Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Unsur transisi pada golongan VIII B umumnya memiliki elektron valensi

pada subkulit 3d yang belum terisi . Hal ini menyebabkan unsur transisi golongan
VIII B memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur
golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta
kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi golongan VIII B
terdiri dari dua belas unsur, tetapi yang dibahas dalam makalah ini yaitu Besi (Fe)
Ruthenium (Ru), Osmium ( Os ) dan Hasium (Hs) .
Dalam satu golongan dari atas kebawah, keelektronegatifan unsur hampir
sama, tidak meningkat maupun menurun secara signifikan. Selain itu, ukuran
atom (jari-jari unsur) serta energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan
signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi
golongan VIII B memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa. Hal ini berbeda
dengan unsur utama yang mengalami perubahan sifat yang sangat signifikan
dalam satu golongan.
1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penulisan

makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Apakah itu logam besi (Fe) ruthenium (Ru), Osmium ( Os ) dan Hasium
(Hs) ?
2. Manfaat apa sajakah yang diperoleh dari logam

besi (Fe) ruthenium

(Ru), Osmium ( Os ) dan Hasium (Hs) ?


3. Bagaimana reaksi yang terjadi dari unsur tersebut ?
4. Bagaimana konfigurasi electron dari unsure tersebut ?

1.3.

Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

Untuk menjelaskan pengertian dari unsur-unsur golongan VIII


Untuk menjelaskan manfaat yang diperoleh dari unsure golongan VIII B
Untuk menjelaskan sifat-sifat kimia dari unsure golongan VIII B
Mengetahui konfigurasi dari unsur tersebut

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Unsur Besi ( Fe)
2.1.1. Sejarah
Besi berasal dari bahasa latin ferrum yang artinya iron
(besi). Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang)
yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari
dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Pertama
kali, besi digunakan oleh bangsa Sumeria dan Mesir, sekitar
tahun 4000
perhiasan,

SM,

benda

yang

kecil,

didapati

seperti

mata

dari meteor.

lembing

dan

Sekitar 3000

SM hingga 2000 SM, semakin banyak objek besi yang dikerjakan


dihasilkan

di Mesopotamia, Anatolia,

dan Mesir.

Pada

zaman

tersebut kemungkinan kegunaannya untuk upacara tertentu, dan


besi

merupakan

logam

yang

mahal,

berbanding emas.
2.1.2. Kelimpahan

Alam semesta
: 1100 pp
Matahari
: 1000 ppm
Batu meteor
: 2,2 x 105 ppm
Kerak bumi
: 63000 ppm
Air laut
- Permukaan Atlantik
: 1 x 10-4 ppm
- Bagian dalam Atlantik
: 4 x 10-4 ppm
- Permukaan Pasifik
: 1 x 10-5 pp
- Bagian dalam Pasifik
: 1 x 10-4 pp
Manusia
- 60000 ppb (per berat)
- 6700 ppb (per atom)

lebih

mahal

2.1.3.

Sifat Fisika

Tabel 1. Sifat-sifat fisika besi


Bentuk
Padat
Warna
Keabu-abuan mengkilap
Massa Jenis (sekitar suhu 7,86 g/cm
kamar)
Titik Lebur
1811 K (2861 C, 5182 F)
Titik didih
3134 K (2861 C, 5182 F)
Kalor peleburan
13, 81 kJ/mol
Kalor penguapan
340 kJ/mol
Kapasitas kalor
(25 C) 25,10 J/(mol.K)
2.1.4. Sifat Kimia
Tabel 2. Sifat-sifat kimia besi
Nama, Lambang
Nomor atom
Golongan, Periode Blok
Massa atom
Konfigurasi elektron
Jumlah elektron tiap kulit
Bilangan oksidasi
Elektronegativitas
Energi ionisasi

Jari-jari atom
Jari-jari kovalen
Struktur kristal

Besi, Fe
26
8, 4, d
55,845 g/mol
[Ar] 3d6 4s2
2, 8, 14, 2
2, 3, 4, 6 (oksida amfoter)
1,83 (skala Pauling)
ke-1: 762,5 kJ/mol; ke-2:
1561,9 kJ/mol; ke-3: 2957
kJ/mol
140 pm
125 pm
Body centred cubic (a = 286.65
pm)

2.1.5. Persenyawaan dan Kegunaan


Besi (II)

