SURVEILANS GIZI
DI KABUPATEN/KOTA
KEMENTERIAN KESEHATAN
DIREKTORAT JENDERAL BINA KESEHATAN MASYARAKAT
DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT
2010
ii
I. NUTRITION
Kata Pengantar
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 828/Menkes/SK/
IX/2008 tentang Standar Pelayan Minimal Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota mengamanatkan bahwa semua Kabupaten/kota
menyelenggarakan surveilans gizi. Dalam Rencana Strategi (RENSTRA)
Kementerian Kesehatan 2010-2014, ada 8 indikator keluaran kegiatan
Pembinaan Gizi Masyarakat yang harus dicapai, salah satu diantaranya
adalah 100 % kabupaten/kota melaksanakan surveilans gizi.
Surveilans gizi merupakan salah satu kegiatan yang dapat
diandalkan untuk mendukung pencapaian tujuan kegiatan Pembinaan
Gizi Masyarakat. Dengan pelaksanaan surveilans gizi yang baik
keadaan gizi masyarakat dapat dipantau secara teratur, sehingga
mampu mencegah, mengantisipasi dan menangani masalah gizi di
masyarakat dengan baik.
Buku Pedoman Pelaksanaan Surveilans Gizi di Kabupaten/Kota
ini disusun untuk meningkatkan kualitas kegiatan surveilans gizi
di tingkat Kabupaten/Kota, yang ditujukan kepada semua petugas
kesehatan yang terlibat dalam kegiatan surveilans gizi di Kabupaten/
Kota.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam proses penyusunan buku pedoman ini. Kritik dan
saran untuk kesempurnaan pedoman ini sangat kami harapkan.
Jakarta, Oktober 2010
Direktur Bina Gizi Masyarakat
y
Kata Pengantar
iii
iv
Daftar Isi
Halaman
Kata Pengantar ............................................................................... iii
Daftar Isi .......................................................................................... v
Daftar Lampiran ............................................................................. vii
Daftar Tabel .................................................................................... viii
Daftar Grafik ................................................................................... ix
Daftar Gambar ................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang ............................................................. 1
B Pengertian ................................................................... 2
C Prinsip-prinsip Dasar Surveilans Gizi ........................... 3
BAB II TUJUAN, RUANG LINGKUP DAN SASARAN
A Tujuan .......................................................................... 5
B Ruang Lingkup ............................................................. 5
BAB III LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN SURVEILANS GIZI
A Pengumpulan Data ......................................................
1 Pengumpulan Laporan Rutin Puskesmas .............
2. Pengumpulan Laporan Kasus Gizi Buruk ..............
B Pengolahan, Analisis dan Penyajian Data ...................
1. Analisis Deskriptif ..................................................
2. Analisis Analitik ......................................................
C Diseminasi Informasi ...................................................
1. Umpan Balik ...........................................................
2. Pertemuan Lintas Program dan Lintas
Sektor .....................................................................
D Tindak Lanjut ...............................................................
7
7
8
9
9
11
14
15
15
15
Daftar Isi
INDIKATOR KEBERHASILAN
A Indikator Input ............................................................ 23
B Indikator Proses ......................................................... 23
C Indikator Output ......................................................... 24
vi
Daftar Lampiran
Lampiran 1
Daftar Lampiran
vii
Daftar Tabel
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Tabel 5
viii
Daftar Grafik
Grafik 1 :
Grafik 2 :
Grafik 3 :
Daftar Grafik
ix
Daftar Gambar
Gambar 1
Bab 1 : Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Bab I : Pendahuluan
Pengertian
Bab 1 : Pendahuluan
Tujuan
1. Tujuan Umum
Terselenggaranya kegiatan surveilans gizi di tingkat
Kabupaten/Kota.
