Transistor
Transistor
Transistor
LANDASAN TEORI
2.1
transistor memiliki tiga daerah yang dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini :
+ VCC
RC
RC
RB
RC
RB
V
VCC
Sakelar
tertutup
Q
tB
+ VBB
Sakelar
terbuka
VCe
Dalam merancang rangkaian transistor sebagai saklar maka agar saklar dapat
menutup, harga lb > lb (sat) untuk menjamin dapat mencapai saturasi penuh.
(Wasito,1995,h:12).
2.2
Kristal
Kristal mempunyai sifat piezoelektrik yaitu bahwa bila suatu potensial listrik
RS
XL
LS
CP
fS
fP
XC
CS
Kristal ini juga memperlihatkan gejala resonansi mekanis bila dipacu oleh
suatu potensial bolak-balik dengan frekuensi yang tepat. Frekuensi resonansi
mekanis itu ditentukan oleh ukuran besar dan bentuk dari contoh kristal yang
bersangkutan dan dapat diatur untuk mendapatkan beberapa tingkat frekuensi
yaitu kira-kira 20 KHz hingga 50 MHz, dengan ketelitian yang cukup baik. Dalam
bentuk kemasan piezoelektrik merupakan sepotong kristal yang dibentuk
sedemikian rupa sehingga memberikan frekuensi mekanis yang dikehendaki
dengan elektroda-elektroda yang diisolasi dan dilekatkan pada permukaanpermukaan yang berhadapan, sehingga terbentuk suatu alat yang kapasitif.
(Wasito,1995,h:14).
Secara listrik, resonasi mekanis alat ini membuat kristalnya terlihat sebagai
suatu rangkaian resonasi seri dengan faktor Q yang tinggi sekali, dengan sebuah
kapasitor yang pararel dengannya. Kapasitor ini menyebabkan suatu resonansi
pararel kedua, yang terjadi pada suatu frekuensi dekat sekali dengan titik
resonansi mekanis. Reaktansi suatu kristal kuarsa (quartz) diperlihatkan dalam
gambar 2.2 untuk frekuensi-frekuensi rendah hingga resonansi mekanis seri,
kristal itu bersifat kapasitif.
Untuk frekuensi-frekuensi diantara resonansi seri dan titik-titik resonansi
pararel, reaktansi itu induktif, dan untuk frekuensi-frekuensi diatas resonansi
pararel, reaktansi tersebut kembali bersifat kapasitif. Pada resonansi pararel Xls
=Xes dan rekatansi adalah nol, sedangkan pada resonansi pararel Xls = (Xes seri
Xep) dan reaktansi adalah tak terhingga. Frekuensi-frekuensi resonansi kristal
adalah sangat tertentu dan sangat mantap (stable), asal saja suhu kerja dijaga
konstan, sehingga sangat sesuai untuk digunakan sebagai resonansi Q yang tinggi
yang mengatur frekuensi kerja dari rangkaian osilator. (Wasito,1995,h:14).
Karena pada jarak tertentu tidak menyebabkan jarak secara akurat namun lebih
mendeteksi nilai rata-rata jarak yang dipancarkan oleh gelombang ultrasonic.
2.4
Transducer Ultrasonic
Transducer adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah suatu bentuk
energi ke bentuk energi yang lain. Dalam rangkaian listrik transducer mengubah
suatu besaran fisik non listrik seperti suhu, tekanan, bunyi dan sebagainya
menjadi besaran listrik. Transducer ultrasonic baik pengirim maupun penerima
menggunakan teknik piezoelektrik yaitu penggetaran membran menggunakan sifat
kapasitif dari suatu bahan. Dengan teknik piezoelektrik ini dapat dibuat ultrasonic
transducer yang kecil bentuknya dan memiliki kepekaan yang tinggi.
(Paul,1993,h:46).
Setiap transducer ultrasonic memiliki karakteristik frekuensi pengirim dan
penerima yang sama. Untuk itu setiap piranti yang menggunakan pengirim
ultrasonic harus memiliki frekuensi yang sama dengan frekuensi penerimanya.
Transducer ultrasonic dipilih dalam rangkaian alat ini karena merupakan
transducer aktif yaitu transducer yang dapat membangkitkan signal listrik sendiri
bila terjadi perubahan enegi dari luar. Kekurangannya dari transducer ultrasonic
adalah dalam kondisi statis tidak dapat terjadi perubahan sehingga tidak
menghasilkan sinyal listrik. (Paul,1993,h:46).