Besi(II) klorida anhidrat, FeCl2, dapat dibuat dengan mengalirkan gas HCl
kering pada logam besi panas. Karena gas H 2 yang dihasilkan bersifat reduktor,
maka oksidasi lanjut Fe(II) menjadi besi(III) dapat dicegah (Sugiyarto dan
Suyanti, 2010) :
Fe (s) + 2 HCl (g) FeCl2 (s) + H2 (g)
Besi(II) klorida anhidrat tak berwarna demikian juga tetrahidratnya, tetapi
heksahidratnya menjadi agak kehijauan. Baik besi(II) klorida anhidrat maupun
tetrahidrat, keduanya adalah ionik. Penambahan ion hidroksida ke dalam larutan
ion besi(II) pada awalnya menghasilkan endapan gelatin hijau besi(II) hidroksida.
Tetapi, hadirnya oksidator misalnya dari udara, mengakibatkan terjadi perubahan
warna menjadi kuning-coklat dari besi(III) oksida terhidrat menurut persamaan
reaksi :
Fe2+ (aq) + 2 OH (aq)

Fe(OH)2 (s)

Sama seperti ion besi(III) yang dapat diidentifikasi dengan ion heksasianoferat(II),
[Fe(CN)6]4-, ion besi(II) juga dapat dideteksi dengan ion heksasianoferat(III),
[Fe(CN)6]3-, dengan menghasilkan produk yang sama dengan biru Prusian (yang
pada mulanya disebut biru Turnbull ketika diduga merupakan produk berbeda) :
3 Fe2+ (aq) + 4 [Fe(CN)6]3- (aq) Fe4[Fe(CN)6]3 (s) + 6 CN (aq)
Harga potensial oksidasi besi(II) menjadi besi(III) sangat bergantung pada
ligannya. Sebagai contoh, ion heksasianoferat(II), [Fe(CN)6]4-, jauh lebih mudah
teroksidasi daripada ion heksaaquabesi(II), [Fe(H2O)6]2+ :
[Fe(CN)6]4- (aq)

[Fe(CN)6]3- (aq) + e

[Fe(H2O)6]2+ (aq)

[Fe(H2O)6]3+ (aq) + e

E = -0,36V
E = -0,77V

Perbedaan nilai potensial reduksi tersebut terutama berkaitan dengan :


1. Muatan ion, dan
2. Sifat spin ion besinya yang disebabkan oleh perbedaan kuat medan ligan
yang bersangkutan
Besi(II), d6

Ion ferro [Fe(H2O)6]2+ memberikan garam berkristal. Garam Mohr


(NH4)2SO4.[Fe(H2O)6]SO4 cukup stabil terhadap udara dan terhadap hilangnya air,
dan umumnya dipakai untuk membuat larutan baku Fe2+ bagi analisis volumetrik,
dan sebagai zat pengkalibrasi dalam pengukuran magnetik. Sebaliknya
FeSO4.7H2O secara lambat melapuk dan berubah menjadi kuning-coklat bila
dibiarkan dalam udara (Cotton dan Wilkinson,1989). Fe2+, merupakan konfigurasi
elektronik d6 yang merupakan kompleks oktahedral dengan ligan lemah
mempunyai spin tinggi dengan empat elektron yang tidak berpasangan.
Penambahan HCO3 atau SH kepada larutan aqua Fe2+ berturut-turut
mengendapkan FeCO3 dan FeS.Ion Fe2+teroksidasi dalam larutan asam oleh udara
menjadi Fe3+.Dengan ligan-ligan selain air yang ada, perubahan nyata dalam
potensial bisa terjadi.Hal ini berkaitan dengan efek kestabilan relatif dari tingkat
oksidasi.
[Fe(CN)6]3-

[Fe(CN)6]4-

[Fe(H2O)6]3+ +

[Fe(H2O)6]2+ E = 0,77 V

[Fe(phen)3]3+ +

[Fe(phen)3]2+ E = 1,12 V

E = 0,36 V

Kompleks oktahedral umumnya paramagnetik, dan medan ligan yang


cukup kuat dibutuhkan untuk perpasangan spin. Ion kompleks diamagnetik adalah
[Fe(CN)6]4- dan [Fe(dipy)3]2+. Pembentukan kompleks 2,2-bipyridin yang merah,
dan 1,10-fenantrolin digunakan sebagai uji untuk Fe2+.
Besi(III)
Ion besi(III) berukuran relatif kecil dengan rapatan muatan 349 C mm 1

untuk low-spin dan 232 C mm-1 untuk high-spin, sehingga mempunyai daya

mempolarisasi yang cukup untuk menghasilkan ikatan berkarakter kovalen.


