Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Senyawa volatil adalah senyawa yang mudah menguap, terutama jika terjadi
kenaikan suhu (Aziz, dkk, 2009).
Gas mempunyai sifat bahwa molekul-molekulnya sangat berjauhan satu sama
lain sehingga hampir tidak ada gaya tarik menarik atau tolak menolak diantara
molekul-molekulnya sehingga gas akan mengembang dan mengisi seluruh

ruang

yang ditempatinya, bagaimana pun besar dan bentuknya. Densitas dari gas
dipergunakan untuk menghitung berat molekul suatu gas, ialah dengan cara
membendungkan suatu volume gas yang akan dihitung berat molekulnya dengan
berat gas yang telah diketahui berat molekulnya (sebagai standar) pada temperatur
atau suhu dan tekanan yang sama. Densitas gas diidenfinisikan sebagai berat gas
dalam gram per liter. Persamaan gas ideal bersama-sama dengan massa jenis gas
dapat digunakan untuk menentukan berat molekul senyawa volatil. Dalam hal ini
menyarankan konsep gas ideal, yakni gasyang akan mempunyai sifat sederhana yang
sama dibawah kondisi yang sama (Baihaqi, 2009).
Pada percobaan ini, persamaan gas ideal digunakan untuk menentukan berat
molekul dari senyawa volatil berdasarkan pengukuran densitas gas. Percobaan
dilakukan karena pengukuran berat molekul cairan volatil tidak akan akurat bila
dihitung berdasarkan viskositas atau konsentrasinya karena cairan dapat menguap
pada suhu kamar sehingga sebagian zat cair akan menguap dan menyebabkan analisa
tidak tepat. Metode yang paling sesuai untuk menghitung berat molekul cairan volatil
adalah metode limiting density yaitu berdasarkan persamaan gas ideal.
1.2 Perumusan Masalah
Permasalahan yang timbul pada percobaan berat molekul volatil ini antara lain:
1. Bagaimana cara mengetahui berat molekul dari senyawa volatil.
2. Bagaimana menghitung berat molekul dari sampel senyawa volatil.
3. Bagaimana cara menggunakan prinsip-prinsip gas ideal dalam menentukan
berat molekul dari senyawa volatil.
1.3 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan berat molekul volatil adalah:


1. Mengetahui berat molekul dari senyawa volatil.
2. Menghitung berat molekul dari sampel senyawa volatil.
3. Mempelajari cara penggunaan prinsip-prinsip gas ideal dalam menentukan
berat molekul dari senyawa volatil.
1.4 Manfaat Percobaan
Manfaat yang dapat diperoleh dari percobaan ini antara lain:
1. Praktikan dapat mengetahui berat molekul dari senyawa volatil.
2. Praktikan dapat menghitung berat molekul dari sampel senyawa volatil.
3. Praktikan dapat lebih memperdalam pengetahuan mengenai prinsip-prinsip
hukum gas ideal.
1.5 Ruang Lingkup Percobaan
Percobaan ini dilakukan di dalam Laboratorium Kimia Fisika, Departemen
Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, dengan keadaan
ruangan:
Tekanan Udara: 760 mmHg
Suhu Ruangan:

30oC

Bahan yang digunakan yaitu aseton (C3H6O), dietil eter (C4H10O) dan metanol
(CH4O). Alat-alat yang digunakan adalah labu erlenmeyer, penangas air, neraca
elektrik, desikator, gelas ukur, pipet tetes, termometer, aluminium foil, karet gelang,
jarum, corong gelas, dan penjepit tabung. Percobaan dilakukan sebanyak 2 run untuk
masing-masing cairan volatil dengan variasi volume masing-masing 1 ml.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Senyawa Volatil