2. Tujuan Khusus
a. Tersedianya informasi indikator kegiatan Pembinaan Gizi
Masyarakat.
b. Terlaksananya pelacakan kasus balita gizi buruk.
c. Tersebarluasnya informasi hasil kegiatan Pembinaan Gizi
Masyarakat.
d. Melaksanakan umpan balik hasil kegiatan Pembinaan
Gizi Masyarakat ke puskesmas.
e. Adanya tindak lanjut sebagai respon terhadap hasil
kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat.
f. Terlaksananya penyampaian laporan indikator hasil
kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat ke Dinas Kesehatan
Provinsi dan Direktorat Bina Gizi Masyarakat.
B.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup surveilans gizi di Kabupaten/Kota meliputi :
1. Pemantauan kasus gizi buruk pada balita.
2. Pemantauan pertumbuhan balita (D/S).
3. Pemantauan pemberian ASI Eksklusif pada bayi 0-6 bulan.
4. Pemantauan konsumsi garam beryodium.
5. Pemantauan pemberian kapsul vitamin A pada balita.
6. Pemantauan pemberian Fe 90 tablet pada ibu hamil.
Instrumen
Laporan RS
Laporan
Puskesmas
Laporan
Masyarakat/media
Form laporan
kewaspadaan KLBGizi di RS
Form laporan bulanan
kasus gizi buruk
Tenaga
Pelaksana Gizi
(TPG) RS
Hasil
penimbangan
(D/S)
Laporan Puskesmas
TPG Puskesmas
Setiap bulan
ASI Eksklusif
Laporan Puskesmas
Fo rm ASI eksklusif
TPG Puskesmas
Setiap 6 bulan
(Februari dan
Agustus)
Garam
Beryodium
Laporan Puskesmas
Form pemantauan
garam beryodium
Guru
Sekolah
Dasar dan TPG
Puskesmas
Setiap 6 bulan
(Februari dan
Agustus)
Distribusi
Kapsul Vitamin
A balita
Laporan Puskesmas
TPG Puskesmas
Setiap 6 bulan
(Februari dan
Agustus)
Distribusi
Tablet
Tambah Darah
Laporan Puskesmas
Bidan Koordinator
dan TPG
Puskesmas
Setiap bulan
Gizi Buruk
Pengumpul Data
Waktu
Sumber Data
Setiap bulan
dan sewaktuwaktu bila ada
kasus
TPG Puskesmas
B.
Tabel 2
Cakupan Balita Ditimbang (D/S)
Menurut Puskesmas Di Kabupaten Teluk Cinta
Tahun 2009
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Puskesmas
Mentari
Tenjolaya
Karanganyar
Sukasari
Cimalaya
Jatiasri
Tegalraya
Sukmajaya
Mekarsari
Tirtamulya
Sukamaju
Sampurna
Kabupaten
Jumlah Balita
Jumlah Balita
Ditimbang
4168
3713
4968
4326
3836
5646
4947
6181
4503
3710
4695
6670
3293
3305
3428
3764
2954
3613
4502
5068
3287
3562
2535
6003
79
89
69
87
77
64
91
82
73
96
54
90
57363
45313
79
10
Tabel 3
Cakupan Balita Ditimbang (D/S) Bulan Januari Sampai Maret
Menurut Puskesmas Di Kabupaten Teluk Cinta
Tahun 2009
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Jumlah
Balita
Puskesmas
Mentari
Tenjolaya
Karanganyar
Sukasari
Cimalaya
Jatiasri
Tegalraya
Sukmajaya
Mekarsari
Tirtamulya
Sukamaju
Sampurna
Kabupaten
4168
3713
4968
4326
3836
5646
4947
6181
4503
3710
4695
6670
Januari
3293
3305
3428
3764
2954
3613
4502
5068
3287
3562
2535
6003
57363
45313
79
3418
3453
4123
3591
3030
4122
4700
4945
3422
3339
3521
6070
47734
82
93
83
83
79
73
95
80
76
90
75
91
83
3251
2599
4322
3850
2877
4573
3908
4759
3332
3191
3709
5936
46308
%
78
70
87
89
75
81
79
77
74
