Anda di halaman 1dari 14

1

A. PENDAHULUAN
IAS 8 yang diterbitkan pada 1 Januari 2012. Termasuk SAK dengan tanggal efektif
setelah 1 Januari 2012. Tujuan dari Standar ini adalah untuk meresepkan kriteria untuk
pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi ,bersama dengan perlakuan akuntansi dan
pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi , perubahan estimasi akuntansi, dan
koreksi kesalahan. Standar ini dimaksudkan untuk meningkatkan relevansi dan
keandalan laporan keuangan entitas , dan komparabilitas laporan keuangan dari waktu
ke waktu dan dengan laporan keuangan entitas lain.
Kebijakan akuntansi
Kebijakan akuntansi adalah prinsip-prinsip tertentu, basis, konvensi, peraturan dan
praktik yang diterapkan oleh entitas dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan. Ketika sebuah IFRS secara khusus berlaku untuk transaksi , peristiwa atau
kondisi lainnya , kebijakan akuntansi atau kebijakan diterapkan untuk item yang akan
ditentukan dengan menerapkan IFRS dan mempertimbangkan setiap Pedoman
Pelaksanaan relevan yang dikeluarkan oleh IASB untuk IFRS .
Dengan tidak adanya Standar atau Interpretasi yang secara khusus berlaku untuk
transaksi , peristiwa atau kondisi lainnya , manajemen harus menggunakan penilaian
dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan
informasi yang relevan dan dapat diandalkan . Dalam membuat manajemen penilaian
mengacu pada , sebuah mempertimbangkan penerapan , sumber-sumber berikut dalam
urutan menurun :
(a) persyaratan dan bimbingan dalam SAK berurusan dengan masalah yang sama
dan terkait ; dan
(b) definisi , kriteria pengakuan dan konsep pengukuran untuk aset , kewajiban ,
pendapatan dan beban di Kerangka konseptual.
Entitas harus memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten untuk
transaksi yang sama, peristiwa dan kondisi lain, kecuali sebuah IFRS secara khusus
membutuhkan atau memungkinkan kategorisasi barang yang kebijakan yang berbeda
mungkin tepat . Jika IFRS membutuhkan atau memungkinkan kategorisasi tersebut,
kebijakan akuntansi yang sesuai harus dipilih dan diterapkan secara konsisten untuk
setiap kategori.
Suatu entitas harus mengubah kebijakan akuntansi hanya jika perubahan :
(a) diperlukan oleh IFRS ; atau
(b) hasil dalam laporan keuangan memberikan informasi yang handal dan lebih
relevan tentang efek dari transaksi , kejadian-kejadian atau kondisi pada posisi
keuangan entitas, kinerja keuangan atau arus kas .
Entitas harus memperhitungkan perubahan kebijakan akuntansi yang dihasilkan dari
penerapan awal suatu IFRS sesuai dengan ketentuan transisi yang spesifik , jika ada,
dalam IFRS itu. Ketika suatu entitas perubahan kebijakan akuntansi atas penerapan awal
dari IFRS
yang tidak termasuk ketentuan peralihan khusus yang berlaku untuk
perubahan itu, atau perubahan kebijakan akuntansi secara sukarela , itu akan berlaku
perubahan secara retrospektif. Namun, perubahan kebijakan akuntansi harus diterapkan
secara retrospektif kecuali sejauh bahwa tidak praktis untuk menentukan baik efek periode tertentu atau efek kumulatif dari perubahan.
Perubahan dalam Estimasi Akuntansi
Penggunaan estimasi yang memadai merupakan bagian penting dari penyusunan
laporan keuangan dan tidak melemahkan kehandalan mereka . Perubahan estimasi
akuntansi adalah penyesuaian nilai tercatat aset atau kewajiban , atau jumlah konsumsi
periodik aset , yang dihasilkan dari penilaian status sekarang , dan manfaat masa depan
yang diharapkan dan kewajiban terkait dengan , aset dan kewajiban . Perubahan estimasi
akuntansi hasil dari informasi baru atau perkembangan baru dan , sesuai, tidak koreksi
kesalahan . Pengaruh perubahan estimasi akuntansi, harus diakui secara prospektif oleh
termasuk dalam laporan laba rugi di :
(a) periode perubahan , jika perubahan mempengaruhi periode saja; atau

2
(b) periode perubahan dan periode mendatang , jika perubahan mempengaruhi
kedua.

Kesalahan periode sebelumnya


Kesalahan periode sebelumnya yang kelalaian dari, dan salah saji dalam laporan
keuangan entitas untuk satu atau lebih periode sebelumnya yang timbul dari kegagalan
untuk menggunakan, atau penyalahgunaan, informasi yang dapat dipercaya bahwa:
(a) yang tersedia ketika laporan keuangan untuk periode yang telah disetujui
untuk diterbitkan; dan
(b) bisa diperkirakan mungkin telah diperoleh dan diperhitungkan dalam
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Kesalahan tersebut mencakup dampak kesalahan matematika, kesalahan dalam
menerapkan kebijakan akuntansi, kelalaian atau salah tafsir dari fakta, dan penipuan.
Kecuali untuk transaksi yang tidak praktis untuk menentukan baik efek-periode
tertentu atau kumulatif pengaruh kesalahan, suatu entitas harus memperbaiki kesalahan
masa materi sebelumnya secara retrospektif di set pertama dari keuangan Laporan
untuk diterbitkan setelah penemuan mereka dengan:
(a) ulangan jumlah komparatif untuk periode sebelumnya (s) disajikan di
mana kesalahan terjadi; atau
(b) jika kesalahan terjadi sebelum periode sebelumnya yang disajikan,
ulangan saldo pembukaan aset, kewajiban dan ekuitas untuk periode
sebelumnya yang disajikan.
B. PEMILIHAN DAN PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI
Ketika Standar atau Interpretasi yang secara khusus berlaku untuk transaksi,
peristiwa lain atau kondisi, kebijakan akuntansi atau kebijakan diterapkan pada item
yang harus ditentukan dengan menerapkan Standar atau Interpretasi dan
mempertimbangkan setiap Pedoman Pelaksanaan relevan yang dikeluarkan oleh IASB
untuk Standar atau Interpretasi . [IAS 8,7]
Dengan tidak adanya Standar atau Interpretasi yang secara khusus berlaku untuk
transaksi, peristiwa atau kondisi lain, manajemen harus menggunakan penilaiannya
dalam mengembangkan dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang menghasilkan
informasi yang relevan dan dapat diandalkan. [IAS 8,10]. Dalam membuat keputusan
bahwa, manajemen harus mengacu dan mempertimbangkan penerapan, sumber-sumber
berikut dalam urutan:
(a) Persyaratan dan bimbingan dalam standar IASB dan interpretasi berurusan
dengan masalah yang sama dan terkait, dan definisi, kriteria pengakuan dan
konsep pengukuran untuk aset, kewajiban, penghasilan dan beban dalam
Kerangka. [IAS 8,11]
(b) Manajemen juga dapat mempertimbangkan pernyataan terbaru dari lain
penetapan standar badan yang menggunakan kerangka kerja konseptual yang
sama untuk mengembangkan standar akuntansi, sastra akuntansi lain dan praktik
industri yang diterima, sejauh ini tidak bertentangan dengan sumber-sumber
dalam ayat 11. [IAS 8,12] dan menerapkan suatu kebijakan akuntansi yang
menghasilkan informasi yang:
1. Relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan ekonomi oleh pemakai;
dan
2. Andal, dalam laporan keuangan yang:
a) menyajikan secara jujur posisi keuangan, kinerja keuangan, dan
arus kas;

