Anda di halaman 1dari 22

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

PENGOBATAN TRADISIONAL
1. Perkembangan pengobatan tradisional
Pengobatan tradisional merupakan suatu hal yang tidak
asing dalam kehidupan masyarakat. Pengobatan tradisional dan
obat tradisional telah menyatu dengan masyarakat dan digunakan
dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan baik di desa
ataupun di kota besar. Berbagai jenis pengobatan tradisional telah
dikenal sejak jaman nenek moyang dan berkembang seiring
dengan perkembangan kebudayaan suatu masyarakat.
Perkembangan

pengobatan

tradisional

yang

semakin

beragam di tengah masyarakat menuntut perhatian dari semua


pihak untuk menjamin keamanan konsumen atau pengguna
pengobat tradisional.
Guna mewujudkan pengobatan tradisional yang dapat
dipertanggungjawabkan,

baik

dari

segi

manfaat

maupun

keamanannya, membina, mengembangkan maupun mengawasi


keberadaannya,

pemerintah

telah

mengatur

penyelenggaraan

pengobatan

tradisional

dengan

tentang
Keputusan

Menteri Kesehatan RI Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003.

2. Beberapa Istilah Pengobatan Tradisional


Dalam 30 tahun terakhir ada pelbagai istilah yang digunakan
untuk menyebut cara-cara pengobatan yang berkembang di tengah
masyarakat. WHO menyebut sebagai traditional medicine atau
pengobatan tradisional. Para ilmuwan lebih menyukai istilah
traditional healing. Ada pula yang menyebut folk medicine,
alternative medicine, ethnomedicine dan indigenous medicine.

26

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

Dalam bahasa sehari-hari dikenal dengan istilah pengobatan


dukun, pengobatan sishe, penggunaan ramuan asli, dll
3. Definisi
Pengobatan tradisional adalah suatu upaya kesehatan
dengan

cara

lain

dari

ilmu

kedokteran

dan

berdasarkan

pengetahuan yang diturunkan secara lisan maupun tulisan yang


berasal dari Indonesia atau luar Indonesia. Sedangkan obat
tradisional adalah obat yang dibuat dari bahan atau paduan bahanbahan yang diperoleh dari tanaman, hewan atau mineral yang
belum berupa zat murni. Obat tradisional meliputi simplisia, jamu
gendong, jamu berbungkus dan obat kelompok fitoterapi. ( Soesilo
dalam Agoes & Jacob , 1996)
WHO menyatakan Pengobatan Tradisional adalah ilmu dan
seni pengobatan berdasarkan himpunan dari pengetahuan dan
pengalaman praktek, baik yang dapat diterangkan secara ilmiah
ataupun

tidak,

dalam

melakukan

diagnosis,

prevensi

dan

pengobatan terhadap ketidakseimbangan fisik, mental ataupun


sosial. Pedoman utama adalah pengalaman praktek yaitu hasilhasil pengamatan yang diteruskan dari generasi ke generasi baik
secara lisan maupun tulisan.
Hasil

keputusan

Seminar

Pelayanan

Pengobatan

Tradisional Departemen Kesehatan RI (1978), terdapat 2 definisi


untuk Pengobatan Tradisional Indonesia (PETRIN), yaitu :
a. Ilmu dan atau seni pengobatan yang dilakukan oleh Pengobat
Tradisional Indonesia dengan cara yang tidak bertentangan
dengan kepercayaan kepada Tuhan YME sebagai upaya
penyembuhan,

pencegahan

penyakit,

pemulihan

dan

peningkatan kesehatan jasmani, rohani dan sosial masyarakat.

27

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

b. Usaha

yang

dilakukan

untuk

mencapai

kesembuhan,

pemeliharaan dan peningkatan taraf kesehatan masyarakat


yang berlandaskan cara berpikir, kaidah-kaidah atau ilmu di luar
pengobatan ilmu kedokteran modern, diwariskan secara turun
temurun atau diperoleh secara pribadi dan dilakukan dengan
cara-cara yang tidak lazim digunakan dalam ilmu kedokteran,
yang antara lain meliputi akupuntur, dukun/ahli kebatinan,
sinshe, tabib, jamu, pijat dll.
Keputusan

Menteri

Kesehatan

RI

Nomor

1076/MENKES/SK/VII/2003, menyebutkan bahwa yang dimaksud


dengan :
a. Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan
dengan cara, obat dan pengobatnya yang mengacu kepada
pengalaman,

ketrampilan

turun

temurun,

dan

atau

pendidikan/pelatihan, dan diterapkan sesuai dengan norma


yang berlaku dalam masyarakat.
b. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sedian sarian
(galenik) atau campuran bahan tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman.
c. Pengobat tradisional adalah orang yang melakukan pengobatan
tradisional (alternatif).

