ASUHAN
KEPERAWATAN
JIWA
i
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas perkenanNya, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa ini dapat diterbitkan. Buku Standar Asuhan
Keperawatan Jiwa ini merupakan hasil turunan dari Standar Keperawatan Kesehatan Jiwa
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Kementerian Kesehatan tahun 2006 .
Pelayanan Keperawatan Jiwa sebagai salah satu bentuk pelayanan professional,
merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan
secara keseluruhan yang ada di Rumah Sakit dr Loekmon Hadi Kudus. Di sisi lain ,
pelayanan keperawatan sebagai salah satu faktor penentu baik buruknya mutu dan citra
rumah sakit, oleh karena itu kualitas pelayanan keperawatan jiwa perlu dipertahankan
serta ditingkatkan seoptimal mungkin.
Bertolak dari kerangka pikir inilah, maka keberadaan Standar Pelayanan Jiwa sangat
diperlukan dan Standar Pelayanan Keperawatan Jiwa ini berfungsi sebagai pedoman kerja
bagi tenaga keperawatan serta sebagai tolok ukur mutu pelayanan dan asuhan keperawatan
yang diberikan kepada pasien.
Oleh karena itu, Standar Pelayanan Keperawatan Jiwa harus dilaksanakan oleh seluruh
tenaga keperawatan sehingga pelayanan keperawatan jiwa dapat dipertanggung jawabkan
secara professional, terutama dalam upaya peningkatan mutu pelayanan dan persiapan
program akreditasi Rumah Sakit.
Kepada semua pihak yang telah berperan serta dan memberikan bantuan pemikiran serta
sumbang saran demi terwujudnya buku ini, kami sampaikan terima kasih.
Disamping itu, buku ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya masukan dan kritik
yang sifatnya membangun sangat kami harapkan.
i
i
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Pengertian
C. Lingkup Pelayanan Keperawatan Jiwa
D. Sistematika Standar Pelayanan Keperawatan Jiwa
1
1
2
2
2
A.
B.
C.
D.
E.
3
4
4
5
6
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
7
8
8
9
9
10
11
11
PENUTUP
13
BAB II
BAB III
BAB V
LAMPIRAN
i
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan dalam bidang informasi dan komunikasi serta teknologi memberi
dampak adanya pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat hingga menimbulkan
berbagai konflik dalam kehidupan. Kecenderungan meningkatnya masalah
psikososial dan gangguan kesehatan jiwa dalam masyarakat akhir-akhir ini terlihat
dengan jelas.
Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Depkes RI tahun 2004, menunjukkan bahwa dari 4576
sampel yang mengalami gangguan jiwa, sebanyak 0,7% terjadi pada kelompok usia
20-24 tahun, 35-39 tahun dan 40-44 tahun.
Data dari bagian Rekam Medis RSUD dr Loekmono Hadi menunjukkan angka
kunjungan orang dengan gangguan jiwa ( ODGJ ) yang terus meningkat dari tahun
ke tahun.
Masalah kesehatan jiwa, meskipun tidak menyebabkan kematian secara langsung,
namun dapat menyebabkan kerugian karena pasien/klien tidak menjadi produktif
bahkan seringkali tergantung pada keluarga atau masyarakat sekitar.
Untuk menanggulangi kasus tersebut perlu pelayanan yang komprehensif dan
optimal. Pelayanan keperawatan jiwa merupakan bagian pelayanan yang penting
untuk mengurangi angka kejadian dan angka kesakitan kesehatan jiwa.
Standar pelayanan keperawatan jiwa merupakan salah satu komponen mutu
pelayanan kesehatan yang merupakan indikator dari kondisi, perilaku dan elemen
kunci sebagai tolok ukur pengukuran mutu pelayanan keperawatan.
B. PENGERTIAN
Standar Asuhan keperawatan jiwa merupakan salah satu perangkat yang diperlukan
oleh setiap tenaga perawat profesional khususnya perawat jiwa ( Ners Psikiatri ) di
RSUD dr Loekmono Hadi baik Pelayanan Rawat Jalan maupun Pelayanan Rawat
Inap, dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan jiwa. Standar praktik
keperawatan adalah ekspektasi atau harapan-harapan minimal dalam memberikan
asuhan keperawatan yang aman, efektif dan etis.