3
b) Mencerminkan substansi ekonomi transaksi, peristiwa atau kondisi
lainnya, dan bukan hanya bentuk hukumnya;
c) Netral, yaitu bebas dari bias;
d) Pertimbangan sehat; dan
e) Lengkap dalam semua hal yang material.
Dalam membuat pertimbangan yang dijelaskan, manajemen mengacu, dan
mempertimbangkan
keterterapan dari, sumber-sumber berikut ini sesuai dengan urutan menurun:
a) Persyaratan dan panduan dalam SAK yang berhubungan dengan masalah serupa
dan terkait; dan
b) Definisi, kriteria pengakuan, dan konsep pengukuran untuk aset, laibilitas,
penghasilan dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Laporan Keuangan

C. KONSISTENSI KEBIJAKAN AKUNTANSI


Kebijakan akuntansi, sekali dipilih, harus diterapkan secara konsisten untuk transaksi
sejenis, peristiwa lain, dan kondisi kecuali suatu standar atau interpretasi secara khusus
membutuhkan atau mengijinkan kategorisasi dari pos-pos untuk kebijakan yang berbeda
itu layak. Bilamana suatu standar atau interpretasi mensyaratkan atau mengizinkan
kategorisasi tersebut, maka suatu kebijakan akuntansi yang memadai harus dipilih dan
diterapkan secara konsisten terhadap setiap kategori.
Penerapan Retrospektif
Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif, maka entitas
menyesuaikan:
Saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode sajian
paling awal.
Jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap periode sajian seolah-olah
kebijakan akuntansi baru tersebut sudah diterapkan sebelumnya
Perubahan Prinsip Akuntansi
Suatu entitas harus merubah suatu kebijakan akuntansi hanya apabila perubahan,
Diharuskan oleh suatu standar atau interpretasi; atau
Menghasilkan informasi yang andal dan lebih relevan yang diberikan oleh laporan
keuangan dalam hal efek transaksi, peristiwa lain, atau kondisi atas posisi
keuangan entitas, kinerja keuangan, atau arus kas.
Dapat dicatat bahwa hal berikut bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi:
Penerapan suatu kebijakan akuntansi atas transaksi, peristiwa lain, atau kondisi
yang membedakan substansi dari hal-hal yang terjadi sebelumnya; dan;
Penerapan suatu kebijakan akuntansi yang baru untuk transaksi, peristiwa lain,
atau kondisi yang tidak terjadi sebelumnya atau tidak material.
Menerapkan Perubahan Dalam Kebijakan Akuntansi
Bilamana suatu entitas mengubah kebijakan akuntansi atas dasar suatu standar
atau interpretasi yang baru atau yang sudah diubah, maka provisi peralihan tertentu
harus diikuti dalam mengadopsi perubahan. Namun, bilamana tidak ada provisi peralihan
ditetapkan, atau apabila entitas mengubah kebijakan akuntansinya secara sukarela,
maka perubahan tersebut harus diterapkan berlaku surut (seolah-olah kebijakan tersebut
telah selalu diterapkan).
Bilamana perubahan yang diterapkan berlaku surut, maka angka-angka
komparatif (periode pelaporan sebelumnya) yang disajikan di dalam laporan keuangan
harus dinyatakan kembali seolah-olah kebijakan baru telah selalu diterapkan. Dampak
dari kebijakan baru atas laba ditahan (retained earnings) sebelum periode terawal
disajikan harus disesuaikan terhadap saldo awal daripada laba ditahan. Apabila tidak

