keasamaan (pH), konsentrasi enzim, substrat dan kofaktor, serta inhibitor enzim
(Handayani, 2009).
Kecepatan reaksi enzim dapat dipengaruhi oleh perubahan suhu dan pH
yang mempunyai pengaruh besar terhadap kerja enzim. Kecepatan reaksi
enzim juga dipengaruhi oleh konsentrasi enzim
Pengaruh aktivator, inhibitor,
beberapa
keadaan
koenzim
dan
konsentrasi
elektrolit
dalam
enzim juga dapat menghambat kecepatan reaksi. Selain itu Enzim dapat dirusak
dengan pengocokan, penyinaran ultraviolet dan sinar-x, sinar- dan sinar- .
Untuk sebagian ini disebabkan karena oxidasi oleh peroxida yang dibentuk pada
penyinaran tersebut. Kerja enzim juga dipengaruhi oleh adanya inhibitor seperti
obat-obatan dan sebagainya.
Pada penentuan aktivitas enzim dilakukan dengan menginkubasi
enzim dengan substrat dengan interval waktu tertentu. Selanjutnya dilakukan
penentuan konsentrasi glukosa yang dihasilkan setelah inkubasi. Pada proses
inkubasi dilakukan penambahan larutan buffer untuk menjaga agar pH larutan
tetap normal, sehingga enzim
inkubasi
selama
15
tidak
akan
pengukuran
denaturasi.
Setelah
mengalami
absorbansinya.
pada
larutan,
sehingga
dapat
alfa menjadi beta. Enzim ini memutus ikatan amilosa maupun amilopektin dari
luar molekul dan menghasilkan unit-unit maltosa dari ujung nonpe-reduksi pada
rantai polisakarida. Bila tiba pada ikatan alfa-1,6 glikosida aktivitas enzim ini
akan berhenti. Glukoamilase dikenal dengan nama lain alfa-1,4- glukan
glukohidro-lase atau EC 3.2.1.3. Enzim ini menghidrolisis ikatan glukosida alfa1,4, tetapi hasilnya beta-glukosa yang mempunyai konfigurasi berlawanan dengan
hasil hidrolisis oleh enzim a-amilase. Selain itu, enzim ini dapat pula
menghidrolisis ikatan glikosida alfa-1,6 dan alfa-1,3 tetapi dengan laju yang lebih
lambat dibandingkan dengan hidrolisis ikatan glikosida a-1,4.
Untuk penentuan aktivitas enzim terhadap konsentrasi substrat diperoleh
dari perbandingan konsentrasi glukosa sebagai larutan standar dengan hasil kali
berat molekul glukosa dengan waktu inkubasi. Menurut literatur, Bila konsentrasi
substrat (S) bertambah,
maka
kecepatan
reaksi
juga
akan
meningkat
sampai suatu batas maksimum. Untuk dapat terjadi kompleks enzim substrat
(ES) diperlukan adanya kontak enzim dengan substrat yaitu pada sisi aktif enzim.
Pada konsentrasi substrat rendah, sisi aktif enzim hanya menampung sedikit
substrat. Bila konsentrasi substrat diperbesar maka makin banyak substrat yang
terikat pada sisi aktif enzim. Dengan demikian konsentrasi kompleks enzim
substrat semakin besar dan menyebabkan bertambahnya kecepatan reaksi. Pada
suatu batas konsentrasi substrat tertentu, semua sisi
substrat.
tidak
Dalam
keadaan
menyebabkan
ini,
bertambah
bertambah
besarnya
aktif
telah
jenuh
besarnya konsentrasi
konsentrasi
oleh
substrat
enzim- substrat
Y (absorbansi)
0
0.128
0.43
0.695
0.954
1.225
Absorbansi
0.5
0
0
12
36
60
84
108
Glukosa
y = 0,0114 x + 0,0038
r2 = 0,9995
Dari
larutan
larutan
standar
hadir
pada
manusia air
liur ,
di
mana
ia
memulai
proses
maltotriose dan maltosadari amilosa, atau maltosa, glukosa dan dekstrin batas dari
amilopektin. Karena bisa bertindak dimana saja disubstrat, -amilase cenderung
lebih cepat-akting dari -amilase.Pada hewan , itu adalah utama pencernaan enzim
dan pH optimum adalah 6,7-7,0 (Fahmi, 2012). Hal tersebut yang menyebabkan
dalam praktikum ini digunakan amilum dengan buffer pospat yang memiliki pH
6,9, agar enzim alfa amylase mampu bekerja secara optimum dan menghasilkan
aktivitas enzim yang tinggi.
Berikut merupakan hasil pengamatan serta perhitungan terhadap
konsentrasi substrat amilum dengan buffer pospat menggunakan enzim alfa
amylase, tertera pada Tabel 1 dan perhitungan dibawah ini.
