Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
JUDUL PENELITIAN
Analisis
Perancangan
Sistem
Ventilasi
untuk
Pengendalian
B.
tambang bawah tanah baru yaitu DMLZ (Deep Mill Level Zone) and GBC
(Grasberg
Block
Cave)
yang
nantinya
diharapkan
akan
dapat
ini dilakukan melalui pengenceran (dilusi) dengan udara bersih. Oleh karena itu
dalam penulisan ini akan dibahas mengenai analisis perancangan sistem
ventilasi yang dapat mengendalikan gas radon tersebut.
C.
TUJUAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1)
2)
3)
4)
ventilasi
setelah
D.
LANDASAN TEORI
tak
stabil
Polonium-218
(padatan)
sampai
akhirnya
berasal
dari
lapisan
tanah
bagian
atas.
Besarnya
batuan
granit
yang
kaya
dengan
uranium
diperoleh
ventilasi
adalah
salah
satu
metode
yang
di
terhadap
sistem
ventilasi
yang
ada,
yaitu
tinggi ke rendah.
Udara akan lebih banyak mengalir pada jalur ventilasi dengan
resistansi yang lebih kecil dibandingkan dengan jalur dengan
salah satu acuan dari suatu standar udara tambang bawah tanah,
diantaranya :
tambang.
Melarutkan gas-gas beracun dan berbahaya.
Menurunkan tempertur sampai pada temperatur yang nyaman
untuk bekerja.
Menyingkirkan atau menghisap debu di dalam tambang bawah
3. Standar Kualitas Udara Tambang Bawah Tanah
Komposisi Udara segar normal yang dialirkan pada ventilasi
tambang terdiri dari: Nitrogen, Oksigen, Karbondioksida, Argon dan
Gas-gas lain seperti terlihat pada tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Udara Segar Normal
Unsur
Nitrogen (N2)
78,09
75,53
Oksigen (O2)
20,95
23,14
Karbondioksia (CO2)
0,03
0,046
0,93
1,284
Dalam
perhitungan
ventilasi
tambang
selalu
dianggap
bahwa udara segar normal terdiri dari Nitrogen 79% dan Oksigen
21%. Disamping itu selalu dianggap bahwa udara segar akan selalu
mengandung karbondioksida (CO2) sebesar 0,03%. Demikian pula
perlu
diingat
bahwa
udara
dalam
ventilasi
tambang
selalu
mengandung uap air dan tidak pernah ada udara yang benar-benar
kering. Oleh karena itu akan selalu ada istilah kelembaban udara
3.1
manusia.
Pada
pernafasannya,
manusia
akan
menjadi
oksihaemoglobin
yang
akan
Gas-Gas Pengotor
Ada beberapa macam gas pengotor dalam udara tambang
bawah tanah. Gas-gas ini berasal baik dari proses-proses yang
Radon
Radon
bersifat
sangat
toksik,
dikarenakan
sifat
merupakan
gas
yang
tidak
yang
sangat
mematikan
karena
sifatnya
yang
Hidrogen
tidak
sering digunakan.
Lower Explosive Limit
Lower Explosive Limit (LEL) gas merupakan konsentrasi
minimal dari gas yang ada di udara sehingga menyebabkan
dia bisa terbakar. Jika suatu gas terdiri dari beberapa unsur,
maka nilai LEL nya merupakan nilai campuran, karena gas
detektor berfungsi untuk pendeteksi terhadap kebocoran gas
sebelum terjadinya kecelakaan, jadi tidak mungkin setting gas
detector di ambil dari 100% LEL gas. Untuk % LEL adalah
standar untuk menentukan kepekaan gas detector.Biasanya di
banyak referensi standar, bahwa untuk LLG (Low Level Gas)
nilai dari gas detector adalah sekitar 20% LEL gas.S edangkan
HLG (High Level Gas) nilai dari gas detector adalah sekitar 50
65 % LEL.Jadi kesimpulannya tergantung pada gas atau
fluida itu sendiri dan LEL tidak memiliki sifat yang spesifik
karena bukan merupakan unsure kimia.
E.
Data sekunder
Data sekunder adalah data pendukung yang digunakan
sebagai pelengkap, yang meliputi geologi regional daerah
Program
Hasanuddin,
Studi
setelah
Teknik
melalui
Pertambangan
penyempurnaan
Universitas
berdasarkan
F.
No.
Kegiatan
1.
Persiapan
Studi Literatur dan
Diskusi
Pengambilan Data
Lapangan
Pengolahan dan Analisis
Data
2.
3.
4.
G.
5.
Penyusunan Laporan
6.
Seminar
PENUTUP
bagi pihak PT. Freeport Indonesia. Besar harapan saya agar kiranya
proposal ini ditanggapi dengan baik, dan kesempatan yang diberikan oleh
pihak perusahaan tentunya akan dimanfaatkan semaksimal mungkin.
H.
DAFTAR PUSTAKA
10