Anda di halaman 1dari 14

MODUL 2

PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN


KESEHATAN JEMAAH HAJI
I.

DESKRIPSI SINGKAT
Jemaah Haji Indonesia yang telah terdaftar dalam
SISKOHAT mencapai lebih dari 1.000.000 orang dan
menunggu pemberangkatan dengan lama masa tunggu
mencapai lebih dari 4 (empat) tahun. Lama waktu yang
tersedia diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal
bagi persiapan keberangkatan.
Hasil pemeriksaan kesehatan tahap pertama menjadi
dasar upaya perawatan dan pemeliharaan kesehatan. Bagi
jemaah dengan gangguan kesehatan, dilakukan upaya
perawatan untuk koreksi gangguan kesehatan agar
memenuhi ketentuan persyaratan isthithoah kesehatan.
Bagi jemaah tanpa gangguan kesehatan, dilakukan upaya
pemeliharaan agar tetap terjaga kondisi kesehatannya dan
tetap memenuhi persyaratan isthithoah kesehatan.

II.
A.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah menyelesaikan modul ini pembelajar mampu
memahami prosedur dan standar perawatan dan
pemeliharaan kesehatan jemaah haji.
B. Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah menyelesaikan modul ini pembelajar dapat :
1. Menjelaskan pengertian perawatan kesehatan
jemaah haji
2. Menjelaskan prosedur umum perawatan kesehatan JH

3. Menjelaskan katagorisasi perawatan kesehatan JH


4. Menjelaskan keberhasilan perawatan kesehatan JH
5. Menjelaskan pengertian dan tujuan pemeliharaan
kes. JH
6. menjelaskan bentuk-bentuk pemeliharaan kesehatan
JH

III.

POKOK BAHASAN DAN SUB POKOK BAHASAN


A. Perawatan Kesehatan Jemaah Haji

Pengertian dan Tujuan Perawatan kesehatan Jemaah


Haji

Prosedur Umum Perawatan Kesehatan JH

Katagorisasi Perawatan Kesehatan JH

Evaluasi Keberhasilan Perawatan Kesehatan JH

B. Pemeliharaan Kesehatan Jemaah haji

IV.

Pengertian dan Tujuan Pemeliharaan Kesehatan JH

Bentuk Pemeliharaan Kesehatan JH

LANGKAH-LANGKAH PROSES PEMBELAJARAN


A.

Langkah 1
1.

Kegiatan Fasilitator
Kegiatan bina suasana dikelas
a. Memperkenalkan diri
b. Menyampaikan ruang lingkup bahasan

c. Menggali pendapat pembelajar tentang perawatan


dan pemeliharaan kesehatan jemaah haji
d. Menggali pendapat pembelajar tentang perawatan
dan pemeliharaan kesehatan jemaah haji
2. Kegiatan Peserta
a. Mempersiapkan diri dan alat tulis yang diperlukan
b. Pengemukakan pendapat atas pertanyaan fasilitator
c. Mendengar dan mencatat hal-hal yang dianggap
penting
B.

Langkah 2
1. Kegiatan Fasilitator
a. Menyampaikan Pokok Bahasan Pengertian dan
Tujuan Perawatan kesehatan Jemaah Haji, Prosedur
Umum Perawatan Kesehatan JH, Katagorisasi
Perawatan Kesehatan JH, Evaluasi Keberhasilan
Perawatan Kesehatan JH, Pengertian dan Tujuan
Pemeliharaan
Kesehatan
JH
dan
Bentuk
Pemeliharaan Kesehatan JH
b. Memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk
menanyakan hal-hal yang kurang jelas
c. Memberikan jawaban
diajukan pembelajar

atas

pertanyaan

yang

2. Kegiatan Peserta
a. Mendengar, mencatat dan menyimpulkan hal-hal
yang dianggap penting
b. Mengajukan pertanyaan sesuai dengan kesempatan
yang diberikan
c. Memberikan jawaban
diajukan fasilitator

atas

pertanyaan

yang

C.