86
79
89
81
11
Tabel 4
Cakupan Distribusi Kapsul Vitamin A dan D/S
di Kabupaten Teluk Cinta Tahun 2009
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
12
Puskesmas
Mentari
Tenjolaya
Karanganyar
Sukasari
Cimalaya
Jatiasri
Tegalraya
Sukmajaya
Mekarsari
Tirta mulya
Sukamaju
Sampurna
Kabupaten
Jumlah
Balita
Balita dapat
Vitamin A
D/S
Jumlah
Jumlah
4168
3713
4968
4326
3836
5646
4947
6181
4503
3710
4695
6670
3251
2599
4322
3850
2877
4573
3908
4759
4053
3191
4319
6003
78
70
87
89
75
81
79
77
90
86
92
90
60
90
95
64
87
63
77
95
92
69
85
80
57363
47706
83
2501
3342
4720
2769
3337
3557
3809
5872
4143
2560
3991
5336
45936
80
Grafik 1
Distribusi Puskesmas Menurut Kuadran Pencapaian D/S terhadap
Cakupan Vitamin A Balita di Kabupaten Teluk Cinta
Tahun 2009
100
III
S ukmajaya
90
K aranganyar
Tenjolaya
C imalaya
Mekars ari
S ukamaju
D/S
80
S ampurna
Tegalraya
70
Tirtamulya
IV
J atias ri
Mentari
60
II
S ukas ari
50
50
60
70
80
90
100
Vitamin A
13
Keterangan grafik:
Hasil ploting menunjukan bahwa:
Terdapat 3 puskesmas pada kuadran I yaitu Puskesmas
Karanganyar, Mekarsari dan Sukamaju.
Terdapat 3 puskesmas pada kuadran II yaitu Puskesmas
Sampurna, Tirtamulya dan Sukasari.
Terdapat 3 puskesmas pada kuadran III yaitu Puskesmas
Sukmajaya, Tenjolaya dan Cimalaya.
Terdapat 3 puskesmas pada kuadran IV yaitu Mentarai
Tegalraya dan Jatiasri.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa kondisi yang
diharapkan adalah cakupan Vitamin A dan D/S pada masingmasing puskesmas berada pada kuadran I. Kuadaran IV
menunjukan baik cakupan Vitamin A maupun D/S sangat
rendah sehingga wilayah tersebut perlu mendapat prioritas
dalam kegiatan pembinaan gizi masyarakat
2. Penyajian Data
Hasil pengolahan dan analisis data kegiatan Pembinaan Gizi
Masyarakat dapat disajikan dalam bentuk narasi, tabulasi,
grafik dan peta.
C.
Diseminasi Informasi
Diseminasi informasi
dilakukan untuk menyebarluaskan
informasi hasil pengolahan dan analisis data untuk mendapatkan
dukungan dari lintas sektor dan lintas program di setiap
jenjang pemerintahan tentang hasil kegiatan Pembinaan Gizi
Masyarakat. Kegiatan diseminasi informasi dapat dilakukan
dalam bentuk pemberian umpan balik dan sosialisasi advokasi
pada pertemuan lintas program dan lintas sektor.
14
1. Umpan Balik
Pengelola kegiatan gizi memberikan umpan balik bulanan
berbentuk absensi laporan dan hasil cakupan indikator
pembinaan gizi ke puskesmas dan rumah sakit. Umpan balik
disertai dengan ulasan terhadap hasil yang telah dicapai,
kelengkapan data disertai dengan saran-saran yang harus
dilakukan oleh puskesmas. Selain hal tersebut, umpan
balik hendaknya memuat pula ucapan terima kasih bagi
puskesmas yang telah mengirim data secara lengkap dan
tepat waktu.
2. Pertemuan Lintas Program dan Lintas Sektor
Diseminasi informasi dapat juga dilakukan kepada lintas
sektor, lintas program dan puskesmas melalui pertemuan
koordinasi dan rapat konsultasi di tingkat Kabupaten/Kota.