C. LINGKUP PELAYANAN KEPERAWATAN JIWA
Lingkup pelayanan keperawatan jiwa meliputi rentang antara sehat dan sakit, anak
hingga lanjut usia, puskesmas dan rumah sakit, serta rumah dan tempat perawatan
lain. Pelayanan keperawatan jiwa diberikan pada individu, keluarga maupun
kelompok.
Standar ini difokuskan pada rentang sakit yaitu pasien yang dirawat inap maupun
rawat jalan di RSUD dr Loekmono Hadi yang mengalami gangguan jiwa dan
masalah psikososial pada pasien usia anak hingga lanjut usia dalam konteks individu
dan keluarga.
D. SISTEMATIKA STANDAR PELAYANAN KEPERAWATAN JIWA
Berdasarkan batasan lingkup pelayanan keperawatan jiwa diatas, maka sistematika
standar pelayanan keperawatan jiwa ini disusun sebagai berikut :
I. Standar Praktik Keperawatan Jiwa
A.
Standar I
: Pengkajian
B.
Standar II
: Diagnosa Keperawatan
C.
Standar III
: Perencanaan
D.
Standar IV
E.
Standar V
: Evaluasi
Standar I
: Kualitas Asuhan
B.
Standar II
: Penilaian Kinerja
C.
Standar III
: Pendidikan
D.
Standar IV
: Kolegialitas
E.
Standar V
: Etika
F.
Standar VI
: Kolaborasi
G.
Standar VII
: Penelitian
H.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
BAB II
STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN JIWA
A. STANDAR I : PENGKAJIAN
Pernyataan
Perawat mengumpulkan data spesifik tentang kesehatan jiwa pasien yang diperoleh dari
berbagai sumber data dengan menggunakan berbagai metode pengkajian.
Rasional
Pengkajian yang terfokus memudahkan perawat membuat keputusan klinik (diagnosa
keperawatan) dan membuat perencanaan intervensi keperawatan yang sesuai dengan
kebutuhan pasien.
Kriteria struktur
1. Ada kebijakan pemberlakuan SAK dan SOP
2. Adanya petunjuk teknis
3. Tersedianya format pengkajian
Kriteria proses
1. Melakukan kontrak dengan pasien/keluarga/masyarakat
2. Mengkaji keluhan utama pasien dan data penunjang lain dengan berbagai metode
pengkajian dan dari berbagai sumber
3. Mengelompokkan data yang diperoleh secara sistimatis
4. Memvalidasi data yang diperoleh dengan menggunakan berbagai metode
validasi
5. Mendokumentasi seluruh data yang diperoleh dalam format pengkajian
Kriteria hasil
1. Diperolehnya keluhan utama dan data dasar pasien; yang dikelompokkan dan
didokumentasikan pada format pengkajian yang telah ditetapkan
2. Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses pengumpulan data
B. STANDAR II : DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pernyataan
Perawat menganalisa data hasil pengkajian untuk menegakkan diagnosa keperawatan
jiwa. Diagnosis keperawatan yang ditegakkan merupakan keputusan klinis perawat
tentang respons individu, keluarga dan masyarakat terhadap masalah kesehatan jiwa
yang aktual maupun resiko.
Rasional
Melalui diagnosis keperawatan yang ditegakkan, perawat memperlihatkan kemampuan
melakukan justifikasi ilmiah dalam membuat keputusan klinik
Kriteria struktur
1. Adanya daftar diagnosa keperawatan
2. Kebijakan SAK
Kriteria proses
1. Menganalisa data pasien
2. Mengidentifikasi masalah keperawatan pasien
3. Mendokumentasikan masalah keperawatan pasien
Kriteria hasil
Diperoleh serangkaian masalah keperawatan yang aktual maupun resiko sesuai
dengan kondisi pasien.
Pernyataan:
Perawat melakukan evaluasi perkembangan kondisi kesehatan pasien untuk menilai
pencapaian tujuan
Rasional
Evaluasi menggambarkan tingkat keberhasilan tindakan keperawatan.
