Anda di halaman 1dari 2

Salah Satu Ajaran Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah

yang ditinggalkan oleh sebagian pengikutnya.

Jenggot
Menjadi hal yang cukup aneh kalau kita melihat beberapa ustadz dan kyai
yang mengaku bermadzhab syafi'iyah, memangkas habis jenggot
mereka.
Bahkan ada juga yang menuduh siapapun yang memanjangkan
jenggotnya dicap sebagai
teroris.
Padahal Al-Imam Asy-Syafi'i rahimahullah mengharamkan mencukur habis
jenggot.
Banyak
sekali hadits
shahih
yang
menunjukkan
wajibnya
memelihara jenggot. Namun, sebagian orang sulit kalau hanya sekedar
diberi dalil.
Mereka hanya bisa menerima dengan puas jika disertai dengan
perkataan para ulama dari madzhab yang diikutinya.
Apa kata Imam Syafi'i rahimahullah dalam menyikapi hal ini?
Beliau mengatakan:
Ia (orang yang memandikan mayat) tidak boleh memangkas rambut
kepala maupun jenggotnya si mayat, karena kedua rambut itu hanya
boleh diambil untuk menghias diri dan ketika ibadah manasik saja. (alUmm 2/640)
Imam Syafii rahimahullah juga mengatakan:
Menggundul rambut bukanlah kejahatan, karena adanya ibadah dengan
menggundul kepala, juga karena tidak adanya rasa sakit yang berlebihan
padanya. Tindakan menggundul itu, meski tidak diperbolehkan pada
jenggot, namun tidak ada rasa sakit yang berlebihan padanya, juga tidak
menyebabkan hilangnya rambut, karena ia tetap akan tumbuh lagi.
Seandainya setelah digundul, ternyata rambut yang tumbuh kurang, atau
tidak tumbuh lagi, maka ada hukumah (semacam denda/sangsi, silakan
lihat makan al-hukuumah di Al-Haawi al-Kabiir 12/301)." (al-Umm 7/203)
Masih kurang? Mari simak pandangan ulama syafi'iyah dalam memahami
perkataan Imam Syafi'i di atas,
(1)Ibnu Rifah rahimahullah:"Sungguh Imam Syafii telah menegaskan
dalam kitabnya Al-Umm, tentang haramnya menggundul
jenggot." (Hasyiatul Abbadi ala Tuhfatil Muhtaj 9/376)

(2)Abdurrahman bin 'Umar Baa 'Alawi: "Imam Asy-Syafii telah


menyatakan akan haramnya mencukur gundul jenggot dan
mencabuti jenggot." (Bugyatul Mustarsyidin hal 20, cetakan
Daarul Fikir)
(3)Imam Abul Hasan al-Mawardi rahimahullah (wafat 450 H):
"Mencabuti
jenggot
merupakan
perbuatan
safah
(bodoh) yang menyebabkan persaksian seseorang ditolak." (alHawil Kabir 17/151)
(4)Abu Hamid Al-Gozzali rahimahullah (wafat tahun 505 H): "Adapun
mencabuti jenggot di awal munculnya, agar menyerupai orang yang
tidak punya jenggot, maka ini termasuk kemungkaran yang
besar, karena jenggot adalah penghias bagi laki-laki." (Ihya
Ulumiddin 1/280)
(5)Imam An-Nawawi rahimahullah: "Yang benar adalah dibencinya
perbuatan memangkas jenggot secara mutlak (meskipun
jenggot telah panjang dan lebih dari segenggam tangan-pen), tapi
harusnya ia membiarkan apa adanya, karena adanya hadits shohih
biarkanlah jenggot panjang. Adapun haditsnya Amr bin Syuaib,
dari ayahnya, dari kakeknya: bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam dahulu mengambil jenggotnya dari sisi samping dan dari sisi
panjangnya, maka hadits ini telah diriwayatkan oleh at-Tirmidzi
dengan sanad yang lemah dan tidak bisa dijadikan
hujjah." (al-Majmu 1/343)
(6)Abu Syaamah rahimahullah: "Telah datang sekelompok kaum
yang menggunduli jenggotnya, perbuatan mereka itu lebih
parah dari apa yang dinukil dari kaum Majusi, bahwa mereka
dulu
memendekkannya."(Fathul
Bari
10/351)
Semoga kita sebagai kaum muslimin, terutama para ikhwanuntuk
senantiasa menjaga ajaran Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ini.
Syukur syukur bisa menyadarkan keluarga dan kerabat terdekat untuk
kembali ke madzhab syafi'i yang berakidah benar.
Arief Abdurrahman Hakim
- muslimjogja.com

Anda mungkin juga menyukai