Anda di halaman 1dari 7

PERKEMBANGAN MODEL KONSEPTUAL TEORI KEPERAWATAN

CALLISTA ROY
OLEH: IRFANY NURUL HAMID
A. Latar belakang
Keperawatan sebagai pelayanan profesional merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada perkembangan ilmu dan teknologi
keperawatan, yang berbentuk pelayanan holistik yang komprehensif, ditujukan pada
individu, keluarga, dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh
siklus dari lahir hingga ajal menjemput. Keperawatan diberikan karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan
individu dan kelompok dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
Keperawatan merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
respon manusia terhadap penyakit, pengobatan dan perubahan lingkungan yang
dapat menimbulkan suatu fenomena. Dengan demikian perawat harus mampu
berfikir logis, dan kritis dalam menelaah dan mengidentifikasi fenomena respon
individu.
Sister Callista roy lahir pada tahun 1939 di Los Angeles, California. Dia
menerima Buah Bacca Laureate Degree Gelar pemenang dalam keperawatan pada
tahun 1963 dari Mount Saint Marys College. Selain mendapatkan Gelar master
dalam keperawatan pada tahun 1966 dari Universitas California-Los Angeles, Roy
meraih gelar master dalam sosiologi pada tahun 1973, diikuti oleh gelar doktor pada
tahun 1977. Roy mengembangkan konsep-konsep dasar modelnya sementara ia
adalah seorang mahasiswa pascasarjana di University of California Los Angeles
setelah mulai ditantang oleh Dorothy Johnson dalam sebuah seminar untuk
mengembangkan model konseptual untuk keperawatan. Model adaptasi Roy
pertama kali diterbitkan pada tahun 1970. Sejak saat itu, Roy telah menerbitkan
banyak buku dan artikel, dan telah disajikan berbagai kuliah berfokus pada model
dan penggunaannya dalam praktek keperawatan.
Callista Roy menggambarka individu sebagai sistem yang dapat merespon
stimuli baik dari dalam maupun dari luar. Respon yang ditimbulkan dari stimuli
tersebut dapat berupa respon adaptif maupun maladaptif, tergantung dari
mekanisme koping pada masing-masing individu. Roy juga memandang lingkungan
sebagai kondisi internal maupun eksternal yang dapat diatur dan dimanipulasi
perawat dalam rangka membantu individu menjadi adaptif dan memulihkan diri.
Kegiatan yang dilakukan perawat diarahkan pada penciptaan lingkungan
yang kondusif, yang memungkinkan terjadinya pemulihan kesehatan individu. Selain

itu kegiatan perawatan yang dilakukan bertujuan untuk mempertahankan individu


pada keadaan positif serta meningkatkan keadaan individu pada posisi adaptif. Oleh
karena itu diperlukan pemahaman yang lebih baik tentang teori dan aplikasi Model
Adaptasi Roy.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep teori keperawatan menurut Callista Roy ?
2. Apa saja model teori keperawatan menurut Callista Roy ?
3. Mengapa teori keperawatan Callista Roy perlu dipelajari ?
4. Bagaimana perkembangan teori keperawatan Callista Roy saat ini ?
C. Tujuan
Tujuan keperawatan pada model Callista Roy secara umum adalah :
1. Membantu klien yang tadinya memberikan respon maladaptive menjadi respon
adaptif.
2. Membantu mempertahankan klien agar selalu dalam keadaan adaptif.
3. Meciptakan lingkungan yang kondusif.
4. Membantu klien untuk memulihkan diri.
D. Perkembangan model teori keperawatan Calista Roy
Inti dari Roy Adaptasi Model memiliki lima konsep utama Teori keperawatan:
kesehatan, manusia, perawat, yang beradaptasi dan lingkungan. Roy memandang
manusia dengan cara holistik dalam model adaptasinya. Konsep adaptasi
mengasumsikan bahwa manusia adalah sistem terbuka yang merespon terhadap
rangsangan dari baik aspek internal dan eksternal dari manusia (Roy & Andrews,
1999). Rangsangan lingkungan dikategorikan sebagai focal, kontekstual, dan
residual stimuli. Focal stimuli merupakan penyebab langsung dan nyata dari Masalah
(Roy & Andrews, 1999); kontekstual stimuli faktor penyebab lain sementara residual
stimuli berhubungan pengalaman masa lalu pasien dengan penyakit dan bagaimana
pengalaman ini dapat berdampak pada kondisi pasien. Kegiatan regulator dan
kognator sebagai mekanisme koping yang diwujudkan melalui penyakit pasien.
Kegiatan regulator fisiologis di alam sementara kegiatan kognator dapat berkisar dari
atribut fisik atribut psikologis atau sosial (Roy & Andrews, 1999).
Peran perawat merawat pasien melibatkan memanipulasi rangsangan yang
berasal dari lingkungan sehingga mereka jatuh dalam bidang koping positif klien
mengakibatkan adaptasi. Proses keperawatan berdasarkan Model Adaptasi Roy
adalah metode pemecahan masalah pasien dengan mengidentifikasi stimulus dan

