Anda di halaman 1dari 10

1.

2.
3.
4.
5.
6.

Mengapa pasien mual muntah dan diare setelah minum susu?


Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik?
Bagaimana interpretasi pemeriksaan vital sign?
Bagaimana interpretasi pemeriksaan laboratorium?
Apakah perbedaan gawat darurat dan non gawat darurat ?
Apa saja jenis dan terapi syok?
Mengapa pasien mual muntah, diare setelah minum susu?

1.

1.
2.

3.

Pasien mual, muntah, dan diare kemungkinan disebabkan karena keracunan


susu.
Keracunan makanan umumnya disebabkan oleh adanya bahan asing yang
bersifat toksis dalam makanan (toxic substance in food).
Keadaan ini dapat terjadi dan digolongkan dalam 4 golongan yaitu
Bahan asing anorganik atau organik balk sengaja ataupun tidak tercampur
dalam makanan pada waktu proses pembuatan atau pengawetan. Contoh:
Logam tertentu seperti timah, tembaga dan lain-lain sering ditemukan
dalam makanan akibat kesalahan teknik pada pembuatannya. Tepung DDT
dikira tepung untuk makanan
Makanan itu sendiri mengandung racun
Contoh : . Keracunan singkong (cyanide). Keracunan jamur.
Adanya kuman atau parasit patogen dalam makanan
Contoh : Adanya kuman Salmonella dan sebagai sumber penularannya
adalah daging, susu, telur, dan lain-lain. Entamoeba histolytica dengan
sumber penularannya melalui air yang kita minum.
Adanya toksin kuman dalam makanan
Contoh : Toksin Clostridium botulinum. Toxin dari B coccovenenans
(Keracunan tempe bongkrek).

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan keracunan makanan, antara lain:


1) Pendinginan yang tidak adekuat (63%).
2) Makanan terlampau cepat disajikan (29%).
3) Kondisi tempat mempertahankan panas yang tidak baik (27%).
4) Higiene yang buruk pada pengonsumsi makanan atau telah terinfeksi (26%).
5) Pemanasan ulang yang tidak optimal (25%).
6) Alat pembersih yang tidak baik (9%).
7) Mengonsumsi makanan basi (7%).
8) Kontaminasi silang (6%).
9) Memasak atau memanaskan makanan secara tidak optimal (5%).
10) Wajan berlapis bahan kimia berbahaya (4%).
11) Bahan mentah tercemar (2%).
12) Pengguanan zat aditif yang berlebihan (2%).

13) Tidak sengaja menggunakan zat aditif kimia (1%).


14) Sumber bahan makanan memang tidak aman (1%).

Keracunan makanan oleh bakteri dapat terjadi melalui berbagai proses, sebagai berikut:
-

Terdapat bakteri atau toksin di dalam makanan.


Makanan tersebut cocok untuk perkembangan bakteri.
Lingkungan yang baik untuk bakteri seperti suhu hangat 5-60C dan kelembaban

yang memadai.
Masa inkubasi bakteri untuk tumbuh berkembang.
Terdapat sejumlah bakteri dan toksin yang cukup untuk dapat menimbulkan

penyakit.
Makanan tersebut dikonsumsi.

Bakteri membutuhkan berbagai keadaan untuk dapt tumbuh dan berkembang, seperti:
1. Suhu
Bakteri dapat tumbuh dengan baik pada suhu 4-60C. Suhu dibawah 4C dan antara 6074C tidak dapat membunuh bakeri tersebut dan juga tidak mendukung bakteri untuk
berkembang. Namun suhu diatas 74C akan dapat membunuh bakteri.
2. Protein
Bakteri akan berkembang lebih cepat pada makanan yang tinggi akan protein, karena
protein itu sendiri merupakan sumber utama untuk bakteri. Sehingga pada daging dan
seafood yang tinggi protein akan lebih mudah bakteri berkembang.
3. Air
Bakteri juga memerlukan air untuk kelangsungan hidup, sehingga kandungan air
dalam makanan sebaiknya dikurangi dengan pemanggangan, penambahan garam pektin
ataupun gula. Namun kandungan air yang rendah dalam makanan tidak akan membunuh
bakteri, tapi hanya menghambat perkembangannya saja.
4. pH
Bakteri memerlukan pH netral untuk bertahan hidup, namun demikian tinggi
ataupun rendah pH makanan tersebut tidak akan membunuh bakteri dan hanya
menghambat perkembangannya.
5. Oksigen
Beberapa bakteri dapat hidup dan berkembang pada lingkungan yang kaya oksigen,
dan sebagiannya lagi dapat hidup dan berkembang pada lingkungan yang rendah oksigen.