28

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

Kesimpulan dari definisi pengobatan tradisional :


merupakan upaya kesehatan (pengobatan dan atau perawatan)
dengan cara lain diluar ilmu kedokteran
berdasarkan

pengetahuan

dan

pengalaman

praktik

yang

diwariskan secara turun-temurun


diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat
dengan cara yang tidak bertentangan dengan kepercayaan kepada
Tuhan YME
dilakukan untuk mencapai kesembuhan, pencegahan penyakit,
pemulihan dan peningkatan kesehatan jasmani, rohani dan sosial
masyarakat.

4. Jenis Pengobatan Tradisional di Indonesia


Ada beragam jenis pengobatan tradisional yang berkembang di
Indonesia, yaitu :
a. Pengobatan tradisional dengan ramuan obat

Pengobatan tradisional dengan ramuan asli Indonesia

Pengobatan tradisional dengan ramuan obat cina

Pengobatan tradisional dengan ramuan obat India

b. Pengobatan tradisional spiritual/kebatinan

Pengobatan tradisional atas dasar kepercayaan

Pengobatan tradisional atas dasar agama

Pengobatan dengan dasar getaran magnetis

c. Pengobatan tradisional dengan memakai peralatan

Akupunktur, pengobatan

atas dasar ilmu

pengobatan

tradisional Cina yang menggunakan penusukan jarum dan


penghangatan moxa

Pengobatan tradisional urut pijat

29

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

Pengobatan tradisional patah tulang

Pengobatan tradisional dengan peralatan (tajam/keras)


pengobatan tradisional dengan peralatan benda tumpul

d. Pengobatan tradisional yang telah mendapat pengarahan dan


pengaturan pemerintah

Dukun beranak

Tukang gigi tradisional

5. Klasifikasi pengobat tradisional (battra)


Pengobat tradisional (battra) adalah orang yang melakukan
pengobatan tradisional. Pengobat tradisional diklasifikasikan dalam
jenis :
a. Pengobat tradisional ketrampilan
Terdiri dari pengobat tradisional pijat urut, patah tulang, sunat,
dukun bayi, refleksi, akupresuris, akupunkturis, chiropractor dan
pengobat tradisional lainnya yang metodenya sejenis.
b. Pengobat tradisional ramuan
Terdiri dari pengobat tradisional ramuan Indonesia (jamu),
gurah,

tabib,

sinshe,

homoeopathy,

aromatherapist

dan

pengobat tradisional lainnya yang metodenya sejenis


c. Pengobat tradisional pendekatan agama
Terdiri dari pengobat tradisional dengan pendekatan agama
Islam, Kristen, Katholik, Hindu atau Budha
d. Pengobat tradisional supranatural
Terdiri

dari

pengobat

tradisional

tenaga

dalam

(prana),

paranormal, reiky master. Qigong, dukun kebatinan dan


pengobat tradisional lainnya yang metodenya sejenis.

30

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

Pengobat Tradisional (Battra) Ketrampilan


Adalah seseorang yang melakukan pengobatan dan atau
perawatan

tradisional

berdasarkan

ketrampilan

fisik

dengan

menggunakan anggota gerak dan atau alat bantu.


