Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

ANALISIS MASALAH

Hasil kegiatan Puskesmas Borobudur pada bulan Januari Desember 2015 yang
diperoleh berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) telah disebutkan pada bab
sebelumnya. Sehingga didapatkan masalah yaitu hasil cakupan kegiatan Puskesmas pada
bulan Januari Desember 2015 yang masih belum memenuhi Standart Pelayanan Minimal
(SPM). Dari masalah tersebut, perlu dilakukan upaya pemecahan masalah dengan
menggunakan kerangka pemikiran pendekatan sistem, sebagai berikut:

INPUT
Man
Money
Method
Material
Machine

PROSES

OUTPUT

Fungsi Manajemen (P1,P2,P3) dan Cakupan


ManajemenMutu
Kegiatan dan Mutu
OUTCOME

LINGKUNGAN
Fisik
Kependudukan
Sosial Budaya
Sosial Ekonomi
Kebijakan

Gambar 4.1. Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem


Hal yang penting pada upaya pemecahan masalah adalah kegiatan dalam rangka
pemecahan masalah harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut. Berdasarkan pendekatan
sistem, masalah akan timbul dan terlihat pada output, sedangkan sumber masalah dapat terjadi
pada input ataupun proses.

A. Kerangka Pikir Masalah


Masalah adalah kesenjangan antara harapan atau tujuan yang ingin dicapai dengan
kenyataan sesungguhnya sehingga menimbulkan rasa tidak puas. Dengan demikian untuk
memutuskan adanya suatu masalah, memerlukan tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
Adanya kesenjangan.
Adanya rasa tidak puas.
Adanya rasa tanggung jawab untuk menanggulangi masalah tersebut.
Urutan dalam siklus pemecahan masalah antara lain:
Identifikasi atau inventarisasi masalah
Penentuan prioritas masalah
Penentuan penyebab masalah
Memilih penyebab yang paling mungkin
Menentukan alternatif pemecahan masalah
Penetapan pemecahan masalah
Penyusunan rencana penerapan
Monitoring dan evaluasi

1. Identifikasi Masalah

2. Penentuan Prioritas Masalah


8. Monitoring & Evaluasi

7. Penyusunan rencana penerapan

6. Penetapan pemecahan masalah terpilih

3. Penentuan Penyebab Masalah

4. Memilih Penyebab yang paling mungkin

5. Menentukan alternatif pemecahan masalah

Gambar 4.2. Siklus Pemecahan masalah

B. Cakupan Program yang Masih Bermasalah

Setelah ditemukan masalah kegiatan.program (dengan menentukan hasil kegiatan,


dalam SPM, yang pencapaiannya < 100%), langkah selanjutnya adalah menentukan
prioritas masalah. Masalah yang ditemukan adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1. Pencapaian Program Puskesmas Borobudur
No

Program

1
2
3
4
5
6
7

Cakupan kunjungan bumil K1


Cakupan kunjungan bumil K4
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan
Cakupan Kn1 (6 jam s.d. 48 jam)
Jumlah dukun bayi yang terlatih
Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1 SLTP, SLTA,
dan setingkat
Jumlah seluruh peserta KB aktif

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Pencapaian
(< 100%)
99,25%
96,43%
99,90%
99,90%
98,33%
81%

Balita yang naik berat badannya


Jumlah tempat-tempat umum (TTU) yang diperiksa
Cakupan suspek TB paru
Penemuan kasus TB BTA (+)
Cakupan balita dengan pneumonia yang ditemukan/ditangani
(sesuai standar)
Jumlah bumil yang mendapat TT1
Jumlah bumil yang mendapat TT2
Bayi yang mendapat ASI eksklusif
Posyandu purnama
Jumlah kader terlatih
Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah
Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kesehatan
BOR (bed occupancy rate)
UKGS tahap 3
Jumlah kunjungan Gilut di rawat jalan
Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum

73,69%
96,02%
94,39%
44,97%
13,28%
21,02%
32,80%
42,98%
46,30%
99,29%
60,22%
87,29%
68,75%
82,47%
57,63%
65,22%
40,02%
18,83%

Untuk penentuan prioritas masalah dengan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif.


