Hadji Boejasin dapat terselesaikan. Panduan ini disusun sebagai pemulangan pasien di
RS Muhammadiyah Lamongan.
Rencana pemulangan pasien (Discharge Planning) adalah suatu proses untuk
perkiraan, persiapan dan koordinasi yang dilakukan oleh para pemberi asuhan yang
terlibat dalam pelayanan pasien untuk memfasilitasi perbekalan perawatan kesehatan
pasien sebelum dan sesudah pemulangan pasien.
Discharge planning harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan
multidisiplin, mencakup semua pemberi asuhan yang terlibat dalam memberikan
pelayanan (Perry & Potter, 2006)
Oleh karena itu RSUD Hadji Boejasin menyusun panduan pemulangan pasien yang
dirawat/diberikan asuhan perawatan di RS Muhammadiyah Lamongan.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim
penyusun dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan panduan
ini, kami menyadari bahwa panduan tidak luput dari kekurangan, namun upaya
penyempurnaan akan terus dilaksanakan dan saran dari pembaca dan pengguna panduan
ini akan sangat kami perhatikan guna penyempurnaan panduan ini.
Waalaikumsalam wr.wb.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB I
DEFINISI
BAB II
BAB III
2
4
A. Definisi
B. Tujuan
4
4
RUANG LINGKUP
TATA LAKSANA
5
6
1.
2.
3.
4.
6
9
11
13
BAB V
DOKUMENTASI
Kepustakaan
14
15
2
Lampiran
16
BAB I
DEFINISI
1. Definisi Rencana Pemulangan Pasien (Discharge Planning)
Rencana pemulangan pasien (discharge planning) adalah suatu proses untuk
perkiraan, persiapan dan koordinasi yang dilakukan oleh para pemberi asuhanyang
terlibat dalam pelayanan pasien untuk memfasilitasi perbekalan perawatan
kesehatan pasien sebelum dan setelah pernulangan.
2. Tujuan Rencana Pemulangan Pasien (Discharge Planning)
Tujuan rencana pemulangan pasien (discharge planning) sebagai berikut :
Mengurangi hari rawatan pasien.
Meningkatkan kemajuan perkembangan kondisi kesehatan pasien
Menurunkan komplikasi penyakit.
Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas.
Mencegah kekambuhan.
Menurunkan beban perawatan pada keluarga.
Membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup optimum sebelum
dipulangkan.
Meningkatkan kontinuitas perawatan.
Meningkatkan kualitas perawatan.
Memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehatan.
BAB II
RUANG LINGKUP
1. Pemberi Layanan Rencana Pemulangan Pasien (Discharge Planning)
Proses rencana pemulangan pasien (discharge planning) harus dilakukan secara
komprehensif dan melibatkan multidisiplin, mencakup semua pemberi asuhan yang
terlibat dalam memberi layanan kesehatan kepada pasien (Perry & Potter, 2006).
2. Penerima Layanan Rencana Pemulangan Pasien (Discharge Planning)
Semua pasien yang rawat inap dilakukan discharge planning (Discharge Planning
Association, 2008). Namun ada beberapa kondisi yang menyebabkan pasien
beresiko tidak dapat memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang berkelanjutan
setelah pasien pulang, seperti pasien yang menderita penyakit terminal atau pasien
dengan kecacatan permanen (Rice, 1992 dalam Perry & Potter, 2005).
Pasien dan keluarga pasien harus mendapatkan informasi tentang semua rencana
pemulangan (Medical Mutual of Ohio, 2008). Demikian juga pendamping pasien
atau perawat pasien di rumah, dan semua orang yang terlibat dalam penanganan
pasien setelah keluar dari rumah sakit dilibatkan dalam proses ini.
3. Kapan Dilakukan Rencana Pemulangan Pasien (Discharge Planning)
Rencana pemulangan pasien (discharge planning) merupakan suatu proses yang
berkesinambungan. Untuk pasien dengan kebutuhan yang sederhana (simple)
sehingga rencana perawatannya dapat direncanakan sebelumnya/elektif, Rencana
pemulangan pasien (discharge planning) sudah dimulai sejak awal pasien datang ke
rumah sakit (pre-admission). Sedangkan pada pasien dengan kebutuhan kompleks
dan pasien emergensi, sehingga rencana perawatannya belum dapat direncanakan
sebelumnya, rencana pemulangan pasien (discharge planning) dilakukan sesegera
mungkin.
BAB III
TATA LAKSANA
1. Sebelum pasien di ruang rawat inap (pre-admission)
a. Dilakukannya asesmen pasien.
Semua pasien yang dilayani rumah sakit untuk pelayanan rawat inap harus
diidentifikasi kebutuhan pelayanannya melalui suatu proses asesmen,
pasien.
Menetapkan diagnosa awal, diagnosa banding, dan indikasi pasien
nyawa lainnya.
Pasien berasal dari panti jompo.
Pasien dengan alamat tidak diketahui atau berasal dan luar kota.
Tunawisma.
Dirawat kembali dalam 30 hari.
Percobaan bunuh diri.
Pasien tidak dikenal/tidak ada identitas.
Korban dan kasus kriminal.
Trauma multipel.
Tidak bekerja/tidak ada asuransi.
dan/atau
keluarga
medis
yang
meliputi
antara
lain
diagnosis,
rencana
Pada
pasien
yang
rencana
perawatannya
dapat
direncanakan
DPJP.
