Anda di halaman 1dari 8

Al-Quran adalah sumber Ilmu Pengetahuan sekaligus sumber ajaran Agama, yang

mendorong manusia untuk berpikir dalam hal ini bisa diartikan berfilsafat.
Ilmu pengetahuan bisa berkembang di kalangan ummat Islam dan pernah mencapai
masa keemasan, walaupun sekarang tidak seperti zaman Daulah Umayyah
terutama Daulah Abbasiyah yang berhasil mengembangkan Ilmu Pengetahuan
secara gemilang dengan berlandaskan Islam. Ini membuktikan bahwa Islam tidak
menghambat Ilmu Pengetahuan, tidak seperti yang dikatakan sebagian orientalis
tentang islam yang bisa menghambat perkembangan ilmu pengetahuan. Tidak pula
seperti orang-orang marjinal yang membatasi diri mempelajari Islam hanya pada
leteratur
tertentu
saja.

Ilmu berarti tahu atau mengetahui. Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang
dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu)
kedudukan Ilmu Menurut Islam
Didalam Al quran , kata ilmu dan kata-kata jadianya di gunakan lebih dari
780 kali , ini bermakna bahwa ajaran Islam sebagaimana tercermin dari al-Quran
sangat kental dengan nuansa nuansa yang berkaitan dengan ilmu, sehingga dapat
menjadi ciri penting dari agama Islam sebagamana dikemukakan oleh Dr Mahadi
Ghulsyani sebagai berikut ; Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang
lainnya adalah penekanannya terhadap masalah ilmu (sains), Al quran dan Al
sunah mengajak kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan Ilmu dan
kearifan ,serta menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada derajat
tinggi. Allah Swt berfirman dalam al-Quran yang artinya: Allah meninggikan
beberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang berirman diantara kamu dan orangorang yang berilmu (diberi ilmu pengetahuan) dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan.
Keimanan yang dimiliki seseorang akan menjadi pendorong untuk
menuntut Ilmu, dan Ilmu yang dimiliki seseorang akan membuat dia sadar
betapa kecilnya manusia dihadapan Allah, sehingga akan tumbuh rasa
kepada Allah bila melakukan hal-hal yang dilarangnya,
hubungan inilah konsep membaca, sebagai salah satu wahana menambah
ilmu ,menjadi sangat penting,dan islam telah sejak awal menekeankan pentingnya
membaca, sebagaimana terlihat dari firman Allah yang pertama diturunkan yaitu
surat Al-Alaq (1-5) yang artinya: Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan kamu dari segumpal darah. Bacalah,dan
Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia ) dengan perantara
kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui.
Ayat ayat trersebut, jelas merupakan sumber motivasi bagi umat Islam
untuk tidak pernah berhenti menuntut ilmu, untuk terus membaca, sehingga
posisi yang tinggi dihadapan Allah akan tetap terjaga, yang berarti juga rasa takut
kepada Allah akan menjiwai seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk melakukan
amal shaleh, dengan demikian nampak bahwa keimanan yang dibarengi denga ilmu
1

akan membuahkan amal ,sehingga Nurcholis Madjd menyebutkan bahwa keimanan


dan amal perbuatan membentuk segi tiga pola hidup yang kukuh ini seolah
menengahi
antara
iman
dan
amal.
3. Klasifikasi Ilmu menurut ulama Islam.
Al Ghazali di dalam Kitabnya Ihya Ulumudin mengklasifikasikan Ilmu dalam
dua kelompok yaitu Ilmu-ilmu tersebut sebagai berikut :
1. Ilmu fardu ain . Ilmu tentang cara amal perbuatan yang wajib, Maka orang
yang mengetahui ilmu yang wajib dan waktu wajibnya, berartilah dia sudah
mengetahui ilmu fardu ain. e.g: ilmu agama dengan segala cabangnya, seperti
yang tercakup dalam rukun Islam
2. Ilmu fardu kifayah. Ialah tiap-tiap ilmu yang tidak dapat dikesampingkan dalam
menegakan urusan duniawi e.g: ilmu kedokteran, ilmu berhitung untuk jual beli,
ilmu pertanian, ilmu politik, bahkan ilmu menjahit, yang pada dasarnya ilmu-ilmu
yang dapat membantu dan penting bagi usaha untuk menegakan urusan dunia
Selain itu, Syah Waliyullah juga membagi ilmu pengetahuan ke dalam dua
kelompok yaitu :
1). Ilmu al husuli, yaitu ilmu pengetahuan yang bersifat indrawi, empiris,
konseptual, formatif aposteriori
2). Ilmu al huduri, yaitu ilmu pengetahuan yang suci dan abstrak yang
muncul dari esensi jiwa yang rasional akibat adanya kontak langsung dengan
realitas ilahi.