Kriteria struktur
Adanya SOP dan instrumen
Kriteria proses
1. Menilai kesesuaian respons pasien dan kriteria hasil
2. Memodifikasi rencana keperawatan sesuai kebutuhan
3. Melibatkan pasien dan keluarga
Kriteria hasil
1. Hasil evaluasi tindakan terdokumentasikan
2. Perubahan data pasien terdokumentasikan
3. Perubahan pada masalah keperawatan pasien terdokumentasikan
4. Modifikasi pada rencana keperawatan terdokumentasikan
BAB III
STANDAR PENAMPILAN PROFESIONAL PERAWAT
Kriteria Hasil
1. Tersedia hasil pengendalian mutu pelayanan kesehatan umum :
a. BORmeningkat
b. AVLOS menurun
c. TOI meningkat
2. Tersedia data tentang : Pasien lari, pengikatan atau pengekangan fisik, scabies,
kategori tingkat ketergantungan pasien : mandiri, bantuan, tergantung
3. Tersedia hasil penilaian kepuasan : (Pasien, Keluarga, Perawat, Tenaga kesehatan
lain).
4. Tersedia hasil kinerja (Kepala ruangan, Ketua tim, Perawat pelaksan
B.
Pernyataan
Perawat mengevaluasi kinerjanya sesuai dengan standar praktik profesional dan
peraturan yang berlaku.
Rasional
Penilaian kinerja perawat merupakan suatu cara untuk menjamin tercapainya standar
praktek keperawatan.
Kriteria Struktur
1. Adanya kebijakan penerapan standar penilaian kinerja
2. Adanya program supervisi
3. Adanya program peer review
4. Adanya instrumen self evaluasi
Kriteria Proses
1. Melaksanakan supervisi
2. Melaksanakan peer review
3. Melaksanakan self evaluasi
4. Melaksanakan uji kompetensi
Kriteria Hasil
1. Adanya laporan hasil supervisi
2. Adanya dokumen kegiatan peer review
3. Adanya dokumen self evaluasi
4. Adanya hasil uji kompetensi
C.
Pernyataan
Perawat meningkatkan kompetensi secara terus menerus sesuai perkembangan IPTEK
Rasional
Komitmen untuk terus belajar melalui pendidikan formal dan non formal dalam
meningkatkan profesionalisme
Kriteria Struktur
1. Adanya kebijakan pengembangan SDM.
2. Adanya pengelolaan program pendidikan formal dan non formal
3. Adanya fasilitas pembelajaran (perpustakaan dan internet)
Kriteria Proses
1. Melaksanakan in service training atau in house training
2. Mengirim perawat mengikuti program pelatihan, magang dan seminar
3. Mengirim perawat untuk mengikuti pendidikan formal.
Kriteria Hasil
1. Adanya dokumentasi program pengembangan staf formal dan non formal
termasuk system seleksi
2. Adanya perawat yang telah mengikuti pendidikan formal dan non formal
D. STANDAR IV: KOLEGALITAS
Pernyataan
Perawat berkontribusi dalam mengembangkan profesionalisme teman sejawat
Rasional
Perawat bertanggung jawab membagi pengetahuan, penelitian, dan informasi klinis
dengan teman sejawat, untuk meningkatkan pertumbuhan profesi.
Kriteria Struktur
1. Adanya program pertemuan rutin untuk berbagi ide dan keilmuan (siang klinik)
secara formal
2. Adanya program pertemuan rutin perawat jiwa secara informal
3. Adanya program team building: saling menghargai, kohesiveness
Kriteria Proses
1. Melaksanakan kegiatan siang klinik
2. Melaksanakan pertemuan informal
3. Melaksanakan kegiatan team building
4. Melaksanakan bimbingan berjenjang sesuai tingkat pengetahuan, pengalaman
dan latar belakang tertentu
5. Melaksanakan bimbingan pada calon perawat dan perawat pelaksana serta
mahasiswa
10
Kriteria Hasil
1. Adanya dokumen pelaksanaan pertemuan siang klinik
2. Adanya dokumen pelaksanaan pertemuan informal
3. Adanya dokumen pelaksanaan team building
4. Adanya dokumen penilaian perilaku positif
5. Adanya dokumen berbagi ilmu dan pengalaman
6. Adanya dokumen bimbingan pada calon perawat atau mahasiswa
E. STANDAR V : ETIKA
Pernyataan
Keputusan dan tindakan perawat atas nama pasen ditentukan berdasarkan kode etik yang
berlaku
Rasional
Kepercayaan dan hak publik harus dilindungi melalui praktek keperawatan profesional
yang didasari oleh pengembangan hubungan yang terapeutik dengan pasen.