mengkaji fungsi dari adaptasi mode. Dalam proses keperawatan ada 2 level
pengkajian yaitu pengkajian prilaku pasien dan pengkajian stimulus yang
mengakibatkan prilaku pasien. Langkah pertama proses keperawatan adalah
pengkajian prilaku. Prilaku yang dikaji adalah 4 adaptasi mode yaitu fisiologis,
konsep diri, fungsi peran dan interdependen. Fisiologis Adaptasi Mode adalah proses
fisik dan kimiawi dan prilaku yang menyinggung aspek fisik individu. Terdapat 5
kebutuhan yaitu oksigenasi, nutrisi, eliminasi, aktivitas dan istirahat dan proteksi.
Perawat harus mempelajari proses yang normal. Konsep diri adaptasi mode
merupakan gabungan dari keyakinan dan perasaan tentang dirinya pada suatu
waktu. Fokusnya adalah aspek psikologis dan spiritual individu. Fungsi peran
adaptasi mode adalah harapan tentang pekerjaan dan posisi individu terhadap posisi
pekerjaan lainnya. Dasar kebutuhan adalah integritas sosial, untuk mengetahui
hubungan satu dengan lainnya. Interdependen adapatasi mode adalah prilaku yang
menyinggung tentang hubungan interpenden antara individu dan kelompok. Dasar
kebutuhannya adalah perasaan aman dalam suatu hubungan. Level kedua
pengkajian adalah menganalisis 3 tipe stimulus yang mempengaruhi prilaku yang
inefektif, terdiri dari stimulus fokal, konntekstual dan residual. Langkah perawat
selanjutnya adalah menetapkan dianosa keperawatan yang berupa pernyataan yang
menginterpretasikan data tentang status adaptasi individu, termasuk prilaku dan
stimulus yang relevan. Setelah itu perawat menentukan tujuan keperawatan yang
meliputi pernyataan yang jelas tentang kriteria hasil dari pemberian perawatan.
Selanjutnya perawat melakukan intervensi keperawatan yang menentukan bantuan
yang diberikan pada individu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Langkah
terakhir adalah evaluasi keperawatan yang merupakan penilaian terhadap efektifitas
dari intervensi keperawatan.
Roy mengkategorikan output sistem sebagai respon yang adaptif atau respon
yang tidak mal-adaptif. Respon yang adaptif dapat meningkatkan integritas
seseorang yang secara keseluruhan dapat terlihat bila seseorang tersebut mampu
melaksanakan tujuan yang berkenaan dengan kelangsungan hidup, perkembangan,
reproduksi dan keunggulan. Sedangkan respon yang mal adaptif perilaku yang tidak
mendukung tujuan ini. Roy telah menggunakan bentuk mekanisme koping untuk
menjelaskan proses kontrol seseorang sebagai adaptif sistem. Beberapa mekanisme
koping diwariskan atau diturunkan secara genetik (misal sel darah putih) sebagai
sistem pertahanan terhadap bakteri yang menyerang tubuh. Mekanisme yang lain
yang dapat dipelajari seperti penggunaan antiseptik untuk membersihkan luka. Roy
memperkenalkan konsep ilmu Keperawatan yang unik yaitu mekanisme kontrol yang

