YUFFCUIKVK
YUFFCUIKVK
Disusun oleh :
Agung Aji Prasetyo
Denny Subrata
Fera Hidayati
Fiska Tria Gusana
Hariyo W. Prajarto
BAGIAN RADIOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2004
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
: Oktober 2004
Semarang,
Oktober 2004
Dosen Pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
lainnya.1 Manifestasi klinik karsinoma rekti tergantung dari bentuk makroskopis dan
letak tumor. Bentuk polipod (cauli flower) dan koloid (mukoid) menghasilkan banyak
mukus, bentuk anuler menimbulkan obstruksi dan kolik, sedangkan bentuk infiltratif
(schirrhus) tumbuh longitudinal sesuai sumbu panjang dinding rektal dan bentuk
ulseratif menyebabkan ulkus ke dalam dinding lumen.
Karsinoma yang terletak di colon ascenden menimbulkan gejala perdarahan
samar sedangkan tumor yang terletak di rektum memanifestasikan perdarahan yang
masih segar dan muncul gejala diare palsu. Di kolon descenden, karsinoma ini
menyebabkan kolik yang nyata karena lumennya lebih kecil dan feses sudah berbentuk
solid. Sebanyak 60 % karsinoma kolorekti terdapat di rectosigmoid sedangkan 34 %
terletak lebih proximal dan di colon transversum. 1 Jenis terbanyak adalah
adenokarsinoma yaitu sebanyak 50-75 %, sedangkan fibrokarsinoma dan mukoid
adenokarsinoma masing masing sebanyak 40 % dan 10 %.2
Umumnya penderita karsinoma kolorektal ini datang terlambat dengan kondisi
yang sudah mendesak seperti sudah terjadi perforasi, perdarahan, ataupun obstruksi.
Untuk itu penting mengetahui cara mendiagnosis karsinoma kolorektal baik secara
klinis dengan rektal touche maupun dengan pemeriksaan penunjang seperti
pemeriksaan radiologis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sphincter ani eksterna dibentuk dari otot serat lintang yaitu muskulus levator ani.
Lapisan luar tunika muskularis berjalan longitudinal membentuk 3 kelompok yang
disebut taenia coli. Tunika serosa pada beberapa tempat terdapat tonjolan yang berisi
jaringan adiposa yang disebut appendices epiploicae.
Usus besar memperoleh aliran darah dari arteri mesenterika superior dan
inferior. Caecum, kolon ascendenden,, dan separuh kanan kolon transversum disuplai
oleh cabang arteri mesenterika superior yaitu a. ileokolika, a. kolika dekstra, dan a.
kolika media. Kolon transversum bagiankiri, kolon desnden, kolonsigmoid, dan rektum
bagian atas mendapat aliran darah dari a. mesenterika inferior. Sedangkan rektum
bagian bawah disuplai oleh a.pudenda interna, cabang dari a.iliaka interna. Vena kolon
berjalan paralel bersama arterinya. Aliran vena disalurkan melalui v. mesenterika
superior yang bermuara pada vena porta dan v.mesenterika inferior menuju ke vena
lienalis. Aliran vena dari kanalis analis bermuara ke v.cava inferior. Sedangkan aliran
limfe sejalan dengan aliran darahnya. Kolon disarafi oleh serabut simpatis yang berasal
daari n.splanchnicus dan pleksus presakralis serta serabut parasimpatis yang berasal
dari nervus vagus.5
B. Carsinoma Colorektal
Insiden kanker kolon terus meningkat jumlahnya. Peningkatan ini disebabkan
menurunnya kualitas diit, terutama diit tinggi lemak, tinggi protein, dan rendah serat.
Di negara maju, kanker kolon mencapai peringkat kedua tertinggi, sedang di negara
berkembang menduduki peringkat kedelapan.6
Etiologi kanker kolon dipengaruhi faktor diit, flora anaerob kolon, serta kadar
asam empedu. Diit yang meningkatkan aktifitas zat karsinogenik di kolon meliputi
karbohidrat yang tidak dapat tercerna dengan baik, lemak, dan protein hewani. Diit
yang diperkirakan menghambat induksi karsinogen kolon adalah kalsium, asam
askorbat, serat, sereal, asam folat, dan berbagai antioksidan.6, 7, 8
Gejala klinis karsinoma kolon tidak khas. Gejala umumnya adalah perubahan
pola defekasi, perdarahan, nyeri, anemia, dan penurunan berat badan. Gejala klinis ini
banyak dipengaruhi oleh letak lesinya. Pada kolon asenden sering memberikan gejala
tidak khas, juga jarang mengakibatkan obstruksi. Lesi pada kolon semakin distal akan
memberikan gejala diare cair disertai darah dan lendir. Pada karsinoma kolon desenden
dan rektum sering menyebabkan konstipasi atau tenesmus ani disertai diare.5
lesi anular membentuk cincin dengan mukosa terulserasi, lumen eksentrik dan
irreguler dengan batas menggantung ( apple core lesions)
2.