Kriteria Struktur
1. Adanya kebijakan pemberlakuan pedoman etik profesi perawat yang menyatu
dengan dokumen kode etik Rumah Sakit
2. Adanya dokumentasi kode etik keperawatan
3. Adanya SOP penyelesaian masalah etik
Kriteria Proses
1. Adanya penyelesaian masalah etik
2. Adanya pelaksanaan peer review untuk membicarakan masalah etik
3. Adanya penyelesaian masalah etik keperawatan
Kriteria Hasil
1. Adanya dokumentasi penyelesaian masalah etik.
2. Adanya dokumentasi pelanggaran etik
F. STANDAR VI: KOLABORASI
Pernyataan
Perawat berkolaborasi dengan pasien, teman dekat, dan petugas kesehatan lain dalam
memberikan asuhan.
11
Rasional
Praktek keperawatan membutuhkan koordinasi, hubungan terus-menerus di antara
konsumen dan pemberi pelayanan untuk menghasilkan pelayanan yang komprehensif
terhadap pasien dan masyarakat. Melalui proses kolaborasi, perbedaan kemampuan dari
petugas kesehatan digunakan untuk memecahkan masalah, berkomunikasi dan
perencanaan, implementasi intervensi, dan evaluasi pelayanan kesehatan jiwa.
Kriteria Struktur
1. Adanya program terkait dengan kolaborasi.
2. Adanya program case conference yang dilaksanakan secara rutin
3. Adanya SOP yang berkaitan dengan kolaborasi
4. Adanya perawat dengan kualifikasi PK II
5. Adanya ruangan dan fasilitas untuk conference
Kriteria Proses
1. melakukan perencanaan dan pengambilan keputusan secara bersama dengan ahli
professional
2. Melaksanakan pembahasan kasus secara bersama-sama
3. Melaksanakan visite dan rapat tim
4. Melakukan rujukan secara tepat
Kriteria Hasil
1. Adanya dokumen hasil konferensi
2. Adanya dokumen program terapi dokter melalui telepon dan visite
3. Tidak adannya overlap pemberian obat.
G. STANDAR VII: PENELITIAN
Pernyataan
Perawat berkontribusi terhadap pengembangan keperawatan dan kesehatan jiwa melalui
penelitian.
Rasional
Perawat bertanggung jawab berkontribusi terhadap masa depan perkembangan keilmuan
kesehatan jiwa dengan berpartisipasi dalam penelitian. Melalui penelitian perawat dapat
mengembangkan profesinya dengan memberikan pelayanan berdasarkan . Dengan
menggunakan hasil penelitian/melakukan penelitian perawat mampu mengembangkan
profesinya berdasarkan penemuan ilmiah ( evidence base practice)
Perawat bertanggung jawab untuk berkontribusi untuk perkembangan lebih lanjut ilmu
kesehatan jiwa melalui penelitian.
12
Kriteria Struktur
1. Adanya program penelitian
2. Adanya pedoman penelitian
3. Adanya perawat dengan level PK IV dan PR I untuk melakukan penelitian
4. Adanya fasilitas untuk melaksanakan penelitian: internet, jurnal, literature, hasilhasil penelitian
Kriteria Proses
1. Melakukan pertemuan membahas masalah klinis yang memerlukan penelitian
2. Melakukan pertemuan membahas proposal penelitian
3. Melakukan kegiatan penelitian keperawatan
4. Melakukan kegiatan diseminasi hasil penelitian (temu ilmiah, publikasi)
5. Melakukan kegitaan review hasil penelitian terkait kondisi klinik
6. Melakukan kegiatan pembahasan implementasi hasil penelitian di klinik
Kriteria Hasil
Adanya hasil penelitian yang dapat membantu, mempertahankan dan meningkatkan
kualitas pelayanan keperawatan
H. STANDAR VIII: PENGGUNAAN SUMBER DAYA
Pernyataan
Perawat mempertimbangkan faktor-faktor yang berhubungan dengan keamanan,
efektifitas, efisiensi pembiayaan dalam perencabnaan dan pemberian asuhan kepada
pasen
Rasional
Pasien dijamin mendapat pelayanan kesehatan jiwa yang aman, berkualitas, efektif, dan
terjangkau.