Kriteria dalam Hanlon Kuantitatif sbb ::
Kriteria A: Besarnya masalah
Kriteria B: Kegawatan masalah
Kriteria C: Kemudahan dalam penganggunalan
Kriteria D: Faktor PEARL
I.

Kriteria A: Besarnya masalah


Besarnya masalah dapat ditentukan melalui langkah-langkah berikut:

Langkah 1:
Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih presentasi pencapaian
hasil kegiatan dengan pencapaian 100%.
Tabel 4.2. Program-Program Yang Belum Mencapai Target
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Program
Cakupan kunjungan bumil K1
Cakupan kunjungan bumil K4
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh
tenaga kesehatan
Cakupan Kn1 (6 jam s.d. 48 jam)
Jumlah dukun bayi yang terlatih
Deteksi dini tumbuh kembang anak
balita dan pra sekolah
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa
TK, kelas 1 SLTP, SLTA, dan setingkat
Jumlah seluruh peserta KB aktif
Balita yang naik berat badannya
Jumlah tempat-tempat umum (TTU)
yang diperiksa
Cakupan suspek TB paru
Penemuan kasus TB BTA (+)
Cakupan balita dengan pneumonia
yang ditemukan/ditangani (sesuai
standar)
Jumlah bumil yang mendapat TT1
Jumlah bumil yang mendapat TT2
Bayi yang mendapat ASI eksklusif

No
17
18
19
20
21
22
23
24

Program
Posyandu purnama
Jumlah kader terlatih
Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah
Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS
oleh petugas kesehatan
BOR (bed occupancy rate)
UKGS tahap 3
Jumlah kunjungan Gilut di rawat jalan
Pelayanan gangguan jiwa di sarkes
umum

Pencapaian
(< 100%)

(100%

99,25%
96,43%

pencapaian)
0,75
3,57

99,90%

0,1

99,90%
98,33%

0,1
1,67

81%

19

73,69%

26,31

96,02%
94,39%

3,98
5,61

44,97%

55,03

13,28%
21,02%

86,72
78,98

32,80%

67,20

42,98%
46,30%
99,29%
Pencapaian
(< 100%)
60,22%
87,29%
68,75%

57,02
53,70
0,71
Besarnya masalah
(100%-pencapaian)
39,78
12,71
31,25

82,47%

17,53

57,63%
65,22%
40,02%

42,37
34,78
59,98

18,83%

81,17

Langkah 2:
Menentukan kolom/kelas interval dengan Rumus Sturgess :
k =1+ 3,3 log n

Besarnya masalah

Keterangan:
k = jumlah kolom/kelas
n = jumlah masalah
Maka, kelas interval untuk permasalahan diatas adalah sebagai berikut:
k =1+ 3,3 log24

1+ 3,3(1,505)
1+ 4,97=5,97 6 kelas

Langkah 3 :
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah terbesar
dengan terkecil kemudian di bagi kelas/kolom
Nilai besar masalah : terbesar
terkecil
Interval=

= 86,72
= 0,1

nilai terbesarnilai terkecil


k

Sehingga, interval kelas dalam permasalahan ini adalah sebagai berikut:


Interval=

86,720.1
=14,44
6

Langkah 4. Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah
kolom/kelas.

Tabel 4.3. Penentuan Skala Interval Dan Nilai Tiap Interval


Kolom/Kelas
Skala 1

Skala interval
0,1 - 14,53

Nilai
1

Skala 2

14,54 - 28,97

Skala 3

28,98 - 43,41

Skala 4

43,42 - 57,85

Skala 5

57,86 - 72,29

Skala 6

72,30 - 86,74

Langkah 5. Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya


Tabel 4.4. Menentukan kriteria A:besarnya masalah
Besarnya masalah terhadap presentase pencapaian
NO