Bila memungkinkan diseminasi informasi dapat dilakukan
pula melalui media secara berkala. Hasil yang diharapkan dari
kegiatan diseminasi informasi adalah disepakatinya upaya
pemecahan masalah untuk perbaikan dan peningkatan
pelaksanaan kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat.
D.
Tindak Lanjut
Tindak lanjut sebagai respon dilakukan apabila data cakupan
indikator Pembinaan Gizi Masyarakat menunjukkan adanya
kekurangan atau kesenjangan antara hasil yang dicapai dengan
yang seharusnya dicapai. Tindak lanjut terhadap hasil analisis
yang bersifat teknis dilakukan oleh pengelola program gizi,
sedangkan yang bersifat kebijakan dilakukan oleh Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Hasil kegiatan dan contoh tindak
lanjut dapat dilihat pada tabel 5.
15
Tabel 5
MATRIKS HASIL KEGIATAN
SURVEILANS GIZI DAN CONTOH TINDAK LANJUT
TINDAK LANJUT
INDIKATOR
Balita gizi
buruk
ditangani
Balita
ditimbang
berat
badannya
MASALAH
POSYANDU
(DESA/KELURAHAN)
PUSKESMAS / KECAMATAN
D/S rendah
a. Pemberian
Bayi usia
Cakupan rendah a. Pemberian
konseling
konseling oleh
06
oleh
konselor
bulan
motivator
b. Pembentukan
mendapat
b. Pembentukan
KP-ASI atau kelas
ASI Eksklusif
KP-ASI atau
ibu
kelas ibu
16
KABUPATEN/KOTA
Lanjutan Tabel 5
MATRIKS HASIL KEGIATAN
SURVEILANS GIZI DAN CONTOH TINDAK LANJUT
TINDAK LANJUT
INDIKATOR
MASALAH
POSYANDU
(DESA/KELURAHAN)
RT
mengonsumsi
garam
beryodium
Cakupan rendah
Ketersediaan
Garam
Beryodium
dipasar desa
rendah
Kepala
Desa/Lurah
Melapor ke
Kapuskesmas dan
Camat
PUSKESMAS / KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA
Catatan :
Matriks ini hanya contoh, pelaksanaan kegiatan dapat disesuaikan
dengan situasi dan kondisi di daerah
17
18
19
B.
Alur Pelaporan
Gambar 2
Alur Pelaporan dan Umpan Balik
Kementerian Kesehatan
Direktorat Bina Gizi
Masyarakat
Dinkes
Provinsi
RSU
Provinsi
Dinkes
Kabupaten/Kota
RSU
Kabupeten/Kota
Puskesmas/
Kecamatan
Alur pelaporan
Umpan balik
Posyandu/
Desa
20
21
22
23
24
Indikator Output
a. Tersedianya informasi gizi buruk yang ditangani/dirawat
b. Tersedianya informasi cakupan pemantauan pertumbuhan
(D/S)
c. Tersedianya informasi cakupan ASI Eksklusif 0-6 bulan.
d. Tersedianya informasi cakupan konsumsi garam beryodium
di tingkat rumah tangga
e. Tersedianya informasi cakupan distribusi kapsul vitamin A.
f. Tersedianya informasi cakupan distribusi tablet Fe3 pada
bumil.
Bab 6 : Penutup
Pelaksanaan surveilans gizi diperlukan untuk mengetahui
perkembangan indikator kegiatan pembinaan dan status gizi
masyarakat, sekaligus mengetahui kemajuan kegiatan Pembinaan
Gizi Mayarakat termasuk pencegahan terjadinya kasus gizi buruk di
masyarakat. Oleh karena itu agar surveilans gizi dapat dilaksanakan
dengan baik diperlukan pedoman yang baik pula. Diharapkan dengan
mengacu pada pedoman ini para pengelola kegiatan surveilans
gizi di tingkat Kabupaten/Kota dapat melaksanakan surveilans gizi
dengan sebaik-baiknya.
Bab VI : Penutup
25
26
Lampiran 1
DEFINISI OPERASIONAL
INDIKATOR KEGIATAN PEMBINAAN GIZI MASYARAKAT
DALAM RENSTRA 2010 - 2014
A.