Kriteria Struktur
1. Adanya dokumen anggaran keperawatan
2. Adanya dokumen standar manajemen sumber daya keperawatan
3. Adanya dokumen standar tenaga keperawatan
4. Adanya dokumen profil tenaga perawat
5. Adanya dokumen standar alat-alat kebutuhan pasien
6. Adanya dokumen SOP penggunaan dan pemeliharaan peralatan
7. Adanya dokumen program K3
Kriteria Proses
1. Melakukan pertemuan, perencanaan, penggunaan anggaran keperawatan
perencanaan sumber daya keperawatan
13
2. Melakukan monitoring dan evaluasi penggunaan sumber daya dan alat alat
kebutuhan pasien
3. Melakukan pertemuan membahas hasil monitoring evaluasi sumber daya
keperawatan, serta rencana tindak lanjut
4. Melaksanaan program K3,monitoring evaluasi dan rencana tindak lanjut
Kriteria Hasil
1. Adanya dokumen hasil pertemuan, perencanaan penggunaan anggaran dan
sumber daya keperawatan
2. Adanya dokumen hasi monitoring evaluasi penggunaan sumber daya
keperawatan, alat kebutuhan pasien, pelaksanaan program K3 dan rencana tindak
lanjut.
14
BAB IV
PENUTUP
Standar ini diharapkan dapat dipergunakan di tatanan pelayanan keperawatan jiwa
RSUD dr Loekmono Hadi Kudus baik pelayanan rawat jalan maupun rawat inap..
Tujuan akhir dari standar ini adalah agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang
professional serta menerima pelayanan keperawatan jiwa yang aman.
Akhir kata, tidak ada gading yang tak retak, maka demi sempurna dan aplikatifnya
standar ini, saran dan kritik konstruktif sangat diharapkan .
15
LAMPIRAN :
PEDOMAN ASUHAN KEPERAWATAN 7 DIAGNOSA KEPERAWATAN JIWA
Kriteria Evaluasi
Intervensi
Pasien mampu :
Mengena
li halusinasi
yang
dialaminya
Mengont
rol
halusinasiny
a
Mengiku
ti program
pengobatan
Setelah .x pertemuan,
pasien
dapat
menyebutkan :
Isi,
waktu,
frekuensi,
situasi
pencetus, perasaan
Mampu
memperagakan cara
dalam
mengontrol
halusinasi
SP I
-
Setelah .x pertemuan,
pasien mampu :
Menyebutkan
kegiatan yang sudah
dilakukan
Memperagakan
cara bercakap-cakap
dengan orang lain
Setelah .x pertemuan
pasien mampu :
Menyebutkan
kegiatan yang sudah
dilakukan dan
Membuat jadwal
kegiatan sehari-hari
dan
mampu
memperagakannya.
16
SP 4
-
Keluarga mampu
:
Merawat pasien
di rumah dan
menjadi sistem
pendukung yang
efektif
untuk
pasien
Setelah .x pertemuan
keluarga
mampu
menjelaskan
tentang
halusinasi
SP 1
-
Setelah .x pertemuan
keluarga mampu :
Menyelesaikan
kegiatan yang sudah
dilakukan
Memperagakan
cara merawat pasien
Setelah .x pertemuan
keluarga mampu :
Menyebutkan
kegiatan yang sudah
dilakukan
Memperagakan
cara merawat pasien
serta
mampu
membuat RTL
Setelah .x pertemuan
keluarga mampu :
SP 2
-
SP 3
-
SP 4
-
17
Evaluasi
kegiatan
yang
lalu
(SP1,2&3)
Tanyakan program pengobatan
Jelaskan pentingnya penggunaan obat
pada gangguan jiwa
Jelaskan akibat bila tidak digunakan
sesuai program
Jelaskan akibat bila putus obat
Jelaskan cara mendapatkan obat/
berobat
Jelaskan pengobatan (5B)
Latih pasien minum obat
Masukkan dalam jadwal harian pasien
Identifikasi masalah keluarga dalam
merawat pasien
Jelaskan tentang halusinasi :
- Pengertian halusinasi
- Jenis halusinasi yang dialami
pasien
- Tanda dan gejala halusinasi
- Cara merawat pasien halusinasi
(cara berkomunikasi, pemberian
obat & pemberian aktivitas kepada
pasien)
Sumber-sumber pelayanan kesehatan
yang bisa dijangkau
