan atau informasi
kesehatan dalam bentuk lembar balik berisi gambar dan
dibaliknya berisi pesan yang berkaitan dengan gambar
tersebut.
e. Rubrik atau tulisan pada surat kabar mengenai bahasan
suatu masalah kesehatan.
f. Poster adalah bentuk media cetak berisi pesan kesehatan
yang biasanya ditempel di tempat umum.
g. Foto yang mengungkap informasi kesehatan yang berfungsi
untuk member informasi dan menghibur.
PENYULUHAN
Penyuluhan berasal dari kata suluh yang berarti obor. Penyuluhan kesehatan
adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik
praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi
perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat
lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat.
Gambar 1.
Wawancara mahasiswa kedokteran dengan tokoh masyarakat
Gambar 2.
Mahasiswa kedokteran memberikan penyuluhan secara langsung
2. Metode Penyuluhan Kelompok
Dalam memilih metode penyuluhan kelompok, kita harus mengingat
besarnya kelompok serta tingkat pendidikan formal dari sasaran/ target
penyuluhan. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan berbeda
dengan kelompok kecil. Efektifitas suatu metode akan tergantung pula
pada besarnya sasaran penyuluhan.
Metode penyuluhan kelompok mencakup :
a) Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15
orang. Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan
seminar.
b) Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15
orang. Metode yang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi
Gambar 3.
Mahasiswa kedokteran memberikan penyuluhan
pada kelompok masyarakat
CERAMAH
Metode ini cukup baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi
maupun yang rendah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode
ceramah adalah :
a. Persiapan
Ceramah akan berhasil apabila penceramah menguasai materi
apa yang akan diceramahkan. Oleh karena itu, penceramah
harus mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih
baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema dan
mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran.
b. Pelaksanaan
Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila
penceramah dapat menguasai sasaran (audiens). Oleh sebab
itu,
penceramah harus dapat
menunjukkan sikap dan
penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu
dan gelisah. Suara hendaknya cukup keras dan jelas dan
pandangan harus tertuju ke seluruh peserta. Berdiri di depan
/dipertengahan, seyogianya tidak duduk dan menggunakan alat
bantu lihat semaksimal mungkin.
SEMINAR
Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan
pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari
seseorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang
dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.
3. Metode Penyuluhan Massa
TUJUAN
Mengantarkan presentasi dan membangun hubungan
antara audiens dan isi yang bisa membuat audiens
termotivasi untuk mendengarkan.
Isi
Transisi
(bila perlu)
Ringkasan
Alat bantu visual merupakan materi yang mendukung presentasi. Alat bantu
yang sering digunakan adalah Hand out, presentasi OHP dan presentasi infocus.
a. Hand out (Lembar bagi)
Hand out adalah materi tertulis yang telah disiapkan dan
didistribusikan pada audiens. Hand out diperlukan apabila
komunikator menginginkan :
Audiens memakai informasi dikemudian hari
Audiens memperlajari informasi sesuai kemampuannya
Menghilangkan kebutuhan harus mengingat atau mencatat
Hand out yang efektif harus mencakup beberapa hal, yaitu:
Judul hand out
Gunakan kotak atau gambar untuk mengarahkan pembaca
Beri cetakan tebal, garis bawah, huruf besar atau variasi
huruf pada hal-hal yang kita tekankan
Beri ruang spasi agar mudah dibaca
Gunakan kalimat pendek dan aktif
Hindari informasi yang tidak perlu
b. Transparansi OHP
Petujuk penting pada pembuatan transparansi OHP adalah :
Gunakanlah sedikit kata untuk mengkomunikasikan ide
saudara
Informasi tidak lebih dari 6 baris dan tidak lebih dari 6 kata di
setiap barisnya
Pakailah pensil terlebih dahulu dan pakai huruf dengan
minimal 6 mm tingginya. Gunakan kertas kotak-kotak atau
kertas bergaris sebagai alas supaya penulisan rapi.
Bila diketik dengan komputer, gunakan font yang umum
dipakai, besar huruf disesuaikan dengan situasi presentasi
c. In-focus dan komputer
Berikut merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan pada presentasi
dengan in-fucos dan komputer:
1. Sebelum menggunakan alat, saudara harus betul-betul
menguasai cara penggunaan alat tersebut (apabila tidak ada
teknisi yang membantu).
2. Periksalah ruangan tempat saudara melakukan presentasi,
meliputi : tempat kabel, letak in-focus dan layar
3. Coba nyalakan in-focus, yakinkan apakah huruf terbaca
dengan jelas sampai kursi audiens paling belakang.
Sebaiknya 1 jam atau bahkan 1 hari sebelumnya, Saudara
sudah melakukan pemeriksaan kesiapan dan kejelasan
presentasi.
4. Untuk tampilan slide, perhatikan :
DAFTAR KEPUTAKAAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.