PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Unsur transisi pada golongan VIII B umumnya memiliki elektron valensi
pada subkulit 3d yang belum terisi . Hal ini menyebabkan unsur transisi golongan
VIII B memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-unsur
golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta
kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi golongan VIII B
terdiri dari dua belas unsur, tetapi yang dibahas dalam makalah ini yaitu Besi (Fe)
Ruthenium (Ru), Osmium ( Os ) dan Hasium (Hs) .
Dalam satu golongan dari atas kebawah, keelektronegatifan unsur hampir
sama, tidak meningkat maupun menurun secara signifikan. Selain itu, ukuran
atom (jari-jari unsur) serta energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan
signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi
golongan VIII B memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa. Hal ini berbeda
dengan unsur utama yang mengalami perubahan sifat yang sangat signifikan
dalam satu golongan.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penulisan
1.3.
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Unsur Besi ( Fe)
2.1.1. Sejarah
Besi berasal dari bahasa latin ferrum yang artinya iron
(besi). Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang)
yang banyak digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari
dari yang bermanfaat sampai dengan yang merusakkan. Pertama
kali, besi digunakan oleh bangsa Sumeria dan Mesir, sekitar
tahun 4000
perhiasan,
SM,
benda
yang
kecil,
didapati
seperti
mata
dari meteor.
lembing
dan
Sekitar 3000
di Mesopotamia, Anatolia,
dan Mesir.
Pada
zaman
merupakan
logam
yang
mahal,
berbanding emas.
2.1.2. Kelimpahan
Alam semesta
: 1100 pp
Matahari
: 1000 ppm
Batu meteor
: 2,2 x 105 ppm
Kerak bumi
: 63000 ppm
Air laut
- Permukaan Atlantik
: 1 x 10-4 ppm
- Bagian dalam Atlantik
: 4 x 10-4 ppm
- Permukaan Pasifik
: 1 x 10-5 pp
- Bagian dalam Pasifik
: 1 x 10-4 pp
Manusia
- 60000 ppb (per berat)
- 6700 ppb (per atom)
lebih
mahal
2.1.3.
Sifat Fisika
Jari-jari atom
Jari-jari kovalen
Struktur kristal
Besi, Fe
26
8, 4, d
55,845 g/mol
[Ar] 3d6 4s2
2, 8, 14, 2
2, 3, 4, 6 (oksida amfoter)
1,83 (skala Pauling)
ke-1: 762,5 kJ/mol; ke-2:
1561,9 kJ/mol; ke-3: 2957
kJ/mol
140 pm
125 pm
Body centred cubic (a = 286.65
pm)
Besi(II) klorida anhidrat, FeCl2, dapat dibuat dengan mengalirkan gas HCl
kering pada logam besi panas. Karena gas H 2 yang dihasilkan bersifat reduktor,
maka oksidasi lanjut Fe(II) menjadi besi(III) dapat dicegah (Sugiyarto dan
Suyanti, 2010) :
Fe (s) + 2 HCl (g) FeCl2 (s) + H2 (g)
Besi(II) klorida anhidrat tak berwarna demikian juga tetrahidratnya, tetapi
heksahidratnya menjadi agak kehijauan. Baik besi(II) klorida anhidrat maupun
tetrahidrat, keduanya adalah ionik. Penambahan ion hidroksida ke dalam larutan
ion besi(II) pada awalnya menghasilkan endapan gelatin hijau besi(II) hidroksida.
Tetapi, hadirnya oksidator misalnya dari udara, mengakibatkan terjadi perubahan
warna menjadi kuning-coklat dari besi(III) oksida terhidrat menurut persamaan
reaksi :
Fe2+ (aq) + 2 OH (aq)
Fe(OH)2 (s)
Sama seperti ion besi(III) yang dapat diidentifikasi dengan ion heksasianoferat(II),
[Fe(CN)6]4-, ion besi(II) juga dapat dideteksi dengan ion heksasianoferat(III),
[Fe(CN)6]3-, dengan menghasilkan produk yang sama dengan biru Prusian (yang
pada mulanya disebut biru Turnbull ketika diduga merupakan produk berbeda) :
3 Fe2+ (aq) + 4 [Fe(CN)6]3- (aq) Fe4[Fe(CN)6]3 (s) + 6 CN (aq)
Harga potensial oksidasi besi(II) menjadi besi(III) sangat bergantung pada
ligannya. Sebagai contoh, ion heksasianoferat(II), [Fe(CN)6]4-, jauh lebih mudah
teroksidasi daripada ion heksaaquabesi(II), [Fe(H2O)6]2+ :
[Fe(CN)6]4- (aq)
[Fe(CN)6]3- (aq) + e
[Fe(H2O)6]2+ (aq)
[Fe(H2O)6]3+ (aq) + e
E = -0,36V
E = -0,77V
[Fe(CN)6]4-
[Fe(H2O)6]3+ +
[Fe(H2O)6]2+ E = 0,77 V
[Fe(phen)3]3+ +
[Fe(phen)3]2+ E = 1,12 V
E = 0,36 V
untuk low-spin dan 232 C mm-1 untuk high-spin, sehingga mempunyai daya
H3O+ (aq) +
H3O+ (aq) +
[Fe(H2O)5(OH)]2+ (aq)
[Fe(H2O)5(OH)]2+ (aq) + H2O (l)
[Fe(H2O)5(OH)]2+ (aq)
Keseimbangan reaksi tersebut sangat bergantung pada pH. Penambahan
ion hidronium tentu akan menggeser keseimbangan ke kiri, menghasilkan ion
[Fe(H2O)6]3+ yang hampir tak berwarna. Sebaliknya, penambahan ion hidroksida
akan menggeser keseimbangan ke kanan, menghasilkan larutan kuning dan lebih
lanjut endapan gelatin besi(III) oksida hidroksida, FeO(OH) yang berwarna karat.