Bermain peran cara merawat
Rencana tindak lanjut keluarga,
jadwal keluarga untuk merawat pasien
Evaluasi kemampuan keluarga (SP 1)
Latih keluarga merawat pasien
RTL keluarga / jadwal keluarga untuk
merawat pasien
Menyebutkan
kegiatan yang sudah
dilakukan
Melaksanakan
Follow Up rujukan
Intervensi
SP I
- Identifikasi kebutuhan pasien
- Bicara
konteks
realita
(tidak
mendukung atau membantah waham
pasien)
- Latih pasien untuk memenuhi
kebutuhannya dasar
- Masukkan dalam jadwal harian pasien
SP 2
- Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1)
- Identifikasi potensi / kemampuan
yang dimiliki
- Pilih & latih potensi / kemampuan
yang dimiliki
- Masukkan dalam jadwal kegiatan
pasien
SP 3
-
Keluarga
mampu :
Mengide
ntifikasi
Setelah .x pertemuan
keluarga
mampu
mengidentifikasi
masalah dan menjelaskan
SP 1
-
18
waham
cara merawat pasien
pasien
Memfasil
itasi pasien
untuk
memenuhi
kebutuhanny
a
Setelah .x pertemuan
Mempert keluarga mampu :
ahankan
Menyebutkan
program
kegiatan yang sesuai
pengobatan
dilakukan
pasien secara Mampu
optimal
memperagakan cara
merawat pasien
Setelah .x pertemuan
keluarga
mampu
mengidentifikasi
masalah dan mampu
menjelaskan
cara
merawat pasien
SP 2
-
SP 3
-
Kriteria Evaluasi
Setelah .x pertemuan,
pasien mampu :
Menyebutkan
penyebab,
tanda,
gejala
dan
akibat
perilaku kekerasan
Memperagakan
cara fisik 1 untuk
mengontrol perilaku
kekerasan
Setelah .x pertemuan,
pasien mampu :
Menyebutkan
kegiatan yang sudah
dilakukan
Memperagakan
cara
fisik
untuk
mengontrol perilaku
kekerasan
Setelah .x pertemuan
pasien mampu :
Menyebutkan
Intervensi
SP I
- Identifikasi penyebab, tanda dan
gejala
serta
akibat
perilaku
kekerasan
- Latih cara fisik 1 : Tarik nafas dalam
- Masukkan dalam jadwal harian
pasien
SP 2
-
SP 3
-
19
perilaku
kegiatan yang sudah
kekerasan
dilakukan
Mengont Memperagakan
rol perilaku
cara sosial / verbal
kekerasannya
untuk
mengontrol
dengan cara :
perilaku kekerasan
- Fisik
Setelah .x pertemuan,
- Sosial / pasien mampu :
verbal
Menyebutkan
- Spiritual
kegiatan yang sudah
- Terapi
dilakukan
psikofar Memperagakan
maka
cara spiritual
(patah
obat)
Setelah .x pertemuan
pasien mampu :
Menyebutkan
kegiatan yang sudah
dilakukan
Memperagakan
cara patuh obat
SP 4
SP 5
-
Keluarga
mampu :
Merawat pasien
di rumah
Setelah .x pertemuan
keluarga
mampu
menjelaskan
penyebab,
tanda dan gejala, akibat
serta
mampu
memperagakan
cara
merawat.
SP 1
-
Setelah .x pertemuan
keluarga
mampu
menyebutkan
kegiatan
yang sudah dilakukan dan
mampu merawat serta
dapat membuat RTL
SP 2
-
Setelah .x pertemuan
keluarga
mampu
menyebutkan
kegiatan
yang sudah dilakukan dan
mampu
merawat serta
dapat membuat RTL
Setelah .x pertemuan
keluarga
mampu
melaksanakan Follow Up
dan rujukan serta mampu
menyebutkan
kegiatan
yang sudah dilakukan
SP 3
-
SP 4
-
20
Kriteria Evaluasi
Setelah .x pertemuan
klien mampu:
Mengidentifikasi
kemampuan
aspek
positif yang dimiliki
Memiliki
kemampuan
yang
dapat digunakan
Memilih kegiatan
sesuai kemampuan
Melakukan
kegiatan yang sudah
dipilih
Merencanakan
kegiatan yang sudah
dilatih
Intervensi
SP I
- Identifikasi kemampuan positif
yang dimiliki.
- Diskusikan bahwa pasien masih
memiliki sejumlah kemampuan
dan aspek positif seperti
kegiatan pasien di rumah
adanya
keluarga
dan
lingkungan terdekat pasien.
