Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1. A.

LATAR BELAKANG

Peningkatan partisipasi pria dalam Program KB dan Kesehatan Reproduksi adalah langkah yang
tepat dalam upaya mendorong kesetaraan gender, meningkatkan kesehatan ibu, memerangi
HIV/AIDS serta penyakit menular seksual dan menyukseskan pencapaian pembangunan
Milenium (MDGs) 2015. Dalam MDGs isu pertumbuhan penduduk, keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi tidak disebutkan secara eksplisit, namun banyak studi membuktikan MDGs
tidak mungkin dicapai jika persoalan dasar kependudukan tidak ditangani dengan baik
Kontrasepsi bukanlah tanggung jawab perempuan saja, sudah saatnya pria juga berpartisipasi
memikirkannya. Apalagi apabila sang isteri sudah merasa tidak nyaman dengan kontrasepsi yang
digunakannya, karena timbul efek samping seperti kegemukan, tekanan darah tinggi, dan
perdarahan per vaginam. Terbatasnya akses informasi dan akses pelayanan Kontrasepsi pria dan
minimnya kualitas pelayanan yang belum sesuai harapan, terbatasnya pilihan cara dan metode
Kontrasepsi pria yakni kondom dan MOP, serta rendahnya dukungan politis dan sosial budaya.
Sebagai alternatif, pria di Indonesia dapat memilih kondom atau vasektomi (kontrasepsi
bedah).Sedangkan pil KB pria masih dalam tahap uji klinis. Saat ini keikutsertaan pria
menggunakan alat KB hanya 1,6 persen. Jauh lebih rendah dibanding wanita yang mencapai 98,4
persen. Penemuan metode baru kontrasepsi pria ini diharapkan bisa memberikan alternatif
pilihan ber-KB bagi pria.
Pria merupakan fokus baru untuk program KB yang selama ini belum banyak diperhatikan.
Kontrasepsi pria mempunyai harapan perkembangan yang cukup luas di masa datang, dengan
ditemukannya hasil penelitian baru. WHO sebagai badan kesehatan dunia telah membentuk
suatu Task Force untuk mencari atau mengembangkan metode pengaturan kesuburan pria yang
aman, efektif, reversibel dan dapat diterima, serta memonitor keamanan dan efektifitas metode
yang ada.
Kami tertarik mengambil topik Metode Kontrasepsi Pria Terbaru yaitu dalam rangka
meningkatkan hasanah ilmu pengetahuan dalam bidang Kesehatan khususnya perkembangan
ilmu-ilmu baru yang menjadi trend dan issue di masyarakat sehingga kita bisa mengikuti
perkembangan Ilmu dan teknologi terkini.

1. B.

TUJUAN
1. Tujuan Umum

Mengetahui tentang macam-macam metode kontrasepsi yang terbaru bagi pria

1. Tujuan Khusus
1. Memahami Pengertian Kontrasepsi
2. Mengetahui Manfaat Kontrasepsi
3. Mengetahui Alasan Pria Melakukan Kontrasepsi
4. Mengetahui Ragam Pilihan Kontrasepsi Untuk Pria
5. Mengetahui Pilihan Kontrasepsi Pria yang Sesuai

BAB II
TINJAUAN TEORI

1. A.

PENGERTIAN KONTRASEPSI

Kontrasepsi asal kata dari kontra yang berarti mencegah/ menghalangi dan konsepsi yang
berarti pembuahan/pertemuan antara sel telur dengan sperma. Jadi kontrasepsi diartikan sebagai
cara untuk mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur dengan
sperma. Kontrasepsi dapat menggunakan berbagai macam cara, baik dengan menggunakan
hormon, alat ataupun melalui prosedur operasi.

1. B.

MANFAAT KONTRASEPSI

Kontrasepsi sangat berperan dalam meningkatkan kesehatan ibu melalui pengaturan jarak
kehamilan, selain itu dengan kontrasepsi maka kita juga dapat melakukan perencanaan keluarga
termasuk didalamnya pengaturan jumlah anak

1. C.

ALASAN PRIA MELAKUKAN KONTRASEPSI

Selama beberapa dekade, banyak yang beranggapan bahwa pria tidak tertarik untuk ikut
bertanggung jawab terhadap kesuburannya atau berpartisipasi melakukan kontrasepsi. Tetapi
sebuah penelitian terbaru yang melibatkan sekitar 9000 pria di 9 negara menunjukkan bahwa
lebih dari 60% laki-laki di negara Spanyol, Jerman, Mexico dan Brasil menunjukkan kesedian
mereka untuk menggunakan kontrasepsi untuk pria supaya para pasangannya dapat terbebas dari
beberapa efek samping penggunaan kontrasepsi, selain itu mereka juga ingin lebih terlibat dalam
hal pengendalian kesuburannya

1. D. METODE PILIHAN KONTRASEPSI UNTUK PRIA


1. a.