1
2
3
4
5
6
7

8
9
10
11
12

Masalah
Cakupan kunjungan
bumil K1
Cakupan kunjungan
bumil K4
Cakupan Pertolongan
Persalinan oleh tenaga
kesehatan
Cakupan Kn1 (6 jam
s.d. 48 jam)
Jumlah dukun bayi
yang terlatih
Deteksi dini tumbuh
kembang anak balita
dan pra sekolah
Cakupan pemeriksaan
kesehatan siswa TK,
kelas 1 SLTP, SLTA,
dan setingkat
Jumlah seluruh
peserta KB aktif
Balita yang naik berat
badannya
Jumlah tempat-tempat
umum (TTU) yang
diperiksa
Cakupan suspek TB
paru
Penemuan kasus TB
BTA (+)

0,1-

14,54-

28,98-

43,42-

57,86-

72,30-

14,53

28,97

43,41

57,85

72,29

86,74

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Nilai

1
X

1
X

4
X

Besarnya masalah terhadap presentase pencapaian


0,114,5428,9843,4257,8672,30No
13

14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

Masalah
Cakupan balita
dengan pneumonia
yang
ditemukan/ditangani
(sesuai standar)
Jumlah bumil yang
mendapat TT1
Jumlah bumil yang
mendapat TT2
Bayi yang mendapat
ASI eksklusif
Posyandu purnama
Jumlah kader terlatih
Penyuluhan P3
NAPZA di sekolah
Penyuluhan NAPZA
dan HIV/AIDS oleh
petugas kesehatan
BOR (bed occupancy
rate)
UKGS tahap 3
Jumlah kunjungan
Gilut di rawat jalan
Pelayanan gangguan
jiwa di sarkes umum
II.

14,53

28,97

43,41

57,85

72,29

86,74

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Nilai

1
X

3
1

2
X

2
X

5
X

Kriteria B: kegawatan masalah


Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan keganasan, tingkat urgensi, dan
tingkat penyebaran/meluasnya tiap masalah dengan sistem scoring dengan score 1 5.

Keganasan dinilai sbb :


Sangat ganas = 5
Ganas
= 4
Cukup ganas = 3
Kurang ganas = 2
Tidak ganas = 1
Tingkat urgensi dinilai sbb :
Sangat mendesak
Mendesak
Cukup mendesak
Kurang mendesak
Tidak mendesak

=
=
=
=
=

5
4
3
2
1

Tingkat penyebaran/meluasnya masalah dinilai sbb :

Sangat mudah menyebar/meluas


Mudah menyebar/meluas
Cukup menyebar/meluas
Sulit menyebar/meluas
Tidak menyebar/meluas

=
=
=
=
=

5
4
3
2
1

Tabel 4.5. Menentukan Kriteria B: Kegawatan Masalah


No

Masalah

1
2
3

Cakupan kunjungan bumil K1


Cakupan kunjungan bumil K4
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh

4
5
6

tenaga kesehatan
Cakupan Kn1 (6 jam s.d. 48 jam)
Jumlah dukun bayi yang terlatih
Deteksi dini tumbuh kembang anak

balita dan pra sekolah


Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa

8
9
10

TK, kelas 1 SLTP, SLTA, dan setingkat


Jumlah seluruh peserta KB aktif
Balita yang naik berat badannya
Jumlah tempat-tempat umum (TTU)

11
12
13

yang diperiksa
Cakupan suspek TB paru
Penemuan kasus TB BTA (+)
Cakupan balita dengan pneumonia yang

14
15
16

ditemukan/ditangani (sesuai standar)


Jumlah bumil yang mendapat TT1
Jumlah bumil yang mendapat TT2
Bayi yang mendapat ASI eksklusif

No

Masalah

17
18
19
20

Posyandu purnama
Jumlah kader terlatih
Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah
Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS

21
22
23
24

oleh petugas kesehatan


BOR (bed occupancy rate)
UKGS tahap 3
Jumlah kunjungan Gilut di rawat jalan
Pelayanan gangguan jiwa di sarkes
umum

III.