Yang termasuk dalam battra ketrampilan antara lain :
a. Battra pijat urut : adalah seorang yang melakukan pelayanan
pengobatan dan atau perawatan dengan cara mengurut/memijat
bagian atau seluruh tubuh. Tujuannya untuk penyegaran
relaksasi otot hilangkan capai, juga untuk mengatasi gangguan
kesehatan atau menyembuhkan suatu keluhan penyakit.
Pemijatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan jari tangan,
telapak tangan, siku, lutut, tumit atau dibantu alat tertentu antara
lain pijat yang dilakukan oleh dukun/tukang pijat, pijat tunanetra
dll.
b. Battra Patah Tulang : adalah seseorang yang memberikan
pelayanan pengobatan dan atau patah tulang dengan cara
tradisional. Disebut juga Dukun Potong (Madura), Sangkal
Putung (Jawa), Sandro Pauru (Sulawesi Selatan)
c. Battra sunat : adalah seseorang yang memberikan pelayanan
sunat (sirkumsisi) secara tradisional. Battra sunat menggunakan
istilah berbeda seperti Bong Supit (Yogya), Bengkong (Jawa
Barat). Asal ketrampilan umumnya diperoleh secara turuntemurun.
d. Battra dukun bayi : adalah seseorang yang memberikan
pertolongan persalinan ibu sekaligus memberikan perawatan

31

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

kepada bayi dan ibu sesudah melahirkan selama 40 hari. Di


beberapa daerah di Indonesia dikenal dengan sebutan Paraji
(Jawa Barat), dukun Rembi (Madura), Balian Manak (Bali),
Sandro

Pammana

(Sulawesi

Selatan),

Sandro

Bersalin

(Sulawesi Tengah), Suhu Batui (Aceh)


e. Battra Pijat refleksi : adalah seseorang yang melakukan
pelayanan pengobatan dengan cara pijat dengan jari tangan
atau alat bantu lainnya pada zona-zona refleksi terutama pada
telapak kaki dan atau tangan.
f. Akupresuris : adalah seseorang yang melakukan pelayanan
pengobatan dengan pemijatan pada titik-titik akupunktur dengan
menggunakan ujung jari dan atau alat bantu lainnya kecuali
jarum.
g. Akupunkturis : adalah seseorang yang melakukan pelayanan
pengobatan dengan

perangsangan pada titik-titik akupunktur

dengan cara menusukkan jarum dan sarana lain seperti elektro


akupunktur.
h. Chiropractor : adalah seseorang yang melakukan pengobatan
kiropraksi (chiropractie) dengan cara teknik khusus untuk
gangguan otot dan persendian.
i. Battra lainnya yang metodenya sejenis.
Pengobat Tradisional (Battra) Ramuan
Adalah seseorang yang melakukan pengobatan dan atau
perawatan

tradisional

dengan

32

menggunakan

obat/ramuan

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

tradisional yang berasal dari tanaman (flora), fauna, bahan mineral,


air, dan bahan alam lain.
Yang termasuk dalam battra ramuan antara lain :
a. Battra ramuan Indonesia (Jamu) : adalah seseorang yang
memberikan pelayanan pengobatan dan atau perawatan
dengan menggunakan ramuan obat dari tumbuh-tumbuhan,
hewan, mineral, dll baik diramu sendiri maupun obat jadi
tradisional Indonesia.
b. Battra gurah : adalah seseorang yang memberikan pelayanan
pengobatan dengan cara memberikan ramuan tetesan hidung,
yang berasal dari larutan kulit pohon sengguguh dengan tujuan
mengobati gangguan saluran pernafasan atas seperti pilek,
sinusitis, dll.
c. Shinshe : adalah seseorang yang memberian pelayanan
pengobatan dan atau perawatan dengan menggunakan ramuan
obat-obatan tradisional Cina. Falsafah yang mendasari cara
pengobatan ini adalah ajaran Tao (Taoisme) dimana dasar
pemikirannya adalah adanya keseimbangan antara unsure Yin
dan unsure Yang.
d. Tabib : adalah seseorang yang

memberikan pelayanan

pengobatan dengan ramuan obat tradisional yang berasal dari


bahan alamiah yang biasanya dilakukan oleh orang-orang India
atau Pakistan.
e. Homoeopath

adalah

seseorang

yang

memiliki

cara

pengobatan dengan menggunakan obat/ramuan dengan dosis


minimal (kecil) tetapi mempunyai potensi penyembuhan tinggi,

33

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

dengan

menggunakan

pendekatan

holistic

berdasarkan

keseimbangan antara fisik, mental, jiwa dan emosi penderita.


f. Aromatherapist : adalah seseorang yang memberian perawatan
dengan menggunakan rangsangan aroma yang dihasilkan oleh
sari minyak murni (essential oils yan didaat dari sari tumbuhtumbuhan (ekstraksi dari bunga, buah, daun, biji, kulit,
batang/ranting akar, getah untuk menyeimbangkan fisik, pikiran
dan perasaan.
g. Battra lainnya yang metodenya sejenis.