Sebagai contoh, besi(III) klorida berwarna merah-hitam, berupa padatan dengan
struktur jaringan kovalen. Pada pemanasan hingga fase gas terbentuk spesies
dimerik, Fe2Cl6.Besi(III) klorida dapat dibuat dari pemanasan langsung besi
dengan klorin menurut persamaan reaksi (Sugiyarto dan Suyanti, 2010) :

2 Fe (s) + 3 Cl2 (g) 3 FeCl3 (s)


Besi(III) bromide mirip dengan besi(III) klorida, tetapi besi(III) iodida tidak dapat
diisolasi sebab ion iodide mereduksi besi(III) menjadi besi(II) :
2 Fe3+ (aq) + 2I (aq) 2 Fe2+ (aq) + I2 (aq)
Besi(III) klorida anhidrat bereaksi dengan air menghasilkan gas HCl karena
reaksinya bersifat eksotermik, kontras dengan padatan kuning keemasan garam
heksahidrat, FeCl3.6H2O, yang larut begitu saja dalam air menghasilkan ion
heksahidrat, [Fe(H2O)6]3+ :
FeCl3 (s) + 3 H2O (l) Fe(OH)3 (s) + 3 HCl (g) + kalor
Ion heksaakuabesi(III), [Fe(H2O)6]3+, berwarna agak ungu pucat, seperti halnya
warna besi(III) nitrat nanohidrat. Warna kekuningan untuk senyawa kloridanya
dapat dikaitkan dengan terjadinya transfer muatan Fe 3+-Cl Fe2+-Cl0 dalam ion
[Fe(H2O)5Cl]2+.
Semua garam besi(III) larut dalam air menghasilkan larutan asam. Rapatan
muatan kation yang relative tinggi (232 C mm -1) mampu mempolarisasikan
molekul air ligan dengan cukup kuat, sehingga molekul air pelarut dapat berfungsi
sebagai basa dan memisahkan proton dari air ligan tersebut menurut persamaan
reaksi :
[Fe(H2O)6]3+ (aq) + H2O (l)

H3O+ (aq) +

H3O+ (aq) +

[Fe(H2O)5(OH)]2+ (aq)
[Fe(H2O)5(OH)]2+ (aq) + H2O (l)
[Fe(H2O)5(OH)]2+ (aq)
Keseimbangan reaksi tersebut sangat bergantung pada pH. Penambahan
ion hidronium tentu akan menggeser keseimbangan ke kiri, menghasilkan ion
[Fe(H2O)6]3+ yang hampir tak berwarna. Sebaliknya, penambahan ion hidroksida
akan menggeser keseimbangan ke kanan, menghasilkan larutan kuning dan lebih
lanjut endapan gelatin besi(III) oksida hidroksida, FeO(OH) yang berwarna karat.
Besi(III), d5

Besi(III) terdapat dalam garam berkristal dengan kebanyakan anion selain


anion-anion seperti iodida, yang tidak dapat dilawan karena sifat reduksinya
(Cotton dan Wilkinson,1989) :
Fe3+ + I

Fe2+ + I2

Garam yang mengandung ion ferri aqua, [Fe(H2O)6]3+ seperti Fe(ClO4)3.


10H2O adalah merah jambu pucat hampir putih, dan ion aquanya adalah merah
lembayung pucat.Kecuali bila larutan Fe3+ cukup kuat keasamannya, terjadi
hidrolisis dan umumnya larutan menjadi kuning karena pembentukan spesies
hidrokso yang mempunyai pita perpindahan muatan dalam daerah ultraviolet dan
berakhir ke daerah tampak.
Kesetimbangan hidrolisis awal adalah
[Fe(H2O)6]3+

= [Fe(H2O)5(OH)]2+

+ H+

K = 10-3,05

[Fe(H2O)5(OH)]2+

= [Fe(H2O)4(OH)2]+ + H+

K = 10-3,26

2 [Fe(H2O)6]3+

= [Fe(H2O)4(OH)2 Fe(H2O)4]4+ + H+ K = 10-2,91

Besi (IV) dan (VI)