METODE KONTRASEPSI PRIA

1) Senggama terputus (Coitus Interuptus)


Metode ini dilakukan dengan cara menarik keluar penis dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi,
sehingga ejakulasi dilakukan di luar vagina. Metode ini kurang efektif dalam mencegah
terjadinya kehamilan karena membutuhkan kesadaran yang tinggi dari pihak pria untuk
melakukannya dan juga sebelum terjadinya ejakulasi pun bisa jadi sudah terdapat air mani yang
keluar dan mengandung sperma.
2) Kondom
Kondom telah dikenal sejak lama sebagai satu-satunya kontrasepsi yang selain dapat mencegah
terjadinya kehamilan juga dapat mencegah terkena penyakit infeksi menular seksual seperti
HIV/AIDS. Saat ini > 50 juta orang di dunia menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsinya

dan kondom juga sudah tersedia baik untuk pria ataupun wanita. Kondom merupakan alat
kontrasepsi yang aman, murah, mudah tersedia, mudah digunakan dan tidak mempengaruhi
kesuburan. Bagi orang yang mempunyai alergi terhadap kondom yang terbuat dari latex dapat
menggunakan kondom yang terbuat dari bahan polyurethane.
3) Vasektomi
Vasektomi telah digunakan oleh 40 juta orang untuk perencanaan keluarga. Vasektomi
merupakan cara yang cepat, sederhana, nyaman dan sangat efektif dalam hal sterilisasi secara
permanen. Pria yang sudah tidak mau lagi mempunyai anak dapat memilih cara vasektomi ini,
pada vasektomi saluran yang berfungsi untuk mengalirkan sperma (saluran vas deferens) akan
dipotong, sehingga sperma tidak mengalir ke penis. Sedangkan bagian lainnya seperti testis dan
penis tidak akan terpengaruh sehingga tidak akan menganggu gairah seksual dan proses
ejakulasi.

1. b.

METODE KONTRASEPSI PRIA TERBARU

Selain cara tersebut diatas, terdapat juga beberapa metode terbaru dalam hal kontrasepsi untuk
pria, seperti :
1)

RISUG (Reversible Inhibition of Sperm Under Guidance)

RISUG ini merupakan salah satu metode kontrasepsi yang bekerja di dalam saluran vas deferens
atau saluran yang berfungsi untuk mengalirkan sperma. Salah satu keuntungan dari metode ini
adalah karena bersifat sementara, sehingga kesuburan dapat kembali apabila diinginkan.
Suntikan ini sangat efektif dan per dosis bisa bertahan hingga 10 tahun.Efek sampingnya juga
sedikit dan dosisnya bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Caranya adalah dengan menyuntikan bahan sejenis polymer yang berbentuk gel ke dalam saluran
vas deferens, sehingga gel tersebut akan melapisi bagian dalam dinding vas deferens. Gel
polymer tersebut nantinya akan membunuh setiap sperma yang melewati saluran vas deferens
sehingga mencegah terjadinya kehamilan. Kemudian apabila pria menginginkan kesuburannya
kembali baik dalam hitungan bulan ataupun tahun, maka bahan polymer akan dibersihkan dari
saluran vas deferens melalui suntikan lain.

2)

Pemanasan

Telah lama diketahui bahwa kenaikan suhu yang sebentar pada bagian testis dapat menekan
pembentukan sperma (spermatogenesis), sementara kenaikan suhu yang lebih lama dapat
mempengaruhi patologi testis dan terjadinya cryptorchidism, varicocele serta ketidaksuburan
sementara.
Penelitian klinis yang dilakukan untuk mengevaluasi potensi dari alat pembungkus bagian scrotal
untuk digunakan sebagai metode kontrasepsi pria yang praktis menunjukkan penurunan yang
reversible terhadap jumlah sperma tetapi masih kurang kuat untuk dijadkan metode kontrasepsi
yang terpercaya. Karena masih terdapat hal yang meragukan termasuk masalah keamanan dari
metode ini, maka penelitian lebih lanjut masih terus dilakukan.
a)