4. Pengertian filsafat
Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani dari kata philo berarti
cinta dan sophia yang berarti kebenaran, sementara itu menurut Ir. Pudjawijatna
Filo artinya cinta dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin dan karena ingin lalu
berusaha mencapai yang diinginkannya itu. Sofia artinya kebijaksanaan, bijaksana
artinya pandai, mengerti dengan mendalam, jadi menurut namanya saja Filsafat
boleh dimaknakan ingin mengerti dengan mendalam atau cinta dengan
kebijaksanaan.
Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan, filsafat mencoba
mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh Ilmu dan
jawabannya bersifat spekulatif, sedangkan Agama merupakan jawaban terhadap
masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan jawabannya bersifat
mutlak. Menurut Sidi Gazlba Pengetahuan ilmu lapangannya segala sesuatu yang
dapat diteliti (riset dan/atau eksperimen); batasnya sampai kepada yang tidak atau
belum dapat dilakukan penelitian. Pengetahuan filsafat: segala sesuatu yang dapat
dipikirkan oleh budi (rasio) manusia yang alami (bersifat alam) dan nisbi; batasnya
ialah batas alam namun demikian ia juga mencoba memikirkan sesuatu yang diluar
alam, yang disebut oleh agama Tuhan. Sementara itu Oemar Amin Hoesin
mengatakan bahwa ilmu memberikan kepada kita pengetahuan, dan filsafat
2

memberikan

hikmat.

5. Pengertian Filsafat Ilmu


filsat ilmu pada dasarnya merupakan upaya untuk menyoroti dan mengkaji
ilmu, dia berkaitan dengan pengkajian tentang obyek ilmu, bagaimana
memperolehnya serta bagaimana dampai etisnya bagi kehidupan masyarakat.
Secara
umum
kajian
filsafat
ilmu
mencakup:
Aspek ontologis berkaiatan dengan obyek ilmu, aspek epistemologis berkaiatan
dengan metode, dan aspek axiologis berkaitan dengan pemanfatan ilmu. Dari
sudut ini filosof muslim telah berusaha mengkajinya dalam suatu kesatuan dengan
prinsip dasar nilai-nilai keislaman yang bersumebr pada Al Quran dan Sunnah
Rasul. Di dalam Islam, ilmu pengetahuan mempunyai kedudukan tinggi dan
istimewa di sisi Allah terbukti melalui pengiktirafan Allah terhadap ilmu melalui
wahyu pertama Ilahi kepada junjungan besar Rasulullah memerintahkan baginda
untuk mempelajari ilmu dan menitik beratkan kepentingan pembelajaran dalam
setiap
aspek
kehidupan
manusia.
6. Kegemilangan ilmu Pengetahuan dalam islam
Islam menganggap hanya manusia yang dihiasi dengan ilmu pengetahuan
saja, golongan yang benar-benar bertakwa kepada Allah. Jelas di sini bahwa ilmu
pengetahuan dalam Islam mengandung satu arti ilmu yang menyeluruh dan
berkesinambungan dan nilai yang tidak dapat dipisahkan sama sekali. Termasuk
dalam konteks ini, ilmu sains dan teknologi adalah antara cabang ilmu pengetahuan
yang memberi manfaat dan faedah besar kepada kelangsungan tamadun manusia.
Istilah sains itu sebenarnya berasal dari kata Latin, scientia dan pada bahasa Arab
yang membawa pengertian sama yaitu ilmu pengetahuan. Pada asalnya, ilmu sains
ini merangkum semua cabang ilmu yang dihasilkan oleh pemikiran manusia yang
ahli seperti falsafah, matematik, astronomi, geografi, geologi, fisika, kimia,
pengobatan dan sebagainya. Semua cabang ilmu itu disatukan dalam ilmu sains.
Kemudian, apabila cabang ilmu itu semakin berkembang dan luas pembahasannya,
cabang ilmu itu mulai memisahkan diri dari ilmu sains dan mulai membentuk
identitas ilmunya sendiri. Maka, lahirlah ilmu geografi, ilmu pengobatan, ilmu fisika
dan lain-lain.
Al-Quran sumber sains Islam, bahkan al-Quran menganjurkan umat
manusia baik beriman atau tidak, supaya menyelidiki alam sebagai tanda
membuktikan wujud dan kebesaran Allah. Di dalam al-Quran ada lebih 750
ayat menyuruh umatnya supaya belajar, merenung dan menggunakan akal
dengan sebaik-baiknya mencari kebenaran hakiki.
Kegemilangan tamadun Islam pada waktu itu melahirkan beberapa tokoh
ulama yang berjasa dan memberi sesuatu yang bermakna dalam perkembangan
sains kepada umat manusia. Yang lebih menarik, sumbangsih pemikiran tokoh
ulama Muslim mendapat tempat dan penghargaan tinggi di kalangan sarjana dan
orientalis Barat sehingga karya mereka menjadi teks rujukan utama di Universitas
Eropa dan juga diterjemahkan secara besar-besaran oleh sarjana dan orientalis
3

Barat. Yang berarti bahwa ulama sains Muslim terlebih dahulu mempelopori bidang
sains dan teknologi pada zaman dahulu.
Akhirnya, ilmu itu berpindah tangan ke Barat dan umat Islam tertinggal
dalam bidang itu. Di antara tokoh ulama tersebut ialah Ibnu Rusd lebih terkenal
sebagai ahli astronomi dengan bukunya yang banyak membahas secara sistematik
geografi matematik dan astronomi di samping mengemukakan teori ahli astronomi
Arab, Yunani dan India.
Begitu juga, seorang ulama bernama Muslim al-Farghani adalah seorang
pakar Astronomi berasal dari Farghana, Uzbekistan. Beliau mengarang kitab alKamil fi al-Asturlab yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa latin dengan judul
Compendium sehingga menjadi rujukan utama di seluruh pelusuk Eropa. Di samping
itu, muncul seorang ulama bernama Abu al-Raihan Muhammad bin Ahmad terkenal
dengan al-Biruni. Di kalangan orientalis, beliau dianggap tokoh ilmuwan terbesar
dan seorang experienmentalis ilmu yang tekun pada abad pertengahan Islam.
Beliau menguasai dengan baik bidang matematik, kedokteran , farmasi , asronomi
dan fisik. Al Biruni juga dikategorikan sebagai ahli sejarah, geografi, kronologi,
bahasa serta seorang pengkaji mengenai adat istiadat dan sistem kepercayaan.
Beliau
juga
seorang
ulama
Islam.
Di dalam bidang pengobatan, Islam melahirkan seorang tokoh terkenal
yaitu Abu Kasim al-Zahrawi sebagai seorang dokter dan ahli bedah Muslim.
Beliau juga dikenal di Barat dengan nama Abulcasis. Di dalam bidang kedokteran,
beliau dianggap perintis ilmu pengenalan penyakit (diagnosrie) dan cara
penyembuhannya (the rapeutif) penyakit telinga. Dialah juga yang merintis bedah
telinga untuk mengembalikan fungsi pendengaran. Bukan sekadar itu, beliau juga
pelopor pengembangan ilmu penyakit kulit (dermatologi). Beliau tidak ketinggalan
mengarang buku ensiklopedia pengobatan yang berjudul Al-Tasrif Liman Anjaza alTalif (Medical Vademecum) yang menerangkan dan melukiskan dengan jelas
diagram tidak kurang dari 200 peralatan bedah. Beliau juga terkenal sebagai dokter
gigi. Ensiklopedia itu menjadi rujukan utama pengobatan di univercity Eropa.
Abu Ali al-Husain bin Abdullah bin Hasan Ali ibnu Sina. Beliau dikenal
Barat dengan nama Aveccina. Lahir pada tahun 370 H di Afghanistan. Beliau
dapat mendalami semua jenis cabang ilmu dalam usia yang muda hingga beliau
dapat menguasai bidang logika, matematik, fisika, politik, kedokteran dan falsafah
di samping ilmu agama. Ibnu Sina meninggal pada tahun 428 H dinobatkan sebagai
Fathers of Doctors. Beliau juga mengarang lebih 276 buah buku yang meliputi
belbagai bidang ilmu seperti falsafah, geometri, kedokteran, astronomi, musik,
syair, teologi, politik, matematika, fisika, kimia, sastera, kosmologi dan sebagainya.
Diantara karya terbesar beliau ialah Al-Qanun fi al-Tibb himpunan segala disiplin
ilmu yang beragam dan akhirnya diterjemahkan dalam bahasa Inggris berjudul
Canon of Medicine teks rujukan utama dalam bidang pengobatan. Buku lain ialah alSyifa yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris The Book of Discovery dalam 18
jilid. Beliau pernah diberi julukan sebagai Rajanya Dokter atau Medicorum Principal.
Selain diatas tokoh ulama terkenal dalam bidang pengobatan ialah Abu al
Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Ibnu Rushd yang terkenal di Barat
dengan gelar Averroce. Beliau seorang ulama, ahli falsafah ulung dan pakar dalam
4

bidang fisika, kedokteran, biologi dan astronomi. Beliau banyak mengkaji


astronomi dan pernah konsentrasi sebagai dokter dan kadi besar di Cordoba.
Ibnu Rushd dikenal sebagai seorang perintis ilmu kedokteran umum serta
perintis mengenai ilmu jaringan tubuh (Histologi). Beliau juga berjasa dalam
bidang penelitian pembuluh darah serta penyakit cacar. Karya beliau yang berjudul
Al Kulliyyah fi al-Tibb sebanyak 16 jilid, karya terbesar dan rujukan utama dalam
bidang pengobatan. Kemudian diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul
General Rules of Medicine.
Di dalam bidang kimia, muncul seorang tokoh ulama yaitu Jabir ibnu
Hayyan al Kufi (Geber). Beberapa karya terbesarnya diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin dan Perancis. Diantaranya, Kitab Dacing, Kitab Raksa Timur dan Kitab
Kerajaan. Dia banyak memperkenalkan kegunaan praktik kimia seperti
menyediakan keluli, mencelup kain dan kulit dan sebagainya.
Tokoh kimia yaitu Muhammad Abu Bakar al-Razi lebih terkenal
sebagai ahli pengobatan kimia dan ada yang menganggap beliau sebagai
pengagas kimia moden. Beliau mencatat dengan terperinci lebih 20 alat besi dan
kaca. Beliau juga pakar dalam praktik pengobatan dengan pendapatnya
penyembuhan penyakit adalah kilas balik kimia dalam tubuh seseorang.
Di dalam bidang fisik pula, al-Haitham lebih dikenal di dunia Barat
sebagai Alhazen adalah tokoh optik paling terkenal dalam sejarah
tamadun Islam
KESIMPULAN
Ilmu Pengetahuan tidaklah bertentangan dengan Islam, justru Islam menyuruh
penganutnya untuk mempelajari Ilmu Pengetahuan bahkan mewajibkannya,
termasuk di dalamnya Islam tidak melarang ummatnya berfilsafat. Hanya saja
larangan itu muncul apabila ummat Islam sudah berfilsafat sebelum aqidahnya
kuat, hal ini akan melahirkan penyimpangan berfikir yang bisa menyesatkan bagi
dirinya dan orang lain.
ADAB
Pertama, Mengikhlaskan niat dalam menuntut ilmu
Dalam menuntut ilmu kita harus ikhlas karena Allah Taala dan seseorang tidak akan
mendapat ilmu yang bermanfaat jika ia tidak ikhlas karena Allah. Padahal mereka
tidak disuruh kecuali agar beribadah hanya kepada Allah dengan memurnikan
ketaatan hanya kepadaNya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya
mereka mendirikan shalat dan memurnikan zakat; dan yang demikian itulah agama
yang lurus. (QS. Al-Bayyinah:5)
Orang yang menuntut ilmu bukan karena mengharap wajah Allah
termasuk orang yang pertama kali dipanaskan api neraka untuknya.
Rasulallah shallallahu alaihi wa sallambersabda, Barangsiapa yang
menuntut ilmu syari yang semestinya ia lakukan untuk mencari wajah
Allah dengan ikhlas, namun ia tidak melakukannya melainkan untuk

mencari keuntungan duniawi, maka ia tidak akan mendapat harumnya


aroma surga pada hari kiamat.(HR. Ahmad)
2. Kedua, Rajin berdoa kepada Allah Taala, memohon ilmu yang bermanfaat
Hendaknya setiap penuntut ilmu senantiasa memohon ilmu yang bermanfaat
kepada AllahTaala dan memohon pertolongan kepadaNya dalam mencari ilmu serta
selalu merasa butuh kepadaNya.
Rasulallah shallallahu alaihi wa sallam menganjurkan kita untuk selalu memohon
ilmu yang bermanfaat kepada Allah Taala dan berlindung kepadaNya dari ilmu yang
tidak bermanfaat, karena banyak kaum Muslimin yang justru mempelajari ilmu yang
tidak bermanfaat, seperti mempelajari ilmu filsafat, ilmu kalam ilmu hukum sekuler,
dan lainnya.
3. Ketiga, Bersungguh-sungguh dalam belajar dan selalu merasa haus ilmu
Dalam menuntut ilmu syari diperlukan kesungguhan. Tidak layak para penuntut
ilmu bermalas-malasan dalam mencarinya. Kita akan mendapatkan ilmu yang
bermanfaat dengan izin Allah apabila kita bersungguh-sungguh dalam
menuntutnya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam barsabda, Dua orang yang rakus yang
tidak pernah kenyang: yaitu (1) orang yang rakus terhdap ilmu dan tidak pernah
kenyang dengannya dan (2) orang yang rakus terhadap dunia dan tidak pernah
kenyang dengannya. (HR. Al-Baihaqi)
4. Keempat, Menjauhkan diri dari dosa dan maksiat dengan bertaqwa kepada
Allah Taala
Seseorang terhalang dari ilmu yang bermanfaat disebabkan banyak melakukan
dosa dan maksiat. Sesungguhnya dosa dan maksiat dapat menghalangi ilmu yang
bermanfaat, bahkan dapat mematikan hati, merusak kehidupan dan mendatangkan
siksa Allah Taala.
5. Kelima, Tidak boleh sombong dan tidak boleh malu dalam menuntut ilmu
Sombong dan malu menyebabkan pelakunya tidak akan mendapatkan ilmu selama
kedua sifat itu masih ada dalam dirinya. Imam Mujahid mengatakan, Dua orang
yang tidak belajar ilmu: orang pemalu dan orang yang sombong (HR. Bukhari
secara muallaq)
6. Keenam, Mendengarkan baik-baik pelajaran yang disampaikan ustadz, syaikh
atau guru
Allah Taala berfirman, sebab itu sampaikanlah berita gembira itu kepada
hamba-hambaKu, (yaitu) mereka yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa
yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk oleh
Allah dan merekalah orang-orang yang mempunyai akal sehat. (QS. Az-Zumar: 1718)
7. Ketujuh, Diam ketika pelajaran disampaikan
6

Ketika belajar dan mengkaji ilmu syari tidak boleh berbicara yang tidak bermanfaat,
tanpa ada keperluan, dan tidak ada hubungannya dengan ilmu syari yang
disampaikan, tidak boleh ngobrol. Allah Taala berfirman, dan apabila dibacakan AlQuran, maka dengarkanlah dan diamlah agar kamu mendapat rahmat. (QS. AlAraaf: 204)
8. Kedelapan, Berusaha memahami ilmu syari yang disampaikan
Kiat memahami pelajaran yang disampaikan: mencari tempat duduk yang tepat di
hadaapan guru, memperhatikan penjelasan guru dan bacaan murid yang
berpengalama. Bersungguh-sungguh untuk mengikat (mencatat) faedah-faedah
pelajaran, tidak banyak bertanya saat pelajaran disampaikan, tidak membaca satu
kitab kepada banyak guru pada waktu yang sama, mengulang pelajaran setelah
kajian selesai dan bersungguh-sungguh mengamalkan ilmu yang telah dipelajari.
9. Kesembilan, Menghafalkan ilmu syari yang disampaikan
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Semoga Allah memberikan cahaya kepada wajah orang yang mendengar
perkataanku,
kemudian
ia
memahaminya,
menghafalkannya,
dan
menyampaikannya. Banyak orang yang membawa fiqih kepada orang yang lebih
faham daripadanya (HR. At-Tirmidzi).
Dalam hadits tersebut Nabi shallallahu alaihi wa sallam berdoa kepada
Allah Taala agar Dia memberikan cahaya pada wajah orang-orang yang
mendengar, memahami, menghafal, dan mengamalkan sabda beliau shallallahu
alaihi wa sallam. Maka kita pun diperintahkan untuk menghafal pelajaran-pelajaran
yang bersumber dari Al-Quran dan hadits-hadits Nabishallallahu alaihi wa sallam.
10.Kesepuluh, Mengikat ilmu atau pelajaran dengan tulisan
Ketika belajar, seorang penuntut ilmu harus mencatat pelajaran, poin-poin
penting, fawaa-id(faedah dan manfaat) dari ayat, hadits dan perkataan para
sahabat serta ulama, atau berbagai dalil bagi suatu permasalahan yang dibawa kan
oleh syaikh atau gurunya. Agar ilmu yang disampaikannya tidak hilang dan terus
tertancap
dalam ingatannya
setiap
kali
ia mengulangi pelajarannya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Ikatlah ilmu dengan tulisan (HR.
Ibnu Abdil Barr)
Kesebelas, Mengamalkan ilmu syari yang telah dipelajari
Menuntut ilmu syari bukanlah tujuan akhir, tetapi sebagai pengantar kepada tujuan
yang agung, yaitu adanya rasa takut kepada Allah, merasa diawasi oleh-Nya, taqwa
kepada-Nya, dan mengamalkan tuntutan dari ilmu tersebut. Dengan demikian,
barang siapa saja yang menuntut ilmu bukan untuk diamalkan, niscaya ia
diharamkan dari keberkahan ilmu, kemuliaan, dan ganjaran pahalanya yang besar.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Perumpamaan seorang alim yang
mengajarkan kebaikan kepada manusia, kemudian ia melupakan dirinya (tidak
mengamalkan ilmunya) adalah seperti lampu (lilin) yang menerangi manusia,
namun membakar dirinya sendiri. (HR Ath-Thabrani)
7

Kedua belas, Berusaha mendakwahkan ilmu


Objek dakwah yang paling utama adalah keluarga dan kerabat kita,
Allah Taala berfirman, Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada
Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan. (QS. At-Tahriim: 6).
Hal yang harus diperhatikan oleh penuntut ilmu, apabila dakwah mengajak manusia
ke jalan Allah merupakan kedudukan yang mulia dan utama bagi seorang hamba,
maka hal itu tidak akan terlaksana kecuali dengan ilmu. Dengan ilmu, seorang
dapat berdakwah dan kepada ilmu ia berdakwah. Bahkan demi sempurnannya
dakwah, ilmu itu harus dicapai sampai batas usaha yang maksimal. Syarat dakwah:
Aqidah yang benar, seorang yang berdakwah harus meyakini kebenaran aqidah
Salaf tentang Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah, Asma dan Shifat, serta semua yang
berkaitan dengan masalah aqidah dan iman.
Manhajnya benar, memahami Al-quran dan As-sunnah sesuai dengan pemahaman
Salafush Shalih.
Beramal dengan benar, semata-mata ikhlas karena Allah dan ittiba (mengikuti)
contoh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, tidak mengadakan bidah, baik
dalam itiqad (keyakinan), perbuatan, atau perkataan.

Anda mungkin juga menyukai