Disusun Oleh :
Rasyid Ghaniy Purwanegara
Kelas A-1
11010215410102
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar....................................................................................................i
Daftar Isi...............................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Perumusan Masalah..........................................................................................3
C. Tujuan Pembuatan............................................................................................3
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Perseroan Terbatas...........................................................................4
B. Proses Pendirian Perseroan Terbatas.................................................................6
1. Tahap Pembuatan akta...........................................................................7
2. Tahap Pengesahan..................................................................................7
3. Tahap Pendaftaran dan Pengumuman...................................................10
C. Struktur dalam Perseroan Terbatas (Organ PT)................................................11
1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)..............................................12
2. Direksi (Pengurus).................................................................................14
3. Dewan Komisaris..................................................................................18
D. Sistem Pertanggung jawaban dalam Perseroan Terbatas..................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan Hukum dalam masyarakat kini bukanlah hal yang asing lagi. Istilah
badan hukum merupakan terjemahan dari bahasa Belanda, rechtspersoon. Selain
diterjemahkan sebagai badan hukum, beberapa sarjana menerjemahkan istilah
rechtpersoon menjadi purusa hukum, awak hukum, dan pribadi hukum. 1 Namun
istilah yang resmi digunakan dalam berbagai peraturan perundang-undangan di
Indonesia adalah badan hukum.2 Salah satu contoh penggunaan istilah badan hukum
dapat kita temukan dalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas yang menentukan:
Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan
hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalarn
saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini
serta peraturan pelaksanaannya.
Beberapa sumber pengertian tentang Badan Hukum yaitu antara lain
menurut Maijers Badan Hukum adalah meliputi segala sesuatu yang menjadi
1 Chidir Ali, Badan Hukum, (Bandung: Alumni Paramita, 1987), halaman 14.
2 Ibid., halaman 17.
3 Ibid.
4 Ibid.
5 Ibid.
6 Ibid.
7 Ibid.
C. Tujuan Pembuatan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses
pendirian sebuah Perseroan Terbatas dan juga untuk memenuhi tugas yang diberikan
kepada penulis sebagai ujian take home tengah semester untuk mata kuliah Hukum
Perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perseroan Terbatas
Perseroan terbatas (PT) (bahasa Belanda: Naamloze Vennootschap) adalah
suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari
saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya.
Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan
kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.
Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan
tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan
pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang
dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan.
Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham
yang dimiliki. Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka
kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham.
Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut dibagikan
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian
keuntungan yang disebut dividen yang besarnya tergantung pada besar-kecilnya
keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas.9
Kekayaan perusahaan dalam Perseroan Terbatas terpisah dari kekayaan
pribadi pemilik perusahaan, sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang
dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan.
Apabila perusahaan memiliki hutang, dan hutang perusahaan melebihi kekayaan
perusahaan, maka kelebihan hutang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para
pemegang saham. Dan apabila perusahaan mendapatkan keuntungan, maka
keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik
saham akan memperoleh bagian keuntungan (Deviden) yang besarnya tergantung
pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas. Selain berasal
dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi. Keuntungan yang diperoleh
dari para pemilik obligasi adalh mereka mendapatkan bunga tetap tanpa
menghiraukan untung atau ruginya PT tersebut.
10 Ibid.
36, 40, 42 dan Pasal 45 KUHD dapat disimpulkan bahwa suatu Perseroan Terbatas
mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:11
Adanya kekayaan yang terpisah dari kekayaan pribadi masing-masing
Persero (pemegang saham) dengan tujuan untuk membentuk sejumlah dana
sebagai jaminan bagi semua perikatan Perseroan. Adanya Persero atau pemegang
saham yang tanggung jawabnya terbatas pada jumlah nominal saham yang
dimilikinya. Sedangkan mereka semua di dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS), merupakan kekuasaan yang tertinggi dalam organisasi perseroan yang
berwenang mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Komisaris, berhak
menentukan
garis-garis
besar
kebijaksanaan
menjalankan
Perusahaan,
menetapkan hal-hal yang belum ditetapkan dalam anggaran dasar dan lain-lain
Dalam prosedur pembahasan mengenai pendirian Perseroan Terbatas (PT)
menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dengan Undang-Undang
Perseroan Terbatas (UUPT) tahap-tahap yang harus ditempuh pada umumnya sama.
Beberapa tahap yang harus dilakukan antara lain adalah tahap pembuatan akta,
pengesahan, pendaftaran, dan pengumuman.
1
orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa Indinesia. Dan
juga disebutkan dalam pengertian Perseroan Terbatas, bahwa PT didirikan
berdasarkan perjanjian, juga menunjukkan PT harus didirikan setidaknya oleh 2
(dua) orang atau lebih , karena perjanjian seridaknya diadakan oleh minimal 2
(dua) orang. Disamping itu PT harus didirikan dengan fakta otentik dalam hal ini
oleh dan dihadapan pejabat yang berwenang yaitu Notaris, yang didalamnya
memuat Anggran Dasar dan keterangan lainnya. Pada saat pendirian,
dipersyaratkan para pendiri wajib mengambil bagian saham atau modal.
2
Tahap Pengesahan
Setelah dibuat akta pendirian yang didalamnya memuat Anggaran Dasar dan
keterangan lainnya, kemudian dimintakan pengesahannya. Pengesahan yang
dimaksud disini adalah pengesahan oleh pemerintah dalam hal ini oleh Menteri.
Pengesahan ini mengandung arti penting bagi pendirian Perseroan Terbatas,
karena menentukan kapan perseroan tersebut memperoleh setatus Badan Hukum.
Dalam hal ini berdasarka pasal 7 (ayat 6) UUPT, disebutkan bahwa perseroan
memperoleh setatus Badan Hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh
Menteri, sedangkan didalam KUHD pengesahan ini tidak ada.
Didalam KUHD bedasarkan pasal 36 hanya disebutkan bahwa sebelum
Perseroan Terbatas didirikan, maka akta pendiriannya harus dimintakan
pembenaran kepada Gubernur Jenderal atau Pejabat yang ditunjuk untuk itu. Dari
ketentuan ini pengesahan pada dasarnya sama dengan pembenaran, sehungga
dilihat dari persyaratan itu baik KUHD maupun UUPT sama-sama bahwa akta
pendirian Perseroan Terbatas harus dimintakan pengesahan atau pembenaran.
Hanya masalah kapan perseroan terbatas itu memperoleh status Badan Hukum
dalam KUHD tidak ditegaskan. Sedangkan dalam UUPT ditegaskan yaitu, sejak
diberikannya pengesahan akta pendiriannya oleh Menteri.
Mengenai prosedur pengesahan dijelaskan dalam UUPT pasal 9 yang
menyatakan bahwa, untuk memperoleh pengesahan Menteri, para pendiri
bersama-sama atau kuasanya, mengajukan permohonan tertulis dengan
melampirkan akta pendirian PT. Biasanya permohonan pengesahan ini sekaligus
ditangani dan diajukan oleh notarisnya yang membuat akta. Karena pada
umumnya para pendiri tidak mau repot mengurus sendiri pengesahan ini,
sehingga biasanya notarius yang membuatkan akta pendirian sekaligus diminta
untuk menguruskan pengesahannya. Pengesahan tersebut sesuai dengan pasal 9
(ayat 2) harus diberikan paling lama dalam waktu 60 (enam puluh) hari setelah
permohonan diterima.
Dibandingkan dengan KUHD yang tidak mengatur mengenai jangka waktu
kapan pengesahan harus diberikan sehingga pada waktu itu orang mendirikan PT
dapat memakan waktu yang cukup lama, maka pengesahan menurut UUPT ini
lebih tegas dan relatif cepat sepanjang dilaksanakan dengan benar. Hanya
persoalannya apakah waktu 60 (enam puluh) hari itu benar-benar dapat dipenuhi
atau tidak. Proses pemberian pengesahan yang cukup lama akan menimbulkan
telah
terpenuhi
sehingga
tidak
ada
alasan
untuk
10
Paling sedikit modal yang ditempatkan dan disetor adalah 25% dari modal
dasar. (sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1995 & UU No. 40 Tahun 2007
keduanya tentang perseroan terbatas).
hukum dan perseroan terbatas menjadi dirinya sendiri serta dapat melakukan
11
12
13
diserahkan atau diberikan pada Direksi atau Komisaris serta RUPS berhak
memperoleh segala penjelasan yang berkaitan dengan semua kegiatan PT. RUPS
mempunyai kewenangan :
a. Mengangkat dan memberhentikan Direksi dan Komisaris.
b. Membuat dan merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Dasar Rumah Tangga
Perusahaan.
c. Menyetujui atau mengesahkan laporan tahunan perusahaan. Laporan tahunan
tersebut terdiri dari :
1) Laporan keuangan yang menyangkut sekurang-kurangnya :
2) Laporan tentang kegiatan perusahaan, laporan tanggung jawab sosial
perusahaan (Coorporate Social Responsibility).
3) Masalah-masalah yang timbul selama tahun buku yang bersangkutan
yang mempengaruhi kegiatan usaha, misalnya mogok karyawan atau
karyawan yang cuti.
4) Laporan tugas pengawasan yang dilakukan oleh komisaris.
5) Daftar gaji dan honorarium serta tunjangan bagi anggota Direksi dan
Komisaris tahun yang lalu.
