Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

MATA KULIAH AGRONOMI TANAMAN HORTIKULTURA


Pengaruh Pomi Pada Budidaya Kangkung
OLEH :
NORDIYANA
NPM : 134210111

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
TA. 2015

I.
A.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pengertian Hortikultura berasal dari Bahasa Latin yang terdiri dari dua patah kata yaitu

hortus (kebun) dan culture (bercocok tanam). Hortikultura memiliki makna seluk beluk
kegiatan atau seni bercocok tanam sayur-sayuran, buah buahan atau tanaman hias. Tanaman
Hortikurtura

memiliki

beberapa

fungsi yakni:

sebagai

Sumber

bahan

makanan,

Hiasan/keindahan, dan juga Pekerjaan. Hortikultura terbagi atas 4 bagian yaitu: Sayursayuran, Buah-buahan, tanaman Hias, dan tanaman obat. Ilmu hortikultura berhubungan erat
dengan ilmu pengetahuan lainnya, seperti teknik budidaya tanaman, mekanisasi, tanah dan
pemupukan, ilmu cuaca, dan sebagainya. Pada umumnya budidaya hortikultura diusahakan
lebih intensif dibandingkan dengan budidaya tanaman lainnya. Hasil yang diperoleh dari
budidaya holtikultura ini per unit areanya juga biasanya lebih tinggi. Lebih lanjut dikatakan
tanaman holtikultura memiliki berbagai fungsi dalam kehidupan manusia. Misalnya tanaman
hias berfungsi untuk member keindahan (aestetika), buah buahan sebagai makanan, dan
lain-lain.
Dalam hortikultura ada beberapa teknologi perbanyakan tanaman diantaranya yaitu
secara generati dan secara vegetatif. Perbanyakan secara generatif yaitu perbanyakan
tanaman melalui biji. Dalam laporan ini membahas tentang perbanyakan tanaman secara
generatif (biji) pada tanaman kangkung.
Kangkung termasuk sayuran yang populer dan digemari masyarakat Indonesia.
Tanaman kangkung berasal dari India sekitar 500 SM, yang kemudian menyebar ke Malaysia,
Birma, Indonesia, Cina Selatan, Australia dan Afrika. Nama latin kangkung adalah Ipomoea
reptans. Di Cina, sayuran ini dikenal dengan nama Weng Cai, sedangkan di Eropa kangkung
disebut Swamp Cabbage. Di Indonesia kangkung memiliki beberapa nama daerah, yaitu
Kangkueng (Sumatera), Kangko (Sulawesi) dan Utangko (Maluku).
Kangkung bergizi tinggi dan lengkap dengan kandungan yang ada pada kangkung
seperti kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, posfor, zat besi, natrium, kalium,
vitamin A, vitamin B, vitamin C, karoten, hentriakontan, dan sitosterol. Senyawa kimia yang
dikandung adalah saponin, flavonoid, dan poliferol.
Kangkung merupakan tanaman yang bermanfaat. Kangkung mempunyai senyawa yang
dapat digunakan untuk pengobatan bagi penderita susah tidur. Serat pada kangkung sangat
baik untuk mencegah konstipasi sehingga dapat menghalangi terjadinya kanker perut.
Karetenoid dalam tubuh akan diubah menjadi vitamin A serta klorofil tinggi.Kedua senyawa
ini berperan sebagai antioksidan yang berguna untuk mencegah penuaan dan menghalangi
mutasi genetik penyebab kanker (Wirakusumah, 1998).

Ada beberapa macam tipe kangkung seperti yaitu Kangkung darat (Ipomea reptans)
dan Kangkung air (Ipomea aquatica). Kangkung darat memiliki ciri seperti corak warna yang
hijau cerah, bunga yang putih dan batang dahang ujung pohonnya yang meruncing kecil,
daunnya yang tipis dan kecil-kecil. Dalam laporan membahas tentang Kangkung darat
(Ipomea reptans).
B.

Tujuan

1. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman kangkung


II.

TINJAUAN PUSTAKA

Klasifikasi tanaman kangkung


Tanaman kangkung darat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantea ( tumbuhan )
Subkingdom : Tracheobionta ( berpembuluh )
Superdivisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji )
Divisio : Magnoliophyta ( berbunga )
Kelas : Magnoliapsida ( berkeping dua / dikotil )
Sub kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Familia : Convolvulaceae ( suku kankung kangkungan )
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomea reptans Poir
1.1

Morfologi Tanaman Kangkung


Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung
memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat
menembus tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius
150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air (Djuariah, 2007).Batang kangkung bulat dan
berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali
keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan menjalar
(Djuariah, 2007).
Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang dan di ketiak daunnya
terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing
ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian
bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga,
berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk
terompet dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung (Maria, 2009).

Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk buah
kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda.
Buah kangkung berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji
kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk biji
berkeping dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan
tanaman secara generatif (Maria, 2009).
1.2

Syarat Tumbuh

1.

Iklim
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun. Kangkung darat (Ipomea reptans)
dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik
untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada musim hujan tanaman
kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput
liar. Dengan demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar, sehingga kangkung
dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang agak rimbun (Aditya, 2009).
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat sinar matahari yang
cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi)
tetapi kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang panjang.
Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka kualitas daun bagus dan lemas sehingga
disukai konsumen. Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat,
maka temperatur udara turun 1 derajat C (Aditya, 2009).

2.

Media Tanam
Kangkung

darat (Ipomea

reptans)

menghendaki

tanah

yang

subur, gembur

banyak

mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah. Tanaman kangkung darat tidak
menghendaki tanah yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air
membutuhkan tanah yang selalu tergenang air. Tanaman kangkung(Ipomea reptans) membutuhkan
tanah datar bagi pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat
mempertahankan kandungan air secara baik (Haryoto, 2009).
3.

Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran rendah sampai dataran
tinggi (pegunungan) 2000 meter dpl. Baik kangkung darat maupun kangkung air, kedua varietas
tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya
akan tetap sama asal jangan dicampur aduk (Anggara, 2009).

III.
A.

BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat

Waktu pelaksnaan pratikum dimulai tanggal 18 Maret 2015 13 Mei 2015 dan tempat
pelaksanaan pratikum dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam
Riau, Jalan Kaharudin Nasution KM 11, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya
Kota Pekanbaru.
B.

Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam pratikum : cangkul, garu, angkong, meteran, hand
sprayer, gambor, tali rapia, benih kangkung, pomi, gunting, rol, pupuk kandang.

C.

Kegiatan Pratikum
1.

Pembersihan dan Pembagian lahan


Sebelum melakukan budidaya kangkung terlebih dahulu melakukan pembersihan lahan dari gulmagulma atau tanaman pengganggu. Setelah lahan dibersihkan selanjutnya dilakukannya pengukuran
lahan dengan ukuran 1,20 M x 1,2 M dan lebar drainase 60 cm.

2.

Pengolahan lahan
Pengolahan lahan dilakukan setelah lahan dibersikan, tujuan dari pengolahan ini adalah untuk
membalikkan tanah sehingga patogen yang berbahya atau yang merugikan mati terkena sinar
matahari. Pengolahan dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul, Sedangkan untuk
penghalusan atau perataan tanah menggunakan garu.

3.

Pengukuran jarak tanam


Pengukuran jarak tanam dengan menggunakan meteran dengan jarak tanam 5 x 20 cm dan jarak
dari pinggir bedengan 10 cm. Pengukuran jarak tanam ini mempermudah dalam penanamannya
nati. Setelah diukur jumlah titik tanam sebanyak 96 buah.

4.

Penanaman
Penanaman dilakukan dengan sistem tugal dengan kedalaman lubang 2-3 cm. Setiap lubang ditanam
2 biji kangkung dengan demikinan populasi tanam dalam satu petakan atau bedengan sebanyak 192
tanaman.

5.

Pemeliharaan

a.

Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 kali dalam sehari pagi dan sore harinya, agar ketersediaan air untuk
tanaman tersedia sehingga tidak menghambat dalam pertumbuhannya. Namun penyiraman juga
tergantung cuaca jika hujan tidak dilakukan penyiraman.

b.

Penyiangan

Penyiangan dilakukan apabila ada tanaman penganggu yang tumbuh disekitar tanaman kangkung.
Penyiangan dilakukan tergantung pada pertumbuhan tanaman penganggu yang ada disekitar
tanaman.
Penyiangan ini bertujuan agar tidak terjadinya kompetisi antara tanaman kangkung dan gulma baik
dalam penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari.

c.

Pemupukan
Pemupukan disini menggunakan pomi dengan pemberiannya 2 kali. Dengan konsentrasi pomi 1 liter
air/ 5 ml/5 cc. Pemupukan dilakukan dengan penyemprotan menggunakan handsprayer. Sebelum
dilakukannya penyemprotan pupuk tanaman harus disiram terlebih dahulu, karena jika sebelum
disiram melakukan pemupukan maka pupuk akan tercuci oleh air pada saat peyiraman nantinya.

6.

Parameter pengukuran
Adapun

parameter

yang

di

amati

yaitu

pertumbuhan tanaman

kangkung,

jumlah

populasi kangkung, panjang akar serta jumlah produksi.


7.

Pemanenan
Panen dilakukan setelah tanaman berumur 30 hari, panen dilakukan dengan dua tahap. Tahap
pertama dengan menggunting tanaman yang telah layak ditanam kemudian diukur berapa tinggi
tanaman, dan berat basah dari hasil tanaman tersebut. Sedangkan panen kedua dengan mencabut
seluruh tanaman yang ada.