6. Waktu
Meninggalkan makanan dalam suhu kamar selama lebih dari 2 jam sudah dapat
memberikan kesempatan bakteri untuk berkembangbiak dan berpotensi menyebabkkan
keracunan makanan.
Jenis-jenis keracunan makanan
Organisme dan masa inkubasi

Sumber

utama

Salmonellosis

(kontaminasi makanan)
Daging mentah atau kurang Diare, kram perut, demam

Salmonella species

matang,

unggas,

infeksi Gejala

telur, ringan, mual, sangat berat

6-72 jam (umumnya 18-36 makanan jadi, daging yang pada usia muda dan tua.
jam)

terkontaminasi
higiene

kotoran, Semakin berat bila berasal dari

makanan

kontaminasi

silang

buruk, makanan

berlemak

(keju,

dari harmburger, hot dog, cokelat)

Stahylococcal food poisoning

peralatan masak.
Ditemukan
di

Staphylococcus aureus

tenggorokan, kulit, dan tangan diare,

1-8 jam (umumnya 2-6 jam)

sekitar 30-50% pada orang membaik dalam 24-48 jam.

hidung, Muntah, mual, kram perut,


menggigil.

Dapat

sehat. Terkontaminasi lewat


orang yang terinfeksi, batuk,
bersin, kulit kotor, jerawat.
Tumbuh dengan cepat pada
makanan kaya proteoin seperti
daging, unggas, ikan, susu,
Campylobacteriosis

keju.
Ditemukan

Campylobacter jejuni

pencernaan hewan liar dan BAB berdarah.

2-7 hari (umumnya 3-5 hari)

peliharaan. Banyak ditemukan

dalam

saluran Demam, diare, kram perut,

pada daging dan unggas yang


berkontak dengan feses. Suber
lain
Clostridium perfringens

berupa

susu

mentah,

kerang, daging sapi, ayam.


Tumbuh cepat pada makanan Nyeri perut, diare, terkadang

8-27 jam (umumnya 10 jm)

yang

pendinginan

tidak mual

dan

muntah.

Gejala

optimal dan disimpan dalam biasanya ringan namun dapat


suhu kamar, terutama daging berat.
dan unggas. Terdapat di tanah
dan usus hewan dan menyebar
Botulism

ke daging.
Terdapat di tanah, air laut. Menyerang ke sistem saraf dan

Clostridium botulinum

Sayura dan seafood sering menimbulkan mual, muntah,

2 jam-8 hari (umumnya 18-36 terkontaminasi.


jam)

fatigue, sakit kepala, mulut

Ditransmisikan lewat makanan dan kulit kering, konstipasi,


kaleng.

paralisis,

diplopia,

sulit

Listeriosis

bernafas.
Tumbuh pada suhu pendingin. Demam, sakit kepala berat,

Listeria monocytogenes

Air, produk

4-21 hari

sosis.

susu

mentah, mual,

muntah,

meningoencephalitis, delirium,
koma.
BAB cair atau darah, kram

Foodborne infections
1. Enterohemorrhagic
Air dan makanan yang
Escherichia
coli
terkontaminasi oelh feses,
0157:H7
daging tidak matang, ham,
3-7 hari (umumnya 3-4
sayuran mentah, susu mentah,
hari)
2. Infeksi E. Coli lainnya dan
kerang
yang
Spesies yang berbeda
terkontaminasi oleh limbah.
24-72 jam
menular

perut, mual, muntah. Beberapa


orang dengan infeksi 0157:H7
berkembang menjadi sindrom
uremik

hemolitik

dengan

kerusakan ginjal permanen.