4
dapat dipraktekkan untuk menentukan efek periode spesifik atau efek kumulatif dari
perubahan, maka entitas harus menerapkan perubahan secara prospektif dari mulai
periode terawal yang praktis memungkinkan.
Pengungkapan atas Perubahan Kebijakan Akuntansi
Penerapan awal suatu standar atau intrepretasi. Bilamana suatu standar atau
interpretasi yang baru diterapkan, maka entitas harus mengungkapkan perubahan
bilamana mempunyai efek atas periode berjalan atau periode sebelumnya atau
mempunyai efek atas periode masa datang, akan tetapi tidak dapat dipraktikkan untuk
menentukan jumlah penyesuaian yang diperlukan di dalam periode berjalan atau periode
sebelumnya atau yang diharuskan di dalam periode masa datang. Entitas harus
mengungkapkan:
Judul standar atau interpretasi;
Bilamana dapat diterapkan, bahwa perubahan yang dilakukan sesuai dengan
persyaratan peralihan;
Sifat perubahan kebijakan akuntansi;
Bilamana dapat diterapkan, suatu keterangan mengenai persyaratan peralihan;
Bilamana dapat diterapkan, persyaratan peralihan harus mempunyai dampak atas
periode masa datang; .
Untuk periode berjalan dan setiap periode sebelumnya yang disajikan hingga
sebatas yang dapat dipraktikkan, maka jumlah penyesuaian untuk setiap pos lini
laporan keuangan;
Bilamana dapat diterapkan, pendapatan persaham dasar dan dilusian untuk
periode berjalan dan setiap periode sebelumnya yang disajikan sebatas yang
dapat dipraktekkan; dan
Bilamana penerapan retrospektif tidak dapat dipraktekkan, maka keadaanlah
yang menyebabkan penerapan tidak dapat dipraktekkan dan tanggal dari mana
kebijakan akuntansi telah diterapkan.
Perubahan Kebijakan Akuntansi Secara Sukarela. Dalam hal perubahan kebijakan
akuntansi secara sukarela, bilamana perubahan sebelumnya mempunyai dampak pada
periode berjalan atau periode sebelumnya atau mempunyai dampak pada periode masa
datang, akan tetapi tidak dapat dipraktekkan guna menentukan jumlah penyesuaian
yang dipersyaratkan di dalam periode berjalan atau periode sebelumnya atau yang
dipersyaratkan di dalam periode masa datang, maka entitas harus membuat
pengungkapan:
Sifat dari perubahan kebijakan akuntansi;
Alasan atas kebijakan baru yang memberikan informasi yang andal dan yang lebih
relevan;
Untuk periode berjalan dan setiap periode sebelumnya disajikan, hingga sebatas
yang dapat dipraktekkan, maka jumlah penyesuaian untuk setiap pos lini laporan
keuangan;
Bilamana dapat diterapkan, pendapatan per saham dasar dan dilusian untuk
periode berjalan dan setiap periode sebelumnya yang disajikan sebatas yang
dapat dipraktekkan; dan
Jumlah penyesuaian yang terkait dengan periode sebelum hal tersebut disajikan,
hingga sebatas yang dapat dipraktekkan; dan
Bilamana penerapan berlaku surut tidak dapat dipraktikkan, maka keadaanlah
yang menyebabkan penerapan tidak dapat dipraktekkan dan tanggal dari mana
kebijakan akuntansi telah diterapkan.
Bilamana standar atau interpretasi telah diterbitkan tetapi belum efektif, maka
entitas harus mengungkapkan fakta bahwa standar-standar atau interpretasi tersebut
telah diterbitkan pada tanggal otorisasi laporan keuangan tetapi tidak efektif.

5
Setiap informasi yang diketahui atau yang dapat diestimasi berkaitan dengan
penilaian terhadap dampak kemungkinan dari standar atau interpretasi baru harus juga
diungkapkan. Laporan keuangan periode berikutnya tidak perIu mengulang
pengungkapan tersebut.
Estimasi Akuntansi
Estimasi akuntansi merupakan estimasi entitas yang dapat mempengaruhi elemenelemen dalam LK.
i.
Estimasi harus melibatkan pertimbangan entitas berdasarkan informasi
terkini yang tersedia dan dapat diandalkan.
ii.
Banyak hal yang mempengaruhi elemen LK yang tidak dapat diukur secara
akurat namun hanya dapat diestimasi karena ketidakpastian yang melekat pada
aktivitas bisnis.
iii.
Penggunaan estimasi yang reasonable adalah yang terpenting dalam
penyusunan LK tanpa menyesampingkan keandalannya.
Perubahan Estimasi Akuntansi.
i.
Penyesuaian jumlah tercatat aset atau liabilitas, atau jumlah pemakaian
periodik aset, yang berasal dari penilaian status kini, dan ekspektasi manfaat
masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan liabilitas.
ii.
Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau
perkembangan baru dan,
iii.
Oleh karena itu, bukan dari koreksi kesalahan.
Entitas harus mengakui efek dari perubahan estimasi secara prospektif sebagai berikut:
i.
Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset
dan laibilitas, atau terkait dengan suatu item ekuitas, perubahan estimasi
akuntansi tersebut diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat item aset,
laibilitas, atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan.
ii.
Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapan di
atas, diakui secara prospektif dalam laporan laba rugi pada:
a) Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
b) Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak
pada keduanya.
Atas catatan mengenai ketidakpastian yang inheren dalam aktivitas bisnis,
banyak pos yang ada di dalam laporan keuangan yang diestimasi karena tidak dapat
diukur dengan akurat. Estimasi akuntansi mungkin dapat mengubah catatan lingkungan
bisnis, atau ketika manajemen memperoleh lebih banyak pengalaman. Perubahan
semacam ini tidak perlu untuk menyatakan kembali atas laporan keuangan periode
sebelumnya, karena tidak menyatakan kepada suatu koreksi dari suatu kesalahan.
Sebagai akibat ketidakpastian yang melekat dalam aktivitas bisnis, banyak unsur dalam
laporan keuangan tidak dapat diukur dengan tepat tetapi hanya dapat diestimasi.
Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang tersedia dan
andal. Misalnya, estimasi mungkin diperlukan untuk:
i. Piutang tidak tertagih;
ii. Persediaan yang rusak;
iii. Nilai wajar aset keuangan atau laibilitas keuangan;
iv. Umur manfaat, atau ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomi masa mendatang
yang melekat pada, aset yang didepresiasikan; dan
v. Kewajiban garansi penggunaan estimasi rasional adalah bagian mendasar untuk
penyiapan laporan keuangan dan tidak mengurangi keandalannya.
Estimasi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang menjadi dasar
estimasi atau akibat informasi baru atau tambahan pengalaman. Sesuai sifatnya, revisi
estimasi tidak terkait dengan periode lalu dan bukan koreksi suatu kesalahan. Suatu
perubahan dalam dasar pengukuran yang digunakan adalah perubahan kebijakan
akuntansi, dan bukan perubahan estimasi akuntansi. Ketika sulit untuk membedakan