Pengobat tradisional (battra) pendekatan agama


Adalah seseorang yang melakukan pengobatan dan atau
perawatan tradisional dengan menggunakan pendekatan agama
Islam, Kristen, Katholik, Hindu atau Budha.

Pengobat tradisional (battra) supranatural


Adalah seseorang yang melakukan pengobatan dan atau
perawatan

tradisional

dengan

menggunakan

tenaga

dalam,

meditasi, olah pernafasan, indera keenam (pewaskita), kebatinan.


Yang termasuk dalam battra supranatural antara lain:
a. Battra tenaga dalam (prana) : adalah seseorang yang
memberikan pelayanan pengobatan dengan menggunakan
kekuatan tenaga dalam (bio energi, inner power) antara lain :
Satria Nusantara, Merpati Putih, Sinlamba, Padma Bakti,
Kalimasada, Anugrah Agung, Yoga, Wahyu sejati, dll.

34

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

b. Battra paranormal : adalah seseorang yang memberikan


pelayanan

engobatan

dengan

menggunakan

kemampuan

indera ke enam (pewaskita)


c. Reiky master (Tibet, Jepang) : adalah seseorang yang
membrikan

pelayanan

pengobatan

dengan

menyalurkan,

memberikan energi (tenaga dalam) baik langsung maupun tidak


langsung (jarak jauh) kepada penderita dengan konsep dari
Jepang.
d. Qigong (Cina) : adalah seseorang yang memberikan pelayanan
pengobatan dengan cara menyalurkan energi tenaga dalam
yang berdasarkan konsep pengobaan tradisional Cina.
e. Battra kebatinan : adalah seseorang yang

memberikan

pelayanan pengobatan dengan menggunakan kebatinan untuk


menyembuhkan penyakit
f. Battra lainnya yang metodenya sejenis.
6. Perkembangan

Pengobatan

Tradisional

ditinjau

dari

Perkembangan Kebudayaan Masyarakat


Pengobatan tradisional yang lahir dan berkembang di
tengah-tengah

masyarakat

tidak

terlepas

dari

pengaruh

perkembangan kebudayaan masyarakat setempat. Perkembangan


pengobatan

berjalan

beriringan

dengan

perkembangan

kebudayaan masyarakat.
Soemardjan dalam Agoes & Jacob (1996) membagi
perkembangan kebudayaan dalam 4 (empat) tahap, yaitu :
a. Tahap irasionalisme dini

35

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

b. Tahap irasionalisme fajar


c. Tahap rasionalisme awal
d. Tahap rasionalisme lanjut
Istilah irasionalisme dan rasionalisme dimaksudkan untuk
menunjukkan secara objektif sampai seberapa jauh manusia
menggunakan daya piker dan logikanya dibandingkan dengan
perasaan atau daya percayanya dalam proses membentuk
persepsi mengenai lingkungan social, lingkungan alam dan
lingkungan spiritualnya. Makin besar kecenderungan manusia
menggunakan perasaan dan daya percayanya makin tinggi kadar
irasionalismenya. Sebaliknya makin kuat manusia memakai daya
piker dan logikanya, makin tinggi kadar rasionalismenya.
Tahap irasionalisme dini
Pada

tahap

perkembangan

kebudayaan

ini,

manusia

memandang dirinya sebagai suatu dari alam seperti juga pohonpohon dan binatang-binatang. Menurut paham mereka, mereka
lahir, hidup dan mati menurut kehendak alam.
Manusia sadar, dari pengalaman hidup, bahwa di dalam
lingkungan spiritual ada kekuatan-kekuatan yang tidak diketahui
wujud, asal dan tempatnya. Mereka menyadari, bahwa kekuatankekuatan gaib itu setiap waktu dapat mempengaruhi hidupnya,
terutama kesehatannya. Masyarakat percaya bahwa selain adanya
manusia, pohon-pohon dan binatang, di dunia masih ada makhlukmakhluk lain, tetapi makhluk itu tidak kelihatan. Diantara makhluk
halus yang tidak kelihatan tersebut terdapat juga nyawa manusia
yang telah meninggalkan badan fisiknya dan masih berada
disekitar manusia lain yang masih hidup.