Langkah 3
1. Kegiatan Fasilitator
a. Meminta kelas menjadi 5
dengan pokok bahasan
sekretaris dan penyaji.

kelompok, disesuaikan
dan memilih ketua,

b. Meminta
masing-masing
kelompok
mendiskusikan penugasan yang diberikan.

untuk

c. Meminta
masing-masing
kelompok
menuliskan hasil dikusi untuk disajikan

untuk

d. Memberikan bimbingan pada proses diskusi


2. Kegiatan Peserta
a. Membentuk kelompok diskusi dan memilih ketua,
sekretaris dan penyaji.
b. Mendengar, mencatat dan bertanya pada hal-hal
yang kurang jelas pada fasilitator.
c. Melakukan proses diskusi dan menuliskan hasil
dikusi untuk disajikan.
D.

Langkah 4
1. Kegiatan Fasilitator
a. Meminta
masing
masing
mempresentasikan hasil duskusi

kelompok

b. Memberikan masukan
c. Merangkum hasil diskusi
2. Kegiatan Peserta
a. Mengikuti proses penyajian atau praktek hasil
duskusi

b. Berperan aktif dalam proses dengan bertanya,


mengemukakan pendapat/ saran yang berguna
dalam proses prembelajarn
c. Merangkum hasil proses pembelajaran
E.
1.

Langkah 5

Kegiatan Fasilitator

2.

a.

Mengadakan evaluasi dengan melemparkan


5 pertanyaan sesuai topik pokok bahasan

b.

Memperjelas jawaban peserta


masing masing pertanyaan

c.

Bersama peserta merangkum hasil proses


hasil pembelajaran

terhadap

Kegiatan Peserta
a. Menjawab pertanyaan yang diajukan fasilitator
b. Bersama fasilitator merangkum hasil proses
hasil pembelajaran

V.

URAIAN MATERI
POKOK BAHASAN 1BAHASAN I
PERAWATAN KESEHATAN JEMAAH HAJI
A. Pengertian dan tujuan
Perawatan Kesehatan Haji adalah kegiatan atau
serangkaian
kegiatan
dalam
rangka
koreksi
disorder/disfungsi/disabilitas
jemaah
haji
untuk
memperoleh penyembuhan dan pemulihan kesehatan
agar dapat memenuhi kriteria isthithoah kesehatan
dengan tatalaksana baku berdasarkan keilmuan atau cara
lain yang dapat dipertanggungjawabkan kemanfaatan
dan keamanannya.

Perawatan kesehatan merupakan layanan bersifat


individual. Karenanya, identifikasi status kesehatan
secara khas atas setiap orang jemaah haji menjadi
prasyarat.
Dengan
demikian,
hasil
pemeriksaan
kesehatan pertama di Puskesmas merupakan sumber
data pertama dan utama untuk memulai pelaksanaan
program perawatan kesehatan.
B. Prosedur Umum Perawatan Kesehatan JH
Perawatan kesehatan merupakan tindak lanjut hasil
pemeriksaan kesehatan jemaah haji. Untuk mendapatkan
hasil terbaik melalui proses pelaksanaannya yang
terukur, maka pelaksanaannya mengikuti prosedur umum
sebagai berikut:
1. Dokter
pemeriksa
kesehatan
tahap
pertama
menjelaskan hasil pemeriksaan dan kesimpulannya
kepada jemaah haji yang bersangkutan, serta
perlunya perawatan atau pemeliharaan kesehatan.
2. Jemaah dipilah menurut diagnosis pemeriksaan
kesehatan, menjadi: jemaah dengan gangguan
kesehatan dan tanpa gangguan kesehatan. Jemaah
dengan gangguan kesehatan, diarahkan untuk
mendapatkan program perawatan kesehatan secara
memadai. Jemaah tanpa gangguan kesehatan,
diarahkan untuk mendapatkan program pemeliharaan
kesehatan secara memadai. Selanjutnya, Jemaah
dengan gangguan kesehatan dipilah menurut tingkat
kemampuan layanan Puskesmas.
3. Jemaah dengan gangguan kesehatan yang mampu
dilayani
oleh
Puskesmas,
dianjurkan
untuk
mendapatkan layanan secara memadai di Puskesmas.
Gangguan kesehatan yang dapat dikelola mandiri oleh
jemaah, dianjurkan untuk dikelola secara disiplin dan
dievalusi kemajuannya secara berkala.