Perhitungan untuk volume amilum 0,6 mL menggunakan enzim amilase:
y
=bx+a
1,9990,0038
0,0114
= 175,017 mg/1000mL
Aktivitas=
Aktivitas=
175,017 x 41,6667
180 x 1 x 5
Aktivitas=
7292,3808
180 x 1 x 5
FP
Absorbansi
Kontrol
0.2 mL
0.4 mL
0.6 mL
125
62.5
41.7
1.999
Aktivitas Enzim
(unit/mL)
24.3079
12.1539
8.1025
yang
Selain itu keterbatasan alat menjadi salah satu penyebab dari kesalahn
dalam praktikum. Dalam praktikum untuk menentukan absorbansi menggunakan
spektofotometer yang seharusnya lebih baik menggunakan HPLC. Penggunaan
HPLC dikarenakan pengukuran dengan HPLC mampu meningkatkan deteksi,
merubah struktur molekul atau polaritas analit sehingga akan menghasilkan
puncak kromatografi yang lebih baik, merubah matriks sehingga diperoleh
pemisahan yang lebih baik, menstabilkan analit yang sensitif. Karena keterbatasan
alat penggunaan spektofotometer menjadi pilihan. Selain itu pengukuran
absorbansi menggunakan spektofotometer menghasilkan hasil yang sama untuk
setiap volume berbeda pada pengujian enzim alfa amylase. Hal ini dapat
dikarenakan larutan terlalu pekat maupun kesalahan pengujian.
Substrat yang digunakan adalah amilum dengan tambahan buffer pospat
yang memiliki pH 6,9. Substrat memiliki pH yang hampir mendekati netral, hasil
pengamatan menunjukan bahwa pada pH substrat 6,9 menghasilkan aktivitas
enzim yang juga lebih besar dibandingkan dengan substrat pH 4,5. Bila aktivitas
enzim diukur pada pH yang berlainan, maka sebagian besar enzim didalam tubuh
akan menunjukan aktivitas optimum antara pH 5,0 - 9,0. Pada pH rendah atau
tinggi, enzim
substrat
akan
mengalami
dapat mengalami
denaturasi.
perubahan
Selain
muatan
itu,
listrik
enzim
dengan
maupun
akibat
ion
negatif
atau
=bx+a
0,0880,0038
0,0114
= 7,3859 mg/1000mL
Aktivitas=
Aktivitas=
7,3859 x 62,5
180 x 1 x 5
Aktivitas=
461,622807
180 x 1 x 5
FP
Absorbansi
Kontrol
0.2 mL
0.4 mL
0.6 mL
125
62.5
41.7
0.133
0.0083
0.088
0.112
Aktivitas Enzim
(unit/mL)
0.3518
0.5129
0.0049
V1 . M1 = V2 . M2
0,2 mL . 0,45mg/mL = 1 mL . M2
M2 = 0,09 mg / mL
Tabel 4. Hubungan Aktivitas Enzim dan Konsentrasi Substrat
M2 (mg/mL)
0.09
0.18
0.27
Aktivitas Enzim
Glukoamilase (unit/mL)
0.3518
0.5129
0.0049
12.15
10
0
0.09
0.18
8.1
Amilase
0.27
Konsentrasi (mg/mL)
0.51
Glukoamilase
0
0.18
0.27
Konsentrasi (mg/mL)
VI.
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan serta pembahasan yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Volume amilum dengan buffer pospat penambahan 0,2 mL menunjukan
aktivitas enzim amylase telah mencapai kecepatan maksimum yaitu
24,3079 mg/mL sehingga adanya penambahan substrat pada volume 0,4
dan 0,6 tidak mempengaruhi laju kecepatan bahkan cenderung menurun
karena substrat mampu menghambat kerja enzim.
2. Volume amilum dengan buffer asetat penambahan 0,4 mL menunjukan
aktivitas enzim glukoamilase telah mencapai kecepatan maksimum yaitu
0,5129 mg/mL sehingga adanya penambahan substrat pada volume 0,6
tidak mempengaruhi laju kecepatan bahkan cenderung menurun karena
substrat mampu menghambat kerja enzim, sedangkan pada penambahan
volume 0,2 mL enzim belum bekerja secara maksimal (masih tersisa
substrat).
6.2 Saran
Sebaiknya praktikan membaca diktat yang diberikan, jika materi tidak
yang dipahami oleh praktikan dapat ditanyakan ke pada asisten dosen. Sebaiknya
peralatan praktikum yang akan digunakan dipersiapkan sebelumnya agar
praktikum dapat berlangsung cepat dan efisien. Sebaiknya menggunakan alat yang
sesuai dalam praktikum untuk mengurangi hasil praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2013.
Aktivitas
Enzim
Amilase.
Available
at
repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/3760/ (diakses tanggal 30
April 2016)
Colby. 1985. Biochemistry: A Synopsis. California: Lange Medical Publications.
Fahmi. 2012. Peranan Enzim Amilase Dalam Pencernaan, Kesehatan, Industri dan
Keilmuwan.
Available
at
kickfahmi.blogspot.co.id/2012/05/enzimamilase.html (diakses tanggal 30 April 2016)
Sadikin, Mohamad. 2012. Biokimia Enzim. Jakarta: Widya Medika.
Yamin.2010. Pengaruh Konsentrasi Substrat, pH, dan Suhu Terhadapp Aktivitas
Enzim. Kendari. Universitas Haluoleo.