36

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

Agar keselamatan dan kesehatan manusia yang masih


hidup tetap terpelihara, perlu diusahakan agar makhluk-makhluk
halus tersebut tetap bersikap. Apabila makhluk halus tersebut
marah atau ingin mengganggu manusia, mereka dapat membikin
sakit. Masyarakat memiliki kepercayaan bahwa orang menjadi sakit
karena perbuatan makhluk-makhluk halus. Untuk menyembuhkan
perlu ditempuh cara-cara yang langsung diarahkan pada makhlukmakhluk halus ini.
Orang yang tahu cara menghindarkan manusia dari penyakit
dan

menyembuhkannya

disebut

dukun.

Dukun

mempunyai

mantra-mantra yaitu ucapan-ucapan yang mengandung kekuatan


magis untuk menawarkan kekuatan-kekuatan makhluk halus
penyebab orang sakit, jimat dan alat-alat yang ampuh untuk
melawan kekuatan gaib yang merugikan kesehatan manusia. Atas
petunjuk dukun disajikan buah-buahan dan kembang agar makhluk
halus berkurang amarahnya, kalau perlu disajikan korban hewan
seperti ayam, kambing, sapi atau kerbau sebagai korban seolaholah penebus dosa.

Tahap irasionalisme fajar


Pada

tahap

kebudayaan

ini

masyarakat

memiliki

kepercayaan atas kekuatan-kekuatan gaib yang sumbernya ada di


lingkungan spiritual dan tidak tampak wujudnya di mata manusia.
Namun masyarakat percaya bahwa kekuatan gaib tersebut dapat
dimiliki atau dikuasai oleh manusia, khususnya dukun yang telah
berhasil (menurut kepercayaan masyarakat) menembus dunia
halus dan menemukan rahasia-rahasia kekuatan yang terkandung
didalamnya.

37

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

Atas usaha atau sebagai hasil penyelidikan dukun-dukun


maka kekuatan-kekuatan gaib tersebut dapat dimasukkan atau
ditemukan di dalam benda-benda yang berwujud seperti keris, batu
akik, tombak dan barang-barang pusaka. Dengan mengunakan doa
atau mantranya seorang dukun dapat meresapkan kekuatan gaib
ke dalam benda-benda pilihannya, yang dapat digunakan untuk
suatu keperluan baik jahat maupun luhur.
Dalam tahap ini, manusia sadar bahwa melalui dukun dapat
memanipulasikan berbagai kekuatan gaib untuk keperluannya
sendiri. Manusia dapat menggunakannya untuk membikin orang
lain sakit, tetapi juga membikin si sakit sembuh. Benda-benda atau
bahan-bahan dari alam sekitarnya digunakan sebagai wadah dari
kekuatan gaib yang akan dipakai.
Diantara para dukun ada yang menggunakan kekuatan gaib
(majik) yang dikuasainya untuk menolong sesama manusia (white
magic). Ada pula yang memenuhi permintaan orang lain dengan
bayaran untuk menggunakan kekuatan gaibnya guna mengganggu
kesehatan jasmani atau malahan rohani orang lain (black magic).
Tidak jarang seseorang terganggu kesehatan badan atau jiwanya
karena dianggap terkena black magic
Bila menurut pendapat orang suatu penyakit disebabkan
black magic maka satu-satunya jalan untuk menyembuhkan
adalah dengan menggunakan counter white magic. Dalam hal ini
perlu kemahiran dukun lain, sehingga masalah penyakit ini pada
akhirnya menjadi pertempuran antara dua kekuatan yang
berlawanan (black dan white magic) dengan tubuh manusia
sebagai arenanya.