Hanya ada sedikit kompleks untuk Fe(IV) seperti [Fe(S 2CNR2)3]+.
Senyawaan besi(VI) yang paling dikenal adalah anion okso FeO 42-, diperoleh
melalui oksidasi suspense Fe2O3.nH2O pekat, atau dengan melelehkan serbuk Fe
dengan KNO3. Ion lembayung merah adalah paramagnetik dengan dua elektron
tidak berpasangan.Garam Na dan K cukup larut, tetapi garam Ba dapat
diendapkan. Ionnya relatif stabil dalam larutan basa, tetapi terurai dalam larutan
netral atau asam menurut persamaan (Cotton dan Wilkinson,1989) :
2 FeO42- + 10 H+

2 Fe3+ + 3/2 O2 + 5 H2O

Zat ini bahkan merupakan pengoksidasi yang lebih kuat daripada MnO 4, dan
dapat mengoksidasi NH3 menjadi N2.

Oksida

Oksida yang terbentuk antara logam besi (Fe) dan oksigen; tergolong oksida
logam; ada tiga macam oksida besi, yaitu (Mulyono, 2005 : 303) :
1.

FeO [besi(II)oksida, ferro oksida]; padatan serbuk berwarna hitam,


ditemukan di alam sebagai mineral wustit. Titik leleh 1369C, densitas 5,7 g/L

2.

Fe2O3 [besi(III)oksida; ferri oksida]; padatan serbuk berwarna coklat


kemerah-merahan sampai hitam; ditemukan di alam sebagai mineral hematit.
Digunakan sebagai pigmen dan pengkilap logam. Titik leleh 1565C, densitas
5,1 g/L

3.

Fe3O4 [ferrosoferrioksida]; padatan serbuk berwarna hitam atau merah;


bersifat magnet; terdapat di alam sebagai mineral magnetit. Digunakan
sebagai pigmen dan pengkilap. Titik leleh 1594C; densitas 5,18 g/L

Halida
Kelompok senyawa yang mengandung atom halogen, X atau ion halida,

X dimana X adalah atom halogen; dapat berupa senyawa anorganik dan senyawa
organik (Mulyono, 2005 : 303).
Besi dapat dilarutkan pada asam halogen dengan sedikit oksigen dan dari
arutan

tersebut

terbentuk

dihalida

hidrat

FeF 2.8H2O,

FeCl2.4H2O,

dan

FeBr2.4H2O.Ferro klorida hidrat berisi [FeCl2.4H2O] merupakan unit oktahedral


dengan dua atom klorin yang menempati posisi trans. FeF2 dan FeCl2 dibuat
dengan memanaskan logam dengan gas HF atau HCl, pada pemanasan tersebut
menghasilkan FeF3 dan FeCl3. Halida Fe(+2) anhidrat dapat bereaksi dengan gas
NH3, membentuk garam yang berisi ion kompleks oktahedral [Fe(NH3)6]2+.

Baja
Baja dibuat dari besi tuang. Setelah zat pengotor dihilangkan, ditambah

sejumlah tertentu karbon dan unsur lain yang memberikan sifat khas pada baja itu.
Cara umum membuat baja yaitu menuangkan leburan besi tuang ke dalam wadah
yang bagian dalamnya dilapisi bata tahan api yang disebut pengkonversi

(converter), kemudian dihembuskan oksigen ke leburan. Karbon, belerang dan


fosfor keluar sebagai oksida berupa gas, sedangkan silikon oksida membentuk
terak di atas besi. Setelah terak dipisahkan, pada leburan besi ditambah karbon,
mangan dan unsur lain. Kadar karbon dalam baja berkisar antara 0,09 0,9%
Kegunaan :

Haemoglobin C2952H4664N812O832S8Fe4
Tubuh manusia berisi kurang lebih 4 gram besi 70%-nya berisi hemoglobin, sel
darah merah.Kebanyakan disimpan dalam bentuk ferratin. Fungsi hemoglobin
yaitu mengangkut oksigen dari paru-paru dan menyebarkan ke anggota badan,

seperti otot, yang akan di lepaskan dalam bentuk oksigen.


Besi (II) Sulfat (FeSO4.H2O
Dalam hortikultura digunakan sebagai pembunuh lumut, yang sering dikenal

sebagai sulfat besi.


