TB Paru Finish
TB Paru Finish
TB Paru Finish
Oleh:
dr. I Gusti Agung Ngurah Rai Jayawiguna, S.Ked.
Pendamping:
dr. I Nyoman Agus Tripayana
DEFENISI
TB Paru adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium
tuberculosis). Sebagian besar
kuman menyerang Paru, tetapi
dapat juga mengenai organ
tubuh lain (Dep Kes, 2003).
ETIOLOGI
Penyakit TB Paru disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium
tuberculosis). Kuman ini berbentuk
batang, mempunyai sifat khusus
yaitu tahan terhadap asam pada
pewarnaan, Oleh karena itu disebut
pula sebagai Basil Tahan Asam
(BTA)
Cara Penularan
Neutrofil
Makrofag
Menetap di jaringan
paru
Gx
Gejala
klinik
Pemeriksaan Fisik
Foto thorax
Dicurigai
Pemeriksaan Laboratorium
A. Pemrk. Bakteriologis
Bahan: sputum bilasan bronkus,
jaringan paru, cairan pleura, dll
a.Mikroskop pewarnaan:
Ziehl-Nielsen, Kinyoun
Gabbet,
auramin-rhodamin
3 sputum
(sewaktu,pagi,sewaktu)
b.Kultur: Lowenstein-Jensen,
Ogawa
Middle Brook, BACTEC
c.Serologi: ELISA, mycodot,
PAP test
Dot-EIA TB
d.Polymerase Chain Reaction:
amplifikasi DNA atau RNA
B. Pemrk. Darah:
LED, kadar limfosit
C. Pemrk Histopatologi Jaringan
Dx pasti infeksi TB:
granuloma dengan
pengejuan
D. Uji tuberkulin
Sangat untuk membantu
menegakkan dx TB
terutama pada anak-anak
(balita).
Sedangkan pada dewasa
tes tuberkulin hanya untuk
menyatakan apakah
seorang individu sedang
atau pernah mengalami
infeksi M. tuberculosis atau
Mycobacterium patogen
Positif: di atas 10mm
KLASIFIKASI TUBERKULOSIS
Kasus
Kasus
Pengobatan
Untuk program nasional
pemberantasan TB paru, WHO
menganjurkan panduan obat
sesuai dengan kategori
penyakit. Kategori didasarkan
pada urutan kebutuhan
pengobatan dalam program.
Untuk itu, penderita dibagi
dalam empat kategori sebagai
berikut:
Kategori I
Kategori I adalah kasus baru dengan sputum
positif dan penderita dengan keadaan yang
berat seperti meningitis, TB milier,
perikarditis, peritonitis, pleuritis massif atau
bilateral, spondiolitis dengan gangguan
neurologis, dan penderita dengan sputum
negatif tetapi kelainan parunya luas, TB
usus, TB saluran perkemihan, dan
sebagainya. Selama 2 bulan minum obat
INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol
setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan
selanjutnya minum obat INH dan rifampisin
tiga kali dalam seminggu ( tahap lanjutan ).
Kategori II
Kategori II adalah kasus kambuh atau
gagal dengan sputum tetap positif.
diberikan kepada :
Penderita kambuh
Penderita gagal terapi
Penderita dengan pengobatan setelah lalai
minum obat
Kategori III
Kategori III adalah kasus sputum negatif
tetapi kelainan parunya tidak luas dan
kasus TB di luar paru selain yang disebut
dalam kategori I.
Kategori IV
Kategori IV adalah tuberkulosis kronis.
Prioritas pengobatan rendah karena
kemungkinan keberhasilan rendah sekali.
PENGOBATAN TB
Pengobatan tb memerlukan waktu
lama karena sulit untuk membunuh
kuman semi dorman.
Terdapat 3 aktifitas anti TB, yaitu:
Obat bakterisidal : INH, rifampisin,
pirazinamid
OAT dgn kemampuan sterilisasi:
rifampisin, PZA
OAT dgn kemampuan mencegah
resistensi: rifampisin dan INH
PENGOBATAN
Laporan
Kasus
IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. IGKDA
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Yeh embang
Agama : Hindu
Tgl Masuk: 15 Januari 2016
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Batuk
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan utama batuk sejak 2 bulan sebelum berobat
ke puskesmas, dan memberat 1 minggu terakhir. Batuk berdahak (+) tapi susah
dikeluarkan warna kuning (+) darah (-) riwayat batuk darah (-). Kadang-kadang
pasien merasa sesak yang tidak dipengaruhi oleh aktivitas dan cuaca, pasien
masih dapat tidur dengan satu bantal, riwayat sesak sebelumnya disangkal.
