2.
3.
4.
5.
6.
1.
1.
2.
3.
Keracunan makanan oleh bakteri dapat terjadi melalui berbagai proses, sebagai berikut:
-
yang memadai.
Masa inkubasi bakteri untuk tumbuh berkembang.
Terdapat sejumlah bakteri dan toksin yang cukup untuk dapat menimbulkan
penyakit.
Makanan tersebut dikonsumsi.
Bakteri membutuhkan berbagai keadaan untuk dapt tumbuh dan berkembang, seperti:
1. Suhu
Bakteri dapat tumbuh dengan baik pada suhu 4-60C. Suhu dibawah 4C dan antara 6074C tidak dapat membunuh bakeri tersebut dan juga tidak mendukung bakteri untuk
berkembang. Namun suhu diatas 74C akan dapat membunuh bakteri.
2. Protein
Bakteri akan berkembang lebih cepat pada makanan yang tinggi akan protein, karena
protein itu sendiri merupakan sumber utama untuk bakteri. Sehingga pada daging dan
seafood yang tinggi protein akan lebih mudah bakteri berkembang.
3. Air
Bakteri juga memerlukan air untuk kelangsungan hidup, sehingga kandungan air
dalam makanan sebaiknya dikurangi dengan pemanggangan, penambahan garam pektin
ataupun gula. Namun kandungan air yang rendah dalam makanan tidak akan membunuh
bakteri, tapi hanya menghambat perkembangannya saja.
4. pH
Bakteri memerlukan pH netral untuk bertahan hidup, namun demikian tinggi
ataupun rendah pH makanan tersebut tidak akan membunuh bakteri dan hanya
menghambat perkembangannya.
5. Oksigen
Beberapa bakteri dapat hidup dan berkembang pada lingkungan yang kaya oksigen,
dan sebagiannya lagi dapat hidup dan berkembang pada lingkungan yang rendah oksigen.
6. Waktu
Meninggalkan makanan dalam suhu kamar selama lebih dari 2 jam sudah dapat
memberikan kesempatan bakteri untuk berkembangbiak dan berpotensi menyebabkkan
keracunan makanan.
Jenis-jenis keracunan makanan
Organisme dan masa inkubasi
Sumber
utama
Salmonellosis
(kontaminasi makanan)
Daging mentah atau kurang Diare, kram perut, demam
Salmonella species
matang,
unggas,
infeksi Gejala
6-72 jam (umumnya 18-36 makanan jadi, daging yang pada usia muda dan tua.
jam)
terkontaminasi
higiene
makanan
kontaminasi
silang
buruk, makanan
berlemak
(keju,
peralatan masak.
Ditemukan
di
Staphylococcus aureus
Dapat
keju.
Ditemukan
Campylobacter jejuni
dalam
berupa
susu
mentah,
yang
pendinginan
tidak mual
dan
muntah.
Gejala
ke daging.
Terdapat di tanah, air laut. Menyerang ke sistem saraf dan
Clostridium botulinum
paralisis,
diplopia,
sulit
Listeriosis
bernafas.
Tumbuh pada suhu pendingin. Demam, sakit kepala berat,
Listeria monocytogenes
Air, produk
4-21 hari
sosis.
susu
mentah, mual,
muntah,
meningoencephalitis, delirium,
koma.
BAB cair atau darah, kram
Foodborne infections
1. Enterohemorrhagic
Air dan makanan yang
Escherichia
coli
terkontaminasi oelh feses,
0157:H7
daging tidak matang, ham,
3-7 hari (umumnya 3-4
sayuran mentah, susu mentah,
hari)
2. Infeksi E. Coli lainnya dan
kerang
yang
Spesies yang berbeda
terkontaminasi oleh limbah.
24-72 jam
menular
hemolitik
dengan
Shigellosis
Sangat
Shigella
makanan, air atau susu yang kram perut, BAB berisi darah,
1-3 hari
telah
Bacillus cereus
terkontaminasi
1. Mual,
diare
2. Mual, muntah, diare
menit-5 jam
kram
perut,
Yersiniosis
Daging
babi
dan
Yersinia enterocolitica
3-7 hari
Hepatitis
Virus hepatitis A
jaundice,
demam,
tercemar.
Air dan
Entamoeba histolytica
terkontaminasi
2-4 minggu
Giardiiasis
Giardia lamblia
oleh
makanan
feses,
oleh
air
yang Demam,
feses. perut,
menggigil,
diare
kram
berdarah
dan
Cryptosporidiosis parvum
2-10 hari
kram
telah terinfeksi.
Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisik, vital sign, dan laboratorium?
Interpretasi pemeriksaan
1) Tanda vital
Tekanan darah 70/50 mmHg : Hipotensi
Nafas 26x/menit
: Takipneu
o
Suhu 37 C
: Normal
Nadi 110x/menit
: Takikardi
2) Pemeriksaan fisik
Keadaan umum lemah: Penurunan kesadaran
Kesadaran apatis
: Penurunan kesadaran
CRT >2 detik
: Gangguan perfusi
Auskultasi suara normal
3) Pemeriksaan lab
perut,
mual,
Dari hasil pemeriksaan kemungkinan besar pasien mengalami syok hipovolemik karena
kehilangan cairan akibat diare dan muntah-muntah. Gejala syok dapat dilihat dari tanda
vital dimana terjadi takikardi, takipneu, dan hipotensi. Kekurangan cairan juga didukung
oleh hasil lab dimana terdapat hiponatremia dan hypokalemia. Fungsi ginjal pasien masih
baik yang ditandai dengan kreatinin dan ureum dalam batas normal. Suhu yang normal
dapat menyingkirkan diagnosis banding sepsis (disamping tidak adanya tanda-tand
infeksi berat) walaupun didapatkan kenaikan ringan leukosit.
1)
2)
3)
4)
5)
mL/kgBB/jam
b. Kardiogenik (pompa jantung terganggu)
Syok kardiogenik terjadi apabila terdapat gangguan kontraktilitas miokardium,
sehingga jantung gagal berfungsi sebagaipompa untuk mempertahankan curah jantung
yang adekuat. Disfungsi ini dapat terjadi pada saat sistolik atau diastolik atau dapat
terjadi akibat obstruksi pada sirkulasi jantung (Worthley, 2000).
Terapi syok kardiogenik bertujuan untuk memperbaiki fungsi miokardium dan
sirkulasi. Beberapa perubahan hemodinamik yang terjadi pada kondisi syok kardiogenik
adalah CO, BP, SVR, dan CVP. Penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi
syok kardiogenik adalah sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
menunjang perfusi jaringan (Kanaparthi dan Pinsky, 2013). Vasodilatasi perifer dapat
menyebabkan hipovolemia. Beberapa syok yang termasuk dalam golongan syok
distributif ini antara lain:
1) Syok Anafilaktik
Syok anafilaktik adalah syok yang disebab-kan reaksi antigen-antibodi
(antigen IgE). Antigen menyebabkan pelepasan mediator kimiawi endogen, seperti
histamin, serotonin, yang menyebabkan peningkatan permeabilitas endotelial
vaskuler disertai bronkospasme. Gejala klinis dapat berupa pruritus, urtikaria,
angioedema, palpitasi, dyspnea, dan syok.
Terapi syok anafi laktik:
Baringkan pasien dengan posisi syok (kaki lebih tinggi)
Adrenaline: Dewasa 0,3-0,5 mg SC (subcutaneous); anak 0,01 mg/kgBB SC
(larutan 1:1000)
Fungsi adrenaline: meningkatkan kontraktilitas miokard, vasokonstriksi
vaskuler, meningkatkan tekanan darah dan bronkodilatasi
Pasang infus RL
Kortikosteroid: dexamethasone0,2 mg/kgBB IV (intravena)
Bila terjadi bronkospasme dapat diberi aminophyline5-6 mg/kgBB IV bolus
secara perlahan, dilanjutkan dengan infus 0,4-0,9 mg/kgBB/menit
2) Syok Neurogenik
Umumnya terjadi pada kasus cervical atau high thoracic spinal cord injury.
Gejala klinis meliputi hipotensi disertai bradikardia. Gangguan neurologis akibat
syok neurogenik dapat meliputi paralisis fl asid, refl eks ekstremitas hilang dan
priapismus. Penanganan syok neurogenik:
Resusitasi cairan secara adekuat
Berikan vasopressor
3) Insufisiensi Adrenal Akut
Insufi siensi adrenal akut dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti:
granulomatous.
Kegagalan
hypothalamic/pituitary axis: efek putus obat dari terapi
glucocorticoid
Gejala
klinisnya
antara
lain
hiperkalemia,
hiponatremia,
asidosis,
hipovolemi
absolut akibat
kebocoran kapiler),
cairan yang