- Beri pujian yang realistis dan
hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian yang
negatif.
- Nilai kemampuan yang dapat
dilakukan saat ini
- Diskusikan
dengan pasien
kemampuan
yang
masih
21
kegiatan yang
sudah dipilih,
sesuai
kemampuan
Merencana
kan kegiatan
yang
sudah
dilatihnya.
22
SP 2
SP 3
Keluarga mampu : Setelah .x pertemuan
Merawat
pasien keluarga mampu :
dengan harga diri Mengidentifikasi
rendah di rumah
kemampuan
yang
dan menjadi sistem
dimiliki pasien
pendukung yang Menyediakan
efektif bagi pasien
fasilitas untuk pasien
melakukan kegiatan
Mendorong
pasien
melakukan
kegiatan
Memuji
pasien
saat
pasien
dapat
melakukan kegiatan
Membantu
melatih pasien
Membantu
menyusun
jadwal
kegiatan pasien
Membantu
perkembangan pasien
SP 1
SP 2
SP 3
-
Intervensi
SP I
- Identifikasi penyebab
- Siapa yang satu rumah
dengan pasien
- Siapa yang dekat dengan
23
dengan
lain
orang -
Menyadari
penyebab
isolasi
sosial, keuntungan
dan
kerugian
berinteraksi dengan
orang lain
Melakukan
interaksi
dengan
orang lain secara
bertahap
pasien
Siapa yang tidak dekat
dengan pasien
Tanyakan keuntungan dan kerugian
berinteraksi dengan orang lain
- Tanyakan pendapat pasien
tentang kebiasaan berinteraksi
dengan orang lain
- Tanyakan
apa
yang
menyebabkan pasien tidak
ingin berinteraksi dengan
orang lain
- Diskusikan keuntungan bila
pasien
memiliki
banyak
teman dan bergaul akrab
dengan mereka
- Diskusikan kerugian bila
pasien hanya mengurung diri
dan tidak bergaul dengan
orang lain
- Jelaskan pengaruh isolasi
sosial terhadap kesehatan
fisik pasien
Latih berkenalan
- Jelaskan kepada klien cara
berinteraksi dengan orang lain
- Berikan
contoh
cara
berinteraksi dengan orang lain
- Beri
kesempatan
pasien
mempraktekkan
cara
berinteraksi dengan orang lain
yang dilakukan di hadapan
perawat
- Mulailah
bantu
pasien
berinteraksi dengan satu
orang teman / anggota
keluarga
- Bila
pasien
sudah
menunjukkan
kemajuan,
tingkatkan jumlah interaksi
dengan 2,3,4 orang dan
seterusnya
- Beri pujian untuk setiap
kemajuan interaksi yang telah
dilakukan oleh pasien
- Siap mendengarkan ekspresi
perasaan
pasien
setelah
berinteraksi dengan orang
lain, mungkin pasien akan
mengungkapkan keberhasilan
atau
kegagalannya,
beri
dorongan terus menerus agar
pasien
tetap
semangat
meningkatkan interaksinya.
Masukkan jadwal kegiatan pasien
-
24
SP 2
SP 3
Keluarga mampu :
Setelah .x pertemuan
Merawat
pasien keluarga
mampu
isolasi
sosial
di menjelaskan tentang :
rumah
Masalah isolasi
sosial
dan
dampaknya
pada
pasien
Penyebab
isolasi sosial
Sikap keluarga
untuk
membantu
pasien
mengatasi
isolasi sosialnya
Pengobatan
yang berkelanjutan
dan mencegah putus
obat
Tempat rujukan
dan
fasilitas
kesehatan
yang
tersedia bagi pasien
SP 1
SP 2
SP 3
SP 4
-
25
Evaluasi SP1
Latih berhubungan sosial secara
bertahap
Masukkan dalam jadwal kegiatan
pasien
Evaluasi SP1 dan 2
Latih cara berkenalan dengan 2
orang atau lebih
Masukkan dalam jadwal kegiatan
pasien
Identifikasi masalah yang dihadapi
keluarga dalam merawat pasien
Penjelasan isolasi sosial
Cara merawat pasien isolasi sosial
Latih (simulasi)
RTL keluarga / jadwal keluarga
untuk merawat pasien
Evaluasi SP 1