4. Jemaah dengan jenis gangguan kesehatan yang tidak


mampu dilayani oleh Puskesmas, diarahkan untuk
dapat dilayani oleh Dokter Ahli yang berkompeten
secara memadai. Dokter Pemeriksa memfasilitasi
proses rujukannya.
5. Jemaah dengan jenis gangguan kesehatan yang
tersedia program pengendaliannya, diarahkan untuk
memperoleh layanan secara memadai. Dokter
Pemeriksa memfasilitasi proses rujukannya.
6. Pengelolaan program perawatan dan pemeliharaan
kesehatan jemaah haji meliputi ; fasilitasi jemaah haji
untuk mendapatkan layanan sesuai kebutuhan secara
memadai, memantau perkembangan capaian program
dan menyusun resume laporan medis sebagai
pertimbangan penetapan kelaikan kesehatan.
7. Dalam rangka fasilitasi layanan perawatan kesehatan,
dapat dibangun jejaring layanan dengan sarana
kesehatan tertentu sesuai kebutuhan jemaah haji.
8. Dalam rangka pemantauan perkembangan capaian
program, dilaksanakan penyusunan laporan kemajuan
berkala.
9. Dalam rangka penetapan kelaikan kesehatan, maka
setiap pengelola program layanan perawatan
diharuskan untuk menyampaikan resume laporan
medis terkini atas jemaah haji dalam pengelolaannya.
(resume
medis
terlampir,
dalam
pencatatan
pelaporan).
10. Dokter Pemeriksa Kesehatan Tahap Pertama dapat
berperan sebagai pengelola program perawatan
kesehatan jemaah haji.
C. Prosedur Umum Perawatan Kesehatan JH

Penatalaksanaan perawatan kesehatan jemaah haji


dibedakan menurut kualifikasi pelaku pengelolaannya,
menjadi:
perawatan
mandiri,
perawatan
dengan
pengobatan,
perawatan
dengan
pemulihan
dan
perawatan dengan pendampingan. Kategorisasinya
menurut kriteria sebagai berikut:
1. Perawatan Mandiri
a. Pengertian
:
Perawatan
Mandiri
adalah
pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan yang
dilaksanakan secara mandiri oleh jemaah.
b. Kemampuan Layanan : jemaah dapat mengenali
masalah kesehatannya dan mampu melakukan
tata-laksana perawatan sesuai baku mutu.
c. Dukungan Sarana : memiliki
memadai untuk evaluasi proses.

peralatan

yang

d. Evaluasi Proses : dapat melakukan pengukuran


hasil menggunakan baku mutu tertentu (timbang
berat badan, ukur tinggi badan, hitung BMI).
e. Misal: kendali asupan gizi (dikontrol dengan BMI),
senam otak, senam asma, dll..
2. Perawatan dengan Pengobatan dengan program
pengobatan dan tanpa program pengobatan
a. Pengertian : Perawatan dengan Pengobatan
adalah pelaksanaan kegiatan perawatan melalui
tatalaksana
pengobatan
terhadap
penyakit
tertentu oleh dokter yang berkompeten yang
dikategorikan menjadi penyakit program dan
penyakit non-program.
b. Kemampuan Layanan:
Pengobatan penyakit
program
menggunakan
standar
pelayanan
program terkait dan mengakses segenap fasilitas
yang
tersedia
dalam
program
tersebut.