6
suatu perubahan kebijakan akuntansi dengan perubahan estimasi akuntansi, maka
perubahan tersebut diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi.
Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapan paragraf 37, diakui
secara prospektif dalam laporan laba rugi pada:
i. Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
ii. Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada
keduanya.
Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan
laibilitas, atau terkait dengan suatu itemekuitas, perubahan estimasi akuntansi tersebut
diakui dengan menyesuaikan jumlah tercatat itemaset, liabilitas, atau ekuitas yang
terkait pada periode perubahan.
Pengungkapan atas Perubahan Estimasi Akuntansi
Suatu entitas harus mengungkapkan jumlah dan sifat perubahan estimasi
akuntansi, yang mempunyai dampak di dalam periode berjalan. Demikian pula, entitas
harus mengungkapkan dampak perubahan yang diharapkan di dalam periode
mendatang, jika tidak praktis untuk dilakukan. Dalam hal tersebut, entitas harus
mengungkapkan fakta bahwa tidak praktis untuk mengestimasi dampak perubahan
estimasi akuntansi pada periode mendatang.
Pengakuan secara prospektif dampak perubahan estimasi akuntansi berarti bahwa
perubahan diterapkan untuk transaksi, peristiwa dan kondisi lain sejak tanggal
perubahan dalam estimasi. Suatu perubahan estimasi akuntansi dapat hanya berakibat
pada laba atau rugi periode berjalan, atau laba atau rugi periode berjalan dan periode
mendatang. Misalnya, suatu perubahan estimasi akuntansi piutang tidak tertagih hanya
berdampak pada laba atau rugi periode berjalan dan oleh karena itu diakui pada periode
berjalan. Namun, suatu perubahan estimasi umur manfaat dari, atau ekspektasi pola
konsumsi manfaat ekonomi masa mendatang pada, suatu aset yang dapat disusutkan
berdampak pada beban penyusutan untuk periode berjalan dan setiap periode
mendatang selama sisa umur manfaat. Dalam kedua kasus tersebut, dampak perubahan
yang terkait dengan periode berjalan diakui sebagai penghasilan atau beban pada
periode berjalan. Dampak, jika ada, pada periode mendatang diakui sebagai penghasilan
atau beban pada periode mendatang tersebut.
Kesalahan
Kesalahan di dalam laporan keuangan dapat menimbulkan catatan mengenai
pengakuan, pengukuran, penyajian yang salah, atau pengungkapan pos di dalam laporan
keuangan. Bilamana laporan keuangan berisi kesalahan-kesalahan yang material, maka
tidak dapat dianggap mematuhi IFRS.
Tiga analisis kesalahan:
1.
Jenis kesalahan yang terlibat
2.
Jurnal yang diperlukan untuk membetulkan kesalahan
3.
Cara penyajian ulang laporan keuangan setelah kesalahan ditemukan
Kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya dan dilaporkan pada
pertiode berjalan sebagai penyesuaian terhadap neraca awal saldo laba.
1. Kesalahan Laporan Posisi Keuangan merupakan kesalahan yang hanya
mempengaruhi penyajian aset, liabilitas, dan ekuitas.
a) Kesalahan di periode berjalan: reklasifikasi item ke posisi seharusnya
b) Kesalahan periode sebelumnya: menyajikan ulang laporan posisi keuangan
periode sebelumnya untuk tujuan perbandingan.
2. Kesalahan laporan posisi keuangan hanya mempengaruhi penyajian aset,
liabilitas, dan ekuitas.
3. Kesalahan laporan laba rugi yang diakibatkan klasifikasi pendapatan dan beban
yang tidak sesuai tidak mempengaruhi laporan posisi keuangan dan laba bersih.

7
Entitas harus mengoreksi kesalahan material yang terkait dengan periode sebelumnya,
berlaku surut di dalam perangkat laporan keuangan pertama yang diotorisasikan untuk
diterbitkan setelah penemuannya dengan;
1. Menyatakan kembali jumlah komparatif untuk periode-periode yang disajikan
bilamana kesalahan itu terjadi; atau
2. Apabila kesalahan yang terjadi sebelum periode sebelumnya yang terawal
disajikan, maka pernyataan kembali saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas untuk
periode sebelumnya terawal disajikan.
Kesalahan dapat timbul dari adanya keterlambatan penyampaian bukti
transaksianggaran, kesalaha perhitungan matematis, kesalahan dalam penerapan
standar dan kebijakan akuntansi, kesalahan interpretasi fakta, kecurangan atau pun
kelalaian. Kesalahan-kesalahan tersebut mempunyai pengaruh yang penting pada satu
atau lebih laporan keuangan periode sebelumnya sehingga laporan keuangan yang
bersangkutan tidak dapat diandalkan lagi. Kesalahan-kesalahan yang terjadi tersebut
perlu dilakukan koreksi. Koreksi kesalahan yang terjadi pada periode berjalan, cukup
dengan pembetulan pada perkiraan yang bersangkutan pada periode berjalan. Kesalahan
yang terjadi pada periode berjalan dan mempengaruhi posisi kas, dilakukan dengan
pembetulan perkiraan pendapatan atau belanja yang bersangkutan. Koreksi kesalahan
atas pengeluaran belanja yang terlalu besar dikeluarkan dan mempengaruhi posisi kas,
yang ditemukan setelah laporan keuangan diterbitkan dilakukan pembetulan dengan
menambah perkiraan pendapatan lain-lain dan
menambah saldo Kas. Apabila kesalahan tersebut menambah jumlah belanja dan
mengurangi saldo Kas maka pembetulan dilakukan pada perkiraan ekuitas dana lancar.
Kesalahan juga dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian atau
pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan. Laporan keuangan tidak sesuai dengan
SAK jika mengandung kesalahan material atau tidak material yang disengaja untuk
mencapai suatu penyajian laporan posisi keuangan, kinerja keuangan atau arus kas
tertentu. Potensi kesalahan periode berjalan yang ditemukan pada periode itu dikoreksi
sebelum laporan keuangan diterbitkan. Namun, kesalahan material yang kadangkala
tidak ditemukan sampai suatu periode kemudian, dan kesalahan periode lalu dikoreksi
pada informasi komparatif sajian pada laporan keuangan periode selanjutnya tersebut.
Koreksi kesalahan atas penerimaan pendapatan baik yang terlalu kecil maupun
terlalu besar diterima dan mempengaruhi posisi kas serta terjadi setelah laporan
keuangan diterbitkan, dilakukan dengan pembetulan ekuitas dana lancar. Koreksi
kesalahan yang terjadi pada periode-periode sebelumnya dan laporan keuangan sudah
diterbitkan serta tidak mempengaruhi posisi Kas maka dilakukan pembetulan pada
perkiraan-perkiraan neraca terkait.
Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada laporan
keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan:
Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu sajian dimana kesalahan
terjadi; atau
Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, menyajikan kembali
saldo awal aset, liabilitas, dan ekuitas untuk periode lalu sajian paling awal
keterbatasan penyajian kembali retrospektif .
Kesalahan periode lalu dikoreksi dengan penyajian-kembali secara retrospektif
kecuali sepanjang tidak praktis untuk menentukan dampak periode tertentu atau
dampak kumulatif kesalahan. Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak periodetertentu dari kesalahan pada informasi komparatif
untuk satu atau lebih periode sajian, maka entitas menyajikan kembali saldo pembuka
aset, laibilitas, dan ekuitas untuk periode paling awal di mana penyajian-kembali
retrospektif adalah praktis (mungkin periode berjalan).