IV.
A.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Dalam pratikum budidaya kangkung ini didapat hasil pengamatan atau pengukuran tanaman sebagai
berikut :
Tanggal

Rata-rata tinggi

Rata-tata jumlah

Pengamatan

Tanaman

Daun

Kamis/02/04/2015

5 cm

2 helai

Panjang akar

Produksi

Sabtu 11/04/2015

11 cm

9 helai

Minggu/19/04/2015

30 cm

15 helai

Jumat/24/04/2015

45 cm

20 helai

23 cm

1,5 kg

(panen pertama)
Rabu/13/05/215
(panen kedua)

B.

Pembahasan

Dalam pratikum ini tanaman yang dibudidaya sama yaitu kangkung setiap orang namun dalam
penggunaan pupuk kandang, jarak tanam dan perlakuan penggunaan pupuk pomi berbeda-beda tiap
kelompoknya. Pada bagian ini penggunaan pupuk kandang sebanyak 1 kg, jarak tanam 5 cm dan
jarak antar tanaman 20 cm, serta penggunaan pupuk pomi 2 kali.
Penggunan pupuk kandang sebanyak 1 kg dalam setiap priode tanam yang digunakan pada
saat setelah melakukan pengolahan lahan. Sedangkan pupuk pomi yang pertama disemprotkan
pada usia 14 Hst dan penyemprotan pomi kedua dilakukan 2 minggu setelah penyemprotan
pertama. Dengan kata lain penyemprotan pomi kedua dilakukan setelah melakukan panen pertama.
Kangkung darat merupakan tanaman yang sangat memerlukan air untuk membantu
pertumbuhannya. Jika tanaman kangkung kekurangan air maka pertumbuhannya akan lambat dan
batangnya akan keras. Jadi untuk mendapatkan hasil produksi yang baik perlunya perawatan
tanaman seperti penyiraman sehingga ketersediaan air untuk tanaman kangkung cukup dan
pertumbuhannya akan lebih bagus.

Dalam pratikum ini perlakuan penggunaan pupuk pomi yaitu 2 kali. Pemberian
pertama yaitu sebelum panen pertama, pada saat itu belum terlihat pengaruhnya pemberian
pupuk pomi terhadap hasil kangkung, namun setelah pemberian pomi kedua yang dilakukan
setelah panen pertama terlihatnya pengaruh terhadap tanaman. Pengaruh yang diberikan
adalah pertumbuhannya yang lebih cepat karena dilihat pada waktu pemberian pomi kedua
dengan panen yang kedua hanya berjarak 19 hari tanaman sudah dapat dipanen.
Adapun jenis hama yang meyerang tanaman kangkung darat seperti ulat dan wereng. Dengan
penyerangan hama ini dapat menurunkan kualitas produksi tanaman karena serangan dari ulat ini
menyebabkan daun-daun kangkung perlubang dan habis dimakannya. Sedangkan hama wereng
menyebabkan tanaman menjadi layu.

V.

A.

PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil pratikum dapat diambil kesimpulan yaitu dalam membudidaya tanaman kangkung
darat perlunya ketersediaan air karena kangkung merupakan tanaman yang sangat memerlukan air.
Jika tanaman kekurangan air akan menyebabkan penurunan kualitas hasil panen karena batangnya
yang keras dan banyak mengandung getah.
Adapun dalam penggunaan pupuk kandang 1 kg dalam satu petakan mengahasilkan tanaman
kangkung yang lebih bagus dibandingkan dengan penggunaan pupuk kandang 0.5 kg. Dan
penggunaan pupuk pomi dapat mempercepat dalam pertumbuhan tanaman.
Dapat diartikan bahwa pupuk pomi sangat berpengaruh dalam pertumbuhan kangkung
sehingga waktu pemanenan pun dapat dipercepat sebagai mana hasil pratikum yang dilaksanakan
ini. setelah penen pertama dan dilakukan pemupukan pomi retang waktu untuk pemanenan kedua
lebih cepat dan tanaman lebih subur dan hijau.

B.

Saran
Untuk membudidaya tanaman perlunya ketersediaan air, karena air sangat berperan penting
dalam membantu pertumbuahan tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya. 2009 http://akubesertakamu.blogspot.com/2011/03/respon-pertumbuhan-dan-produksi-tanaman.html diakses


tanggal 1 Mei 2015

Maria. 2009 http://tipspetani.blogspot.com/2013/10/cara-budidaya-tanaman-kangkung_23.html diakses tanggan 1


Mei 2015

Anonim., 1960. Principles of Plants Breeding. University of California, USA.


Ashari. S., 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI-Press, Jakarta.
Sunanjono. 2004. Teknik budidaya tanaman Sayur-Kangkung. PT Alex Media Komputindo. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai