mendorong manusia untuk berpikir dalam hal ini bisa diartikan berfilsafat.
Ilmu pengetahuan bisa berkembang di kalangan ummat Islam dan pernah mencapai
masa keemasan, walaupun sekarang tidak seperti zaman Daulah Umayyah
terutama Daulah Abbasiyah yang berhasil mengembangkan Ilmu Pengetahuan
secara gemilang dengan berlandaskan Islam. Ini membuktikan bahwa Islam tidak
menghambat Ilmu Pengetahuan, tidak seperti yang dikatakan sebagian orientalis
tentang islam yang bisa menghambat perkembangan ilmu pengetahuan. Tidak pula
seperti orang-orang marjinal yang membatasi diri mempelajari Islam hanya pada
leteratur
tertentu
saja.
Ilmu berarti tahu atau mengetahui. Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang
dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu)
kedudukan Ilmu Menurut Islam
Didalam Al quran , kata ilmu dan kata-kata jadianya di gunakan lebih dari
780 kali , ini bermakna bahwa ajaran Islam sebagaimana tercermin dari al-Quran
sangat kental dengan nuansa nuansa yang berkaitan dengan ilmu, sehingga dapat
menjadi ciri penting dari agama Islam sebagamana dikemukakan oleh Dr Mahadi
Ghulsyani sebagai berikut ; Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang
lainnya adalah penekanannya terhadap masalah ilmu (sains), Al quran dan Al
sunah mengajak kaum muslim untuk mencari dan mendapatkan Ilmu dan
kearifan ,serta menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada derajat
tinggi. Allah Swt berfirman dalam al-Quran yang artinya: Allah meninggikan
beberapa derajat (tingkatan) orang-orang yang berirman diantara kamu dan orangorang yang berilmu (diberi ilmu pengetahuan) dan Allah Maha mengetahui apa
yang kamu kerjakan.
Keimanan yang dimiliki seseorang akan menjadi pendorong untuk
menuntut Ilmu, dan Ilmu yang dimiliki seseorang akan membuat dia sadar
betapa kecilnya manusia dihadapan Allah, sehingga akan tumbuh rasa
kepada Allah bila melakukan hal-hal yang dilarangnya,
hubungan inilah konsep membaca, sebagai salah satu wahana menambah
ilmu ,menjadi sangat penting,dan islam telah sejak awal menekeankan pentingnya
membaca, sebagaimana terlihat dari firman Allah yang pertama diturunkan yaitu
surat Al-Alaq (1-5) yang artinya: Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan kamu dari segumpal darah. Bacalah,dan
Tuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia ) dengan perantara
kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahui.
Ayat ayat trersebut, jelas merupakan sumber motivasi bagi umat Islam
untuk tidak pernah berhenti menuntut ilmu, untuk terus membaca, sehingga
posisi yang tinggi dihadapan Allah akan tetap terjaga, yang berarti juga rasa takut
kepada Allah akan menjiwai seluruh aktivitas kehidupan manusia untuk melakukan
amal shaleh, dengan demikian nampak bahwa keimanan yang dibarengi denga ilmu
1
4. Pengertian filsafat
Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani dari kata philo berarti
cinta dan sophia yang berarti kebenaran, sementara itu menurut Ir. Pudjawijatna
Filo artinya cinta dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin dan karena ingin lalu
berusaha mencapai yang diinginkannya itu. Sofia artinya kebijaksanaan, bijaksana
artinya pandai, mengerti dengan mendalam, jadi menurut namanya saja Filsafat
boleh dimaknakan ingin mengerti dengan mendalam atau cinta dengan
kebijaksanaan.