Suspensory

Alat ini dirancang untuk menjaga testis pada tempatnya, meningkatkan temperaturnya yang
berdampak pada berkurangnya produksi sperma. Alat yang berbentuk seperti celana dalam pria
ini, harus digunakan setiap hari agar efektif.
b)

External Heat

Sumber panas dari luar ini mirip dengan suspensory yaitu meningkatkan temperatur disekitar alat
vital untuk mengurangi produksi sperma. Karena tergantung dengan temperatur tubuh, waktu
yang dibutuhkan lebih cepat dibandingkan menggunakansuspensory.Sauna, alat penghangat dan
beberapa peralatan bisa digunakan untuk membuat temperatur tubuh meningkat dan produksi
sperma berkurang.
3)

Pendekatan imunologis

Pada pendekatan imunologis terhadap kontrasepsi, maka tubuh akan dibuat untuk menyerang
spermanya sendiri. Akan tetapi pendekatan ini banyak mengundang perdebatan karena ketidak
pastian untuk memperoleh kesuburan kembali, selain itu perbedaan species antara hewan dan
manusia menyebabkan kesuksesan pada percobaan dengan hewan lebih sulit untuk diadaptasikan
ke manusia dibandingkan metode lain. Sampai saat ini, metode ini pun masih dalam tahap
penelitian lebih lanjut.
4)

Metode Kontrasepsi Hormonal

a)

Testosterone

Penelitian mengenai metode kontrasepsi hormonal untuk pria pada awalnya banyak
menggunakan testosterone yang digunakan untuk mengelabui otak sehingga menghentikan
produksi sperma. Tetapi hal tersebut ternyata tidak terlalu sukses apabila dibandingkan dengan
kerja pil kontrasepsi pada wanita yang dapat menghentikan terjadinya ovulasi.
b)

Prolaktin

Penelitian terbaru akhirnya banyak dilakukan untuk menemukan hormon lain yang dapat
mempengaruhi produksi sperma. Hormon tersebut adalah prolaktin, hormon yang biasa terdapat
pada wanita hamil untuk mengontrol produksi air susu ternyata terdapat juga pada pria.
Untuk dapat berfungsi sebagai alat kontrasepsi, tablet yang dapat menghambat produksi
prolaktin harus diminum setiap hari yang dibarengi dengan suntikan/implant yang mengandung
testosterone. Hal ini juga masih menimbulkan perdebatan terutama mengenai tingkat kepatuhan
pria untuk minum pil tersebut setiap hari.
c)

Desogestrel

Selain itu para peneliti di Manchester telah mengkombinasikan pemberian desogestrel


(digunakan pada pil kontrasepsi untuk wanita) dan koyo yang mengandung testosterone untuk
digunakan sebagai kontrasepsi pada pria. Cara kerjanya adalah : desogestrel akan menghentikan
produksi testosterone di testis sehingga produksi sperma juga terhenti, sedangkan koyo
testosterone akan menyediakan kebutuhan testosterone yang diperlukan oleh bagian tubuh yang
lain (tanpa adanya testosterone, maka pria akan Kehilangan bulu-bulu di wajah dan payudara
akan membesar). Akan tetapi kesuksesan metode ini pada pria yang penggunakannya hanya
sekitar 60 %.
Oleh sebab itu, maka penggunaan kontrasepsi hormonal pada pria sampi saat ini masih dalam
tahap penelitian lebih lanjut, walaupun tidak mustahil suatu saat nanti akan ada kontrasepsi
hormonal untuk pria yang se-efektif dan se-aman seperti kontrasepsi hormonal untuk wanita
d) Suntikan progesteron
Pemberian hormon progesteron pada pria akan berdampak pada turunnya produksi sperma.
5)

Pil Kontrasepsi Non Hormonal

c) Ekstrak Tanaman Gandarusa (Justicia gendarussa)


Saat ini tengah dikembangkan metode kontrasepsi bagi pria dari ekstrak tanaman Gandarusa.

