HDHDGDN
HDHDGDN
PENDAHULUAN
Striktur uretra merupakan masalah yang jarang ditemui di masyarakat.
Striktur uretra ini dapat memberi gangguan dalam pembuangan air seni berupa
retensio urin dapat juga tidak menimbulkan keluhan (asimtomatis). Pengetahuan
akan susunan anatomi dan teknologi dalam bidang bedah urologi merupakan cara
terbaik dalam menangani pasien dengan striktur uretra. Sebab striktur uretra dapat
menyebabkan suatu kondisi gawat darurat yang memerlukan penanganan
secepatnya1.
Striktur uretra adalah suatu penyempitan patologis uretra karena adanya
jaringan fibrotik pada dindingnya. Berbeda dengan stenosis uretra, yang
merupakan suatu penempitan uretra tetapi dinding uretranya tidak mengalami
kerusakan1,2,7.
Dalam sejarah perkembangan ilmu bedah, striktur uretra sudah dikenal
sejak zaman Yunani kuno. Pada saat itu pengobatan yang dilakukan adalah dengan
melakukan dilatasi dengan menggunakan suara. Hamilton Russell menjelaskan
teknik pembedahan pertama untuk memperbaiki striktur uretra pada tahun 1914.
Sejak saat itu banyak sekali perkembangan dalam metode operasi striktur uretra1,2.
Gejala dan tanda striktur uretra sangat variatif. Dapat bermanifestasi tanpa
gejala sampai dengan gejala yang berat, umumnya gejala tersebut akibat
terdapatnya hambatan di sepanjang saluran uretra akibat adanya jaringan parut.
Jaringan parut ini dapat disebabkan oleh infeksi, iskemik, maupun trauma. Ketiga
proses ini dapat menimbulkan jaringan paru sehingga dapat memperkecil diameter
lumen uretra. Sehingga pada striktur uretra dapat menyebabkan retensi urin aliran
air seni antegrade. Obstruksi saluran kemih dapat mengakibatkan hidroureter, dan
kemudian berlanjut menjadi hidronefrosis yang berakhir dengan kegagalan faal
ginjal 6,7.
Diagnosis striktur uretra dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium dan radiologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
ANATOMI
Sistem saluran kemih seluruhnya terletak di bagian retro peritoneal
sehingga proses patologi seperti obstruksi, radang, dan pertumbuhan tumor
terjadi di luar rongga abdomen, tetapi gejala dan tandanya mungkin
tampak menembus peritoneum parietal belakang. Saluran kemih terdiri
dari ginjal, ureter, vesika urinaria dan urethra 2,3,4.
A. Ginjal
Ginjal terletak pada rongga retroperitoneal setinggi vertebra thorak XII
sampai dengan vertebra lumbal III. Ginjal kanan terletak lebih rendah
dibandingkan dengan ginjal kiri. Berat ginjal dewasa kurang lebih 115-170
gram dengan ukuran panjang 10-12 cm, lebar 5-6 cm, dengan tebal 3 cm 2,3,4.
Permukaan ginjal berupa kapsul fibrosis yang tipis tetapi kuat, dan
disebelah eksternal kapsul ini adalah jaringan lemak yang cukup banyak yang
dikenal sebagai kapsul adiposa. Jaringan lemak ini memungkinkan ginjal
diidentifikasi dengan mudah pada foto polos, karena ini lebih radioluscent
dibandingkan struktur otot sekitarnya 2,3,4.
Seksi longitudinal melalui ginjal memperlihatkan bahwa ginjal terdiri
dari bagian-bagian sebagai berikut :
1. Korteks
2. Medula
3. Pelvis renalis
4. Kaliks mayor
B. Ureter
Ureter adalah hubungan tubuler antara ginjal dan kandung kemih.
Panjang uretra kira-kira 25 cm dan seluruh perjalanannya adalah
retroperitoneal, terletak di jaringan subperitoneal pada abdomen dan pelvis.
Bagian ureter yang ada di abdomen terletak pada otot besar psoas dan
diproyeksikan pada ujung-ujung prosesus transversal pada vertebra lumbal.
Ureter kanan biasanya bersimpangan dengan arteri iliaca eksterna dan ureter
kiri bersimpangan dengan arteri iliaca komunis, tetapi tidak selalu
demikian2,3,4.
Lumen ureter ukurannya bervariasi dan terus menerus mengalami
peristaltik. Terdapat daerah konstriksi normal tertentu pada tiga lokasi :
1. Ureteropelvical junction
2. Ureter bersimpangan dengan arteri iliaca eksterna atau arteri iliaca
komunis
3. Ureterovesical junction
C. Kandung Kemih
Kandung kemih terletak di dalam pelvis minor kecuali apabila
mengalami distensi. Ini berbatasan dengan simfisis pubis di sebelah anterior
dan terpisah dari rektum pada pria oleh duktus deferens dan vesika seminalis,
dan pada wanita oleh uterus dan vagina 2,3,4.
