Anda di halaman 1dari 1

a.

Anaerobik Exercise
Pada percobaan ini, dilakukan enam kali pengukuran urin. Hasilnya pengukuran pertama
adalah volumenya 250 ml, berat jenis 1,010, warna kuning muda, pH 6,0, glukosa negatif, BB 62 kg
dan TD 110/70 mmHg.
Kemudian, dilakukan kembali pengukuran U-0. Volume urin berkurang menjadi 243 ml, pH
6,5, sedangkan warna, berat jenis (BJ), dan glukosa urin tidak mengalami perubahan TD 110/80
mmHg. OP kemudian melakukan latihan anaerobic setelah meminum 300cc air. Terjadi penurunan
volume Urin yang dihasilkan oleh OP U-30 menjadi 41 ml.. BJ dan pH Urin OP dalam rentang normal.
Faktor yang mempengaruhi volume urin adalah asupan cairan, sekresi hormon antidiuretik
(ADH), dan kebutuhan ekskresi zat terlarut seperti glukosa atau garam. Selain itu, aktivitas fisik dan
iklim dapat mempengaruhi volume pengeluaran urin. Contohnya berolahraga dan cuaca panas dapat
mengurangi pengeluaran urin sebesar 20-60%, sedangkan pada saat dingin dan hipoksia akan
menambah volume pengeluaran urin. Hal ini disebabkan pada saat panas ataupun pada saat
seseorang selesai berolahraga, tubuh akan kehilangan cairan melalui keringat. 1
Pada saat melakukan olahraga berat tanpa asupan air yang adekuat, tubuh akan merespon
dengan mengaktifkan Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron untuk menghemat air. Renin akan
mengubah angiotensinogen dalam plasma menjadi angiotensin I dan dengan bantuan ACE yang
terdapat banyak pada kapiler paru akan mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II
akan memicu sekresi hormon Vasopressin yang dapat meningkatkan reabsorpsi H 2O ditubulus ginjal,
juga menstimulasi pembentukan hormon Aldosteron pada korteks adrenal yang dapat memicu
peningkatan reabsorpsi Na+ pada tubulus kontortus distal. Kedua hal ini akan menyebabkan
penurunan diuresis, yang menyebabkan volume urin OP terus berkurang. 1
BJ rata-tata urin OP yaitu 1015,83 dan tergolong dalam kisaran normal (rentang normal1,0011,035). Warna urin berubah menjadi kuning tua. Warna kuning ini diakibatkan oleh urokrom, pigmen
yang berasal dari pemecahan empedu dan urobilin (berasal dari pemecahan hemoglobin) dan masih
berada dalam keadaan normal.2
Rata-rata pH urin 6,3. pH urin OP masih tergolong normal, sesuai dengan kriteria urin normal
yang memiliki pH 4,6-8,0 dengan rentang rata-rata sekitar 6. Keasaman urin bergantung pada
makanan yang dikonsumsi. Makanan yang memiliki kandungan protein yang tinggi dapat
meningkatkan keasaman urin.2
Tidak ditemukan adanya glukosa pada urin OP yang menunjukkan bahwa proses filtrasi dan
reabsorpsi di nefron ginjal masih dalam keadaan normal. 1

1. Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke Sistem ed. 6. Jakarta: EGC; 2012.
2. Tortora GJ. dan Derrickson, B.H. Principles of Anatomy and Physiology Twelfth Edition. Asia:
Wiley; 2009.

Anda mungkin juga menyukai