38

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

Tahap rasionalisme awal


Manusia

secara

kebetulan

atau

mungkin

karena

pengalaman mengetahui kekuatan-kekuatan yang terkandung di


dalam bahan-bahan alam. Manusia secara empiris, atas dasar
kejadian-kejadian nyata, mengetahui bahaya racun, kekuatan
penyembuh penyakit, kekuatan penyegar badan dan kekuatankekuatan

lain

yang

tersembunyi

didalam

bahan-bahan

di

lingkungannya. Kekuatan ini bukan bersifat gaib, tetapi memang


nyata dan secara alamiah terkandung di dalam bahan-bahan alam
itu.
Sebagian dukun yang dahulu menekuni kekuatan-kekuatan
gaib kini mencurahkan sebagian dari perhatiannya kepada
kekuatan-kekuatan

ilmiah

tersebut.

Meskipun

mereka

tidak

mengetahui dengan benar penyebab orang sakit, namun dari


pengalaman atau secara empiris dia mengetahui kekuatan alamiah
apa yang dapat menyembuhkan suatu penyakit. Dukun dapat
mencampur beberapa bahan alamiah, biasanya yang berasal dari
tumbuhan atau tubuh hewan menjadi jamu yang lebih manjur
efeknya.
Peracikan dan proses jamu tersebut dilakukan tanpa suatu
studi yang mengikuti suatu disiplin ilmu, akan tetapi pengetahuan
serta ketrampilannya diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Pewarisan budaya jamu dalam kelompok masyarakat
yang tata hidupnya berpegang kuat pada adat atau tradisi jamu
yang dipakai oleh generasi-generasi secara berturut-turut, jamu
dapat bertahan dan dipakai oleh masyarakat tersebut. Dalam
perkembangannya

karena

pembuatan

dan

pemakaian

jamu

semakin rasional, mudah dibuat untuk keperluan sendiri, jamu tidak

39

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

lagi menjadi monopoli dukun. Jamu akhirnya menjadi budaya di


dalam masyarakat.

Tahap rasionalisme lanjut


Dalam tahap ini timbul suatu kesadaran bahwa manusia
mampu menguasai kekuatan yang terkandung dalam alam secara
rasional dan mengabdikannya untuk kepentingan manusia dan
masyarakat.

Masyarakat

ingin

mengetahui

lebih

jelas

dan

mendalam kekuatan-kekuatan alam tadi. Usaha ini menumbuhkan


ilmu pengetahuan yang disusun secara rasional, objektif dan
realistik. Manusia tidak lagi mau percaya pada sesuatu yang tidak
dapat dinalar secara rasional bersandarkan atas fakta-fakta yang
nyata dan objektif sifatnya.
Untuk mengabdikan penemuan-penemuan ilmiah pada
keperluan manusia dan masyarakat diciptakan teknologi yang
makin lama makin canggih yang akhirnya menjadi pabrik,
memproduksi barang dalam skala besar dan harga yang relatif
rendah.
Sumber-sumber bahan jamu tidak lagi digali secara
tradisional, tetapi dipelajari melalui jalur berbagai disiplin ilmu
pengetahuan (science). Proses pembuatan jamu di dalam pabrik
menggunakan teknologi yang berakar pada ilmu pengetahuan.
Jamu yang dihasilkan secara modern ini yang kemudian dikenal
dengan nama obat, sedang jamu yang dibuat secara tradisional
tetap dinamakan jamu.

40

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

Sejajar dengan perkembangan jamu menjadi obat terjadi


pula perubahan dalam masyarakat. Yang dahulu masyarakat lebih
percaya kepada dukun beralih lebih percaya pada dokter. Dukun
yang lahir dan bergerak di dalam irasionalisme digantikan oleh
yang timbul dan tumbuh dalam periode rasionalisme. Adat dan
tradisi yang menjadi pegangan dukun dan menjiwai jamu,
digantikan oleh ilmu pengetahuan yang menjadi pedoman dokter
dan teknologi modern untuk menghasilkan obat.