8
Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak kumulatif, pada awal periode
berjalan, dari kesalahan pada semua periode lalu, maka entitas menyajikan-kembali
informasi komparatif untuk mengoreksi kesalahan secara prospektif dari tanggal paling
praktis. Koreksi kesalahan periode lalu tidak termasuk dari laporan laba rugi pada
periode dimana kesalahan ditemukan. Informasi sajian atas periode lalu, termasuk
ringkasan data keuangan historis, disajikan kembali sejauh mungkin adalah praktisKetika
tidak praktis untuk menentukan jumlah kesalahan (misalnya kesalahan penerapan
kebijakan akuntansi) untuk semua periode lalu, maka entitas, sesuai dengan paragraf 45,
menyajikan-kembali informasi komparatif secara prospektif sejak tanggal paling awal
adalah praktis.
Hal ini mengabaikan porsi kumulatif penyajian-kembali aset, laibilitas, dan ekuitas yang
timbul sebelum tanggal itu. Paragraf 50-53 memberikan panduan kapan adalah tidak
praktis untuk mengoreksi kesalahan untuk satu atau lebih periode lalu.
Koreksi kesalahan berbeda dengan perubahan estimasi akuntansi. Estimasi akuntansi
sesuai dengan sifatnya merupakan perkiraan yang perlu direvisi akibat tambahan
informasi yang diketahui kemudian. Misalnya, laba atau rugi yang diakui akibat hasil
suatu kontinjensi adalah bukan koreksi kesalahan.
Kesalahan Periode Lalu
adalah kelalaian mencantumkan dan kesalahan dalam mencatat, dalam laporan
keuangan entitas untuk satu atau lebih periode lalu yang timbul dari kegagalan untuk
menggunakan, atau kesalahan penggunaan informasi andal yang:
a) Tersedia ketika penyelesaian laporan keuangan untuk periode tersebut; dan
b) Secara rasional diharapkan dapat diperoleh dan dipergunakan dalam penyusunan
dan penyajian laporan keuangan.
Kesalahan semacam itu termasuk:
a) Dampak kesalahan perhitungan matematis,
b) Kesalahan penerapan kebijakan akuntansi,
c) Kekeliruan atau kesalahan interpretasi fakta,
d) Kecurangan.
Koreksi Kesalahan Periode Lalu
Koreksi kesalahan material periode lalu:
Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada laporan
keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan:
a)
Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu sajian dimana
kesalahan terjadi; atau
b)
Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka
menyajikan kembali saldo awal aset, laibilitas, dan ekuitas untuk periode lalu
sajian paling awal
Pengungkapan Kesalahan Periode Lalu.
Dalam penerapan paragraf 42, entitas mengungkapkan hal-hal berikut:
a) Sifat kesalahan periode lalu;
b) Untuk setiap periode sajian, sepanjang praktis, jumlah koreksi:
o Untuk setiap item laporan keuangan yang terpengaruh; dan
o Jika menerapkan psak 56: laba per saham, maka mengungkapkan laba per
saham dasar dan dilusian;
c) Jumlah koreksi pada awal periode sajian paling awal; dan
d) Jika penyajian-kembali retrospektif tidak praktis untuk suatu periode tertentu,
keadaan yang membuat keberadaan kondisi itu dan penjelasan bagaimana dan
sejak kapan kesalahan telah dikoreksi.