Pengobatan penyakit non-program menggunakan


standar pelayanan keprofesian terkait dan
difasilitasi proses akses segenap fasilitas yang
tersedia. Dilaksanakan oleh Dokter dan Tenaga
Kesehatan tersertifikasi lainnya.
c. Dukungan Sarana. Penyakit program mengikuti
standar sarana program terkait. Penyakit nonprogram
mengikuti
standar
pelayanan
keprofesian.
d. Evaluasi Proses: menggunakan tatalaksana medis
terkait.
e. Misalkan Program : TBC, AIDS. Non Program: DM,
Hipertensi, dll
3. Perawatan dengan Pemulihan dengan protese dan
tanpa protese.
a. Pengertian. Perawatan dengan Pemulihan adalah
pelaksanaan kegiatan perawatan melalui tatalaksana pemulihan terhadap suatu disfungsi dan
atau disabilitas tertentu oleh dokter atau tenaga
kesehatan tertentu dengan kategori perlu
penggunaan alat bantu (protese) dan tanpa alat
bantu (protese).
b. Kemampuan Layanan. Pemulihan disfungsi dan
atau disabilitas dilaksanakan oleh dokter atau
tenaga kesehatan tertentu dengan menggunakan
standar pelayanan keprofesian terkait.
c. Dukungan Sarana. Menggunakan standar sarana
keprofesian.
d. Evaluasi Proses: menggunakan tatalaksana medis
terkait.
e. Misalkan dengan alat : penggunaan kacamata,
kursi roda, dll. Tanpa alat: rehabilitasi medis.

4. Perawatan dengan Pendampingan ketergantungan


a. Pengertian. Perawatan dengan Pendampingan
adalah pelaksanaan kegiatan perawatan oleh caregiver (kelayan) terhadap jemaah untuk membantu
melakukan aktifitas keseharian (activity daily
living). Bantuan dapat berupa dukungan terhadap
sebagian fungsi tertentu.
b. Kemampuan Layanan. Pendampingan terhadap
jemaah dengan keterbatasan fungsi tertentu oleh
kelayan, dilakukan dalam masa persiapan dan
atau perjalanan haji. Kelayan mampu memberikan
dukungan secara penuh.
c. Dukungan Sarana. Menggunakan peralatan yang
dianjurkan sesuai kebutuhan dan praktis.
d. Evaluasi Proses. Menggunakan tatalaksana medis
terkait.
e. Misalkan : jemaah pikun, rabun, dll.
D. Evaluasi Keberhasilan Perawatan Kesehatan JH
Untuk mendapatkan hasil yang memadai, perlu tenaga
kesehatan yang dapat mengevaluasi capaian program.
Persyaratan kompetensi yang diperlukan adalah:
1. Memahami pengelolaan pelayanan kesehatan haji
2. Memahami
kesehatan.

metode-metode

program

perawatan

3. Mampu melakukan evaluasi capaian menggunakan


tatalaksana baku.
4. Memiliki sertifikasi kemampuan untuk tatalaksana
tertentu
5. Mampu menyusun resume laporan medis

POKOK BAHASAN 2BAHASAN I


PEMELIHARAAN KESEHATAN JEMAAH HAJI
A. Pengertian dan tujuan
Pemeliharaan Kesehatan Haji adalah kegiatan atau
serangkaian kegiatan dalam rangka memelihara kondisi
kesehatan jemaah haji agar tetap dapat memenuhi
kriteria istithoah kesehatan dengan menjaga tetap hidup
sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis
sesuai dengan martabat kemanusiaan
Pemeliharaan kesehatan jemaah haji bertujuan untuk
mewujudkan status kesehatan yang optimal atau minimal
dapat mempertahankan kondisi yang ada, sehingga
dapat menunjang perjalanan ibadah haji dengan lancar
dan tanpa kendala
Pemeliharaan kesehatan jemaah haji mengikuti asas
manfaat, kualitas, efektifitas, efisien dan bertanggung
jawab.
Pemeliharaan kesehatan jemaah haji mengikuti prinsip
pencegahan masalah dan peningkatan kondisi serta
diarahkan untuk memberikan manfaat maksimal bagi
jemaah haji.
B. Bentuk-bentuk pemeliharaan kesehatah JH
1. Peningkatan Kebugaran
Menunaikan ibadah haji adalah merupakan suatu
kegiatan pada kenaytaannya melibatkan fisik dan
memerlukan suatu kondisi fisik yang baik / terlatih.
Kegiatan berhaji meliputi perjalanan dari tanah air
dan pelaksanaan prosesi ibadah itu sendiri yang
kesemuanya memerlukan kerja fisik yang cukup
berat Keadaan ini masih harus ditambah adanya
faktor lain yang turut memperberat diantarnya :