Besi (III) Klorida (FeCl3
Bersifat sangat beracun. Besi (III) Klorida digunakan sebagai katalisator untuk
reaksi ethylene dengan khlor, membentuk ethylene dichloride (1,2Dichloroethane), bahan kimia yang penting, yang digunakan pada industri

untuk produksi klorida vinil, monomer untuk membuat PVC.


Besi (III) Oksida Fe2O3
Digunakan sebagai pelapis disket.Juga digunakan sebagai alas bedak, ferrioksid dikenal sebagai kosmetik (pe-merah pipi), dan semir.

Tabel 3. Komposisi beberapa macam baja dan penggunaannya


Macam baja

Komposisi

Sifat

Penggunaan

Baja sedang

0,09 0,2%
C0,05 1,0% Mn

Mudah dibentuk

Badan
mobil,
jarum pipa

0,2 0,75% Si
Baja Berkadar
karbon tinggi

0,4 0,9% C0,5


1,0% Mn
0,2 0,75% Si

Keras

Perkakas,
paku, pelat

Stainless steel

0,2 0,4 %
C18% Cr

Tahan korosi

Pisau,
perkakas

8% Ni
Baja mangan

0,4 0,9% C13%


Mn

Kuat dan Keras

Per

Baja wolfram

0,4 0,9% C5%


W

Sangat keras

Ujung alat
pemotong

Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi.


Korosi menimbulkan banyak kerugian karena mengurangi umur
pakai berbagai barang atau bangunan yang menggunakan besi
atau baja. Sebenarnya korosi dapat dicegah dengan mengubah
besi menjadi baja tahan karat (stainless steel), akan tetapi proses
ini terlalu mahal untuk kebanyakan penggunaan besi.
2.2.

Unsur Rutenium (Ru)


Unsur yang tergolong logam transisi; berwarna putih, keras, berda dalm

bentuk empat kristal, baru bereaksi pada udara dengan suhu 800. Tahan terhadap
asam maupun aqua regia (tetapi bila ditambahkan kalium klorat, logam ini
teroksidasi dengan disertai letupan), tidak tahan terhadap halogen dan basa
kuat.Dialam ditemukan bersama unsur transisi terutama bersama platina, unsur
ruthenium diperoleh melalui proses kimia yang cukup rumit; pada tahap akhir
melibatkan reduksi terhadap ammonium ruthenium klorida oleh H2 yang
menghasilkan serbuk logam Rutenium .
2.2.1. Sejarah
Pada tahun 1827, Berzelius dan Osann menguji residu yang tersisa setelah
melarutkan platina kasar dari pegunungan Ural dalam aqua regia. Bila Berzelius
tidak menemukan logam-logam yang tidak lazim, sementara Osann menduga
bahwa ia telah menemukan tiga logam baru, yang salah-satunya ia namakan
rutenium. Pada tahun 1844, Klaus dikenal oleh khalayak sebagai penemu
rutenium dan menunjukkan bahwa rutenium oksida yang didapat Osann sangat
tidak murni dan mengandung logam baru. Klaus mendapatkan 6 gram rutenium
dari residu pelarutan platina kasar yang tidak larut dalam auqa regia.

2.2.2. Kelimpahan
Sebagai anggota dari grup platina, rutenium terdapat di alam dengan
anggota grup platina yang lain dalam bijih yang berasal dari pegunungan Ural,
dan di Amerika Utara dan Amerika Selatan. Rutenium juga ditemukan bersama
logam grup platina dalam jumlah sedikit tapi dihasilkan secara komersial dalam
mineral pentlandit (mineral besi-nikel sulfida, (Fe,Ni)9S8) di daerah Sudbury,
kawasan penambangan nikel Ontario, dan dalam mineral piroksinit di Afrika
Selatan. Rutenium diisolasi besar-besaran dengan proses kimiawi yang rumit,
dengan tahap akhirnya adalah reduksi ammonium rutenium klorida dengan
hidrogen, yang menghasilkan bubuk rutenium. Bubuk ini disatukan dengan
tekhnik metalurgi bubuk atau dengan pengelasan busur argon.
2.2.3.