X 100%
27
d. Sumber Data:
Laporan RS, laporan puskesmas dan laporan
masyarakat
e. Rujukan
a. Pedoman Tatalaksana anak gizi buruk,tahun 2009
b. Buku Bagan Tatalaksana anak gizi buruk, tahun
2009
c. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, tahun 2007
d. Pedoman Penanganan dan pelacakan balita gizi
buruk tahun 2009
2. Persentase Balita ditimbang Berat Badannya (D/S)
a. Pengertian:
1. Balita 0-59 bulan adalah seluruh balita usia 0-59
bulan yang ada di wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
2. Ditimbang berat badannya adalah balita yang
datang ke posyandu dan ditimbang berat badannya
di wilayah posyandu pada kurun waktu tertentu
3. Persentase D/S yaitu indikator untuk mengetahui
partisipasi
masyarakat
terhadap
kegiatan
posyandu.
b. Definisi Operasional :
Persentase balita ditimbang berat badannya (D/S) adalah
jumlah balita yang ditimbang dibagi dengan jumlah
seluruh balita yang ada di wilayah posyandu pada kurun
waktu tertentu.
c. Cara Perhitungan/Rumus:
28
Persentase balita
ditimbang berat =
badannya (D/S)
Jumlah balita
yang ditimbang
X 100%
29
c. Cara Perhitungan/Rumus:
Jumlah bayi 0 bulan 0 hari sampai
5 bulan 29 hari yang diberi ASI saja
% bayi 0 6 bulan
X 100%
yang mendapat
=
ASI Eksklusif
Jumlah bayi 0 bulan 0 hari sampai
30
X 100%
X 100%
31
1.
X 100%
Jumlah ibu hamil
trimester 3 yang ada
di wilayah kerja
d. Sumber Data: LB3 SIMPUS, Kohort ibu, buku KIA, PWS
KIA
e. Rujukan: Buku KIA
32
X 100%
33
X 100%
34
B.
05 04 2008
19 09 2007
-14 -5
1 = 6 bulan
-1 bln 5 bulan + 12 bulan = 6 bulan
35
Tanggal kunjungan
Tanggal lahir
05
04
2008
(05+30) (04-1)+12 (2008-1)
35
15
2007
19
10
2007
16
05
0 = 5 bln 16 hari
36
PE =
n
100%
n + n X + nR
PE =
n + nR
100%
n + n X + nR
Keterangan:
= bayi 0-5 bulan masih diberi ASI saja
X = bayi 0-5 bulan sudah diberi makanan/minuman lain selain ASI
A = bayi 0-5 bulan tidak datang penimbangan
R = bayi 0-5 bulan kembali diberi ASI saja (Relaktasi)
Contoh Perhitungan ASI Eksklusif:
Berdasarkan register bayi, pada kunjungan terakhir hitung
jumlah untuk masing-masing kode-kode berikut :
Nama
Iwan
Eko
Cahaya
Hera
Titin
Elmi
1
A
X
A
X
Bulan
2
3
X
R
R
4
R
R
5
R
R
Jawaban :
Dari catatan diatas, diketahui
(0-5)
= 2
X (0-5)
= 1
R (0-5)
= 2
A (0-5)
= 1
37
2
ASI Eksklusif Terkoreksi= ----------------- = 40%
2+1+2
2+2
ASI Eksklusif Terkoreksi= ----------------- = 80%
2+1+2
Kesimpulan :
Cakupan ASI Eksklusif 0-6 bulan terkoreksi sebesar 40%
sedangkan, cakupan ASI Eksklusif 0-6 bulan tidak terkoreksi
sebesar 80%.
38
lampiran 2
Formulir W1
Nomor :
Pu
Ka
Pr
W1
)
)
)
*)
Di Desa/Kelurahan
:........
Kecamatan: ..........
Kabupaten/Kota:.........
Provinsi: ...........