tumor datar, yang hanya melibatkan sebagian dari dinding kolon yang
melingkar
3.
4.
massa polipoid
5.
skirus, penyempitan lumen dalam jarak cukup panjang, sering terlihat sebagai
komplikasi dari colitis ulseratif kronik 9
2.
3.
cincin, dan pada kolon sebelah kanan lebih banyak berupa tipe polipoid.
Polip juga merupakan penanda kanker kolon. Secara epidemiologik, polip terbukti
meningkatkan risiko insidensi karsinoma kolon. 11
Kanker kolon, walupun secara makroskopis mempunyai bentuk lesi yang
berbeda untuk daerah kolon asenden, kolon desenden, dan kolon transversum, namun,
secara histologis, kanker kolon mempunyai bentukan yang hampir sama. Sembilan
puluh lima persen kanker kolon merupakan adenokarsinoma. Sisanya, ada yang
mensekresi musin, atau membentuk sel signet ring. 6
Adenokarsinoma terbagi menjadi adenokarsinoma papiler, adenokarsinoma
tubuler, kistadenokarsinoma papiler, karsinoma mukoid, dan karsinoma sel jernih.
Secara umum, adenokarsinoma menampakkan gambaran epitel kolumner atipik yang
menginvasi jaringan sekitar. Terlihat struktur kripte atipik ireguler. Kadang terdapat
invasi stroma, dan penetrasi dari membrana basalis. Sel signet adalah sel tumor dengan
vakuola yang berisi mukous intraseluler sehingga mendesak inti ke lateral.6
a. simetri
(napkin
ring)/
adenokarsinomamukoid
anuler
atau
fibrokarsinoma
biasanya
skirus.
abses
perikolika
yang
melanjut
menjadi
diverkulitis.
3. kolitis iskemia : gambaran thumbprinting dengan spasme dan
ulserasi difus pada segmen kolon proksimal dari karsinoma.
Jarang terjadi, bisa disebabkan karena obstruksi parsial dengan
gangguan vaskularisasi.
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama
Umur
: 43 th
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Guru SMP
No. CM
: 744474
Masuk RSDK
: 4 September 2004
Ruang
: A3 bedah
: 4 September 2004
Keluhan utama
Sejak 1 tahun terakhir, os sering merasakan sakit perut di bagian kiri bawah,
sering susah buang air besar, jika BAB sedikit sedikit konsistensi padat, kecilkecil, tidak ada lendir, tidak bercampur darah. Buang air kecil tidak ada keluhan.
Sejak lima hari SMRS tidak bisa BAB, mual, perut kembung, kentut +. Sehari
sebelum masuk RSDK, os berobat ke RSD Grobogan kemudian dirujuk ke RSDK.
Riwayat Penyakit Dahulu
Penderita seorang guru SMP, suami juga bekerja sebagai guru SMP. Mempunyai 2
orang anak yang belum mandiri. Biaya pengobatan ditanggung JPS.
Kesan : sosial ekonomi kurang.