Ilmu mengkaji hal-hal yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan, filsafat mencoba
mencari jawaban terhadap masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh Ilmu dan
jawabannya bersifat spekulatif, sedangkan Agama merupakan jawaban terhadap
masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh filsafat dan jawabannya bersifat
mutlak. Menurut Sidi Gazlba Pengetahuan ilmu lapangannya segala sesuatu yang
dapat diteliti (riset dan/atau eksperimen); batasnya sampai kepada yang tidak atau
belum dapat dilakukan penelitian. Pengetahuan filsafat: segala sesuatu yang dapat
dipikirkan oleh budi (rasio) manusia yang alami (bersifat alam) dan nisbi; batasnya
ialah batas alam namun demikian ia juga mencoba memikirkan sesuatu yang diluar
alam, yang disebut oleh agama Tuhan. Sementara itu Oemar Amin Hoesin
mengatakan bahwa ilmu memberikan kepada kita pengetahuan, dan filsafat
2
memberikan
hikmat.
Barat. Yang berarti bahwa ulama sains Muslim terlebih dahulu mempelopori bidang
sains dan teknologi pada zaman dahulu.
Akhirnya, ilmu itu berpindah tangan ke Barat dan umat Islam tertinggal
dalam bidang itu. Di antara tokoh ulama tersebut ialah Ibnu Rusd lebih terkenal
sebagai ahli astronomi dengan bukunya yang banyak membahas secara sistematik
geografi matematik dan astronomi di samping mengemukakan teori ahli astronomi
Arab, Yunani dan India.
Begitu juga, seorang ulama bernama Muslim al-Farghani adalah seorang
pakar Astronomi berasal dari Farghana, Uzbekistan. Beliau mengarang kitab alKamil fi al-Asturlab yang kemudian diterjemahkan dalam bahasa latin dengan judul
Compendium sehingga menjadi rujukan utama di seluruh pelusuk Eropa. Di samping
itu, muncul seorang ulama bernama Abu al-Raihan Muhammad bin Ahmad terkenal
dengan al-Biruni. Di kalangan orientalis, beliau dianggap tokoh ilmuwan terbesar
dan seorang experienmentalis ilmu yang tekun pada abad pertengahan Islam.
Beliau menguasai dengan baik bidang matematik, kedokteran , farmasi , asronomi
dan fisik. Al Biruni juga dikategorikan sebagai ahli sejarah, geografi, kronologi,
bahasa serta seorang pengkaji mengenai adat istiadat dan sistem kepercayaan.
Beliau
juga
seorang
ulama
Islam.
Di dalam bidang pengobatan, Islam melahirkan seorang tokoh terkenal
yaitu Abu Kasim al-Zahrawi sebagai seorang dokter dan ahli bedah Muslim.
Beliau juga dikenal di Barat dengan nama Abulcasis. Di dalam bidang kedokteran,
beliau dianggap perintis ilmu pengenalan penyakit (diagnosrie) dan cara
penyembuhannya (the rapeutif) penyakit telinga. Dialah juga yang merintis bedah
telinga untuk mengembalikan fungsi pendengaran. Bukan sekadar itu, beliau juga
pelopor pengembangan ilmu penyakit kulit (dermatologi). Beliau tidak ketinggalan
mengarang buku ensiklopedia pengobatan yang berjudul Al-Tasrif Liman Anjaza alTalif (Medical Vademecum) yang menerangkan dan melukiskan dengan jelas
diagram tidak kurang dari 200 peralatan bedah. Beliau juga terkenal sebagai dokter
gigi. Ensiklopedia itu menjadi rujukan utama pengobatan di univercity Eropa.
Abu Ali al-Husain bin Abdullah bin Hasan Ali ibnu Sina. Beliau dikenal
Barat dengan nama Aveccina. Lahir pada tahun 370 H di Afghanistan. Beliau
dapat mendalami semua jenis cabang ilmu dalam usia yang muda hingga beliau
dapat menguasai bidang logika, matematik, fisika, politik, kedokteran dan falsafah
di samping ilmu agama. Ibnu Sina meninggal pada tahun 428 H dinobatkan sebagai
Fathers of Doctors. Beliau juga mengarang lebih 276 buah buku yang meliputi
belbagai bidang ilmu seperti falsafah, geometri, kedokteran, astronomi, musik,
syair, teologi, politik, matematika, fisika, kimia, sastera, kosmologi dan sebagainya.
