Anda di halaman 1dari 19

Modul ke:

05
Fakultas

Teknik
Program Studi

Teknik Mesin

Kontruksi Mesin
Uji Kelelahan Pada Material

Prof. (Em) Dr. Ing Darwin Sebayang


Hendi Saryanto, S.T, M.Eng
Pembuka
Daftar Pustaka
Akhiri Presentasi

Kelelahan (Fatique)
Kelelahan (Fatigue) adalah bentuk dari kegagalan yang terjadi pada struktur
yang terjadi karena beban dinamik yang berfluktuasi dibawah yield strength
yang terjadi dalam waktu yang lama dan berulang-ulang. Ingat, kata kuncinya
adalah beban dinamik, berulang, dalam jangka waktu yang lama. Fatigue crack
biasanya bermula deri permukaan yang merupakan tempat beban
berkonsentrasi. Fatigue menyerupai brittle farcture yaitu ditandai dengan
deformasi plastic yang sangat sedikit. Proses terjadinya fatigue ditandai
dengan crack awal, crack propagatin dan fracture akhir. Permukaan fracture
biasanya tegak lurus terhadap beban yang diberikan. Dua sifat makro dari
kegagalan fatigue adalah tidak adanya deformasi plastic yang besar dan
farcture yang menunjukkan tanda tanda berupa beachmark ataucamshell.
Tanda tanda makro dari fatigue adalah tanda garis garis pada pemukaan yang
hanya bisa dilihat oleh mikroskop electron.

<

MENU

AKHIRI

>

Benda yang tidak tahan terhadap fatik akan mengalami


kegagalan pada kondisi pembebanan dinamik (beban
berfluktuasi ). Mengalami kegagalan ( patah ) pada
tegangan jauh di bawah tegangan yang diperlukan
untuk membuatnya patah pada pembebanan tunggal (
statis ). Kegagalan fatik biasanya terjadi pada tempat
yang konsentrasi tegangannya besar, seperti pada ujung
yang tajam atau notch. Tidak ada indikasi awal
terjadinya patah fatik dan retakan fatik yang terjadi
bersifat halus, maka patah fatik sulit untuk dideteksi
dari awal.

<

MENU

AKHIRI

>

Faktor-faktor penyebab patah fatique


Bersadarkan Penyebab utamanya, yaitu beban
(tegangan) yang bekerja, patah Fatik tergantung
pada :
1. Besarnya tegangan maksimum yang bekerja
2. Fluktuasi tegangan yang bekerja, yaitu
besarnya amplitudo dari tegangan tegangan
yang bekerja
3. Siklus tegangan yang bekerja. Adalah
banyaknya periode pembebanan yang terjadi.
<

MENU

AKHIRI

>

Selain tegangan, faktor-faktor lain yang


dapat mempengaruhi terjadinya patah
fatik, antara lain :
1. Konsentrasi tegangan pada suatu
bagian benda.
2. Terdapatnya porositas

<

MENU

AKHIRI

>

Selain itu terdapat banyak variable lain yang juga dapat


mempengaruhi fatik seperti konsentrasi tegangan,
temperature, overload, struktur metalurgi, tegangang
sisa, dan tegangan kombinasi
Pada konstruksi dan elemen mesin yang menerima
beban dinamik, tegangan yang terjadi di dalamnya akan
berubah-ubah. Bila besarnya tegangan yang berubahubah tersebut melampaui batas lelah material maka
konstruksi atau elemen mesin akan rusak pada kurun
waktu tertentu.
<

MENU

AKHIRI

>

Jenis beban dinamik sinusoidal ditunjukkan pada


gambar berikut:

Gambar : a). Beban tegangan bolak-balik (reversed stress), b).Beban tegangan berulang (repeated
stress), c). Beban tegangan tidak beraturan (random stress).