Besi(III), d5
Fe2+ + I2
= [Fe(H2O)5(OH)]2+
+ H+
K = 10-3,05
[Fe(H2O)5(OH)]2+
= [Fe(H2O)4(OH)2]+ + H+
K = 10-3,26
2 [Fe(H2O)6]3+
Zat ini bahkan merupakan pengoksidasi yang lebih kuat daripada MnO 4, dan
dapat mengoksidasi NH3 menjadi N2.
Oksida
Oksida yang terbentuk antara logam besi (Fe) dan oksigen; tergolong oksida
logam; ada tiga macam oksida besi, yaitu (Mulyono, 2005 : 303) :
1.
2.
3.
Halida
Kelompok senyawa yang mengandung atom halogen, X atau ion halida,
X dimana X adalah atom halogen; dapat berupa senyawa anorganik dan senyawa
organik (Mulyono, 2005 : 303).
Besi dapat dilarutkan pada asam halogen dengan sedikit oksigen dan dari
arutan
tersebut
terbentuk
dihalida
hidrat
FeF 2.8H2O,
FeCl2.4H2O,
dan
Baja
Baja dibuat dari besi tuang. Setelah zat pengotor dihilangkan, ditambah
sejumlah tertentu karbon dan unsur lain yang memberikan sifat khas pada baja itu.
Cara umum membuat baja yaitu menuangkan leburan besi tuang ke dalam wadah
yang bagian dalamnya dilapisi bata tahan api yang disebut pengkonversi
Haemoglobin C2952H4664N812O832S8Fe4
Tubuh manusia berisi kurang lebih 4 gram besi 70%-nya berisi hemoglobin, sel
darah merah.Kebanyakan disimpan dalam bentuk ferratin. Fungsi hemoglobin
yaitu mengangkut oksigen dari paru-paru dan menyebarkan ke anggota badan,
Komposisi
Sifat
Penggunaan
Baja sedang
0,09 0,2%
C0,05 1,0% Mn
Mudah dibentuk
Badan
mobil,
jarum pipa
0,2 0,75% Si
Baja Berkadar
karbon tinggi
Keras
Perkakas,
paku, pelat
Stainless steel
0,2 0,4 %
C18% Cr
Tahan korosi
Pisau,
perkakas
8% Ni
Baja mangan
Per
Baja wolfram
Sangat keras
Ujung alat
pemotong
bentuk empat kristal, baru bereaksi pada udara dengan suhu 800. Tahan terhadap
asam maupun aqua regia (tetapi bila ditambahkan kalium klorat, logam ini
teroksidasi dengan disertai letupan), tidak tahan terhadap halogen dan basa
kuat.Dialam ditemukan bersama unsur transisi terutama bersama platina, unsur
ruthenium diperoleh melalui proses kimia yang cukup rumit; pada tahap akhir
melibatkan reduksi terhadap ammonium ruthenium klorida oleh H2 yang
menghasilkan serbuk logam Rutenium .
2.2.1. Sejarah
Pada tahun 1827, Berzelius dan Osann menguji residu yang tersisa setelah
melarutkan platina kasar dari pegunungan Ural dalam aqua regia. Bila Berzelius
tidak menemukan logam-logam yang tidak lazim, sementara Osann menduga
bahwa ia telah menemukan tiga logam baru, yang salah-satunya ia namakan
rutenium. Pada tahun 1844, Klaus dikenal oleh khalayak sebagai penemu
rutenium dan menunjukkan bahwa rutenium oksida yang didapat Osann sangat
tidak murni dan mengandung logam baru. Klaus mendapatkan 6 gram rutenium
dari residu pelarutan platina kasar yang tidak larut dalam auqa regia.
2.2.2. Kelimpahan
Sebagai anggota dari grup platina, rutenium terdapat di alam dengan
anggota grup platina yang lain dalam bijih yang berasal dari pegunungan Ural,
dan di Amerika Utara dan Amerika Selatan. Rutenium juga ditemukan bersama
logam grup platina dalam jumlah sedikit tapi dihasilkan secara komersial dalam
mineral pentlandit (mineral besi-nikel sulfida, (Fe,Ni)9S8) di daerah Sudbury,
kawasan penambangan nikel Ontario, dan dalam mineral piroksinit di Afrika
Selatan. Rutenium diisolasi besar-besaran dengan proses kimiawi yang rumit,
dengan tahap akhirnya adalah reduksi ammonium rutenium klorida dengan
hidrogen, yang menghasilkan bubuk rutenium. Bubuk ini disatukan dengan
tekhnik metalurgi bubuk atau dengan pengelasan busur argon.