disebut Regulator dan Kognator dan mekanisme tersebut merupakan bagian sub
sistem adaptasi.
Adaptasi mempertimbangkan adanya biologis adaptasi mode dan psikososial
adaptasi mode. Psikososial adaptasi mode termasuk konsep diri, fungsi peran, dan
interdependen. Keempat adaptasi mode tersebut saling berhubungan. Biologis dan
fisiologis adaptasi mode berfokus pada kebutuhan dasar yang menjaga integritas
anatomi dan fisiologis individu. Stimulus yang datang dari lingkungan baik internal
maupun eksternal dikategorikan tiga yaitu: Stimulus Fokal, Kontekstual dan Residul.
Stimulus fokal adalah perubahan atau situasi yang segera berakibat terhadap
individu seperti stress, trauma atau sakit. Stimulus Kontekstual adalah stimulus lain
yang berpengaruh terhadap stimulus fokal contoh lingkungan keluarga, Stimulus
Residual adalah karakteristik, nilai, sikap individu yang berkembang dari pengalaman
masa lalu seperti nilai, pengalaman dan sifat, misalnya pengalaman menderita suatu
penyakit yang terjadi si masa lalu.
E. Pembahasan
1. Model Keperawatan
Menurut Roy, sebagai penerima asuhan keperawatan adalah individu, keluarga,
kelompok, masyarakat dipandang sebagai Holistic adaptive system dalam
segala aspek yang merupakan suatu kesatuan. System adalah suatu kesatuan
yang karena fungsinya sebagai nkesatuan untuk beberapa tujuan dan saling
keterkaitan satu dengan lainnya. System teridiri dari proses input, control, dan
output.
a. Input
Input diidentifikasi sebagai stimuli atau rangsangan yang berasal dari luar,
dapat berupa informasi, energy, lingkungan yang dapat memberikan respon
sebagai umpan balik. Terdapat tiga tingkatan stimuli yaitu :
1) Fokal stimuli yaitu stimuli yang berhadapan langsung dengan individu,
dan memberikan respon yang segera, misalnya infeksi.
2) Kontekstual stimuli yaitu stimuli baik yang beraal dari dalam maupun dari
luar individu yang dapat memberi pengaruh yang dapat diukur,
diobservasi secara objektif, misalnya anemia.
3) Residual stimuli yaitu ciri-ciri tambahan yang ada dan relevan dengan
situasi yang ada tetapi sulit untuk diobservasi dikarenakan pengalaman
yang terjadi pada masa lalu, misalnya pengalaman dirawat di rumah sakit.
b. Control

Menurut Roy, proses control adalah mekanisme koping yang dilakukan oleh
individu dalam menerima stimuli. Mekanisme control dibagi atas regulator
dan kognator yang merupakan subsistem.
1) Subsistem regulator
Subsistem regulator mempunyai komponen-komponen : input-proses dan
output. Input stimulus berupa internal atau eksternal. Transmiter regulator
sistem adalah kimia, neural atau endokrin. Banyak proses fisiologis yang
dapat dinilai sebagai perilaku regulator subsistem.
2) Subsistem kognator
Stimulus untuk subsistem kognator terdapat dari eksternal maupun
internal. Kognator kontrol proses berhubungan dengan fungsi otak dalam
memproses informasi, penilaian dan emosi. Penyelesaian masalah dan
pengambilan keputusan adalah proses internal yang berhubungan
dengan penilaian atau analisa. Emosi adalah proses pertahanan untuk
mencari keringanan, mempergunakan penilaian dan kasih sayang.
Selanjutnya Roy mengembangkan proses internal seseorang sebagai sistem
adaptasi dengan menetapkan sistem efektor, meliputi fisiologis, konsep diri,
fungsi peran dan interdependensi.
1) Fisiologis
Mode fungsi fisiologis berhubungan dengan anatomi fisiologis, meliputi;
fungsi oksigenasi (pernapasan), fungsi pencernaan dan nutrisi, fungsi
eliminasi,

aktivitas

dan

istirahat,

fungsi

proteksi/perlindungan

diri

termasuk imunitas dan integument.