Sifat Fisika

Tabel 4. Sifat fisika dari rutenium


Massa jenis cair pada titik 10,65 g/cm3
lebur
Massa Jenis (sekitar suhu 12, 45 g/cm3
kamar)
Titik Lebur
2607 K (2334 C, 4233 F)
Titik didih
4423 K(4150 C, 7502 F)
Kalor peleburan
38,59 kJ/mol
Kalor penguapan
591 kJ/mol
Kapasitas kalor
(25 C) 24,06 J/(mol.K)
2.2.4. Sifat Kimia
Tabel 5. Sifat kimia dari ruthenium
Nama, Lambang
Nomor atom
Golongan, Periode Blok
Massa atom
Konfigurasi elektron
Bilangan oksidasi
Elektronegativitas
Energi ionisasi

Rutenium, Ru
44
8, 5, d
101,07
[Kr] 4d7 5s1
2, 3, 4, 6, 8
2.2 (skala Pauling)
Ke-1 : 710.2 kJ/mol
Ke-2 : 1620 kJ/mol
Ke-3 : 2747 kJ/mol

Jari-jari atom
Jari-jari kovalen
Struktur kristal

130 pm
126 pm
hexagonal

2.2.5. Persenyawaan dan Kegunaan


Logam ini merupakan pengeras platina dan paladium yang paling efektif,
dan membentuk alloy dengan platina atau paladium untuk menghasilkan sifat
hambatan listrik yang luar biasa. Alloy rutenium-molibdenum dilaporkan bersifat
superkonduktif pada suhu 10.6K. Ketahanan korosi pada titanium dapat
diperbaiki seratus kali lipat dengan penambahan 0.1% rutenium. Rutenium juga
merupakan katalis yang serba guna .
[(NH3)5Ru-O-Ru(NH3)4-O-Ru(NH3)5]6+ (Rutenium Merah)
2.2.6. Reaksi-reaksi rutenium

Reaksi dengan udara

Ru(s) + O2(g)

RuO2(s)

Reaksi dengan halogen

Rutenium bereaksi dengan fluorin berlebih untuk membentuk ruthenium(IV)


fluorida:
Ru(s) + 3F2(g)

RuF6(s)

2.3. Unsur Osmium (Os)


Unsur yang tergolong logam transisi, berwarna putih kebiruan, mengkilap,
sangat keras (tetapi rapuh dalam suhu tinggi), tahan terhadap udara tetapi dalam
keadaan serbuk bereaksi lambat dengan membentuk OsO 4 (bersifat sangat racun;
titik didih 130 .Dialam ditemukan didalam mineral iridosmine dan didalam
mineral lain bersama platina.Osmium alam merupakan campuran dari 7 isotop
stabilnya (dikenal ada 20 isotop osmium). Logam ini umumnya digunakan
sebagai komponen paduan logam (bersifat sangat keras) untuk mata pena, sumbu
mesin, jarum piringan, dan kontak listrik .
2.3.1.

Sejarah

Ditemukan pada tahun 1803 oleh Tennant dalam residu yang tersisa ketika
platinum mentah dilarutkan ke aqua regia .
2.3.2. Kelimpahan
Osmium terdapat dalam mineral iridosule dan dalam pasir sungai yang
menghasilkan platinum di daerah Ural, Amerika Utara dan Amerika Selatan. Juga
ditemukan dalam bijih mineral yang mengandung nikel di Sudbury, daerah
Ontariobersama dengan logam grup platinum lainnya.Meski kadarnya dalam
bijih-bijih tersebut sangat kecil, namun karena adanya penambangan bijih nikel
berton-ton, memungkinkan perolehan osmium sebagai hasil samping .
2.3.3. Sifat Fisika
Tabel 6. Sifat fisika unsur Osmium
Massa jenis cair pada titik 20 g/cm3
lebur
Massa Jenis (sekitar suhu 22,61 g/cm3
kamar)
Titik Lebur
3306 K (3033 C, 5491 F)
Titik didih
5285 K (5012 C, 9054 F)
Kalor peleburan
57,85 kJ/mol
Kalor penguapan
738 kJ/mol
Kapasitas kalor
(25 C) 24,7 J/(mol.K)
2.3.4.

Sifat Kimia

Tabel 7. Sifat kimia unsur Osmium


Nama, Lambang
Nomor atom
Golongan, Periode Blok
Massa atom
Konfigurasi elektron
Bilangan oksidasi
Elektronegativitas
Energi ionisasi
Jari-jari atom
Jari-jari ion

Osmium, Os
76
8, 6, d
190,20
[Xe] 4f1 5d6 6s2
2, 3, 4, 6, 8
2.2 (skala Pauling)
Ke-1 : 840 kJ/mol
Ke-2 : 1600 kJ/mol
1,92
0,63

Struktur kristal
hexagonal
2.3.5.

