PTERYGIUM
Diajukan Kepada :
dr. Sri Yuni Hartati, Sp.M
Disusun Oleh :
Rahmi Faridah Azzahro
20100310132
REFLEKSI KASUS
A. PENGALAMAN
Pasien laki-laki datang ke poli mata RSUD Tidar dengan keluhan penglihatan
terasa semakin kabur sejak 2 bulan terakhir. Pandangan seperti disertai selaput putih.
Kedua mata juga dirasa seperti ada yang mengganjal. Kurang lebih sekitar dua tahun
yang lalu, secara perlahan-lahan, timbul selaput pada mata kanan, kemudian muncul
pula pada mata sebelah kiri. Mata kering (+), rasa berpasir (+), mata merah (+)
minimal, nyeri/pedih (+) bila terpapar angin, Riwayat sering terpapar debu dan sinar
matahari (-). Riwayat memakai kaca mata sebelumnya (-). Riwayat penglihatan
menurun (-). Riwayat trauma (-). Riwayat Hipertensi (-). Riwayat DM (-).
C. ANALISIS
Menurut kamus kedokteran Dorland, pterygium adalah bangunan mirip sayap,
khususnya untuk lipatan selaput berbentuk segitiga yang abnormal dalam fisura
interpalpebralis, yang membentang dari konjungtiva ke kornea, bagian puncak (apeks)
lipatan ini menyatu dengan kornea sehingga tidak dapat digerakkan sementara bagian
tengahnya melekat erat pada sclera, dan kemudian bagian dasarnya menyatu dengan
konjungtiva. 12
Menurut American Academy of Ophthalmology, pterygium adalah poliferasi
jaringan subconjunctiva berupa granulasi fibrovaskular dari (sebelah) nasal konjuntiva
bulbar yang berkembang menuju kornea hingga akhirnya menutupi permukaannya. 13
Pterygium adalah suatu penebalan konjungtiva bulbi yang berbentuk segitiga,
mirip daging yang menjalar ke kornea, pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang
bersifat degeneratif dan invasif .2
dengan hematoksin dan eosin. Jaringan ini juga bisa dicat dengan cat untuk jaringan
elastic akan tetapi bukan jaringan elastic yang sebenarnya, oleh karena jaringan ini
tidak bisa dihancurkan oleh elastase.3
Histologi, pterygium merupakan akumulasi dari jaringan degenerasi subepitel
yang basofilik dengan karakteristik keabu-abuan di pewarnaan H & E . Berbentuk ulat
atau degenerasi elastotic dengan penampilan seperti cacing bergelombang dari
jaringan yang degenerasi. Pemusnahan lapisan Bowman oleh jaringan fibrovascular
sangat khas. Epitel diatasnya biasanya normal, tetapi mungkin acanthotic,
hiperkeratotik, atau bahkan displastik dan sering menunjukkan area hiperplasia dari
sel goblet.9
Gejala Klinis
Gejala klinis pterygium pada tahap awal biasanya ringan bahkan sering tanpa
keluhan sama sekali (asimptomatik). Beberapa keluhan yang sering dialami pasien
antara lain:
pada pterygium yang lanjut (derajat 3 dan 4) dapat menutupi pupil dan aksis
visual sehingga tajam penglihatan menurun.10
Pemeriksaan Fisik
Adanya massa jaringan kekuningan akan terlihat pada lapisan luar mata
(sclera) pada limbus, berkembang menuju ke arah kornea dan pada permukaan
kornea. Sclera dan selaput lendir luar mata (konjungtiva) dapat merah akibat dari
iritasi dan peradangan.11
A.
Cap: Biasanya datar, terdiri atas zona abu-abu pada kornea yang kebanyakan terdiri atas fibroblast, menginvasi dan
menghancurkan lapisan bowman pada kornea
B.
C.