Adalah salah seorang peneliti dari universitas Airlangga Surabaya, Drs. Bambang Prayogo, Apt.
yang meneliti khasiat dari tanaman Gandarusa dan pengaruhnya sebagai kontrasepsi alami bagi
pria. Kandungan kimia tanaman gandarusa adalah Alkaloid, saponin, Flavonoid, Polifenol,
Alkaloid yustisina dan minyak atsiri, bagian tanaman yang digunakan adalah seluruh bagian
tumbuhan.
Tanaman gandarusa memiliki sifat antispermatozoa, dan saat ini proses penelitian tersebut sudah
memasuki uji klinis. Menurut Drs. Bambang, cara kerja senyawa ekstrak gandarusa ini mirip
seperti metode hormonal KB. Yakni menurunkan aktifitas enzim hialuronidase didalam
spermatozoa, sehingga sel sperma tidak mampu menembus sel telur
Pada fase pertama penelitiannya, dia melibatkan 36 subyek sehat dan subur. Setelah itu, baru
melipatkan gandakan obyek penelitian menjadi 120 pasangan usia subur (PUS). Dari hasil uji
klinik tersebut, ternyata 100 persen memiliki hasil maksimal.Tidakterjadi kehamilan pada si
wanita. Dalam uji coba ketiga ini saya telah mengujikan hasil temuannya kepada sekira 350
pasangan muda subur. Proses uji coba ini masih berjalan dan sebentar lagi akan mendapatkan
hasil yang maksimal, tuturnya.
Diungkapkan Bambang untuk membuat kapsul dibutuhkan waktu yang sangatlama.Bukan hanya
satu atau dua tahun, tetapi membutuhkan waktu puluhan tahun karena langsung bersentuhan
dengan masyarakat. Mulai mencari bahan, memproses secara ilmiah yang benar-benar steril,
hingga pengujian dimasyarakat.Dalam uji coba itu, pasangan muda harus minum kapsul setiap
hari sekali selama 30 hari, terangnya.
Serangkaian penelitian panjang selama bertahun-tahun ini memang benar-benar membuktikan
ekstrak daun gandarusa sudah terbukti efektif untuk mencegah kehamilan bagi sang istri. Meski
berhubungan dengan pasangan, dengan mengonsumsi pil KB pria ini secara teratur kelahiran
bica dicegah.Bahkan para pria yang merupakan akseptor KB tersebut mengaku makin jantan,
terang ahli farmasi sekaligus pencetus ide awal Pil KB Pria.
Saat ini proses pengembangan itu sudah selesai, sehingga 2012 diperkirakan pil KB pria pertama
di dunia ini bisa dikonsumsi oleh masyarakat.
Yang menarik, karena dari penelitian didapati penggunaan pil KB khusus pria ini tak akan
mengakibatkan menurunnya gairah seks. Bambang mengharapkan tidak ada penyalahgunaan
untuk hal-hal yang tidak semestinya.Pria yang mengonsumsinya dijamin tetap bisa melakukan
rutinitas pemenuhan kebutuhan batinnya, tanpa takut pasangannya

mengalami kehamilan.Jadi tak perlu takut. Hanya saja yang perlu dicatat adalah jika benar ini
sudah diedarkan jangan sampai disalah gunakan,
Gandarusa, merupakan tanaman herbal yang sudah dimanfaatkan oleh sebagian besar masyarakat
sebagai tanaman obat.Menurut situs Wikipedia, tanaman gandarusa ini Selain memiliki sifat
antispermatozoa juga memiliki efek analgetik, antidiuretik. Menurut salah seorang pembudidaya
gandarusa, Tini Hartini, Gandarusa ini bisa digunakan sebagai obat anti nyeri ketika keseleo.
d) Bahan BMS 189453 yang dapat mengeblok reseptor asam retinoat (suatu zat untuk
metabolisme vitamin A).
Sedangkan studi di luar negeri meneliti suatu obat yang dapat menghambat
produksisperma.Saat ini penelitian mencapai tahap uji pada hewan coba.Hal ini memberikan
harapan baru bagi perkembangan KB untuk pria.
Pada suatu jurnal endokrinologi disebutkan penelitian eksperimental suatu bahan BMS 189453
yang dapat mengeblok reseptor asam retinoat (suatu zat untuk metabolisme vitamin A). Vitamin
A ini merupakan faktor pertumbuhan yang dibutuhkan dalam proses pembelahan dan
kelangsungan hidup sel-sel sperma di testis. Cara kerja pil KB pria ini berbeda dengan pil KB
perempuan yang berisi hormon sintetis.
Seperti kita ketahui bersama bahwa vitamin A berperan penting dalam mempertahankan fungsi
penglihatan, tetapi penggunaan pil KB pria ini ternyata tidak mengganggu fungsi penglihatan.
Para peneliti menyebutkan bahwa terdapat jalur yang berbeda antara fungsinya dalam proses
penglihatan dengan proses produksi sperma.
Dalam suatu studi, peneliti memberikan pil ini pada hewan coba.Hasil penelitian menunjukkan
produksi sperma berhenti sehingga menyebabkan hewan coba ini mengalami kemandulan selama
2-4 minggu.Hal ini menunjukkan bahwa obat ini mempunyai efek temporer.
e) Nifedipine
Adalah jenis obat yang termasuk calcium channel blockers (CCBs). Penelitian menunjukkan
CCBs bisa menghambat saluran kalsium dalam membran sel sperma. Hal itu akan berdampak
menghambat kerja sperma tetapi tidak berpengaruh pada produksinya. Seseorang yang
mengonsumsi nifedipine jumlah spermanya tetap tetapi fungsinya menurun.
1. E. Memilih Kontrasepsi Pria yang Sesuai