<

MENU

AKHIRI

>

Kegagalan elemen mesin akibat beban dinamik dan statik pada umumnya
terjadi pada titik-titik dimana terdapat konsentrasi tegangan. Harga
konsentrasi tegangan (Kt) untuk beberapa bentuk perubahan geometri sudah
banyak diteliti dan beberapa buku sudah memuat grafik harga konsentrasi
tegangan untuk berbagai macam bentuk perubahan geometri. perancang
dituntut untuk menghasilkan suatu produk dengan kriteria yang baik, kondisi
kerja dengan kecepatan dan temperatur yang tinggi, beban yang besar, waktu
pengoperasian yang lebih lama serta biaya yang relatif murah. Untuk
mencapai hal tersebut, perancang harus jeli dalam menghindari kegagalan
akibat patah lelah. Sebagian besar kegagalan pada komponen mesin atau
elemen mesin adalah patah lelah yang disebabkan oleh beban dinamik
(Chandra,2009). Kegagalan patah lelah timbul karena adanya tegangan yang
berfluktuasi secara periodik. Jika spesimen berputar, bagian atas selalu
mengalami beban tekan dan bagian bawah akan mengalami bagian tarik
dengan besar yang sama, sehingga setiap titik pada permukaan specimen
mengalami tegangan bolak balik yang menyerupai garis sinusoidal seperti
dijelaskan pada gambar diatas.
<

MENU

AKHIRI

>

Agar elemen mesin tidak gagal akibat patah lelah, maka


elemen tersebut haruslah dirancang berdasarkan
kriteria patah lelah. Perancangan elemen mesin
berdasarkan berdasarkan kriteria patah lelah dapat
mencegah terjadinya patah lelah atau jika patah lelah
tidak dapat dihindari, maka metode perancangan ini
dapat memberikan kisaran umur elemen mesin dalam
jumlah jam operasi. Dengan diketahuinya perkiraan
umur elemen mesin, maka dapat diambil tindakan
untuk mencegah kerusakan elemen mesin dengan jalan
mengganti elemen mesin dengan yang baru.

<

MENU

AKHIRI

>

Kekuatan Lelah Beban Lentur Berputar


A. Whler seorang insinyur kereta api di Jerman membuat mesin
uji lelah yang dapat memberikan beban yang diulang-ulang.
Whler menemukan beberapa fakta penting tentang fenomena
patah lelah, yaitu :
1. Faktor utama yang mempengaruhi patah lelah adalah
pengulangan beban yang terjadi selama pengujian dan bukan
waktu pengujian.
2. Besi dan baja dapat menahan beban yang diulang-ulang
beberapa kalipun tanpa mengalami patah lelah, asal tegangan
yang terjadi dalam besi dan baja tersebut tidak melebihi
suatu harga tertentu. Untuk beban yang menimbulkan
tegangan bolak balik yang diulang-ulang, tegangan batas yang
tidak menimbulkan patah lelah tersebut kemudian dinamakan
kekuatan lelah.
<

MENU

AKHIRI

>

Kemudian R.R Moore membuat mesin uji lelah


dengan beban lentur bolak balik seperti gambar
berikut :

Gambar : Mekanisme mesin uji lelah R. R Moore

<

MENU

AKHIRI

>

Dalam merancang suatu komponen, untuk menentukan tegangan aman yang


di izinkan, para perekayasa sering menggunakan cara estimasi umur fatik
dengan menggunakan pendekatan tegangan. Metode ini merupakan cara
konvensional dan paling simpel, mudah dilakukan untuk aplikasi perencanaan,
sangat baik diterapkan pada kondisi pembebanan elastis, mampu menunjukan
batas rentang pakai yang aman (safe life) bahkan tak hingga (infinite life). serta
sangat tepat untuk perencanaan komponen pada kondisi fatik siklus tinggi.
Namun perlu diperhatikan bahwa metode ini tidak cocok untuk kondisi fatik
siklus rendah karena metode ini tidak dapat menghitung pengaruh teganganregangan sebenarnya pada saat terjadi deformasi peluluhan lokal, terbatas
hanya pada material logam terutama baja karena pada material tertentu tidak
dapat menunjukan respon data yang tepat bila menggunakan pendekatan ini.
Syarat utama untuk menggunakan metode pendekatan tegangan mengacu
pada asumsi perhitungan mekanika benda padat bahwa komposisi material
idealnya homogen, kontinyu dan bebas cacat atau bebas retak. Tujuan utama
menggunakan pendekatan ini pada perencanaan komponen adalah untuk
mendapatkan umur pakai aman bahkan tak hingga.
<