Badan: Bagian yang mobile dan lembut, area yang vesikuler pada konjunctiva bulbi, area paling ujung
Berbentuk segitiga yang terdiri dari kepala (head) yang mengarah ke kornea
dan badan. Derajat pertumbuhan pterygium ditentukan berdasarkan bagian kornea
yang tertutup oleh pertumbuhan pterygium, dan dapat dibagi menjadi 4 (Gradasi klinis
menurut Youngson ):
Derajat 2: Jika pterygium sudah melewati limbus kornea tetapi tidak lebih dari
2 mm melewati kornea
Derajat 3: Jika pterygium sudah melebihi derajat dua tetapi tidak melebihi
pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya normal (diameter pupil sekitar 3-4
mm)
Diagnosa
Penderita dapat melaporkan adanya peningkatan rasa sakit pada salah satu atau
kedua mata, disertai rasa gatal, kemerahan dan atau bengkak. Kondisi ini mungkin
telah ada selama bertahun-tahun tanpa gejala dan menyebar perlahan-lahan, pada
akhirnya menyebabkan penglihatan terganggu, ketidaknyamanan dari peradangan dan
iritasi. Sensasi benda asing dapat dirasakan, dan mata mungkin tampak lebih kering
dari biasanya. penderita juga dapat melaporkan sejarah paparan berlebihan terhadap
sinar matahari atau partikel debu.11
Test: Uji ketajaman visual dapat dilakukan untuk melihat apakah visus
terpengaruh. Dengan menggunakan slitlamp diperlukan untuk memvisualisasikan
pterygium tersebut.11 Dengan menggunakan sonde di bagian limbus, pada pterygium
tidak dapat dilalui oleh sonde seperti pada pseudopterygium.10
Diagnosa Banding
1. Pinguekula
Penebalan terbatas pada konjungtiva bulbi, berbentuk nodul yang berwarna
kekuningan.6
2. Pseudopterygium
Pterygium umumnya didiagnosis banding dengan pseudopterygium yang
merupakan suatu reaksi dari konjungtiva oleh karena ulkus kornea. Pada pengecekan
dengan sonde, sonde dapat masuk di antara konjungtiva dan kornea.
Pseudopterygium merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea yang
cacat akibat ulkus. Sering terjadi saat proses penyembuhan dari ulkus kornea, dimana
konjungtiva tertarik dan menutupi kornea. Pseudopterygium dapat ditemukan dimana
saja bukan hanya pada fissura palpebra seperti halnya pada pterygium. Pada
pseudopterygium juga dapat diselipkan sonde di bawahnya sedangkan pada pterygium
6
Terapi
1.
Konservatif
Pada pterygium yang ringan tidak perlu di obati. Untuk pterygium derajat 1-2
yang mengalami inflamasi, pasien dapat diberikan obat tetes mata kombinasi
antibiotik dan steroid 3 kali sehari selama 5-7 hari. Diperhatikan juga bahwa
penggunaan kortikosteroid tidak dibenarkan pada penderita dengan tekanan
intraokular tinggi atau mengalami kelainan pada kornea.10
2.
Bedah
Pada pterygium derajat 3-4 dilakukan tindakan bedah berupa avulsi pterygium.
Sedapat mungkin setelah avulsi pterygium maka bagian konjungtiva bekas pterygium
tersebut ditutupi dengan cangkok konjungtiva yang diambil dari konjugntiva bagian
superior untuk menurunkan angka kekambuhan. Tujuan utama pengangkatan
pterygium yaitu memberikan hasil yang baik secara kosmetik, mengupayakan
komplikasi seminimal mungkin, angka kekambuhan yang rendah. Penggunaan
Mitomycin C (MMC) sebaiknya hanya pada kasus pterygium yang rekuren,
mengingat komplikasi dari pemakaian MMC juga cukup berat.10
Indikasi Operasi:
1. Pterygium yang menjalar ke kornea sampai lebih 3 mm dari limbus
2. Pterygium mencapai jarak lebih dari separuh antara limbus dan tepi pupil
3. Pterygium yang sering memberikan keluhan mata merah, berair dan silau
karena astigmatismus
4. Kosmetik, terutama untuk penderita wanita.6
7
A. Teknik Pembedahan
Tantangan utama dari terapi pembedahan pterygium adalah kekambuhan,
dibuktikan dengan pertumbuhan fibrovascular di limbus ke kornea. Banyak
teknik bedah telah digunakan, meskipun tidak ada yang diterima secara universal
karena tingkat kekambuhan yang variabel. Terlepas dari teknik yang digunakan,
eksisi pterygium adalah langkah pertama untuk perbaikan. Banyak dokter mata
lebih memilih untuk memisahkan ujung pterygium dari kornea yang
mendasarinya. Keuntungan termasuk epithelisasi yang lebih cepat, jaringan parut
yang minimal dan halus dari permukaan kornea.1
1.
2.
dan untuk hasil yang optimal ditekankan pentingnya pembedahan secara hatihati jaringan Tenon's dari graft konjungtiva dan penerima, manipulasi
minimal jaringan dan orientasi akurat dari grafttersebut. LawrenceW. Hirst,
MBBS, dari Australia merekomendasikan menggunakan sayatan besar
untuk eksisi pterygium dan telah dilaporkan angka kekambuhan sangat
rendah dengan teknik ini.1
3.
ke bawah.