Volatil berarti vaporous (uap) dan effervescent (berbuih) (Widagdo, dkk, 2006).
Senyawa volatil adalah senyawa yang mudah menguap, terutama jika terjadi
kenaikan suhu (Aziz, 2009). Contohnya adalah lem, dimana di dalamnya terkandung
senyawa benzena, toluena, dan xylena. Kandungan benzena di dalam lem diketahui
mencapai 2%, sedangkan kandungan toluena mencapai 70% (Haen, dkk, 2012).
Volatile Sulfur Compounds (VSCs) merupakan suatu senyawa sulfur yang
mudah menguap, yang merupakan hasil produksi dari aktivitas bakteri-bakteri
anaerob di dalam mulut berupa senyawa berbau tidak sedap dan mudah menguap
sehingga menimbulkan bau yang mudah tercium oleh orang di sekitarnya (Widagdo,
dkk, 2006).
2.2 Berat Molekul Gas
Berat molekul senyawa volatil dapat diukur berdasarkan pengukuran massa jenis
gas yang menguap. Hal ini perlu dilakukan agar dalam tiap proses yang
membutuhkan panas dapat diantisipasi jumlah senyawa volatil yang menguap,
sehingga aroma dan cita rasa komponen dapat dipertahankan.
Namun pada kenyataannya diketahui bahwa suatu gas selalu dipengaruhi oleh
perubahan tekanan dan suhu lingkungan. Berbagai hukum yang dikenal sebagai
hukum-hukum gas menyatakan ketergantungan sejumlah tertentu gas terhadap
tekanan, suhu, dan volume. Hukum-hukum gas ini diperoleh dari pengamatanpengamatan eksperimental. Maka dari sini berat molekul senyawa volatil dapat
ditentukan dengan menggunakan persamaan gas ideal yang berdasarkan pengukuran
massa jenis gas.
Persamaan gas ideal dalam menentukan berat molekul senyawa volatil
didapatkan dari turunan rumus persamaan gas ideal yaitu :
P.V =n.R.T...........(2.1)
Diturunkan menjadi :
P (BM) =.R.T(2.2)
Persamaan keadaan atau gas ideal adalah persamaan termodinamika yang
menggambarkan keadaan materi di bawah seperangkat kondisi fisika. Persamaan gas

ideal adalah sebuah persamaan konstitutif yang menyediakan hubungan matematik


antara dua atau lebih fungsi keadaan yang berhubungan dengan materi, seperti
temperatur, tekanan, volume dan energi dalam.
Gas yang terdiri atas molekul yang bergerak menurut jalannya yang lurus ke
segala arah, dengan kecepatan yang sangat tinggi. Molekul-molekul gas ini selalu
bertumbukkan dengan molekul-molekul lainnya atau dengan dinding bejana.
Tumbukan terhadap dinding bejana ini yang menyebabkan adanya tekanan. Karena
molekul gas selalu bergerak ke segala rah, maka gas yang satu mudah bercampur
dengan gas yang lain (difusi), asal keduanya tidak bereaksi. Misal: N 2 dan O2, CO2
dan H2 dan sebagainya. Semua gas dibagi dua: gas ideal dan nyata. Gas ideal
merupakan gas yang mengikuti secara semprna hukum-hukum gas (Gay Lusac,
Boyle, dan sebagaina). Gas nyata merupakan gas yang hanya mengikuti hukumhukumnya gas pada tekanan rendah. Gas ideal sebenarnya tidak ada, jadi hanya
merupakan gas hipotesis. Semua gas sebenarna gas nyata. Pada gas ideal dianggap
bahwa molekul-molekulnya tidak tarik-menarik dan volume molekulnya dapat
diabaikan terhadap volume gas itu sendiri atau ruang yang ditempati. Sifat gas ideal
hanya didekati oleh gas beratom satu pada tekanan rendah dan temperatur yang
relatif tinggi.
Gas ideal sifat-sifatnya dapat dinyatakan dengan persamaan yang sederhana
ialah PV = n.R.T,