IC MC1455 mempunyai dua jenis case yaitu case 751 (D Suffix) dan case
626 (P1 Suffix) keduanya dikemas dalam kemasan plastik seperti terlihat pada
gambar 2.3
Pada gambar 2.4 terlihat diagram blok dari IC MC1455, merupakan
rangkaian ekuivalen dengan 20 transistor, 15 resistor, dan 2 dioda. Rangkaian
ekuivalen dalam diagram blok memberikan fungsi kontrol, penyulutan
(triggering), level sensing atau comparison discharge, dan power output.
10
11
2.6
Osilator
Osilator adalah suatu rangkaian elektronic yang dapat membangkitkan
gelombang atau sinyal dengan frekuensi dan amplitudo tertentu tanpa sinyal input.
Bentuk gelombang yang dihasilkan dapat berupa gelombang sinusoida,
gelombang persegi, gelombang segitiga, pulsa dan betuk gelombang yang lain.
(Paul,1993,h:87)
Prinsip dasar osilator adalah closed loop amplifier dengan feedback positif,
besarnya gain adalah sebesar :
12
Af =
...........................................................(2.1)
1 + AB
R1
A
R2
N1
N2
B
C
C
13
2.7
Filter
Filter adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk melewatkan sinyal-sinyal
yang diperlukan dan menahan sinyal-sinyal yang tidak dikehendaki serta untuk
memperkecil pengaruh noise dan interferensi pada sinyal yang dikehendaki. (Paul,
1993,h:123).
Rangkaian filter dapat bersifat pasif maupun aktif menggunakan
operasional amplifier (op amp) dengan komponen resistor dan kapasitor.
Sedangkan filter pasif yaitu filter yang hanya tersusun dari resistor dan kapasitor,
atau resistor dan inductor maupun kombinasi ketiga komponen tersebut.
14
.......................................................(2.2)
Rangkaian low pass filter RC dan karakteristiknya dapat dilihat pada gambar 2.6
berikut ini :
R
- 2dB
V1
Vo
fC
Gambar 2.6 Rangkaian dan karkteristik frekuensi dari LPF
Rangkaian low pass filter RC memiliki penguatan yang konstan hingga pada
frekuensi pole tertentu. Penguatan mulai menurun seiring dengan naiknya
frekuensi.
Pada saat penguatan menurun, rangkaian ini memiliki karakteristik sebagai
integrator. Pada gambar berikut ini memperlihatkan frekuensi responnya dan
kurva fasa naik.
15
Persamaan fungsi transfer untuk respon frekuensi low pass filter adalah :
Vo =
1/2
RC
Penguatan
(dB)
3 dB
f1
fd
kHz
Dilihat dari respon band pass mulai naik mencapai puncaknya kemudian
turun. Frekuensi tengah dinyatakan dengan fc yang mempunyai penguatan
16
fc
f
....................................................(2.4)
Dan lebar pita atau bandwitdh adalah lebar dari daerah pass band yaitu
selisih besar frekuensi pancung atas dengan frekuensi pancung bawah, yang
dirumuskan sebagai berikut:
f = f2 - f1
Q
....................................................(2.5)
Berdasarkan rumus diatas memberikan suatu ukuran lebar pita yang relatif
pada rangkaian band pass filter. Makin tinggi harga Q maka makin sempit lebar
pitanya karena itu filter ini menjadi semakin selektif. Band pass filter secara
sederhana dapat dibuat dengan menggunakan penguat operasional dan dua pasang
komponen RC seperti pada gambar 2.8 berikut ini :
17
R2
C2
C1
R1
Vin
Vout
18
=
2 R2C1
..............................................(2.6)
=
2 R2C1
..............................................(2.7)
fc =
2.8
..............................................(2.8)
(non
inverting)
dan
penguat
membalik
(inverting).
(Robert,1994,h:124).
TAK MEMBALIK
V1
MEMBALIK
+
A
V out
V2
19
masukan membalik dan fasa tegangan masukan berbeda 1800 dengan tegangan
keluaran.
Tegangan masukan diffrensialnya adalah:
Vin = V1-V2
...........................................................
(2.9)
+VCC
Vout
+V
sat
V in
Vout
+VEE
a
-V
sat
b
20
2.9
21