9
Kesalahan diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya, kesalahan
diperlakukan sebagai penyesuaian periode sebelumnya dan dilaporkan dalam tahun
berjalan sebagai penyesuaian saldo awal Laba Ditahan. Jika laporan komparatif disajikan,
maka laporan periode sebelumnya yang terpengaruh haruslah dinyatakan kembali untuk
mengkoreksi kesalahan.
Ada tiga jenis kesalahan:
1. Kesalahan Dalam Neraca
Hanya akan mempengaruhi penyajian akun aktiva, kewajiba atau ekuitas
pemegang saham. Contoh:
Klasifikasi piutang jangka pendek sebagai bagian dari investasi
Klasifikasi wesel bayar sebagai hutamg usaha
Klasifikasi aktiva pabrik sebagai persediaan.
Jika ditemukan kesalahan, maka akan dilakukan reklasifikasi atas pos-pos tersebut
ke posisi yang benar.
2. Kesalahan Dalam Laporan Laba-Rugi
Hanya akan mempengaruhi penyajian akun-akun nominal dalam laporan labarugi.
Contoh:
Mencatat pendapatan bunga sebagai bagian dari penjualan
Mencatat pembelian sebagai beban piutang ragu-ragu
Beban penyusutan sebagai beban bunga
Tidak berpengaruh terhadap neraca dan laba bersih. Ayat jurnal reklasifikasi
diperlukan jika kesalahan ditemukan pada tahun laporan itu dibuat.
3. Pengaruh Neraca dan Laporan Laba-Rugi
Mempengaruhi penyajian neraca maupun laba-rugi. Diklasifikasikan menjadi 2,
yaitu:
1) Kesalahan yang saling menyeimbangkan
Apakah dalam kondisi pembukuan sudah ditutup atau belum..?
Jika pembukuan sudah ditutup :
Jika kesalahan telah saling diseimbangkan, maka tidak ada ayat jurnal
yang diperlukan.
Jika kesalahan belum saling diseimbangkan, maka diperlukan ayat jurnal
untuk menyesuaikan penyajian saldo laba ditahan.
Jika pembukuan belum ditutup :
Jika kesalahan sudah saling diseimbangkan dan perusahaan telah
memasuki tahun kedua, maka ayat jurnal akan diperlukan untuk
mengkoreksi periode berjalan dan menyesuaikan saldo awal Laba
Ditahan.
Jika kesalahan belum saling diseimbangkan, maka ayat jurnal akan
diperlukan untuk menyesuaikan saldo awal Laba Ditahan dan
mengkoreksi saldo periode berjalan.
2) Kesalahan yang tidak saling menyeimbangkan
Karena suatu kesalahan tidak saling menyeimbangkan setelah lebih dari
periode 2 tahun, maka ayat jurnal untuk kesalahan yang tidak saling
menyeimbangkan ini akan menjadi lebih kompleks dan ayat jurnal koreksi
akan diperlukan, meskipun pembukuan telah ditutup.

10
Kesalahan Yang Mempengaruhi Laporan Posisi Keuangan Dan Laporan Laba
Rugi
Counterbalancing errors: kesalahan yang akan tertutupi dengan sendirinya
selama 2 periode.
i. Jika perusahaan telah melakukan tutup buku:
a) Jika kesalahan sudah tertutupi, tidak perlu jurnal
b) Jika kesalahan belum tertutupi, buat jurnal penyesuaian atas neraca
saldo laba ditahan.
ii. Jika perusahaan belum tutup buku:
a) Jika kesalahan telah tertutupi, buat jurnal untuk membetulkan
kesalahan periode berjalan dan untuk menyesuaikan saldo awal
laba ditahan
b) Jika kesalahan belum tertutupi, buat jurnal untuk menyesuaikan
saldo awal laba ditahan
iii. Jika perusahaan menyajikan laporan perbandingan, maka kesalahan harus
disajikan ulang untuk tujuan perbandingan, termasuk jika jurnal perbaikan
tidak diperlukan.
Contoh Umum Counterbalancing Errors
1. Tidak mencatat beban akrual
Tanggal 31 Desember 2012, PT A tidak mencatat beban gaji akrual sebesar Rp
50 juta.
i. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai
berikut:
Laba ditahan
50 juta
Beban gaji
50 juta
ii. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
2. Tidak mencatat beban dibayar di muka
Tanggal 1 Januari 2012, PT A tidak membeli polis asuransi sebesar Rp 50 juta
dengan kas dan tidak membuat jurnal penyesuaian hingga akhir tahun.
i. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai
berikut:
Beban asuransi
50 juta
Laba ditahan
50 juta
ii. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
3. Pendapatan dibayar di muka
Tanggal 31 Desember 2012, PT A mengakui pendapatan dibayar di muka
sebesar 50 juta (kas) untuk sewa ruang kantor selama tahun 2013 dan tidak
membuat jurnal penyesuaian.
i. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai
berikut:
Laba ditahan
50 juta
Pendapatan sewa
50 juta
ii. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
4. Pendapatan akrual
Tanggal 31 Desember 2012, PT A mengakui pendapatan akrual atas bunga
sebesar Rp 50 juta yang seharusnya diakui tahun 2013.
i. PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai
berikut:
Laba ditahan
50 juta
Pendapatan bunga
50 juta
ii. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
5. Pembelian persediaan

11
Tanggal 31 Desember 2012, PT A mencatat pembelian persediaan sebesar Rp
50 juta yang seharusnya diakui tahun 2013. Persediaan fisik tahun 2012
tercatat dengan benar, dan perusahaan menggunakan metode persediaan
periodik.
i.

PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai
berikut:
Pembelian
50 juta
Laba ditahan
50 juta

i.
ii. PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka tidak perlu jurnal.
Non-counterbalancing errors: kesalahan yang tidak akan tertutupi pada periode
akuntansi selanjutnya (memerlukan waktu lebih dari 2 periode untuk
memperbaiki diri sendiri).
Contoh Umum Non-Counterbalancing Errors
Depresiasi Aset
Tanggal 1 Januari 2012, PT A membeli mesin seharga 50 juta yang diperkirakan
memiliki manfaat 5 tahun tanpa nilai sisa. Akuntan salah melakukan penjurnalan
dengan membebankan biaya perolehan mesin pada tahun 2012 dan kesalahan
tersebut baru diketahui tahun 2013. PT A menggunakan metode depresiasi garis
lurus untuk semua aset.
PT A belum tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai
berikut:
Mesin
50 juta
Beban depresiasi mesin
10 juta (50jt / 5 tahun)
Laba ditahan
40 juta (50jt 10jt)
Akumulasi depresiasi mesin
20 juta (2 x 10jt)
PT A sudah tutup buku tahun 2013, maka jurnal perbaikan adalah sebagai
berikut.
Mesin
50 juta
Laba ditahan
30 juta (50jt 2 x 10jt)
Akumulasi depresiasi
20 juta

Kelalaian untuk mencatat Penyusutan


Asumsikan bahwa pada tanggal 1 Januari 2001, Hurley Enterprises membeli mesin
seharga $10.000 yang memiliki estimasi umur manfaat selama 5 tahun. Akuntan secara
tidak benar membebankan mesin ini pada tahun 2001. Kesalahan ini baru ditemukan
pada tahun 2002. Jika kita mengasumsikan bahwa perusahaan ini menggunakan
penyusutan garis lurus atas aktiva ini, maka ayat jurnal per 31 Desember 2002, untuk
mengoreksi kesalahan ini, apabila pembukuan belum ditutup, adalah :
Dr. Mesin
$ 10.000
Dr. Beban Penyusutan
$ 2.000
Cr. Laba Ditahan
Cr. Akumulasi Penyusutan