Untuk pasien dengan kebutuhan kompleks dan pasien emergensi, sehingga
rencana perawatannya belum dapat direncanakan sebelumnya, rencana
pemulangannya
ditentukan
sesegera
mungkin
tergantung
kondisi
Pada
pasien
yang
rencana
perawatannya
dapat
direncanakan
DPJP.
Untuk pasien dengan kebutuhan kompleks dan pasien emergensi, sehingga
rencana perawatannya belum dapat direncanakan sebelumnya, rencana
pemulangannya
ditentukan
sesegera
mungkin
tergantung
kondisi
a. Saat pasien tidak lagi memerlukan perawatan rumah sakit, pasien sebaiknya
dipulangkan dan memperoleh rencana pemulangan (discharge planning) yang
sesuai.
b. Yang berwenang memutuskan bahwa pasien boleh pulang atau tidak adalah
DPJP.
c. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya berperan aktif dalam pelaksanaan
pemulangan pasien.
d. Sebelum pasien dipulangkan, lakukan asesmen pasien secara menyeluruh
(holistik). Nilailah kondisi fisik, mental, emosional, dan spiritual pasien.
Pertimbangkan juga aspek sosial, budaya, etnis, dan finansial pasien.
e. Tentukan tempat perawatan selanjutnya (setelah pasien dipulangkan dari rumah
sakit) yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Penentuan tempat
ini dilakukan oleh DPJP dan para pemberi asuhan yang lain bersama dengan
pasien dan keluarga/penanggung jawab perawatan pasien.
f. Jika tempat perawatan selanjutnya tidak memadai (tidak dapat memenuhi
kebutuhan pasien), maka diskusikan dengan pasien dan keluarga/penanggung
jawab perawatan pasien. Dan buat kesepakatan tentang tempat perawatan
selanjutnya setelah pulang.
g. Sebelum di transfer ke tempat perawatan yang lain, pastikan terjadinya
komunikasi efektif antara pelaksanaan perawatan primer, sekunder, dan sosial
untuk menjamin bahwa setiap pasien menerima perawatan dan penanganan
h.
i.
j.
k.
Ambulans.
Kendaraan umum, misalnya : mobil sewaan, taksi, dan lain-lain.
Mobil pribadi.
10
p. Pada pasien yang ingin pulang atas permintaan sendiri atau pulang paksa (di
mana bertentangan dengan saran dan kondisi medisnya), dapat dikategorikan
sebagai berikut :
11
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi rencana pemulangan pasien di ceklis perencanaan pasien pulang dalam
rekam medis pasien.
KEPUSTAKAAN
Admissions
and
Discharge
http://www.dohc.ie/issues/health_strategy/action84.pdf?direct=1
12
Guidelines.
MLN/MLNProducts/Downloads/Discharge-Planning-Booklet-ICN908184.pdf
Discharge from hospital: pathway, process and practice. Department of Health.
http://webarchive.nationalarchives.gov.uk/20130107105354/http://www.dh.gov.uk/p
rod_consum_dh/groups/dh_digitalassets/@dh/@en/documents/digitalasset/dh_411
6525.pdf
Discharge
Planning.
http://www.institute.nhs.uk/quality_and_service_improvement_tools/quality_and_se
rvice_improvement_tools/discharge_planning.html
11
Best
Practices
of
Discharge
Planning
from
CMS.
http://www.beckershospitalreview.com/quality/11-best-practices-for-discharge-
planning-from-cms.html
Hospital
Discharge
and
Carers.
http://www.nhs.uk/CarersDirect/guide/practicalsupport/Pages/hospital-
discharge.aspx
Nice
Clinical
Guideline
Recommendations.
http://www.nice.org.uk/usingguidance/commissioningguides/assdissvcpatientscopd/
recommendations.jsp
Standardized Discharge Planning Focusing on Patient Education and Care
Coordination Increases Understanding of Postdischarge Needs and Likelihood of
Follow-up Care. http://www.innovations.ahrq.gov/content.aspx?id=1777
LAMPIRAN 1
CEKLIS RENCANA PEMULANGAN PASIEN
13
LAMPIRAN 2
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN
CEKLIS RENCANA PEMULANGAN PASIEN (DISCHARGE PLANNING)
RUMAh SAKIT HADJI BOEJASIN
1
Identitas
Ruang/ Kamar
Cek
Tanggal
Petugas
Informasi Kesehatan
14
DPJP.
Rencana pemulangan pasien didiskusikan DPJP dengan keluarga atau
Informasikan dan tulis tanda dan gejala dari penyakit yang diderita pasien, yang
Informasikan dan tulis jenis aktivitas yang boleh dilakukan pasien di rumah oleh
ruang perawatan.
Jika pasien memerlukan alat bantu, maka informasikan dan latih aktivitas dan
penggunaan alat bantu oleh dokter spesialis rehabilitasi medis dan/atau
fisioterapis.
Jika pasien memerlukan perawatan khusus selama di rumah, seperti : personal
hygiene (mandi, BAB, BAK, dan lain-lain), perawatan luka, perawatan selang
kateter, dan lain-lain, maka edukasi dan latih oleh perawat ruangan.
Pemberian informasi tentang pengaturan diet dan nutrisi selama di rumah sakit
dan di rumah oleh petugas dietisien.
15
Persiapan Pemulangan
Tempat perawatan selanjutnya setelah pulang.
Hasil-hasil pemeriksaan yang akan dibawa pulang.
Obat-obat untuk di rumah.
Alat bantu/peralatan kesehatan untuk di rumah (jika diperlukan).
Rencana kontrol : tulis tempat kontrol/klinik, hari/tgl/jam oleh petugas ruangan.
digunakan
16
untuk
pulang
ambulan
rumah