Untuk visualisasi kandung kemih secara akurat, biasanya diperlukan
media kontras. Ditinjau dari struktur globuler kandung kemih yang
mengalami distensi, ini harus diteliti dengan beberapa proyeksi untuk
memvisualisasikan seluruh tepinya. Dalam keadaan tidak mengalami distensi,
adalah sulit untuk memastikan tentang adanya defek pengisian 2,3,4.
D. Urethra
Uretra dibagi dua bagian yaitu bagian anterior dan bagian posterior.
Uretra dibagi lagi menjadi meatus uretra, pendulans uretra, dan bulbus uretra.
Uretra anterior ini berupa tabung lurus dan terletak bebas diluar tubuh,
sehingga bila ada tindakan operasi relatif lebih mudah mengerjakannya.
Uretra posterior dibagi menjadi prostat uretra dan membranaceae uretra.
Uretra posterior terletak di posterior tulang pubis dan di anterior rektum.
Terdapat juga spingter internus dan eksternus sehingga mempersulit dalam
II.
PxV=CxR
V = volume
R = tahanan
Jadi dikenal tahanan berbanding terbalik dengan diameter. Pada striktur
uretra, lumen uretra mengecil sehingga tahanan meninggi. Maka untuk
mempertahankan volume sesuai denga hukum Boyle-Gay-Lussac, tekanan
harus tinggi. Jadi pada striktur uretra pada waktu kencing vesika urinaria
harus meningkatkan tekanan. Dalam ilmu fisika ada dua macam aliran
benda cair. Aliran striare dimana aliran cairan dengan kecepatan yang
sama dan aliran turbulen dengan kecepatan yang berbeda. Pada striktur
uretra yang terjadi adalah aliran turbulen dengan kecepatan urine yang
berbeda. Hal ini menyebabkan aliran urin kecil disamping lumen uretra
yang mengecil dan juga bercabang, urine yang kecepatannya meningkat
jauh jatuhnya dibandingkan dengan yang rendah kecepatannya 4.
IV.
Dapat juga terjadi striktur uretra yang kongenital yang diakibatkan fusi
yang tidak adekuat dari uretra anterior dan posterior yang lebih pendek
dan tidak berhubungan dengan proses inflamasi. Akibat lumen uretra yang
menyempit maka penderita cenderung untuk mengejan kuat agar dapat
mengeluarkan air seni 6,7.
V.
GAMBARAN KLINIK
Gejala yang paling sering muncul adalah simptom voiding
obstruksi, retensi uri, dan intermitten urinarius. Simptom voiding obstruksi
terdiri dari penurunan tekanan pancaran air seni yang keluar dari uretra,
pengosongan vesika urinaria yang tidak sempurna kadang dapat menjadi
retensio urinaria, intermitten urinarius, dan terminal dribbling. Gejalagejala ini dapat berjalan progresif. Pasien yang perlu ditangani dengan
segera atau pasien yang berada dalam kondisi gawat darurat adalah pasien
dengan gejala simptom voiding obstruksi yang parah, kalkulus vesika
urinaria, infeksi traktus urinarius, atau pengobatan konservatif yang
gagal1,6,7.
VI.
DIAGNOSIS
Penegakan
diagnosis
dilakukan
berdasarkan
anamnesa,
Anamnesis 6,7
Pada kasus-kasus striktur uretra kadang-kadang tidak memberikan keluhan
pada penderita tetapi kadang memberikan keluhan yang sangat tidak
nyaman dalam berkemih oleh karena adanya retensi urine. Terutama dari
tanda dan gejala seperti yang dijelaskan dalam gambaran klinis.
2.
Perhatikan pada waktu penderita miksi dan nilai pancaran air seninya,
waktu, dan lain-lain. Lihat juga apakah ada fistula atau abses perium.
3.
Pada palpasi uretra, daerah striktura teraba keras dan nyeri tekan.
Tes Laboratorium
Pemeriksaan urine kultur untuk melihat adanya infeksi.
Pemeriksaan ureum kreatinin untuk menilai fungsi faal ginjal.
Rontgenologis
-
VII.
