Anda di halaman 1dari 4

FORM PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI

JUDUL/TOPIK :
ANALISIS IMPLEMENTASI HAND HYGIENE DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT
(ICU) PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

LATAR BELAKANG/ ALASAN ILMIAH


Infeksi nosokomial hingga saat ini masih merupakan salah satu penyebab meningkatnya
angka kesakitan dan angka kematian di rumah sakit. Hal ini dapat menjadi masalah kesehatan di
negara berkembang maupun negara

maju. Di negara berkembang, antara 5% dan 10% pasien

mendapat satu atau lebih infeksi dan 15%-40% pasien yang masuk ke ruangan kritis diperkirakan
terkena infeksi (WHO,2007).Beberapa kejadian infeksi nosokomial mungkin tidak sampai
menyebabkan kematian pada pasien, akan tetapi dapat menjadi suatu penyebab penting
memanjangnya masa rawat pasien di rumah sakit. Hal ini bisa dikarenakan rumah sakit merupakan
tempat berkumpulnya segala macam penyakit, baik menular maupun tidak menular. Infeksi
nosokomial merupakan infeksi yang didapat/diperoleh atau terjadi di rumah sakit (Darmadi, 2008).
Selama pasien dirawat di rumah sakit, terjadi kontak antara petugas kesehatan khususnya
perawat dengan pasien dan lingkungan sekitar pasien. Selama kontak tersebut, tangan menjadi
media atau jalan utama transmisi kuman. Moda transmisi patogen yang paling sering terjadi
adalah melalui tangan. Oleh sebab itu, mencuci tangan merupakan cara yang terpenting untuk
mencegah transmisi kuman berbahaya dan mencegah terjadinya infeksiyang berhubungan dengan
perawatan. Terdapat bukti substansial bahwa antisepsis pada tangan mengurangi insiden terjadinya
infeksi

nosokomial (WHO, 2007).


Oleh karena itu kebersihan tangan adalah suatu tindakan mendasar untuk meyakinkan

keamanan pasien.Banyak studi mendokumentasikan peran yang sangat penting dari tangan petugas
kesehatan dalam hal penyebaran mikroorganisme di dalam lingkungan perawatan dan pada
akhirnya juga kepada pasien. Kebiasaan mencuci tangan para petugas

kesehatan merupakan

perilaku yang mendasar sekali dalam upaya mencegah infeksi silang (crossinfection).Sebuah
penelitian mengungkapkan bahwa dengan mencuci tangan dapat menurunkan 20-40% kejadian
infeksi nosokomial, namun pelaksanaan cuci tangan itu sendiri belum medapatkanc respon yang

maksimal (Darmadi, 2008).


Berdasarkan bukti dan demonstrasi keefektifan mencuci tangan, perilaku hand hygiene yang
optimal dipertimbangkan sebagai landasan pencegahan infeksi nosokomial.Cuci tangan adalah
proses membuang kotoran dan debu secara mekanik dari kulit

kedua belah

tangan dengan

memakai sabun dan air (Tietjen, 2004).


Pada tahun 2004, WHO World Alliace for Patient Safet (WAPS) memulai suatu respon global
terhadap masalah infeksi yang berhubungan dengan perawatan kesehatan. Adapun tujuannya
adalah untuk menurunkan kejadian infeksi nosocomial dengan memperkuat praktek dalam area
blood safety, infection safety dan keamanan prosedural klinik, sebagaimana juga air, sanitasi dan
keamanan manajemen sampah. Penekanan utama dari inisiatif ini adalah peningkatan hand hygiene
dalam perawatan kesehatan The first global patient safety challenge, clean care is safer care,
diluncurkan pada Oktober 2005 yaitu suatu program inovasi dalam merumuskan strategi penerapan
hand hygiene untuk petugas kesehatan, yaitu dengan My Five Moments for Hand Hygiene yang
meliputi: sebelum kontak dengan pasien untuk