Untuk dapat memilih kontrasepsi pria yang sesuai dengan kebutuhan, maka informasi yang jelas
sangat dibutuhkan. Selain itu adanya saling pengertian dan komunikasi yang baik dengan
pasangan sangat diperlukan, terutama mengenai masalah efektifitas, keamanan, kebebasan dari
efek samping akibat penggunaan kontrasepsi tertentu, biaya yang dikeluarkan dan kepercayaan
baik pada pria ataupun wanita.
BAB III
KESIMPULAN

1. Kontrasepsi bukanlah tanggung jawab perempuan saja, sudah saatnya pria juga
meningkatan partisipasi dalam Program KB dan Kesehatan Reproduksi adalah langkah
yang tepat dalam upaya mendorong kesetaraan gender.
1. Pria merupakan fokus baru untuk program KB yang selama ini belum banyak
diperhatikan. Kontrasepsi pria mempunyai harapan perkembangan yang cukup
luas di masa datang, dengan ditemukannya hasil penelitian baru untuk mencari
atau mengembangkan metode pengaturan kesuburan pria yang aman, efektif,
reversibel dan dapat diterima, serta memonitor keamanan dan efektifitas metode
yang ada.
2. Kontrasepsi untuk pria bertujuan supaya para pasangannya dapat terbebas dari
beberapa efek samping penggunaan kontrasepsi, selain itu mereka juga ingin lebih
terlibat dalam hal pengendalian kesuburannya
3. Terdapat beberapa metode terbaru dalam hal kontrasepsi untuk pria, seperti :
RISUG (Reversible Inhibition of Sperm Under Guidance), Pemanasan,
Pendekatan Imunologis, Metode Hormonal, Metode Non Hormonal ( Ekstrak
tanaman Gandarura dan Bahan BMS 189453 yang dapat mengeblok reseptor
asam retinoat (suatu zat untuk metabolisme vitamin A), Nefidipin.
DAFTAR PUSTAKA
Tabloid Bidan Edisi Januari 2012

http://m.nationalgeographic.co.id/lihat/berita/1357/pil-kontrasepsi-untuk-pria
http://amriawan.blogspot.com/2011/09/daun-gandarusa-kontrasepsi-untuk-pria.html
http://kosmo.vivanews.com/news/read/246288-di-balik-keampuhan-pil-kb-pria
http://metrotvnews.com/read/news/2011/10/21/68925/Pil-KB-Pria-segera-Diproduksi-Massal
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/gynecology/2195064-pil-kb-untukpria/#ixzz1kjV4ENz0
http://m.inilah.com/read/detail/1780359/soal-kb-pria-cenderung-egois

Ada sedikit rasa sakit dan ketidaknyaman beberapa hari setelah operasi
Seringkali harus melakukan kompres dengan es selama 4 jam untuk mengurangi

pembengkakan, pendarahan dan rasa tak nyaman


Operasi tidak efektif dengan segera.
Vasektomi tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi seksual menular termasuk HIV.
Penyesalan setelah vasektomi lebih besar jika laki-laki masih berusia di bawah 25 tahun,

terjadi perceraian atau ada anaknya yang meninggal.


Dibutuhkan waktu 1-3 tahun untuk benar-benar memastikan apakah vasektomi bisa bekerja
efektif 100 persen atau tidak.

Vasektomi adalah kontrasepsi bedah untuk pria dengan cara memutus


saluran spermanya.

Operasi ini biasanya dilakukan di klinik atau rumah sakit dengan


melibatkan pemotongan dan mengikat mati (cauterizing) saluran sperma.

Vasektomi adalah kontrasepsi bedah untuk pria dengan cara memutus


saluran spermanya.

Operasi ini biasanya dilakukan di klinik atau rumah sakit dengan


melibatkan pemotongan dan mengikat mati (cauterizing) saluran sperma.

Anda mungkin juga menyukai