2) Kosep diri
Mode konsep diri berhubungan dengan psikososial dan spiritual individu,
berhubungan dengan integritas psikis antara lain presepsi, aktivitas
mental dan ekpresi perasaan. Menurut Roy konsep diri terdiri dari dua
komponen yaitu the physical self dan the personal self.
3) Fungsi peran
Mode fungsi peran mengenal pola-pola interaksi sosial seseorang dalam
hubungannya dengan orang lain. Fokusnya pada bagaimana seseorang
dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya.
4) Interdependensi
Mode interdependensi fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi
dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.
Interdependensi

yaitu

keseimbangan

antara

ketergantungan

dan

kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya. Interdependensi

dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi
dan menerima.
c. Output
Output dari suatu system adalah perilaku, respon yang dapat diamati dan
diukur secara objektif dandilaporkan baik dari internal maupun dari luar. Roy
mengkategorikan

output

system

sebagai

respon

yang

adaptif

dan

maladaptive.
2. Paradigma Keperawatan
Menurut Roy ada empat elemen utama dari teorinya ; manusia sebagai penerima
asuhan keperawatan, konsep lingkungan, konsep sehat, dan keperawatan.
a. Manusia
Manusia menjadi focus utama dalam pemberian asuhan keperawatan, baik
individu, keluarga, kelompok, maupun masyarakat yang dipandang sebagai
holistic adaptive system.
b. Lingkungan
Lingkungan sebagai salah satu factor yang memberikan stimuli kepada
individu. Segala kondisi, keadaan yang dapat memberi pengaruh di sekitar
individu dan kelompok.
c. Sehat
Asuhan keperawatan menurut Roy adalah bertujuan meningkatkan respon
adaptif untuk meningkatkan derajat kesehatan klien.
d. Keperawatan
Tujuan dari keperawatan Roy adalah meningkatkannrespon adaptif klien,
menurunkan respon inefektif, dalam kondisi sehat maupun sakit. Untuk
mencapai tujuan tersebut, perawat harus dapat mengatur fokal stimuli,
kontekstual stimuli, dan residual stimuli pada klien.
F. Kesimpulan dan penutup
1. Roy menyampaikan bahwa secara umum tujuan pada intervensi keperawatan
adalah untuk mempertahankan dan mempertinggi perilaku adaptif dan mengubah
perilaku inefektif menjadi adaptif. Penentuan tujuan dibagi atas tujuan jangka
panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjang yang akan dicapai
meliputi : Hidup, tumbuh, reproduksi dan kekeuasaan. Tujuan jangka pendek
meliputi tercapainya tingkah laku yang diharapkan setelah dilakukan manipulasi
terhadap stimulus focal, konteksual dan residual.

2. Tugas perawat dalam konteks ini adalah membuat manipulasi lingkungan di


sekitar klien yang bertujuan memberikan stimuli-stimuli kepada klien agar dapat
memberikan respon adaptif dari klien, serta menjaga dan meningkatkan respon
adaptif klien.
3. Kelemahan dari model adaptasi Roy ini adalah terletak pada sasarannya. Model
adaptasi Roy ini hanya berfokus pada proses adaptasi pasien dan bagaimana
pemecahan masalah pasien dengan menggunakan proses keperawatan dan
tidak menjelaskan bagaimana sikap dan perilaku cara merawat (caring) pada
pasien. Sehingga seorang perawat yang tidak mempunyai perilaku caring ini
akan menjadi sterssor bagi para pasiennya
4. Model adaptasi Roy sangat mungkin akan terus berkembang, seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan tentang keperawatan masalah keperawatan
semakin kompleks dan peran keperawatan yang sangat dibutuhkan, sehingga
klien diharapkan tidak selalu bergantung pada perawat dalam beradaptasi
dengan lingkungan.
G. SUMBER PUSTAKA
Dixon, EL 1999, 'Community Health Nursing Practice and the Roy Adaptation Model',
Public Health Nursing, 16, 4, pp. 290-300, Academic Search Complete,
EBSCOhost, viewed 21 April 2015.

Maxwell, T, Givant, E, & Kowalski, M 2001, 'Exploring the Management of Bone


Metastasis According to the Roy Adaptation Model', Oncology Nursing Forum,
28, 7, p. 1173, Academic Search Complete, EBSCOhost, viewed 21 April
2015.

Patton, D 2004, 'An analysis of Roy's Adaptation Model of Nursing as used within
acute psychiatric nursing', Journal Of Psychiatric & Mental Health Nursing, 11,
2, pp. 221-228, Academic Search Complete, EBSCOhost, viewed 21 April
2015.

Anda mungkin juga menyukai