maka sifat-sifat gas sejati hanya dapat dinyatakan dengan

persamaan, yang lebih kompleks lebih-lebih pada tekanan yang tinggi dan temperatur
yang rendah. Bila diinginkan penentuan berat molekul suatu gas secara teliti maka
hukum-hukum gas ideal dipergunakan pada tekanan yang rendah. Tetapi akan terjadi
kesukaran ialah bila tekanan rendah maka suatu berat tertentu dari gas akan
mempunyai volume yang sangat besar. Suatu berat tertentu bila tekanan berkurang
volume bertambah dan berat per liter berkurang. Densitas yang didefinisikan dengan
berkurang tetapi perbandingan densiti dan tekanan atau akan tetap, sebab berat total
W tetap dan bila gas dianggap gas ideal pV juga tetap sesuai dengan persamaan
berikut :
P V = R T.....(2.3)
M =

R T = R T....(2.4)

Suatu aliran dari udara kering yang bersih dilewatkan cairan yang diukur
tekanan uapnya. Ketelitian dari pengukuran ini tergantung pada kejenuhan udara
tersebut. Kejenuhan udara dilewatkan cairan tersebut secara seri. Bila V adalah
volume dari W gram cairan tersebut dalam keadaan uap, M berat mol cairan dan
tekanan uap dari cairan tersebut pada temperatur T maka tekanan uap dapat dihitung
dengan hukum gas ideal :
P = R T.(2.5)
Pendekatan yang lebih langsung untuk menetapkan BM dibandingkan metode
Cannizaro adalah menggunakan persamaan gas ideal untuk tujuan ini perlu
mengubah persamaan itu sedikit. Jumlah mol gas yang biasanya dinyatakan dengan n
adalah sama dengan massa gas, m dibagi oleh massa molar, (satuannya gr/mol).
Jadi n = m/. BM tidak bersatuan, secara numeris sama dengan massa molar PV =
nRT.
Dimana :
menentukan BM gas
Persamaan = diperlukan pengukuran volume (v) yang dipunyai oleh suatu gas
yang diketahui massanya (m) pada suhu (T) dan tekanan (P) tertentu. Bentuk dari
persamaan gas ideal yang = tidak terbatas untuk menentukan BM, tapi dapat
digunakan dalam berbagai penggunaan lain dimana jumlah gas diberi atau dicari
dalam bentuk gram bukan mol.
Persamaan gas ideal bersama-sama dengan massa jenis gas dapat digunakan
untuk menentukan berat molekul senyawa volatil. Dari persamaan gas ideal di dapat:
PV = n.R.T......(2.6)
atau
PV = RT...(2.7)
dengan mengubah persamaan (2.7) akan diperoleh:
P (BM) = RT............(2.8)
P (BM) = R T................(2.9)
Dimana:
BM

= berat molekul

= tekanan gas (atm)

= volume gas (liter)

= suhu mutlak (K)