$ 8.000
$ 4.000

Jika pembukuan telah ditutup untuk tahun 2002, maka ayat jurnalnya adalah :
Dr. Mesin
$ 10.000
Cr. Laba Ditahan
$ 6.000
Cr. Akumulasi Penyusutan
$ 4.000
Jurnal Pembetulan Untuk Kesalahan di Periode yang berbeda
Kesalahan Yang Berpengaruh Terhadap Akun Neraca Saja

12
Untuk kesalahan yang berpengaruh terhadap akun-akun neraca saja (mulai dari kas
hingga laba ditahan), semuanya memungkinkan untuk dikoreksikarena tidak ada istilah
tutup buku untuk akun-akun ini. Misalnya:
PT. B menggunakan periode tahun buku. Pada tanggal 1 Maret 2012 diketahui telah
terjadi kesalahan pencatatan transaksi pelunasan utang pada tanggal 28 Agustus 2011.
Pembayaran utang dagang kepada PT. ABC sebesar Rp 25,000,000 tercatat sebagai
pencicilan utang bank. Atas kesalahan tersebut harus dibuatkan jurnal koreksi berupa
reklasifikasi, jika tidak maka saldo utang bank dan saldo utang kepada PT. ABC akan
salah. Berikut adalah jurnal koreksi-nya:
[Debit]. Utang Dagang PT. ABC = Rp 25,000,000
[Credit]. Utang Bank XZY = Rp 25,000,000

Kesalahan Yang Berpengaruh Terhadap Akun Laba Rugi Saja


Untuk kesalahan yang berpengaruh hanya pada akun-akun laba rugi saja, tidak perlu
dikoreksi. Ada 2 alasan mengapa tidak perlu dikoreksi:
Alasan pertama, akun-akun kelompok laba rugi sudah ditutup di akhir periode
saat mana kesalahn terjadiartinya di akhir periode akun-akun tersebut sudah dinol-kan, sehingga tidak dibawa ke periode berikutnya.
Alasan kedua, baik laba/rugi maupun saldo akhir neraca di akhir periode saat
kesalahan terjadi sudah dalam kondisi benar.
Misalnya: PT. B menggunakan periode buku tahunan. Di periode 2011 perusahaan salah
melakukan pencatatan; transaksi pembayaran listrik sebesar Rp 15,000,000 terlanjur
dicatat sebagai pembayaran telepon. Andai kesalahan tersebut diketahui di tahun 2011
(periode yang sama), maka perusahaan perlu membuat jurnal koreksi sebagai berikut:
[Debit]. Biaya Listrik = Rp 15,000,000
[Credit]. Biaya Telepon = Rp 15,000,000
Tetapi jika kesalahan tersebut baru diketahui di periode 2012, maka atas kesalahan
tersebut TIDAK PERLU dibuatkan jurnal koreksi, dengan pertimbangan:
Memang, untuk periode 2011, pengeluaran telepon diakui Rp 15,000,000 lebih
besar dari yang seharusnya, sementara di sisi lainnya pengeluaran listrik kurang diakui
sejumlah yang sama. Akan tetapi, itu tidak mempengaruhi saldo akhir kas (di Neraca),
juga tidak mempengaruhi laba/rugi bersih di penutupan buku 2011.
Kesalahan Yang Berpengaruh Terhadap Akun Neraca dan Akun Laba Rugi
Dilihat dari efeknya terhadap buku di tahun berikutnya, ada 2 macam kesalahan di sini:
(a) Kesalahan yang akan terkoreksi dengan sendirinya setelah dua tahun; dan
(b) Kesalahan yang akan terkoreksi dengan sendirinya setelah lebih dari dua tahun
atau bahkan tidak pernah terkoreksi selamanyauntuk kasus yang sangat
khusus.
Tetapi sebagian besar akan terkoreksi dengan sendirinyameskipun mungkin perlu
waktu beberapa periode. Untuk jenis kesalahan yang akan terkoreksi dengan sendirinya:
PT. B menggunakan periode tahun buku. Pada tanggal 31 Desember 2011, PT. B
lupa mengakrualkan upah buruh untuk bulan tersebut yang baru dibayarkan pada
tanggal 1 Januari 2012 sebesar Rp 250,000,000. Sehingga jurnal berikut ini BELUM di
masukan:
[Debit]. Upah Buruh = Rp 250,000,000
[Credit]. Utang Upah Buruh = Rp 250,000,000
Akibatnya, tanggal 1 Januari 2012 (pada saat gaji upah dibayarkansaat mana di sisi
lainnya buku periode 2011 telah ditutup) PT. B baru membuat jurnal sebagai berikut:
[Debit]. Upah Buruh = 250,000,000
[Credit]. Kas = 250,000,000