Keganasa

Tingkat

Tingkat

n
2
2

urgensi
2,13
2,13

Penyebaran
1,75
1,75

2,13

2,13

6,25

2,13
1,63

2,13
1,63

1,88
1,63

6,13
4,88

1,88

2,13

1,71

5,71

1,88

2,13

1,88

5,88

1,63
2

2,25
2,13

1,75
1,75

5,63
5,88

2,25

6,25

3,25
4

3,25
4,25

3,13
4

9,63
12,25

3,13

3,5

2,75

9,38

2,13
2,13
2
Keganasa
n
2,13
2
2

2,125
2
2
Tingkat
urgensi
2,13
2,13
1,88

2
2
1,75
Tingkat
Penyebaran
1,88
1,88
1,75

6,25
6,13
5,75
Nilai

2,13

1,63

5,75

2,13
2,13
2,13

2,25
2,38
2

1,88
1,88
2

6,25
6,38
6,13

2,13

2,38

6,50

Kriteria C: kemudahan dalam penganggulangan

Nilai
5,88
5,88

6,13
6,00
5,63

Kemudahan dalam penganggulangan masalah di ukur dengan sistem scoring


dengan nilai 1 5 dimana:

Sangat mudah
Mudah
Cukup mudah
Sulit
Sangat sulit

= 5
= 4
= 3
= 2
= 1

Tabel 4.6. Kriteria C: Kemudahan Dalam Penganggulangan


No
1
2
3
4
5
6

Masalah
Cakupan kunjungan bumil K1
Cakupan kunjungan bumil K4
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan
Cakupan Kn1 (6 jam s.d. 48 jam)
Jumlah dukun bayi yang terlatih
Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1 SLTP, SLTA, dan
setingkat
Jumlah seluruh peserta KB aktif
Balita yang naik berat badannya
Jumlah tempat-tempat umum (TTU) yang diperiksa
Masalah
Cakupan suspek TB paru
Penemuan kasus TB BTA (+)
Cakupan balita dengan pneumonia yang ditemukan/ditangani (sesuai
standar)
Jumlah bumil yang mendapat TT1
Jumlah bumil yang mendapat TT2
Bayi yang mendapat ASI eksklusif
Posyandu purnama
Jumlah kader terlatih
Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah
Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kesehatan
BOR (bed occupancy rate)
UKGS tahap 3
Jumlah kunjungan Gilut di rawat jalan
Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum

7
8
9
10
No
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

IV.

Nilai
3
3
3
2,88
3,25
3,25
3,50
3,25
3
3,63
Nilai
3,13
3
3,25
3,25
3,38
3,38
2,75
3,38
4,13
3,88
3,63
3,50
3,63
3,50

Kriteria D. PEARL faktor


Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa factor yang saling menentukan dapat
atau tidak nya suatu program dilaksanakan, factor-faktor tersebut adalah:

Kesesuaian (Propriety)
Secara Ekonomis murah (Economic)
Dapat diterima (Acceptability)

Tersedianya sumber ( Resources availability)


Legalitas terjamin (Legality)
Tabel 4.7. Kriteria D: PEARL Factor

Masalah
Cakupan kunjungan bumil K1
Cakupan kunjungan bumil K4
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga
kesehatan
Cakupan Kn1 (6 jam s.d. 48 jam)
Jumlah dukun bayi yang terlatih

P E
1 1
1 1
1 1

A
1
1
1

R
1
1
1

L
1
1
1

Hasil kali
1
1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

1
1

Masalah
Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra
sekolah
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1
SLTP, SLTA, dan setingkat
Jumlah seluruh peserta KB aktif
Balita yang naik berat badannya
Jumlah tempat-tempat umum (TTU) yang diperiksa
Cakupan suspek TB paru
Penemuan kasus TB BTA (+)
Cakupan balita dengan pneumonia yang
ditemukan/ditangani (sesuai standar)
Jumlah bumil yang mendapat TT1
Jumlah bumil yang mendapat TT2
Bayi yang mendapat ASI eksklusif
Posyandu purnama
Jumlah kader terlatih
Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah
Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas
kesehatan
BOR (bed occupancy rate)
UKGS tahap 3
Jumlah kunjungan Gilut di rawat jalan
Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum

V.