= konstanta gas = 0,08206 liter mol-1K-1


Persamaan itu merupakan hubungan antara dua variabel sampel suatu zat, dan

disebut persamaan keadaan gas sempurna. Berdasarkan persamaan diatas, ada


beberapa hukum bekaitan dengan persamaan gas tersebut.
Bila suatu cairan volatil dengan titik didih lebih kecil dari 100 oC ditempatkan
dalam erlenmeyer tertutup yang mempunyai lubang kecil pada bagian tutupnya,
kemudian labu erlenmeyer dipanaskan sampai 100oC, maka cairan tadi akan
menguap dan mendorong udara yang labu erlenmeyer tersebut keluar melalui lubang
kecil tadi. Setelah semua udara keluar akhirnya uap itu sendiri yang akan keluar,
sampai uap itu akan berhenti keluar ketika sama dengan tekanan udara luar. Pada
kondisi kesetimbangan ini, labu erlenmeyer hanya berisi uap cairan dengan tekanan
sama dengan tekanan atmosfer, volumenya sama dengan labu erlenmeyer dan suhu
sama dengan titik didih air dalam penangas air (kira-kira 100oC). Labu erlenmeyer
ini kemudian diambil dari penangas air, dinginkan dan ditimbang sehingga massa gas
yang terdapat didalamnya dapat diketahui. Kemudian menggunakan persamaan (2.9)
berat senyawa dapat ditentukan.
Hukum gabungan gas untuk suatu sampel gas menyetakan bahwa perbandingan:
adalah konstan dimana n = konstan.
Gas-gas real (nyata) seperti metana (CH3) dan oksigen dilakukan pengukuran
secara cermat, ternyata hal ini tidak benar. Gas hipotesis yang dianggap akan
mengikuti hukum gabungan gas pada berbagai suhu dan tekanan hukum gabungan
gas pada berbagai suhu dan tekanan disebut gas ideal. Gas nyata akan menyimpang
dari sifat gas ideal. Pada tekanan yang relatif rendah termasuk pada tekanan atmosfer
serta suhu yang tinggi, semua gas akan menempati keadaan ideal sehingga hukum
gas gabungan dapat dipakai untuk segala macam gas yang digunakan (Respati,
2010).
2.3 Sifat-sifat Gas dan Persamaan Gas Ideal
2.3.1 Sifat- sifat Gas
Sifat mekanika gas yang tersusun atas sejumlah besar atom-atom atau
molekul-molekul penyusunnya dijelaskan dalam teori kinetik gas.Dalam
menjelaskan perilaku gas dalam keadaan tertentu, teori kinetik gas

menggunakan beberapa pendekatan dan asumsi mengenai sifat-sifat gas yang


disebut gas ideal.
Suatu gas tidak mempunyai bentuk, gas mengambil bentuk wadahnya.
Gas tidak mempunyai volume tertentu, melainkan dapat dimampatkan maupun
dimuaikan menurut perubahan ukuran wadah. Volume wadahnya adalah
volume gas. Senyawa yang biasanya berbentuk gas pada temperatir ruang atau
yang berada sebagai gas pada temperatur tinggi, dapat mempunyai molekul
yang tediri dari dua atau atom lebih.
Suatu sigat mengesankan dari gas adalah kedapat-mampatannya atau
lawannya kedapat-muainya. Udara adalah campuran gas yang berperilaku
fisikanya sama dengan oksigen murni, nitrogen murni atau suatu zat berbentuk
gas lain. Udara dengan volume awal dua kali atau tiga kali volume suatu ban,
dibawah tekanan. Jika ban itu ditusuk hingga berlubang, udara tambahan itu
akan bergegas keluar. Perilaku semacam inilah tekanan suatu gas (Watson, H,
1876).
2.3.2 Persamaan Gas Ideal
Hukum Boyle dan hukum Charles atau gay Lussac dapat digabungkan
bersama, yaitu untuk sejumlah massa tertentu dari gas.
Kondisi sejumlah massa tertentu dapat dihilangkan dengan bantuan
hipotesis Avogadro yang menyatakan bahwa pada kondisi temperatur dan
tekanan yang sama, gas-gas dengan volume sama akan mengandung jumlah
molekul yang sama maka persamaan menjadi
...........................................................(3.0)
Dimana:
P

= tekanan gas (atm)

= volume gas (L)

= banyaknya mol

= tetapan gas (0,082 L/mol.K)

= suhu (K)

(Dogra, 2009).