Latih (langsung ke pasien)
RTL keluarga / jadwal keluarga
untuk merawat pasien
Evaluasi SP 1 dan SP 2
Latih (langsung ke pasien)
RTL keluarga / jadwal keluarga
untuk merawat pasien
Evaluasi kemampuan keluarga
Evaluasi kemampuan pasien
Rencana tindak lanjut keluarga
- Follow Up
- Rujukan
Kriteria Evaluasi
Setelah .x pertemuan,
pasien dapat menjelaskan
pentingnya :
Kebersihan diri
Berdandan
/
berhias
Makan
BAB / BAK
Dan
mampu
melakukan
cara
merawat diri
Keluarga mampu :
Merawat anggota
keluarga
yang
mengalami
masalah
kurang
perawatan diri
Setelah .x pertemuan
keluarga
mampu
meneruskan
melatih
pasien dan mendukung
agar kemampuan pasien
dalam perawatan dirinya
Intervensi
SP I
- Identifikasi
kebersihan
diri,
berdandan, makan, dan BAB/BAK
- Jelaskan pentingnya kebersihan diri
- Jelaskan alat dan cara kebersihan
diri
- Masukkan dalam jadwal kegiatan
pasien
SP 2
- Evaluasi SP1
- Jelaskan pentingnya berdandan
- Latih cara berdandan
- Untuk
pasien
laki-laki
meliputi cara :
- Berpakaian
- Menyisir rambut
- Bercukur
- Untuk pasien perempuan
- Berpakaian
- Menyisir rambut
- Berhias
- Masukkan dalam jadwal kegiatan
pasien
SP 3
- Evaluasi kegiatan SP1 dan 2
- Jelaskan cara dan alat makan yang
benar
- Jelaskan cara mempersiapkan
makan
- Jelaskan
cara
merapihkan
peralatan makan setelah makan
- Praktek makan sesuai dengan
tahapan makan yang baik
- Latih kegiatan makan
- Masukkan dalam jadwal kegiatan
pasien
SP 4
- Evaluasi kemampuan pasien yang
lalu (SP1,2&3)
- Latih cara BAB & BAK yang baik
- Menjelaskan tempat BAB/BAK
yang sesuai
- Menjelaskan
cara
membersihkan diri setelah
BAB/ BAK
SP 1
- Identifikasi
masalah
keluarga
dalam merawat pasien dengan
masalah
kebersihan
diri,
berdandan, makan, BAB/BAK
- Jelaskan defisit perawatan diri
26
meningkat
SP 2
SP 3
SP 4
-
27
Kriteria Evaluasi
Setelah .x pertemuan,
pasien mampu :
- Mengidentifikasi
benda-benda yang
dapat
membahayakan
pasien
- Mengendalikan
dorongan bunuh
diri
Setelah .x pertemuan,
pasien mampu :
Mengidentifikasi
aspek
positif
dan
mampu
menghargai diri sebagai
individu yang berharga
Setelah .x pertemuan,
pasien mampu :
Mengidentifikasi
pola
koping yang konstruktif
dan
mampu
menerapkannya
Intervensi
SP I
- Identifikasi benda-benda yang
dapat membahayakan pasien
- Amankan benda-benda yang dapat
membahayakan pasien
- Lakukan kontrak treatment
- Ajarkan
cara
mengendalikan
dorongan bunuh diri
- Latih
cara
mengendalikan
dorongan bunuh diri
SP 2
SP 3
-
Keluarga mampu :
Merawat
pasien
dengan
risiko
bunuh diri
Setelah .x pertemuan,
pasien mampu :
Membuat rencana masa
depan yang realistis dan
mampu
melakukan
kegiatan
SP 4
-
Setelah .x pertemuan
keluarga mampu :
Merawat
pasien
dan
mampu
menjelaskan
SP 1
-
28
SP 2
-
Setelah .x pertemuan
keluarga mampu :
Membuat jadwal aktivitas
di rumah dan mampu
melakukan follow up
SP 3
-
29
DAFTAR PUSTAKA
1. Depkes RI, Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan , 2006 : Standar
Pelayanan Jiwa, Jakarta
2. Direja, Ade Herman Surya, 2011 : Buku Ajar Keperawatan Jiwa,
Nuha Medika, Yogyakarta
3. Keliat, Anna Budi; Akemat, 2010 : Buku Pedoman Keluarag,
Merawat Pasien Gangguan Jiwa di Rumah. CMHNI, Tim Fasilitator
Nasional, Jakarta
30
31
32