Shigellosis

Sangat

Shigella

makanan, air atau susu yang kram perut, BAB berisi darah,

1-3 hari

telah

Bacillus cereus

orang yang terinfeksi.


anak dapat timbul kejang.
Makanan dengan higiene yang Gejala biasanya ringan

terkontaminasi

melalui Diare, demam, mual, muntah,


oleh mukus dan pus. Pada anak-

1. Diare: dari sup, daging buruk, sup, sereal, daging atau

1. Mual,

dan unggas. 8-16 jam


unggas, dan nasi.
2. Muntah: dari nasi. 30

diare
2. Mual, muntah, diare

menit-5 jam

kram

perut,

Yersiniosis

Daging

babi

dan

produk Diare terkadang disertai darah,

Yersinia enterocolitica

olahan babi, cokelat, dan susu.

3-7 hari
Hepatitis

Makanan terkontaminasi oleh Gejala ringan

Virus hepatitis A

orang yang terinfeksi. Salad, Fatigue,

10-50 hari (umumnya 25 hari)

kerang yang terkontaminasi mual, anoreksia, urin berwarna

kram perut, nyeri sendi.

jaundice,

demam,

oleh kotoran, air minum yang gelap, BAB pucat.


Amebiasis

tercemar.
Air dan

Entamoeba histolytica

terkontaminasi

2-4 minggu

Makanan yang diolah oleh mukus.

Giardiiasis

orang yang telah terinfeksi.


Air yang telah terkontaminasi Kram perut, penurunan berat

Giardia lamblia

oleh

makanan

feses,

oleh

air

yang Demam,
feses. perut,

menggigil,

diare

kram

berdarah

dan

sungai. badan, fatigue, diare.

5-25 hari (umumnya 7-10 Makanan yang diolah oleh


hari)
Cryptosporidiosis

orang yang telah terinfeksi.


Air minum yang tercemar dan Diare,

Cryptosporidiosis parvum

air kolam renang. Makanan muntah dan demam ringan.

2-10 hari

yang diolah oleh orang yang

kram

telah terinfeksi.
Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik, vital sign, dan laboratorium?
Interpretasi pemeriksaan
1) Tanda vital
Tekanan darah 70/50 mmHg : Hipotensi
Nafas 26x/menit
: Takipneu
o
Suhu 37 C
: Normal
Nadi 110x/menit
: Takikardi
2) Pemeriksaan fisik
Keadaan umum lemah: Penurunan kesadaran
Kesadaran apatis
: Penurunan kesadaran
CRT >2 detik
: Gangguan perfusi
Auskultasi suara normal
3) Pemeriksaan lab

perut,

mual,

Dari hasil pemeriksaan kemungkinan besar pasien mengalami syok hipovolemik karena
kehilangan cairan akibat diare dan muntah-muntah. Gejala syok dapat dilihat dari tanda
vital dimana terjadi takikardi, takipneu, dan hipotensi. Kekurangan cairan juga didukung
oleh hasil lab dimana terdapat hiponatremia dan hypokalemia. Fungsi ginjal pasien masih
baik yang ditandai dengan kreatinin dan ureum dalam batas normal. Suhu yang normal
dapat menyingkirkan diagnosis banding sepsis (disamping tidak adanya tanda-tand
infeksi berat) walaupun didapatkan kenaikan ringan leukosit.

Apa saja jenis dan terapi syok?