7. Faktor Psiko-Sosio-Kultural Pengobatan Tradisional


Arthur Kleinmann (Setyonegoro dalam Agoes & Jacob,
1996),

mengelompokkan

psikososial-kultural

yang

beberapa
berperan

kategori

pada

interaksi

tradisional dengan klien, sebagai berikut :


a. Keadaan tempat
b. Ciri-ciri interaksi
(1)

Jumlah orang

(2)

Waktu

(3)

Kualitas hubugan pengobat-klien

(4)

Sikap antara pengobat-klien

c. Idiom komunikasi
(1)

Modus

(2)

Rangka pikir (explanatory model atau EM)

d. Realita klinik
(1)

Sifat realita klinik

(2)

Permasalahan

(3)

Intervensid

(4)

Harapan terapeutik

(5)

Letak tanggungjawab

e. Pentahapan dan mekanisme terapeutik

41

faktor-faktor
pengobat

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

(1)

Pentahapan

(2)

Mekanisme

(3)

Ketekunan berobat

Pada

tahun

bekerjasama dengan

1979-1982
Badan

Direktorat

Kesehatan

Penelitian dan

Jiwa

Pengembangan

Kesehatan, Departemen Kesehatan RI mengadakan penelitian


tentang

faktor-faktor

psikososio-kultural

dalam

pengobatan

tradisional di Palembang, Semarang dan Bali. Hasil penelitian


sebagai berikut :

Keadaan tempat
Hampir semua interaksi antara pengobat tradisional dan
klien terjadi di rumah pengobat tradisional. Kontak inisial dan
pengobatan antara mereka biasanya terjadi di ruang tamu dari
rumah pengobat tradisional.

Setelah itu pengobatan dapat

dilanjutkan di luar lingkungan perumahan pengobat tradisional


seperti kuburan yang dianggap suci atau tempat-tempat keramat,
sembahyang di pura dari keluarga pengobat tradisional.
Secara organisatoris institusional semua interaksi ini terjadi
pada sector nonpemerintah dan nonformal dari usaha kesehatan.
Ciri-ciri interaksi
a. Jumlah orang :
Biasanya orang sakit datang bersama-sama dengan
anggota

keluarganya

atau

dengan

tetangganya.

Tempat

pemeriksaan biasanya terbuka, sehingga semua keluhankeluhan, penyakit, ganggan, atau masalah dapat didengar

42

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

dengan bebas oleh klien lain yang sedang berobat atau


pengantarnya
b. Waktu
Waktu yang diberikan untuk konsultasi biasanya lebih banyak
dibandingkan waktu yang diberikan kepada pasien pada fasilitas
pelayanan kesehatan formal. Hubungan antara pengobat
tradisional dengan klien dapat bersifat episodik (hanya satu kali
saja) atau dapat berkembang menjadi hubungan kontinu,
tergantung dari sifat gangguan atau penyakit klien, atau alasan
cara pengobatan dari pengobat tradisional.
c. Kualitas hubungan pengobat tradisional dengan klien
Aabila pengobat berada pada keadaan trance maka hubungan
pengobat-klien biasanya formal sekali. Selesai keadaan trance
hubungan berubah menjadi nonformal. Pada pengobat yang
menggunakan pengobatan tanpa trance hubungan adalah
nonformal walaupun ada cirri-ciri hubungan paternalistik.
Idiom komunikasi
a. Modus
Modus komunikasi antara pengobat-klien mempunyai
variasi yang luas antara lain : modus supranatural, keagamaan,
majik, spiritual, sosial, psikologik sampai modus somatik.
Pengobat cenderung melihat kliennya dalam suatu pandangan
yang bersifat menyeluruh atau holistic.
Hampir

semua

pengobat

mengkonsepsualisasikan

penyakit dalam rangka piker supernatural sehingga memberikan


pengobatan sesuai dengan konsep-konsep tersebut. Disemping
itu mereka menggunakan obat-obat tradisional yang berasal

43

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

dari tumbuh-tumbuhan yang terdapat di alam bebas atau yang


dapat dibeli di pasar.
b. Rangka pikir (explanatory model atau EM)
Dalam interaksi

pengobat-klien, terdapat

hubungan

penyakit dengan factor psikososio-cultural dan pengaruh factor


cultural terhadap interpretasi penyakit.
Sebagai contoh, di Bali dimana factor kebudayaan Bali
masih

kuat

dan

tersebar

secara

homogen

di

seluruh

masyarakat, dapat dilihat bahwa yang diberikan oleh pengobat


tradisional kepada klien oleh sebagian besar klien diterima
dengan

baik.