Persenyawaan dan Kegunaan

Senyawa osmium tetroksida telah digunakan untuk mendeteksi sidik jari


dan untuk mewarnai jaringan lemak untuk slide mikroskop. Logam ini hampir
selalu digunakan untuk menghasilkan alloy yang sangat keras dengan logam grup
platinum lainnya untuk mata pulpen, jarum fonograf, dan kontak listrik.
Osmiridium (IrOs) suatu campuran logam osmium dan iridium, digunakan
membuat peralatan yang berhubungan dengan pembedahan. Jenis ikatan pada
osmium adalah ionik dan kovalen koordinasi.
Contoh Ionik: OsO2
Contoh Kovalen koordinasi : [Os(CO)5]

2.3.6. Reaksi-reaksi Osmium

Reaksi dengan air

Osmium tidak dapat bereaksi dengan air di bawah kondisi normal

Reaksi dengan udara

Os(s) + 2O2(g)

OsO4(s)

Reaksi dengan halogen

Osmium bereaksi dengan fluorin berlebih pada suhu 600C pada tekanan 400 atm
untuk membentuk osmium(VII) fluoride
2Os(s) + 7F2(g)

2OsF7(s)

Pada kondisi dibawahnya terbentuk heksafluorida (OsF6) :


Os(s) + 3F2(g)

OsF6(s)

Osmium bereaksi dengan klorin dan bromin dengan pemanasan di bawah tekanan
pada pembentukan tetrahalida osmium(IV) klorida atau osmium(IV) bromida :
Os(s) + 2Cl2(g)

2.4. Unsur Hassium (Hs)


2.4.1. Sejarah

OsCl4(s)

Hassium merupakan salah satu unsur logam transisi yang dibuat melalui
reaksi fusi nuklir dan mempunyai nomor atom 108. Karena inti atom hassium
sangat besar, maka unsur hassium tidak stabil dan segera meluruh menjadi unssur
yang lebih ringan setelah dibuat. Hassium adalah suatu unsur kimia sintetis,
diharapkan memiliki sifat kimia mirip dengan osmium dan warna abu-abu putih
atau logam keperakan. Peter Armbruster, Gottfried Munzenberg, dan rekan-rekan
mereka ditemukan hassium pada tahun 1984, sekitar waktu yang sama bahwa
mereka menemukan Bohrium.
Unsur ini dinamai Hesse, negara Jerman. Seorang ilmuwan Soviet, Victor
Cherdyntsev, adalah yang pertama untuk mengklaim pada 1968 bahwa ia telah
menemukan alami hassium dalam sampel molibdenit. Sebuah tim di Rusia adalah
orang pertama yang mencoba untuk mensintesis hassium pada tahun 1978, namun
tidak berhasil. Lima tahun kemudian, tim yang sama berusaha untuk
memproduksi isotop lain dari hassium lagi, dan disintesis Hs-270, Hs-264, dan
Hs-263. Sebuah mengulangi percobaan yang pertama diproduksi H-264 pada
tahun 1983 berhasil pada tahun 1984.
2.4.2. Sifat Fisika

Konfigurasi

1s22s22p63s23p63d104s 24p64d105s25p64f145d106s26p65f 146d67s2


Sifat Kimia
Nomor atom
108
Massa atom
264,8 g.mol -1
Elektronegativitas menurut Pauling
tidak diketahui
Massa jenis
tidak diketahui
Titik lebur
tidak diketahui
Titik didih
tidak diketahui
Vanderwaals radius
tidak diketahui
Radius ionic
tidak diketahui

Isotop

Hassium di lingkungan
Hassium tidak ditemukan bebas di lingkungan, karena merupakan unsur
sintetis.
Efek kesehatan dari hassium Karena begitu tidak stabil, jumlah yang
dibentuk akan terurai menjadi unsur-unsur lain sangat cepat sehingga tidak
ada alasan untuk mempelajari dampaknya pada kesehatan manusia. Karena
sangat pendek paruh nya (9,7 detik), tidak ada alasan untuk
mempertimbangkan efek hassium di lingkungan.
Kegunaan
Karena hanya di produksi dalam skala lab jadi kegunan belum ada.
Kegunaan untuk saat ini hanya untuk penelitian saja.

Anda mungkin juga menyukai