Syok adalah sindrom klinis akibat kegagalan sirkulasi dalam mencukupi kebutuhan
oksigen jaringan tubuh (Worthley, 2000). Syok terjadi akibat penurunan perfusi jaringan vital
atau menurunnya volume darah secara ber-makna. Syok juga dapat terjadi akibat dehidrasi jika
kehilangan cairan tubuh lebih 20% BB (berat badan) atau kehilangan darah 20% EBV
(estimated blood volume) (Vincent dan De Backer, 2013). Secara umum, syok dibagi menjadi
bebe-rapa kategori berdasarkan penyebab, yaitu: (Worthley, 2000)
a. Hipovolemik (volume intravaskuler berkurang)
Syok hipovolemik terjadi karena volume intravaskuler berkurang akibat perdarahan,
kehilangan cairan akibat diare, luka bakar, muntah, dan third space loss, sehingga menyebabkan pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel tidak adekuat. (Worthley, 2000)
Beberapa perubahan hemodinamik yang terjadi pada kondisi syok hipovolemik
adalah CO (cardiac output) , BP (blood pressure) , SVR (systemic vascular resistance)
, dan CVP (central venous pressure) .
Terapi syok hipovolemik bertujuan untuk restorasi volume intravaskuler, dengan
target utama mengembalikan tekanan darah, nadi, dan perfusi organ secara optimal. Bila
kondisi hipovolemia telah teratasi dengan baik, se-lanjutnya pasien dapat diberi agen
vasoaktif, seperti dopamine, dobutamine.
Penanganan syok hipovolemik adalah se-bagai berikut:

1)
2)
3)
4)
5)

Tentukan defi sit cairan


Atasi syok: cairan kristaloid 20 mL/kgBB dalam - 1 jam, dapat diulang
Sisa defi sit: 50% dalam 8 jam pertama, 50% dalam 16 jam berikutnya
Cairan RL atau NaCl 0,9%
Kondisi hipovolemia telah teratasi/hidrasi, apabila produksi urin: 0,5 1

mL/kgBB/jam
b. Kardiogenik (pompa jantung terganggu)
Syok kardiogenik terjadi apabila terdapat gangguan kontraktilitas miokardium,
sehingga jantung gagal berfungsi sebagaipompa untuk mempertahankan curah jantung
yang adekuat. Disfungsi ini dapat terjadi pada saat sistolik atau diastolik atau dapat
terjadi akibat obstruksi pada sirkulasi jantung (Worthley, 2000).
Terapi syok kardiogenik bertujuan untuk memperbaiki fungsi miokardium dan
sirkulasi. Beberapa perubahan hemodinamik yang terjadi pada kondisi syok kardiogenik
adalah CO, BP, SVR, dan CVP. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
syok kardiogenik adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)

Infus cairan untuk memperbaiki sirkulasi


Inotropik
Apabila CO, BP, SVR, berikan dobutamine 5 g/kg/min
Pada keadaan tekanan darah sangat rendah harus diberi obat yang berefek inotropik

dan vasopressor, seperti norepinephrine


c. Obstruktif (hambatan sirkulasi menuju jantung)
Syok obstruktif terjadi apabila terdapat hambatan aliran darah yang menuju jantung
(venous return) akibat tension pneumothoraxdan cardiac tamponade (Vincent dan De
Backer, 2013). Beberapa perubahan hemodinamik yang terjadi pada syok obstruktif
adalah CO, BP, dan SVR.Penanganan syok obstruktif bertujuan untuk menghilangkan
sumbatan; dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Pemberian cairan kristaloid isotonik untuk mempertahankan volume intra-vaskuler
2) Pembedahan untuk mengatasi ham-batan/obstruksi sirkulasi
d. Distributif (vasomotor terganggu)
Syok distributif apabila terdapat gangguan vasomotor akibat maldistribusi aliran
darah karena vasodilatasi perifer, sehingga volume darah yang bersirkulasi tidak adekuat