Di

Semarang

dimana

terdapat

konstelasi

kebudayaan yang sangat heterogen dan telah mengalami


fragmentasi oleh pengaruh budaya barat, cara hidup yang
kompetitif, urbanisasi dll, hanya sebagian kecil EM yang
disampaikan oleh pengobat tradisional diterima dengan baik
oleh klien. Di Palembang

yang merupakan suatu daerah

dimana kebudayaan tradisional relatif masih berakar kuat


disamping

pengaruh

kebudayaan

barat,

memperlihatkan

penerimaan EM dari pengobat tradisional terletak antara


keadaan di Bali dan Semarang.

Realita Klinik
a. Sifat realita klinik
Realita klinik adalah semua kepercayaan, harapan,
norma-norma,

perilaku

dan

interaksi

komunikatif

yang

berhubungan dengan penyakit dan perilaku mencari sehat


(health seeking behaviour) termasuk juga hubungan antara
pengobat tradisional-klien, aktivitas terapeutik dan evaluasi dari
hasil pengobatan.

44

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

Realita klinik tidak terlepas dari lingkungan sosio


cultural

Di

mempunyai

Bali

fungsi

dimana
penting

upacara-upacara
dalam

kehidupan

keagamaan
sehari-hari

masyarakat, tampak realita klinik yang mempunyai ciri-ciri


keagamaan dan kesucian (religious and secret nature). Di
Palembang di mana masyarakat masih sangat dipengaruhi oleh
komponen-komponen magik dan supernatural dalam alam
kebudayaan, memperlihatkan ciri-ciri realita klinik magik dan
supernatural.
b. Letak tanggungjawab
Dalam situasi terapeutik antara pengobat-klien letak
tanggungjawab hasil terapi biasanya berada pada kedua belah
pihak.

Pentahapan dan mekanisme terapeutik


a. Pentahapan
Kebanyakan
pendahuluan

pengobat

terhadap

klien

mengadakan
yang

dapat

pemeriksaan
bersifat

hanya

memandang klien, mendengarkan permasalahannya, atau juga


meraba bagian tubuh yang sakit. Semua pengobat selalu
menekankan entingnya percaya pada kemampuan pengobat
atau pengobatan yang diberikan. Tanpa kepercayaan ini klien
tidak dapat disembuhkan.
b. Mekanisme terapeutik
Mekanisme terapeutik yang tampak pada klien bertitik
berat pada keadaan psikologik dan pengaruh sugestif seluruh
situasi interaksi terapeutik.

45

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

c. Ketekunan berobat
Bila pengobat sangat cakap menggunakan factor-faktor
psikososio-kultural dalam usahanya, maka ketekunan berobat
dari klien biasanya cukup tinggi.

8. Masa Depan Praktik Pengobatan Tradisional di Indonesia

Meskipun pada saat sekarang ini perkembangan ilmu


pengetahuan di bidang kesehatan pada umumnya maupun
kedokteran pada khususnya sudah sedemikian pesat, namun
ternyata praktik pengobatan tradisional masih tetap ada di
masyarakat. Hal ini dimungkinan karena ada beberapa jenis
penyakit

yang

membuka

peluang

bagi

praktik

pengobatan

tradisional tersebut.
Jenis penyakit psikofisiologis/psikosomatik, yaitu penyakit
psikis yang menimbulkan gangguan fisiologis, membuka peluang
bagi

pengobat

tradisional

untuk

ikut

berperan

penyembuhannya. Dengan penenang, reassurance,

dalam

penyakit ini

dapat disembuhkan oleh siapa saja (dokter, dukun, ulama, pendeta,


orang tua, saudara, sahabat, dll).
Beberapa penyakit yang oleh dokter tidak bisa diobati, misal
kanker lanjut. Demikian pula penyakit yang sukar diagnosisnya dan
membutuhkan pemeriksaan laboratoris yang banyak. Fasilitas yang
tidak lengkap, biaya yang banyak/mahal dan waktu penyembuhan
lama

memungkinkan

penderita

mencari

pengobatan alternatif/pengobatan tradisional.

46

pengobatan

ke

Modul Sosiologi, Pengobatan tradisional

Untuk mempertahankan diri di kota dengan pendidikan yang


semakin maju, praktik pengobatan tradisional akan meminjam
beberapa

prosedur

kedoteran

memperhebat pengiklanan

47

atau

pseudo

ilmiah

dan

Anda mungkin juga menyukai