Pemeriksaan fisik
KU
Tanda Vital
RR
: 20 x/menit
Suhu : 37,5oC
Kulit
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Sinus
Mulut
Tenggorok
Leher
Thoraks
Inspeksi
Paru
Jantung
Pa
: SF kanan = kiri
Pe
Au
: SD vesikuler, ST (-)
: I
Pa
Pe
Au
Abdomen : I
Pa
Pe
: Hiper timpani, pekak hepar (+), pekak sisi (+) N, pekak alih (-)
Au
Rectal Touche
Ekstremitas
superior (dx/sx)
inferior (dx/sx)
Sianosis
-/-
-/-
Oedem
-/-
-/-
Akral dingin
-/-
-/-
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
: 4 September 2004
Hb
: 10,8 gr%
Ht
: 32,4 %
Leukosit
: 7.860 / mm3
Trombosit
: 309.000 / mm3
Eritrosit
: 3.720.000/ mm3
MCV
: 87,1 fl
MCH
: 29,2 pg
MCHC
: 33,5 gr/dl
Ureum
: 23 mg/dl
Creatinin
: 0,68 mg/dl
Natrium
: 135 mmol/dl
Kalium
: 4,3 mmol/dl
Pemeriksaan Radiologis
X foto BNO
: 2 September 2004
: 9 September 2004
Tampak kontras masuk melalui rektum, colon sigmoid dan terhenti di colon
sigmoid. Pada colon sigmoid tampak gambaran apple core appearance. Tampak
penyempitan lumen pada kolon sigmoid
Kesan
Yang belum diinformasikan adalah panjang penyempitan lumen oleh massa tumor.
III. DIAGNOSIS
Carcinoma colon Sigmoid
BAB IV
PEMBAHASAN
Wanita, 43 tahun sejak 1 tahun terakhir sering merasakan sakit perut di bagian
kiri bawah, sering susah buang air besar, jika BAB sedikit sedikit konsistensi padat,
kecil-kecil, tidak ada lender, tidak bercampur darah. Buang air kecil tidak ada keluhan.
Sejak lima hari SMRS tidak bisa BAB, mual, perut kembung, kentut +. Sehari sebelum
masuk RSDK, penderita berobat ke RSD Grobogan kemudian dirujuk ke RSDK.
Hasil pemeriksaan darah didapatkan dalam batas normal.
Pada pemeriksaan colon in loop didapatkan kontras masuk melalui rektum,
colon sigmoid dan terhenti di colon sigmoid. Pada colon sigmoid tampak gambaran
apple core appearance. Tampak penyempitan lumen pada kolon sigmoid.
Dari data-data diatas penderita didiagnosa adenokarsinoma rekti.
BAB V
KESIMPULAN
Diagnosa karsinoma kolon dapat ditegakkan dengan anamnesa, pemeriksaan
colok dubur, dan pemeriksaan penunjang diantaranya pemeriksaan radiologis. Untuk
diagnosis pasti diperlukan pemeriksaan histopatologi.
Pemeriksaan radiologis yang dapat membantu untuk menegakkan diagnosis
antara lain colon in loop dengan double contrast. dapat memberkan gambaran berupa
penonjolan, kerancuan, dan kekakuan dinding kolon.
Dengan anamnesa, pemeriksaan colok dubur dan pemeriksaan radiologis yang
baik dan seksama akan sangat membantu ketepaan diagnosis dan terapi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Granger, Allison. Diagnostic radiology , an anglo American text book of
imaging. 2 nd edition. Vol 2. New York, 1992: Churchill Livingstone. 909-24.
2. Meschan. Analysis of roentgen signs in general radiology. Volume 3. 1973.
1754-1844
3. Grant. Metode Anatomi, Jilid 1, Bab 12 : Rongga perut-panggul
4. Nurdjaman, dkk. Lecture notes Histologi 2, Fakultas Kedokteran UNDIP, 2001
5. R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Usus halus, apendik, kolon, dan anorektal.
Dalam : Buku ajar ilmu bedah. Jakarta : 1999 : EGC, 908-909.
6. Cohen, Alfred M. Sidney J. Winawer, editor. Cancer of The Collon, Rectum,
and Anus. New York : McGraw-Hill, 1995: 28,35-38,151.
7. Underwood, JCE. Patologi Umum dan Sistematik, volume 2. Jakarta :
EGC,1999; 463-465.
8. Harvard School of Public Health. Latest Study Confirms Folate Lowers
Colorectal Cancer Risk. The Annals of Internal Medicine, volume 129. 1998:
517
9. Eisenberg, L. Gastro Intestinal. Radiology companion.
10. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi. Konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi
4. Jakarta : EGC, 1995.
11. Robbins, Kumar. Traktus Gastro Intestinal. Dalam Buku Ajar Patologi II, ed. 4.
Jakarta : EGC, 1995
12. Eisenberg RL. Gastrointestinal radiology. 2 nd edition. Philadelphia, 1990: JB
lippincot company. 633-43.
13. Soedarmo