13
Ini adalah bentuk kesalahan, sebab sesungguhnya upah yang dibayarkan pada 1 Januari
tersebut adalah upah untuk bulan Desember 2011, artinya itu pengeluaran yang
seharusnya dibebankan di 2011.
Dari analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa:
Di Periode 2011: (a) Biaya dibebankan terlalu rendah, (b) sehingga pengakuan
Laba menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya, (c) akibat berikutnya, saat penutupan
buku 2011 Laba Ditahan pada Neraca menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya, (d)
Utang Upah Buruh diakui lebih rendah dari seharusnya.
Di Periode 2012: (a) Biaya lebih tinggi dari yang seharusnya, (b) sehingga Laba
juga menjadi lebih rendah dari yang seharusnya. Apa yang terjadi pada (c) Utang
Upah buruh? Dan apa yang terjadi pada (d) Laba Ditahan? Ada 2 kemungkinan:
Jika kesalahan tersebut disadari sebelum penutupan buku periode 2012 lalu buku dilihat,
maka Utang Upah Buruh dan Laba Ditahan akan nampak salah, sehingga PERLU
dibuatkan jurnal koreksi, sbb:
[Debit]. Laba Ditahan = Rp 250,000,000
[Credit]. Biaya Upah Buruh = Rp 250,000,000
Tetapi Jika kesalahan tersebut disadari setelah penutupan buku 2012, maka
Utang Upah Buruh dan Laba Ditahan akan menjadi BETUL dengan sendirinya,
sehingga TIDAK PERLU dibuatkan jurnal koreksi.
Ini dia penyebabnya: Laba Ditahan 2011 diakui terlalu tinggi karena Laba diakui
terlalu tinggi karena beban upah buruh bulan Desember 2011 lupa diakui. Nah di tahun
2012 upah buruh menjadi terlalu tinggi, sehingga Laba menjadi terlalu rendah dan
mengakibatkan Laba Ditahan juga menjadi terlalu rendah. Dengan kata lain, kelibahan
dan kekurangan pengakuan diantara kedua tahun ini menjadi saling menutupi, sehingga
Laba Ditahan setelah penutupan 2012 telah menjadi betul (terkoreksi) dengan
sendirinya. Demikian juga Utang Upah Buruh.
Ada beberapa jenis kesalahan yang juga akan terkoreksi dengan sendirinya di
periode berikutnya, diantaranya:
(a) Biaya Telepon yang lupa diakrualkan
(b) Biaya Dibayar Di Muka (Prepaid) yang seharusnya dibebankan secara bertahap
(melalui jurnal penyesuaian) tetapi dibebankan sekaligus
(c) Pendapatan Bunga yang lupa diakrualkan
(d) Pendapatan Diterima Di Muka (Deposit) yang seharusnya diakui sebagai
pendapatan secara bertahap (melalui jurnal penyesuaian) tetapi diakui sekaligus.
(e) Pengunaan Persediaan yang terlalu rendah/tinggi diakui.
(f) Pembelian Persediaan yang belum diterima, tetapi sudah diakui sebagai
penambah barang persediaan.
Seperti disampaikan sebelumnya, ada juga jenis kesalahan khusus yang butuh
waktu lama (mungkin 5, 7, 10, atau bahkan 30 tahun) untuk terkoreksi dengan
sendirinya. Jenis kesalahan ini biasanya transaksi terkait dengan aktiva tetap (baik yang
berwujud atau tidak berwujud) antara lain:
Pengeluaran
perbaikan
bangunan
yang
harusnya
dikapitalisasi
tetapi
dibebankanPengeluaran penggantian sparepart mesin yang seharusnya dikapitalisasi
tetapi dibebankanKesalahan perhitungan beban penyusutan. Semua jenis kesalahan ini
butuh waktu lama untuk menjadi terkoreksi dengan sendirinyaseiring dengan lamanya
waktu penyusutan/amortisasi yang dibutuhkan hingga aktiva tersebut habis umur
ekonosmisnya atau dijual. Untuk itu HARUS DIBUATKAN JURNAL KOREKSI begitu
kesalahan diketahui.

14

Jurnal koreksi diperlukan untuk memperbaiki kesalahan pencatatan transaksi (baik


yang diketahui di periode yang sama maupun yang yang berbeda). Penggunaan istilah
jurnal koreksi (pembetulan) sering ditukar atau dicampuradukan dengan jurnal
penyesuaian. Padahal sudah jelas, secara harfiah yang namanya koreksi ya untuk
memperbaiki kesalahan. Sedangkan jurnal penyesuaian diperlukan hanya untuk
menyesuaikan pencatatan akibat penggunaan metode akrual, pengalokasian beban
secara gradual, atau akibat adanya perubahan kebijakan akuntansi yang diterapkan oleh
perusahaan (misal: perubahan estimasi atau metode penghitungan). Bukan untuk
melakukan koreksi terhadap kesalahan pencatatan! Pada dasarnya, semua jenis
kesalahanjika memungkinkan, seharusnya dikoreksi. Namun ada beberapa kondisi
yang membuat tidak semua kesalahan memerlukan jurnal koreksikarena akan betul
dengan sendirinya di periode (bulan/tahun) berikutnya. Kesalahan seperti apa yang
membutuhkan jurnal koreksi/pembetulan dan kesalahan seperti apa yang tidak?
Bagaimana membuat jurnal koreksi?
Kesalahan pencatatan bisa saja diketehaui di periode yang sama (misal: transaksi
periode 2011 kesalahannya diketahui di tahun 2011) atau di periode yang berbeda
(transaksi tahun 2011 baru diketahui di tahun 2012).

Kesalahan bisa berupa kesalahan klasifikasi atau kesalahan jumlah (salah


hitung atau salah input):

1. Kesalahan Klasifikasi Untuk kesalahan klasifikasi, tinggal dibuatkan jurnal


reklasifikasi. Misalnya: PT. JAK menggunakan periode buku tahunan. Tanggal 25 Agustus
2011 diketahui terjadi kesalahan pencatatan atas transaksi tanggal 10 Juli 2011 berupa
pembelian mesin senilai Rp 60,000,000 yang dimasukan ke dalam kelompok Aktiva
Tetap Bangunan. Karena kesalahan diketahui di periode yang samadimana penyusutan
atas aktiva tetap tersebut belum dicatat, maka yang di reklasifikasi hanya nilai
perolehannya, sehingga jurnal reklasifikasinya adalah sbb:
[Debit]. Aktiva Tetap Mesin = Rp 60,000,000
[Credit]. Aktiva Tetap Bangunan = Rp 60,000,000
2. Kesalahan Jumlah Misalnya: Pada tanggal 25 Agustus diketahui telah terjadi
kesalahan pencatatan atas pembayaran listrik tanggal 15 Agustus 2011 yang sebesar Rp
15,000,000 dimasukkan hanya Rp 1,500,000. Koreksi atas kesalahan jumlah bisa
dilakukan dengan cara memasukan jumlah selisihnya:
[Debit]. Biaya Listrik = Rp 13,500,000
[Credit]. Kas/Utang PLN = Rp 13,500,000
(Rp 15,000,000 Rp 1,500,000 = Rp 13,500,000)

Anda mungkin juga menyukai