Nyeri dada (+), muncul kadang kadang saat menarik nafas. Demam (+),
demam yang dirasakan terus menerus. Sakit kepala (-) pusing (-) mual (-)
muntah (-) nyeri ulu hati (-) nyeri perut (-) pasien mengaku mengalami
penurunan berat badan dalam 1 bulan terakhir, tidak diketahui penyebabnya.
Keringat malam hari (+) tidak dipengaruhi oleh suhu, lemas (+) makan dan
minum (+) namun tidak enak, pasien merasa sakit saat menelan, bab dan bak
(+) lancar.
Riwayat Pengobatan
Riwayat berobat ke dokter, sempat
diberikan obat namun tidak kunjung
membaik, lalu dokter menyarankan untuk
dilakukan pemeriksaan rontgen setelah
hasil rontgen keluar pasien diminta untuk
berobat ke puskesmas
Riwayat kebiasaan :
Riwayat merokok sejak umur 18 tahun, 7
batang perhari,stop sejak pasien sakit.
PEMERIKSAAN FISIK
Status present
Sakit Sedang / Gizi Cukup / Composmentis
BB
= 55 kg,
TB = 170 cm,
IMT = 19,03 kg/m2 (normal)
Tanda vital :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
Pernapasan
: 20x/menit
Suhu
: 36.4oC
Status general
Kepala/leher
Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil bulat, isokor,
diameter 3 mm, reflek cahaya +/+.
Leher : teraba pembesaran KGB, single, nyeri tekan (+), fix, konsistensi
padat kenyal, ukuran 2 cm di regio coli sinistra
JVP 5-2 cmH20
Toraks
Paru
Inspeksi : bentuk thorax normal, gerakan dada kanan = kiri
Palpasi
: kiri=kanan, meningkat di bagian apex
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi :vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (+/+)
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi
: ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung kanan : Linea parasternalis dekstra
Batas jantung kiri : 2 jari lateral LMCS RIC V sinistra
Auskultasi
: bunyi jantung I/II murni regular, bunyi tambahan (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (-),
hepatosplenomegali (-)
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Bising usus (+), normal
Alat Kelamin
Tidak dilakukan pemeriksaan
Anus dan Rektum
Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas
Edema -/-, peteki (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto thorax PA
(25/11/15)
Terdapat bercak
berawan pada
lapangan atas kedua
paru
COR: CTR dalam batas
normal, aorta normal
Kedua sinus dan
diafragma dalam batas
normal
Tulang-tulang intak
Kesan: TB paru aktif
DIAGNOSA
Tuberkulosis paru, kasus baru
PLANNING
Pengobatan :
Bed rest
Diet tinggi kalori, tinggi protein.
IVFD RL 20tpm
Paracetamol 3x500mg
Ambroxol 3x500mg
Diagnosa:
Cek sputum BTA 3x (SPS)
FOLLOW UP
RESUME
Pasien datang dengan keluhan utama batuk sejak 2 bulan sebelum
berobat ke puskesmas, dan memberat 1 minggu terakhir. Batuk berdahak
tapi susah dikeluarkan, warna kuning, tidak ada darah, tidak ada riwayat
batuk darah. Kadang-kadang pasien merasa sesak yang tidak dipengaruhi
oleh aktivitas dan cuaca, pasien masih dapat tidur dengan satu bantal,
riwayat sesak sebelumnya disangkal. Pasien mengeluh nyeri dada, muncul
kadang kadang saat menarik nafas. Pasien mengeluh demam yang
dirasakan terus menerus. Pasien mengaku mengalami penurunan berat
badan dalam 1 bulan terakhir, tidak diketahui penyebabnya. Pasien juga
mengeluh keringat malam hari, lemas, makan dan minum tidak enak, sakit
saat menelan.
Untuk riwayat penyakit sebelumnya, pasien tidak pernah mengalami
keluhan yang sama sebelumnya. Kontak dengan penderita batuk lama
ataupun TB tidak ada. Pasien tidak pernah minum OAT sebelumnya.pasien
juga mengaku tidak mempunyai penyakit infeksi, DM, dan hipertensi.
PROGNOSIS
Dubia Ad Bonam
PEMBAHASAN
TEORI
KASUS
TEORI
KASUS
TEORI
KASUS