Beberapa
studi
terbaru
telah
menganjurkan
telah
digunakan
sebagai
pengobatan
tambahan
karena
penelitian
sekarang
menganjurkan
penggunaan
MMC
hanya
telah
mendorong
dokter
untuk
tidak merekomendasikan
terhadap
penggunaannya.1
Untuk mencegah terjadi kekambuhan setelah operasi, dikombinasikan
dengan pemberian:
1.
2.
3.
Sinar Beta.
4.
6minggu,
diberikan
bersamaan
dengan
salep
antibiotik
Iritasi
Infeksi
Ulkus kornea
Diplopia
10
bisa dikurangi sekitar 5-15% dengan penggunaan autograft dari konjungtiva atau
transplant membran amnion pada saat eksisi.3
Prognosis
Pterygium adalah suatu neoplasma yang benigna. Umumnya prognosis baik.
Kekambuhan dapat dicegah dengan kombinasi operasi dan sitotastik tetes mata atau
beta radiasi.6
Eksisi pada pterygium pada penglihatan dan kosmetik adalah baik. Prosedur
yang baik dapat ditolerir pasien dan disamping itu pada beberapa hari post operasi
pasien akan merasa tidak nyaman, kebanyakan setelah 48 jam pasca operasi pasien
bisa memulai aktivitasnya. Pasien dengan pterygia yang kambuh lagi dapat
mengulangi pembedahan eksisi dan grafting dengan konjungtiva / limbal autografts
atau transplantasi membran amnion pada pasien tertentu.3
11
D. KESIMPULAN
Pterigium tumbuh dengan lambat dari arah limbus, tempat pemunculan
pertamanya. Pertumbuhannya berjalan tidak konstan. Terdapat periode klinis yang
tenang, dan periode pertumbuhan yang cepat. Secara umum progresifitas sangat
lambat. Pterigium yang progresif tumbuh dan menjalar sampai ke tengah kornea
sehingga dibutuhkan tindakan pembedahan. Pada fase awal yang berjalan lambat
tidak diperlukan pembedahan. Dengan pengecualian pasien meminta pembedahan
dengan alasan kosmetik. Pada tipe yang progresif pasien akan mengeluh tentang
irtitasi atau penglihatan yang terganggu akibat pertumbuhan pterigium tersebut.
Bila pterigium telah menjalar mendekati pupil, tindakan pembedahan harus
dilakukan.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Ardalan Aminlari, MD, Ravi Singh, MD, and David Liang, MD. Management
of Pterygium http://www.aao.org/aao/publications/eyenet/201011/pearls.cfm?
2. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2007.
hal:2-6, 116 117
3. Jerome P Fisher, PTERYGIUM. 2009
http://emedicine.medscape.com/article/1192527-overview
4. Kanski JJ. Clinical Ophthalmology: A Systematic Approach; Edisi 6.
Philadelphia:Butterworth Heinemann Elsevier. 2006 :242-244.
5. Miller SJH. Parsons Disease of The Eye. 18th ed. London : Churchill
Livingstone ;1996. p.142
6. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Bag/SMF Ilmu Penyakit Mata. Edisi III
penerbitAirlangga Surabaya. 2006. hal: 102 104
7. Voughan & Asbury. Oftalmologi umum , Paul Riordan-eva, John P. Whitcher
edisi 17Jakarta : EGC, 2009 Hal 119
8. www.en.wikipedia.org/wiki/Pterygium_(conjunctiva)
9. www.eyewiki.aao.org/Pterygium
10. www.inascrs.org/pterygium/
11. www.mdguidelines.com/pterygium18
12. Anderson, Dauglas M., et all. 2000. Dorlands Illistrated Medical Dictionary.
29th. Philadelphia: W.B. Saunders Company.
13. American Academy of Ofthalmology. 2012. www.AAO.org
14. Ardalan Aminlari, MD, Ravi Singh, MD, and David Liang, MD. 2012.
ManagementofPterygium.http://www.aao.org/aao/publications/eyenet/201011/
pearls.cfm
13
LAMPIRAN
I.
IDENTITAS PASIEN
-
Nama
: Tn. Z
Umur
: 75 tahun
Pendidikan
: SD
Pekerjaaan
:-
Agama
: Islam
Alamat
II.
Keluhan Utama
: penglihatan kabur
Pasien laki-laki datang ke poli mata RSUD Tidar dengan keluhan penglihatan
terasa semakin kabur sejak 2 bulan terakhir. Pandangan seperti disertai selaput
putih. Kedua mata juga dirasa seperti ada yang mengganjal. Kurang lebih
sekitar dua tahun yang lalu, secara perlahan-lahan, timbul selaput pada mata
kanan, kemudian muncul pula pada mata sebelah kiri. Mata kering (+), rasa
berpasir (+), mata merah (+) minimal, nyeri/pedih (+) bila terpapar angin,
Riwayat sering terpapar debu dan sinar matahari (-). Riwayat memakai kaca
mata sebelumnya (-). Riwayat penglihatan menurun (-). Riwayat trauma (-).
: disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat trauma
: disangkal
Riwayat mondok
Riwayat operasi
: disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
14
I.
II.
Riwayat DM
: disangkal
KESAN
-
Kesadaran
: compos mentis
OD
: tampak tenang
OS
: tampak tenang
PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
Pemeriksaan
Oculli dextra (OD)
1/60
Visus Jauh
Tidak dilakukan
Refraksi
Tidak dilakukan
Koreksi
Tidak dilakukan
Visus Dekat
Dapat membedakan arah
Proyeksi Sinar
sinar
Dapat membedakan warna
Proyeksi Warna
3. Apparatus Lakrimalis
- Sekitar glandula
lakrimalis
- Sekitar sacus
lakrimalis
- Uji flurosensi
- Uji regurgitasi
- Tes Anel
4. Bola Mata
- Pasangan
- Gerakan
OS
Kedudukan alis
baik, scar (-)
Penilaian
Simetris, scar (-)
N
Bebas
10 mm
N
Simetris
Ptosis (-), spasme (-)
Normal 9-13mm
Hiperemis (-), tumor
(-)
Trikiasis (-),
entropion (-),
ekstropion (-),
Dakriodenitis (-)
Dakriosistitis (-)
Tak dilakukan
Tak dilakukan
Tak dilakukan
N
N
N
N
Simetris
Tak ada gangguan
gerak (syaraf dan
otot penggerak bola
mata normal)
15
- Ukuran
5. TIO
6. Konjungtiva
- Palpebra
superior
- Forniks
- Palpebra inferior
- Bulbi
7. Sklera
8. Kornea
- Ukuran
- Kecembungan
- Limbus
N
N
N
N
Tampak selaput
putih berbentuk
segitiga +/- 2 cm
di bagian nasal,
hiperemis (+)
Ikterik (-),
perdarahan (-)
Tampak selaput
putih berbentuk
segitiga +/- 1 cm
di bagian nasal,
hiperemis (+)
Ikterik (-),
perdarahan (-)
10 mm
N
10 mm
N
Makroftalmus (-)
Mikroftalmus (-)
Palpasi konsistensi
kenyal, simetris
Hiperemis (-),
hordeolum (-)
Tenang
Hiperemis (-),
hordeolum (-)
OS terdapat selaput
putih
Ikterik (-),
perdarahan (-)
- Bentuk
- Tempat
- Tepi
- Reflek direct
- Reflek indirect
12. Lensa
- Ada/tidak
- Kejernihan
- Letak
- Warna
kekeruhan
13. Corpus vitreum
14. Reflek Fundus
IV.
V.
VI.
Bulat
Sentral
Reguler
+
+
Bulat
Sentral
Reguler
+
+
3-5 mm
Isokor
Sentral
Dbn
Dbn
Dbn
Ada
Jernih
Ada
Jernih
Dbn
Jernih
Sentral,
belakang iris
Jernih
Sentral,
belakang iris
Jernih
Dbn
Jernih
Jernih
Cemerlang
Jernih
Cemerlang
Jernih
Cemerlang
KESIMPULAN PEMERIKSAAN
OD
- Mata tenang
- Visus 1/60
- Konjungtiva bulbi tampak
selaput putih berbentuk segitiga
+/- 2 cm di bagian nasal,
hiperemis (+)
- Limbus arcus senilis (-)
- Kornea permukaan tampak
selaput bentuk segitiga di daerah
nasal dan temporal, dengan
apeks melewati limbus,
mencapai pupil
- Proyeksi sinar baik
- Persepsi warna baik
OS
-
Mata tenang
Visus 1/60
Konjungtiva bulbi tampak selaput
putih berbentuk segitiga +/- 1 cm
di bagian nasal, hiperemis (+)
Limbus arcus senilis (-)
Kornea permukaan tampak
selaput putih dengan apeks
melewati limbus bagian nasal,
belum mencapai pupil
Proyeksi sinar baik
Persepsi warna baik
DIFERENSIAL DIAGNOSIS
- Pseudopterygium
- Pingueculae
DIAGNOSIS PASTI
OD Pterigium Stadium III et OS Pterigium Stadium II
17
VII. TERAPI
- Air mata buatan drop : Lyteers 4 x gtt ODS
- Kortikosteroid drop : Tobroson 6 x gtt ODS
VIII. PROGNOSIS
- ad Visum
: dubia ad bonam
- ad Sanam
: bonam
- ad Vitam
: bonam
- ad Comesticam : dubia ad bonam
18