Diantara karya terbesar beliau ialah Al-Qanun fi al-Tibb himpunan segala disiplin
ilmu yang beragam dan akhirnya diterjemahkan dalam bahasa Inggris berjudul
Canon of Medicine teks rujukan utama dalam bidang pengobatan. Buku lain ialah alSyifa yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris The Book of Discovery dalam 18
jilid. Beliau pernah diberi julukan sebagai Rajanya Dokter atau Medicorum Principal.
Selain diatas tokoh ulama terkenal dalam bidang pengobatan ialah Abu al
Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Ibnu Rushd yang terkenal di Barat
dengan gelar Averroce. Beliau seorang ulama, ahli falsafah ulung dan pakar dalam
4
Ketika belajar dan mengkaji ilmu syari tidak boleh berbicara yang tidak bermanfaat,
tanpa ada keperluan, dan tidak ada hubungannya dengan ilmu syari yang
disampaikan, tidak boleh ngobrol. Allah Taala berfirman, dan apabila dibacakan AlQuran, maka dengarkanlah dan diamlah agar kamu mendapat rahmat. (QS. AlAraaf: 204)
8. Kedelapan, Berusaha memahami ilmu syari yang disampaikan
Kiat memahami pelajaran yang disampaikan: mencari tempat duduk yang tepat di
hadaapan guru, memperhatikan penjelasan guru dan bacaan murid yang
berpengalama. Bersungguh-sungguh untuk mengikat (mencatat) faedah-faedah
pelajaran, tidak banyak bertanya saat pelajaran disampaikan, tidak membaca satu
kitab kepada banyak guru pada waktu yang sama, mengulang pelajaran setelah
kajian selesai dan bersungguh-sungguh mengamalkan ilmu yang telah dipelajari.
9. Kesembilan, Menghafalkan ilmu syari yang disampaikan
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Semoga Allah memberikan cahaya kepada wajah orang yang mendengar
perkataanku,
kemudian
ia
memahaminya,
menghafalkannya,
dan
menyampaikannya. Banyak orang yang membawa fiqih kepada orang yang lebih
faham daripadanya (HR. At-Tirmidzi).
Dalam hadits tersebut Nabi shallallahu alaihi wa sallam berdoa kepada
Allah Taala agar Dia memberikan cahaya pada wajah orang-orang yang
mendengar, memahami, menghafal, dan mengamalkan sabda beliau shallallahu
alaihi wa sallam. Maka kita pun diperintahkan untuk menghafal pelajaran-pelajaran
yang bersumber dari Al-Quran dan hadits-hadits Nabishallallahu alaihi wa sallam.
10.Kesepuluh, Mengikat ilmu atau pelajaran dengan tulisan
Ketika belajar, seorang penuntut ilmu harus mencatat pelajaran, poin-poin
penting, fawaa-id(faedah dan manfaat) dari ayat, hadits dan perkataan para
sahabat serta ulama, atau berbagai dalil bagi suatu permasalahan yang dibawa kan
oleh syaikh atau gurunya. Agar ilmu yang disampaikannya tidak hilang dan terus
tertancap
dalam ingatannya
setiap
kali
ia mengulangi pelajarannya.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Ikatlah ilmu dengan tulisan (HR.
Ibnu Abdil Barr)
Kesebelas, Mengamalkan ilmu syari yang telah dipelajari
Menuntut ilmu syari bukanlah tujuan akhir, tetapi sebagai pengantar kepada tujuan
yang agung, yaitu adanya rasa takut kepada Allah, merasa diawasi oleh-Nya, taqwa
kepada-Nya, dan mengamalkan tuntutan dari ilmu tersebut. Dengan demikian,
barang siapa saja yang menuntut ilmu bukan untuk diamalkan, niscaya ia
diharamkan dari keberkahan ilmu, kemuliaan, dan ganjaran pahalanya yang besar.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Perumpamaan seorang alim yang
mengajarkan kebaikan kepada manusia, kemudian ia melupakan dirinya (tidak
mengamalkan ilmunya) adalah seperti lampu (lilin) yang menerangi manusia,
namun membakar dirinya sendiri. (HR Ath-Thabrani)
7