Lebih banyak beraktifitas menggunakan jalan


kaki, melalui jalan datar ataupun mendaki

Cuaca di Negara Arab Saudi yang panas dan


kering atau dingin dan Kering secara ekstrim

Tekanan mental psikologis (stress) yang selalu


menyertai manakala tidak dapat mengelola
perasaan dengan baik
Untuk mengahadapi situasi seperti di atas, maka
diperlukan kondisi fisik dan mental yang kuat.
Agar dapat mencapai kondisi fisik yang baik
berarti harus mempunyai kesegaran jasmani
[physical fitness] yang cukup baik. Hal ini dapat
dicapai dengan melakukan latihan olah raga yang
perlu dilakukan sebagai upaya pemeliharaan dan
peningkatan kapasitas diri selama masa tunggu.
Sebagai gambaran umum, kesegaran jasmani atau
physical fitness adalah kondisi seseorang untuk
dapat melakukan tugas/pekerjaan sehari-hari
tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan
masih mempunyai cadangan tenaga untuk
melakukan pekerjaan yang bersifat mendadak.
Dengan memelihara kesehatan melalaui kegiatan
olah raga diharapkan akan dapat :
a.

b.
c.
d.

Meningkatkan kemampuan jantung dan paruparu. Hal ini akan menyebabkan seseorang
tidak mudah merasa lelah, dapat bekerja
dengan lama.
Meningkatkan kekuatan otot sehingga mampu
mengangkat beban lebih berat
Meningkatkan kekebalan badan sehingga
tidak mudah jatuh sakit.
Mengurangi lemak badan gerakan badan lebih
gesit dan sekaligus dapat mengurangi risiko
penyempitan pembuluh darah yang akan
berakibat fatal.

e.

f.

Menurunkan tekanan darah tinggi. Hal ini


tentunya sangat bermanfaat karena resiko
terkena stroke sangat berkurang.
Menurunkan kadar gula darah, karena gula
darah dipakai untuk energi. Hal ini merupakan
suatu hal yang positif untuk membantu
penderita penyakit diabetes, agar gula
darahnya dapat menurun.

Cara berolah raga [F.I.T.T]

Frekuensi
: 3 5 X /minggu
Intensitas
: 60-90 X DNM [DNM = 220 umur]
Tempo
: 20-60 Menit kontinyu
Type
: Olahraga aerobik yang bervariasi
Olah raga yang dianjurkan upaya pemeliharaan
kesehatan ini diantaranya:

Jalan kaki

Bersepeda

Berenang

Senam Aerobik

Jogging

Jalan Cepat

2. Peningkatan Kualitas Gizi


Definisi Gizi adalah segala sesuatu tentang
makanan dan kaitannya dengan kesehatan,
makanan bergizi diperlukan untuk menjaga kondisi
tubuh tetap sehat terpelihara dan dapat
melakukan aktivitas sehari-hari.
Zat-zat gizi yang diperlukan tubuh adalah :

Karbohidrat
Protein
Lemak
Vitamin dan mineral
Air

Kebutuhan tubuh terhadap kalori & Protein dapat


diperkirakan menurut usia dan jenis kelamin
sebagai berikut :
Golongan
Umur

Energi
[kilokalori]

Protein
[gram]

[tahun]

Pria

Wanit
a

Pria

Wanit
a

16 19

2500

2000

66

51

20 59

3000

2250

55

48

> 60

2200

1850

55

48

Anda mungkin juga menyukai