MENU

AKHIRI

>

Kurva S N
Grafik S-N adalah grafik yang didapat dari hasil
pengujian fatik yang merupakan grafik hubungan antara
kekuatan fatik dan jumlah siklus pembebanan. Grafik SN memberikan banyak informasi sifat fatik karena pada
saat pengujian, dimasukkan faktor geometri, perlakuan
permukaan, kondisi pembebanan, temperatur dan
proses perlakuan material. Kekurangan grafik S-N
adalah tidak dapat memprediksi deformasi plastis lokal
dan efek dari tegangan rata-rata.

<

MENU

AKHIRI

>

Contoh grafik S-N

Gambar : Grafik hasil pengujian lelah (fatigue test)


<

MENU

AKHIRI

>

Kurva S N merupakan kurva eksperimental hasil percobaan uji


lelah, dengan memberikan beban yang berbeda-beda pada
spesimen yang sama untuk memberikan tegangan yang berbeda
pada daerah di atas dan tepat di bawah batas kekuatan lelah.
Suatu cara umum untuk membuat kurva S N adalah dengan
memasang spesimen-spesimen yang sama pada mesin uji lelah
R.R Moore, dengan memberikan beban yang berbeda-beda untuk
memberikan tegangan yang berada pada daerah di atas dan tepat
di bawah batas ketahanan lelah. Data pengujian yang diperoleh
diplot pada koordinat log-log seperti yang ditunjukkan oleh kurva
S N mewakili data pengujian lelah.

<

MENU

AKHIRI

>

Dari grafik diatas terdapat informasi mengenai karakteristik fatik


dari material, sumbu horizontal menunjukkan data jumlah siklus
pembebanan dan sumbu vertikal menunjukkan kekuatan fatik.
Pada rentang siklus 107 sampai 108 dapat diamati ada tiga buah
data spesimen yang diberi tanda panah. Arti tanda ini adalah
spesimen belum patah pada saat pengujian dihentikan. Kondisi
ini dinamakan batas ketahanan material dalam menerima beban
fatik (endurance limit). Tingkat tegangannya dinamakan tegangan
endurance (e). Untuk merencanakan komponen yang memiliki
umur pakai aman atau bahkan umur tak hingga maka tingkat
tegangan yang diaplikasikan harus dibawah batas tegangan
endurance nya.

<

MENU

AKHIRI

>

Konsentrasi Tegangan
Faktor Konsentrasi Tegangan Teoritik, Kt
Konsentrasi tegangan merupakan hal yang sangat penting
dipahami karena sebenarnya kegagalan lelah terjadi pada titik di
mana terdapat konsentrasi tegangan yang tinggi pada elemen
mesin seperti pada alur, takik, lubang, ulir, alur pasak, dan
sebagainya. Artinya tegangan yang terjadi pada potongan yang
melalui tempat konsentrasi tegangan, mempunyai harga yang
melebihi harga tegangan nominal teoritik. Beberapa literatur
telah menampilkan harga faktor kosentrasi tegangan untuk
berbagai jenis pembebanan. gambar dibawah adalah grafik harga
factor kosentrasi tegangan teoritik untuk poros beralur yang
mendapat beban bending.
<

MENU

AKHIRI

>

Daftar Pustaka
Chandra, Devi. Kaji Eksperimen Peningkatan Umur Lelah Poros Beralur dengan
Penambahan Alur Bantu, Jurnal Teknik A No.32 Vol.1 Thn. XVI,ISSN: 0854-8471,
2009.

<

MENU

AKHIRI

Terima Kasih
Darwin Sebayang

Anda mungkin juga menyukai