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan adalah:
3.1.1 Dietil Eter (C2H10O)
Fungsi: Sebagai sampel dalam percobaan
Adapun sifat fisika dan sifat kimia dari dietil eter adalah:
Tabel 3.2 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Dietil Eter
No.
Sifat Fisika
1
Tidak berwarna
2
Berat molekul 74,12 gr/mol
3
Titik didih
34,6C
4
Titik lebur
-116,3 C
5
Densitas uap
2,56
(Axiall, 2015b)

Sifat Kimia
Beraroma manis
Volatil
Tidak korosif terhadap gelas
Larut dalam aseton
Tidak akan muncul polemirisasi

3.1.1 Aseton (C3H6O)


Fungsi: Sebagai sampel dalam percobaan
Adapun sifat fisika dan sifat kimia dari aseton adalah:
Tabel 3.1 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Aseton
No.
Sifat Fisika
1
Tekanan
24 kPa
2
Berat molekul 58,08 gr/mol
3
Titik didih
56,2C
4
Titik lebur
-95,35oC
5
Densitas
0,79 gr/ml
(Axiall, 2015a)

Sifat Kimia
Mudah larut dalam air
Aroma seperti mint
Tidak korosif terhadap kaca
Berwujud cair
Reaktif pada zat pengoksidasi

3.1.3 Etanol (C2H5OH)


Fungsi: Sebagai sampel dalam percobaan
Adapun sifat fisika dan sifat kimia dari etanoll adalah:
Tabel 3.3 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Etanol
No.
1
2
3

Sifat Fisika
Titik didih
78.2C-78.5C
Titik lebur
-130C-112C
Titik nyala
12C - 16C

Sifat Kimia
Sebagai pelarut
Sebagai bahan bakar
Mengoksidasi karbon

4
5

Tekanan uap
Densitas
kg/m3 (25C)

59 mmHg
(20C)
785.3 kg/m3 809

Teroksidasi oleh asam


Tidak akan muncul polemirisasi

(Methanex, 2005)
3.2 Peralatan dan Fungsi
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1.
2.
3.

Labu Erlenmeyer
Fungsi: Sebagai wadah senyawa volatil ketika diuapkan
Water Batch
Fungsi: Sebagai alat untuk memanaskan air
Neraca Elektrik
Fungsi: Menimbang berat labu kosong, labu berisi senyawa volatil, labu

4.

berisi uap, dan labu diisi air penuh


Desikator
Fungsi: Alat untuk mengembunkan kembali senyawa volatil yang telah

5.

menguap
Gelas Ukur
Fungsi: Mengukur banyaknya senyawa volatil yang akan dimasukkan ke

6.
7.

8.

labu erlenmeyer
Termometer
Fungsi: Mengukur suhu air saat senyawa volatil menguap
Aluminium Foil
Fungsi: Menutup labu erlenmeyer yang berisi senyawa volatil

Karet Gelang
Fungsi: Mengencangkan aluminium foil pada saat menutup mulut labu
9. Jarum
Fungsi: Melubangi aluminium foil saat menguapkan senyawa volatil
10. Penjepit Tabung
Fungsi: Sebagai pegangan pada saat menguapkan senyawa volatil

3.3

Flowchart Percobaan
Mulai

Labu erlenmeyer kosong ditimbang dengan neraca digital

Labu erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil,


dikencangkan dengan karet gelang

Ditimbang dengan neraca digital

Sampel dimasukkan sebanyak 1 ml

Dibuat lubang kecil dengan jarum pada penutup

Labu erlenmeyer direndam dalam penangas air


Diangkat, dikeringkan,
dan didinginkan
Ya
Tidak
Tidak
Labu erlenmeyer
ditimbang dalam desikator

Apakah sampel
sudah menguap
semua?

Apakah pengeringan
sudah berlangsung
selama 30 menit?
Ya
A

Labu erlenmeyer ditimbang


Dicatat suhu dalam desikator

Dicatat suhu dalam labu erlenmeyer

Labu erlenmeyer diisi penuh dengan air

Labu erlenmeyer ditimbang dan


ditentukan volume erlenmeyer
B
Ya

Tidak

Apakah masih
ada variasi
sampel lain?

Selesai
Gambar 3.1 Flowchart Percobaan Penentuan Berat Molekul Volatil

Anda mungkin juga menyukai