Telah terjadi sejumlah
Tersangka penyakit :
DIARE
KHOLERA
DHF
DSS
[
[
[
[
]
]
]
]
CAMPAK
DIPTERI
PERTUSIS
TETANUS
[
[
[
[
]
]
]
]
TET NEO
POLIO/AFP
MALARIA
FRAMBOESIA
[
[
[
[
]
]
]
]
HEPATITIS
[
ENCEPHALITIS [
MENINGITIS [
TYPHOID ABD [
]
]
]
]
RABIES
PES/ANTRAX
KERACUNAN
GIZI BURUK
[
[
[
[
Dengan gejala :
Muntah2
[ ]
Panas
[ ]
Ikterus
[ ]
Berak-berak
[ ]
Batuk
[ ]
[ ]
Menggigil
[ ]
Pilek
[ ]
[ ]
Turgor jelek
[ ]
Pusing
[ ]
[ ]
Kaku kuduk
[ ]
Kesadaran menurun *)
[ ]
Perdarahan
[ ]
Sakit perut
[ ]
Pingsan
[ ]
Marasmus
[ ]
Hydro-phoby
[ ]
[ ]
Kwashiorkor
[ ]
Kejang-kejang
[ ]
[ ]
[ ]
Syok
[ ]
Batuk beruntun
[ ]
[ ]
]
]
]
]
,
Kepala .
()
39
No
Dirawat inap
Jumlah yang
membaik
(sembuh)
Dirawat jalan
40
Jumlah
meninggal
Kasus Baru
Kumulatif Kasus
Ditemukan Bulan
s/d bulan ini
Ini
Keterangan :
Gizi Buruk : Indeks BB/TB <-3 SD dan atau tanpa tanda klinis
Puskesmas
Desa/Posyandu
Lampiran 3
No
Dirawat inap
Jumlah yang
membaik
(sembuh)
Dirawat jalan
41
Jumlah
meninggal
Kasus Baru
Kumulatif Kasus
Ditemukan Bulan
s/d bulan ini
Ini
Keterangan :
Gizi Buruk : Indeks BB/TB <-3 SD dan atau tanpa tanda klinis
Kabupaten/Kota
Puskesmas
Lampiran 4
No
Dirawat inap
Jumlah yang
membaik
(sembuh)
Dirawat jalan
42
Jumlah
meninggal
Kasus Baru
Kumulatif Kasus
Ditemukan Bulan
s/d bulan ini
Ini
Keterangan :
Gizi Buruk : Indeks BB/TB <-3 SD dan atau tanpa tanda klinis
Provinsi
Kabupaten/Kota
Lampiran 5
Puskesmas
Desa/Posyandu
PE =
43
% ASI Eksklusif
Terkoreksi
n + nR
100 %
n + n X + nR
n
100 %
n + n X + nR
Keterangan
= bayi masih diberi ASI saja
X = bayi sudah diberi makanan/minuman lain selain ASI
A = bayi tidak datang penimbangan
R = bayi kembali diberi ASI saja (Relaktasi)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
No
Lampiran 6
Kabupaten/Kota
Puskesmas
PE =
44
% ASI Eksklusif
Terkoreksi
n + nR
100 %
n + n X + nR
n
100 %
n + n X + nR
Keterangan
= bayi masih diberi ASI saja
X = bayi sudah diberi makanan/minuman lain selain ASI
A = bayi tidak datang penimbangan
R = bayi kembali diberi ASI saja (Relaktasi)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
No
Lampiran 7
Provinsi
Kabupaten/Kota
PE =
45
% ASI Eksklusif
Terkoreksi
n + nR
100 %
n + n X + nR
n
100 %
n + n X + nR
Keterangan
= bayi masih diberi ASI saja
X = bayi sudah diberi makanan/minuman lain selain ASI
A = bayi tidak datang penimbangan
R = bayi kembali diberi ASI saja (Relaktasi)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
No
Lampiran 8
No
Propinsi
Kabupaten/kota
Puskesmas
Jumlah Desa
:
:
:
:
Puskesmas
Desa
()
.., .