menunjang perfusi jaringan (Kanaparthi dan Pinsky, 2013). Vasodilatasi perifer dapat
menyebabkan hipovolemia. Beberapa syok yang termasuk dalam golongan syok
distributif ini antara lain:
1) Syok Anafilaktik
Syok anafilaktik adalah syok yang disebab-kan reaksi antigen-antibodi
(antigen IgE). Antigen menyebabkan pelepasan mediator kimiawi endogen, seperti
histamin, serotonin, yang menyebabkan peningkatan permeabilitas endotelial
vaskuler disertai bronkospasme. Gejala klinis dapat berupa pruritus, urtikaria,
angioedema, palpitasi, dyspnea, dan syok.
Terapi syok anafi laktik:
Baringkan pasien dengan posisi syok (kaki lebih tinggi)
Adrenaline: Dewasa 0,3-0,5 mg SC (subcutaneous); anak 0,01 mg/kgBB SC
(larutan 1:1000)
Fungsi adrenaline: meningkatkan kontraktilitas miokard, vasokonstriksi
vaskuler, meningkatkan tekanan darah dan bronkodilatasi
Pasang infus RL
Kortikosteroid: dexamethasone0,2 mg/kgBB IV (intravena)
Bila terjadi bronkospasme dapat diberi aminophyline5-6 mg/kgBB IV bolus
secara perlahan, dilanjutkan dengan infus 0,4-0,9 mg/kgBB/menit
2) Syok Neurogenik
Umumnya terjadi pada kasus cervical atau high thoracic spinal cord injury.
Gejala klinis meliputi hipotensi disertai bradikardia. Gangguan neurologis akibat
syok neurogenik dapat meliputi paralisis fl asid, refl eks ekstremitas hilang dan
priapismus. Penanganan syok neurogenik:
Resusitasi cairan secara adekuat
Berikan vasopressor
3) Insufisiensi Adrenal Akut
Insufi siensi adrenal akut dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti:

Kegagalan adrenal gland: penyakit autoimun, adrenal hemorrhagic, infeksi


HIV, penggunaan

ketoconazoledosis tinggi, meningococcemia, penyakit

granulomatous.
Kegagalan
hypothalamic/pituitary axis: efek putus obat dari terapi
glucocorticoid
Gejala

klinisnya

antara

lain

hiperkalemia,

hiponatremia,

asidosis,

hipoglikemia, azotemia prarenal. Kelompok pasien yang memiliki risiko tinggi


insufi siensi adrenal akut adalah pasien dengan sepsis, peng-gunaan antikoagulan
pascaCABG (coronary artery bypass graft), putus obat pada terapi glukokortikoid
dalam jangka 12 bulan, HIV AIDS, tuberkulosis diseminata. Gejala umumnya
meliputi lemah, mual/muntah, nyeri abdominal, hipotensi ortostatik, hipotensi
refrakter terhadap resusitasi volume atau agen vasopressor, dan demam. Terapi:

Infus D5% atau NS untuk mempertahan-kan tekanan darah


Dexamethasone4 mg IV , dilanjutkan dengan 4 mg tiap 6 jam
Atasi faktor pencetus
Bila diagnosis telah pasti, dapat diberikan hydrocortisone100 mg setiap 8 jam

atau infus kontinu 300 mg/24 jam


Ambil sampel darah, periksa elektrolit dan kortisol
4) Syok Septik
Syok septik adalah sepsis yang disertai hipotensi (tekanan sistolik <90
mmHg) dan tanda-tanda hipoperfusi meskipun telah dilakukan resusitasi cairan
secara adekuat. Syok septik merupakan salah satu penyebab kematian utama pada
unit perawatan intensif. (Dellinger et al., 2013). Patofi siologi:
Vasodilatasi akibat menurunnya SVR
Kebocoran kapiler difus disebabkan peningkatan permeabilitas endotelial
vaskuler

yang menyebabkan penurunan preloadbermakna, sehingga

berdampak perburukan perfusi jaringan. Penanganan syok septik antara lain:


Pemberian antibiotik, umumnya dengan golongan spektrum luas
Perbaiki dan mempertahankan hemo-dinamik dengan terapi berikut:
o Terapi cairan: Meskipun syok septik tergolong dalam syok
hiperdinamik (terjadi hipovolemi relatif akibat vasodilatasi dan

hipovolemi

absolut akibat

kebocoran kapiler),

direkomendasikan tetap cairan kristaloid


o Vasopressor: Norepinephrine
o Inotropik: Dobutamine
o Oksigen

cairan yang

Anda mungkin juga menyukai