2.2.3.
Sifat Fisika
Rutenium, Ru
44
8, 5, d
101,07
[Kr] 4d7 5s1
2, 3, 4, 6, 8
2.2 (skala Pauling)
Ke-1 : 710.2 kJ/mol
Ke-2 : 1620 kJ/mol
Ke-3 : 2747 kJ/mol
Jari-jari atom
Jari-jari kovalen
Struktur kristal
130 pm
126 pm
hexagonal
Ru(s) + O2(g)
RuO2(s)
RuF6(s)
Sejarah
Ditemukan pada tahun 1803 oleh Tennant dalam residu yang tersisa ketika
platinum mentah dilarutkan ke aqua regia .
2.3.2. Kelimpahan
Osmium terdapat dalam mineral iridosule dan dalam pasir sungai yang
menghasilkan platinum di daerah Ural, Amerika Utara dan Amerika Selatan. Juga
ditemukan dalam bijih mineral yang mengandung nikel di Sudbury, daerah
Ontariobersama dengan logam grup platinum lainnya.Meski kadarnya dalam
bijih-bijih tersebut sangat kecil, namun karena adanya penambangan bijih nikel
berton-ton, memungkinkan perolehan osmium sebagai hasil samping .
2.3.3. Sifat Fisika
Tabel 6. Sifat fisika unsur Osmium
Massa jenis cair pada titik 20 g/cm3
lebur
Massa Jenis (sekitar suhu 22,61 g/cm3
kamar)
Titik Lebur
3306 K (3033 C, 5491 F)
Titik didih
5285 K (5012 C, 9054 F)
Kalor peleburan
57,85 kJ/mol
Kalor penguapan
738 kJ/mol
Kapasitas kalor
(25 C) 24,7 J/(mol.K)
2.3.4.
Sifat Kimia
Osmium, Os
76
8, 6, d
190,20
[Xe] 4f1 5d6 6s2
2, 3, 4, 6, 8
2.2 (skala Pauling)
Ke-1 : 840 kJ/mol
Ke-2 : 1600 kJ/mol
1,92
0,63
Struktur kristal
hexagonal
2.3.5.
Os(s) + 2O2(g)
OsO4(s)
Osmium bereaksi dengan fluorin berlebih pada suhu 600C pada tekanan 400 atm
untuk membentuk osmium(VII) fluoride
2Os(s) + 7F2(g)
2OsF7(s)
OsF6(s)
Osmium bereaksi dengan klorin dan bromin dengan pemanasan di bawah tekanan
pada pembentukan tetrahalida osmium(IV) klorida atau osmium(IV) bromida :
Os(s) + 2Cl2(g)
OsCl4(s)
Hassium merupakan salah satu unsur logam transisi yang dibuat melalui
reaksi fusi nuklir dan mempunyai nomor atom 108. Karena inti atom hassium
sangat besar, maka unsur hassium tidak stabil dan segera meluruh menjadi unssur
yang lebih ringan setelah dibuat. Hassium adalah suatu unsur kimia sintetis,
diharapkan memiliki sifat kimia mirip dengan osmium dan warna abu-abu putih
atau logam keperakan. Peter Armbruster, Gottfried Munzenberg, dan rekan-rekan
mereka ditemukan hassium pada tahun 1984, sekitar waktu yang sama bahwa
mereka menemukan Bohrium.
Unsur ini dinamai Hesse, negara Jerman. Seorang ilmuwan Soviet, Victor
Cherdyntsev, adalah yang pertama untuk mengklaim pada 1968 bahwa ia telah
menemukan alami hassium dalam sampel molibdenit. Sebuah tim di Rusia adalah
orang pertama yang mencoba untuk mensintesis hassium pada tahun 1978, namun
tidak berhasil. Lima tahun kemudian, tim yang sama berusaha untuk
memproduksi isotop lain dari hassium lagi, dan disintesis Hs-270, Hs-264, dan
Hs-263. Sebuah mengulangi percobaan yang pertama diproduksi H-264 pada
tahun 1983 berhasil pada tahun 1984.
2.4.2. Sifat Fisika
Konfigurasi
Isotop
Hassium di lingkungan
Hassium tidak ditemukan bebas di lingkungan, karena merupakan unsur
sintetis.
Efek kesehatan dari hassium Karena begitu tidak stabil, jumlah yang
dibentuk akan terurai menjadi unsur-unsur lain sangat cepat sehingga tidak
ada alasan untuk mempelajari dampaknya pada kesehatan manusia. Karena
sangat pendek paruh nya (9,7 detik), tidak ada alasan untuk
mempertimbangkan efek hassium di lingkungan.
Kegunaan
Karena hanya di produksi dalam skala lab jadi kegunan belum ada.
Kegunaan untuk saat ini hanya untuk penelitian saja.