mencegah

kolonisasi pasien

dengan

mikroorganisme yang berkaitan dengan petugas kesehatan, sebelum melakukan tindakan


bersih/aseptik untuk mencegah suatu infeksi nosocomial yang dapat timbul dari mikroorganisme
endogen pada pasien atau mikroorganisme pada tangan personel petugas kesehatan atau di dalam
lingkungan, setelah berisiko terpapar cairan tubuh pasien untuk menurunkan risiko kolonisasi atau
infeksi personel petugas kesehatan dan menurunka risiko transmisi mikroorganisme dari suatu area
kolonisasi ke area yang bersih pada pasien yang sama, setelah kontak dengan pasien untuk
meminimalkan risiko transmisi mikroorganisme ke lingkungan perawatan dan melindungi personel
petugas kesehatan melalui pengurangan kontaminasi dari tangan mereka dan setelah kontak dengan
lingkungan sekeliling pasien karena tangan akan kontak dengan objek pada pasien seperti linen,
peralatan dan objek ini berhubungan dengan kontaminasi tangan.Rumah Sakit X merupakan salah
satu rumah sakit yang sudah menerapkan kebijakan five moments for hand hygiene sebagai suatu
standar pelayanan kepada pasien dan untuk memenuhi akreditasi insitusi rumah sakit.
Data yang didapatkan dari tim infeksi nosokomial Rumah Sakit X, pada bulan Januari sampai
Desember 2013, angka kepatuhan perawat dalam melakukan five moments for hand hygiene di unit
perawatan intensif masih 45-48%. Angka ini berada dibawah standar keseluruhan five moments
yang dikeluarkan oleh Centers for Disease Control and Preventions (CDC) pada tahun 2009. Unit
perawatan intensif merupakan salah satu area rumah sakit yang berisiko tinggi terjadinya infeksi

nosokomial dan tentunya hal ini sangat dipengaruhi oleh perilaku cuci tangan dari para perawat di
unit tersebut. Pasien dalam unit perawatan intensif lebih mudah terinfeksi oleh mikroorganisme
yang berbahaya dan resisten terhadap banyak obat (multidrug-resistance). Kebanyakan dari infeksi
ini disebarkan melalui tangan petugas kesehatan (Sharma, 2011).
Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persentase implementasi perawat
untuk setiap momen yang ada dalam five moments for hand hygiene sehingga didapatkan
gambaran yang menyeluruh dari kepatuhan perawat di unit perawatan intensif dalam pelaksanaan
hand hygiene, sehingga dapat dijadikan data dasar dalam pengembangan pelayanan perawatan di
unit tersebut.

REFERENSI/ PUBLIKASI JURNAL (Min.3) :

Elies Ernawati, Asih Tri, Satra Wiyanto, 2014, Penerapan Hand Hygiene Perawat di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit, Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28 (1): Pp. 87-92
Jamaludidin J, Sugeng S, Wahyu I, dan Sondang M. 2012. Kepatuhan Cuci Tangan 5 Momen di Unit
Perawatan Intensif. Majalah Kedokteran Terapi Intensif. 2(3): Pp. 125-129
Sylvia Fatridha Situngkir, 2014, faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan petugas kesehatan dalam
penerapan cuci tangan di poli gigi rscm jakarta. Skripsi, S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Gadjah
Mada.
Pittet D. 2011. "Improving Adherence to Hand Hygiene Practice: A Multidisciplinary Approach. Emerging
Infectious Diseases". 7(2): 234-240.

Ketua peminatan

(Siti Kurnia Widi Hastuti, S.KM.MPH.)


NIY 60091593
Mengetahui,
Pembimbing akademik

Mahasiswa

(Muhammad Sufyan)
NIM 11029166

(Lina Handayani, S.KM.,M.Kes.,Ph.D.)


NIY 60030447

Anda mungkin juga menyukai