Persetujuan dan pengesahan RUPS terhadao laporan tahunan
perusahaan mengandung arti bahwa seluruh pemegang saham melalui
forum RUPS telah menerima dan menyetujui serta membebaskan
14
Direksi (Pengurus)
Direksi (pengurus) adalah organ Perseroan yang bertanggung jawab penuh
atas kepengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan, serta
mewakili perseroan baik didalam maupun diluar Pengadilan sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar. Jadi, kepengurusan perseroan dilakukan oleh Direksi
yang diangkat oleh RUPS sesuai dengan Anggaran Dasarnya.
a. Persyaratan Menjadi Direksi (Direktur)
15
16
bersangkutan,
tetapi
Direksi
yang
bersangkutan
memiliki
17
sehingga ia
harusa
pribadi
atas
kerugian
perusahaan
apabila
yang
tersebut
terjadi
bukan
karena
kesalahan
atau
kelalaiannya.
b) Direksi telah melakukan pengelolaan dengan itikad baik dan
berhati-hati.
19
Dewan Komisaris
Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan
secara umum dan atau khusus serta memberikan nasihat kepada Direksi baik
diminta ataupun tidak dalam menjalankan perseroan. Dalam menjalankan
tugasnya, Komisaris dapat membentuk komite audit untuk membantu
pelaksanaan tugas komisaris. Jumlah komite audit disesuaikan dengan
keperluannya. Misalnya komite audit keuangan tahunan, SDM, dll.
Pada dasarnya, Komisaris tidak mempunyai kewenangan dan tidak
mempunyai fungsi kepengurusan. Namun, apabila Direksi berhalangan, maka
Komisaris dapat diberikan kewenangan untuk melakukan pengurusan atau
pengelolaan sesuai dengan atau dengan keputusan RUPS. Alasan kedua, apabila
Direksi terdapat benturan antara kepentingan Direksi dengan kepentingan PT.
Wewenang dan kewajiban Komisaris ditetapkan dalam Anggaran Dasar. Seperti
halnya pengurus, maka Komisaris dapat menjalankan tugasnya wajib dengan
etikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya untuk kepentingan
dan usaha perseroan.
20
21
Komisaris.
22
23
24
puluh juta rupiah), sebagaimana ditentukan dalam pasal 32 ayat (1) Undang-undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas..
Dibandingkan dengan KUHD mengenai batas minimal modal dasar tidak
ditentukan. Dengan ketentuan batas minimal modal dasar ini memang dalam
perkembangannya harus ada penyesuaian, karena nilai rupiah yang selalu tidak stabil
dan mengalami perubahan, sehingga batas minimal ini untuk beberapa tahun yang
akan datang sudah tidak sesuai lagi. Disamping batas minimal modal dasar juga
ditetukan bahwa, pada saat pendirian Perseroan, paling sedikit 25% (dua puuh lima
persen) dari modal harus sudah ditempatkan, dan setiap penempatan modal tersebut
harus sudah disetor paling sedikit 50% (lima puluh persen) dan nilai nominal setiap
saham yang dikeluarkan, dan seluruh nominal saham yang telah dikeluarkan harus
sudah disetor penuh pada saat pengesahan perseroan dengan bukti penyetoran yang
sah. Sedangkan pengeluaran saham selanjutnya setiap kali harus disetor penuh.
Dari ketentuan permodalan ini menggambarkan bahwa para pendiri
perseroan tidak hanya sekedar mendirikan perseroan saja, tapi ia juga harus benarbenar turut serta dalam permodalan perseroan yang dengan sendirinya turut
bertanggung jawab atas jalannya perseroan.
25
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
nama PT, dan pemegang saham tidak bertanggung jawab atas kerugian PT
melebihi nilai nominal saham yang telah diambilnya atau dimilikinya.
4
Untuk mendirikan Perseroan Terbatas harus ada modal dasar paling sedikit
Rp.50.000.000,00- (lima puluh juta rupiah), sebagaimana ditentukan dalam
pasal 32 ayat (1) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas.
Disamping batas minimal modal dasar juga ditentuka bahwa, pada saat
pendirian Perseroan, paing sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal
dasar harus sudah ditempatkan, dan setiap penempatan modal tersebut harus
sudah disetor paling sedikit 50% (lima puluh persen) dan nilai nominal
setiap saham yang dikeluarkan, dan seluruh saham yang telah dikeluarkan
harus sudah disetor penuh pada saat pengesahan perseroan dengan bukti
penyetoran yang sah. Sedangkan pengeluaran saham yang selanjutnya setiap
kali harus disetor penuh.
27
28
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku/Literatur
Chidir Ali, Badan Hukum, 1987, Alumni Paramitha, Bandung.
Sutantyo R. Hadikusuma dan Sumantoro, Pengertian Pokok Hukum
Perusahaan, Bentuk-Bentuk Perusahaan yang Berlaku di
Indonesia, 1991, Rajawali Pers, Jakarta.
B. Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
Kitab Undang-undang Hukum Dagang
C. Media Masa/Media Elektronik
Sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/Perseroan_terbatas, tanggal 9 April
2016.
Sumber:http://bisnisukm.com/ijin-pendirian-pt-perseroanterbatas.html/proses-pendirian-pt, tanggal 9 April 2016
Sumber:http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/struktur-organisasiperseroan-terbatas-pt.html