Jumlah
RT dengan Garam
Beryodium Cukup
:
:
:
Jumlah RT di
Periksa
Jumlah Sampel
Periode
Bulan Pelaporan
46
Lampiran 9
No
Propinsi
Kabupaten/kota
Jumlah Kecamatan
Jumlah Puskesmas
Kabupaten/Kota
Puskesmas
:
:
:
:
()
.., .
Jumlah
RT dengan Garam
Beryodium Cukup
:
:
:
:
Jumlah RT di
Periksa
Jumlah Desa
Jumlah Sampel
Periode
Bulan Pelaporan
47
Lampiran 10
No
Propinsi
Jumlah Kabupaten/kota
Jumlah Kecamatan
Jumlah Puskesmas
Provinsi
Kabupaten/Kota
:
:
:
:
()
.., .
Jumlah
RT dengan Garam
Beryodium Cukup
:
:
:
:
Jumlah RT di
Periksa
Jumlah Desa
Jumlah Sampel
Periode
Bulan Pelaporan
48
Lampiran 11
D/S
%
Fe 3 Bumil
Jumlah
%
Jumlah
Gizi Buruk
ditangani/dirawat*)
-------------------------------------------Nip :
-------------------------------------Nip :
Sasaran
Ibu Hamil
Tgl..
Kepala Seksi / Pengelola Program Gizi
Kab/Kota ..
Balita
Ket
49
F1 (Bulanan)
Mengetahui :
Kepala Dinas Kesehatan
Kab/Kota .
Kabupaten/Kota
Puskesmas
Keterangan :
*)
Gizi buruk yang ditangani/dirawat adalah tindakan yang diberikan kepada balita gizi buruk yang ditemukan mulai dari rujukan,
klarifikasi dan konfirmasi, pengobatan dan pemberian makanan tambahan yang disertai dengan penyuluhan, baik rawat inap
maupun rawat jalan
**) Jumlah Fe3 ibu hamil (bumil) dan jumlah kasus gizi buruk yang dilaporkan adalah jumlah kumulatif
No
Kabupaten/Kota:
Lampiran 12
Lampiran 12
D/S
%
Fe 3 Bumil
Jumlah
%
Jumlah
Gizi Buruk
ditangani/dirawat*)
%
Surveilans Gizi
Sdh / Blm**)
-------------------------------------------Nip :
-------------------------------------Nip :
Sasaran
Ibu Hamil
Tgl..
Kepala Seksi / Pengelola Program Gizi
Provinsi..
Balita
Mengetahui :
Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi
Provinsi
Kabupaten/Kota
Ket
50
F1 (Bulanan)
Keterangan :
*) Gizi buruk yang ditangani adalah tindakan yang diberikan kepada balita gizi buruk yang ditemukan mulai dari
rujukan, klarifikasi dan konfirmasi, pengobatan dan pemberian makanan tambahan yang disertai dengan
penyuluhan, baik rawat inap maupun rawat jalan
**) Jumlah Fe3 ibu hamil (bumil) dan jumlah kasus gizi buruk yang dilaporkan adalah jumlah kumulatif
No
Provinsi
Lampiran 13
No
:
Vitamin A Bayi
Jumlah
%
-------------------------------------------Nip :
RT Sampel
-------------------------------------Nip :
Sasaran
12-59 bln
Tgl..
Kepala Seksi / Pengelola Program Gizi
Kab/Kota..
6 - 11 bln
51
Ket
Mengetahui :
Kepala Dinas Kesehatan
Kab/Kota .
Kabupaten/Kota
Puskesmas
Kabupaten/Kota
Lampiran 14
No
Sasaran
12-59 bln
RT Sampel
Vitamin A Bayi
Jumlah
%
-------------------------------------------Nip :
6 - 11 bln
-------------------------------------Nip :
Provinsi
Kab/Kota
Tgl..
Kepala Seksi / Pengelola Program Gizi
Provinsi..
52
Ket
Mengetahui :
Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi .
Provinsi
Lampiran 15