P E
1 1

A
1

R
1

L
1

Hasil kali
1

1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1
1
1
1

1
1
1
1

1
1
1
1

1
1
1
1

1
1
1
1

1
1
1
1

1
1
1
1

Penilaian prioritas masalah


Setelah nilai dari kriteria A,B,C dan D didapat, hasil tersebut dimasukan dalam
formula nilai prioritas dasar ( NPD ) serta nilai prioritas total (NPT) untuk
menentukan prioritas masalah yang dihadapi:

NPD = (A+B) x C
NPT = (A+B) x C x D

Tabel 4.8. Urutan Prioritas Berdasarkan Perhitungan Hanlon Kuantitatif


Masalah
Cakupan kunjungan bumil K1
Cakupan kunjungan bumil K4
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh
tenaga kesehatan
Cakupan Kn1 (6 jam s.d. 48 jam)
Jumlah dukun bayi yang terlatih
Deteksi dini tumbuh kembang anak balita
dan pra sekolah
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa
TK, kelas 1 SLTP, SLTA, dan setingkat
Jumlah seluruh peserta KB aktif
Balita yang naik berat badannya
Jumlah tempat-tempat umum (TTU) yang
diperiksa
Cakupan suspek TB paru
Penemuan kasus TB BTA (+)
Cakupan balita dengan pneumonia yang
ditemukan/ditangani (sesuai standar)
Jumlah bumil yang mendapat TT1
Jumlah bumil yang mendapat TT2
Bayi yang mendapat ASI eksklusif
Posyandu purnama
Jumlah kader terlatih
Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah
Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh
petugas kesehatan
BOR (bed occupancy rate)
UKGS tahap 3
Jumlah kunjungan Gilut di rawat jalan
Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum

5,88

5,88

6,25

6,13

2,88

4,88

3,25

5,71

3,25

5,88

3,50

5,63

3,25

5,88

6,25

3,63

9,63

3,13

12,25

9,38

3,25

6,25

3,25

6,13

3,38

5,75

3,38

6,13

2,75

6,00

3,38

5,63

4,13

5,75

3,88

6,25

3,63

6,38

3,50

6,13

3,63

6,50

3,50

NPD
20,6
3
20,6
3
21,7
5
20,5
2
19,0
9
25,0
7
27,5
6
21,5
3
20,6
3
37,1
6
48,8
3
54,7
5
46,7
2
33,3
1
34,1
7
22,7
8
25,0
9
23,6
3
35,5
8
30,0
3
33,5
3
29,3
1
40,3
3
43,7
5

NPT
20,63
20,63
21,75
20,52
19,09
25,07
27,56
21,53
20,63
37,16
48,83
54,75
46,72
33,31
34,17
22,78
25,09
23,63
35,58
30,03
33,53
29,31
40,33
43,75

Urutan
Prioritas
XX
XXI
XVII
XXIII
XXIV
XV
XIII
XVIII
XIX
VI
II
I
III
X
VIII
XVII
XIV
XVI
VII
XI
IX
XII
V
IV

Tabel 4.9. Urutan Prioritas Masalah


I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
XVII
XVIII
XIX
XX
XXI
XXII
XXIII
XIV

Penemuan kasus TB BTA (+)


Cakupan suspek TB paru
Cakupan balita dengan pneumonia yang ditemukan/ditangani (sesuai
standar)
Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum
Jumlah kunjungan Gilut di rawat jalan
Jumlah tempat-tempat umum (TTU) yang diperiksa
Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah
Jumlah bumil yang mendapat TT2
BOR (bed occupancy rate)
Jumlah bumil yang mendapat TT1
Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kesehatan
UKGS tahap 3
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1 SLTP, SLTA, dan
setingkat
Posyandu purnama
Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah
Jumlah kader terlatih
Bayi yang mendapat ASI eksklusif
Jumlah seluruh peserta KB aktif
Balita yang naik berat badannya
Cakupan kunjungan bumil K1
Cakupan kunjungan bumil K4
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan
Cakupan Kn1 (6 jam s.d. 48 jam)
Jumlah dukun bayi yang terlatih

Anda mungkin juga menyukai