TERAPI
Terapi yang dilakukan pada penderita ditentukan oleh berat
ringannya komplikasi yang sudah dikeluhkan penderita. Bila penderita
datang dengan retensio urine maka pertolongan pertama yang harus
dilakukan adalah dengan melakukan cystostomi kemudian setelah itu
dilanjutkan dengan pemeriksaan uretrografi untuk memastikan adanya
striktur uretra. Bila penderita datang dengan infiltrate urine atau abses
10
11
BAB III
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama
Tn. Leman
Umur
70 tahun
Jenis Kelamin
Laki-laki
Alamat
Pekerjaan
Petani
Agama
Islam
24 Juni 2004
Ruang/No. CM
740705
B. ANAMNESIS
Autoanamnesis dan alloanamnesa pada tanggal 6 Juli 2004
Keluhan Utama
12
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
: Tampak lemah
Kesadaran
: Composmentis
Tanda Vital
: Tensi : 90/60mmHg
Suhu : 37,2 oC
Nadi
: 60 x/menit
RR
: 20 x/menit
BB
: 50 kg
TB
: 170 cm
Kepala
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Tenggorok
Leher
Thorax
Cor
13
: Terpasang sistostomi
Rectal toucher
Prostat
14
Ekstremitas
Superior
Inferior
Oedem
-/-
-/-
Pucat
+/+
+/+
Petechiae
-/-
-/-
Akral dingin
-/-
-/-
Eritema palmaris
-/-
-/-
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 6 Juli 2004
Laboratorium Darah :
Hb
: 10,0 gr/dl
Ht
: 29.5 %
Lekosit
: 13.300/mm3
Eritrosit
: 3.680.000/mm3
Trombosit
: 691.000/l
Ureum
: 21 mg/dl (10-50)
Creatinin
Na
: 131 mmol/l
: 4,1 mmol/l
Cl
: 99 mmol/l
Kesan
: Anemia, trombositosis
Laboratorium urine :
pH
: 6,0
Lekosit
: 100/L
Protein
: 25 mg/dL
Glukosa
: 50 mg/dL
Eritrosit
: 250 /L
Keton
:-
15
Urobilinogen
: normal
Bilirubin
:-
Warna
: kuning
Kekeruhan
: jernih
Sedimen urin
Epitel
: 1-3 /LPK
Lekosit
: 1-2 /LPB
Eritrosit
: 3-5 /LPB
Kristal
:-
Kesan
: Hematuria mikroskopis
16
E.
DIAGNOSIS
Striktura uretra pars posterior.
F.
TERAPI
Rencananya akan dilakukan Bedah Endoplasti yang akan
dilakukan oleh bagian bedah urologi setelah pemeriksaan Bipolar
Uretrocystography.
17
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada penderita ini ( laki-laki 70 tahun ) ditegakkan diagnosis striktur
uretra pars posterior melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang. Dari anamnesis didapat keluhan 2 minggu sebelum masuk rumah sakit
asien merasa sulit bila buang air kecil, jika kencing pancaran melemah, pada saat
kencing harus mengejan, kencing tidak lancar. Ada riwayat keluar darah.
Penderita juga punya riwayat jatuh 3 bulan sebelum masuk rumah sakit dan sejak
saat itu mulai timbul keluhan-keluhan seperti yang tersebut diatas. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan adanya meatal stenosis.
Pemeriksaan penunjang pada penderita ini dilakukan pemeriksaan
laboratorium darah, didapatkan kesan anemis (Hb < 13 g/dl). Dari pemeriksaan
urin tidak didapatkan adanya kelainan dalam fungsi ginjal.
Pada pemeriksaan radiologis foto polos abdomen tidak tampak
diskontinuitas tulang atau batu opak pada uretra. Pada pemeriksaan bipolar
uretrosistografi kontras mengisi vesika urinaria melalui kateter sistostomi, bladder
neck mulai membuka. Tidak didapatkan additional shadow, indentasi maupun
filling defect. Terlihat dinding vesica urinaria tidak rata yang menandakan adanya
suatu infeksi pada vesica urinaria. Pada passage kontras didapatkan hambatan
pada uretra pars posterior. Kontras masih dapat mengalir pada uretra pars
posterior, tetapi lumen tampak menyempit.
Pada pengisian melalui abocath, tampak kontras mengisi uretra pars
spongiosa dan pars membranasea, berjalan berputar dan pada saat mengejan
tampak hubungan antara uretra pars anterior dan uretra pars posterior. Tidak
didapatkan tanda-tanda ekstravasasi. Penderita ini kemudian didiagnosis sebagai
striktur uretra posterior.
Penderita ini rencananya dilakukan Bedah Endoplasti dengan alasan
striktur yang terjadi tidak melebihi 2 cm dan masih ada hubungan antara uretra
pars anterior dan pars posterior. Operasi akan dilakukan oleh bagian bedah urologi
setelah kondisi pasien memungkinkan untuk operasi..
18
BAB V
KESIMPULAN
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Wim De Jong, Sjamsuhidajat R.Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC .Jakarta 1997
; 1024-30
2. Graqinger RG ,Allison DJ .Diagnostic Radiology.Second Edition .Vol 2.
Churchil Livingstone 1992.
3. Budjang Nurlelo. Traktus Uurinaria. Dalam Radiologi Diagnostik. Rasad
S, Kartoleksono S, Ekayuda I. Ed FKUI Jakarta , 1998: 287-292.
4. Davidsons Hartman .Radiology of Kidney. Fifth edtion. Volume I. Little
Brown and Lamp Boston, USA1993 : 729-34,811-9.
5. Resnick MI, Novick AC .Urology Secrets. Info Acces and Distribution
Pte.Ltc. Singapore, Hanley and Belfus Inc 1995;10-21, 76-82, 239-40, 244
6. Possey, Jon Timothy. Urethral Stricture : available on URL :
http://www.emedicine.com/specialties/surgey/urology/articles.htm. last
updated 6 May 2002
7. Mercks manual Diagnosis and therapy. Clinical evaluation of
Genitourinary disorders. Available on URL :
http://www.merck.com/htbin/redirects/pubs/subnav.pl?url=/articles.asp
last updated 2 August 2003
20