Anda di halaman 1dari 4

Nama

: Shintia Hasrizal Putri

NIM

: 1407105039

Fakultas

: Peternakan

Latar Belakang
Manusia tercipta dari gen dengan kekuatan evolusioner yang membentuknya dan
membentuk diri manusia. Semua spesies lain dibumi mengabdi pada materi genetis kita masingmasing yang pada gilirannya telah dirobah oleh mutasi dan rekombinasi dan terbentuk melalui
seleksi alam secara kontingen ( bisa terjadi tapi tak pasti terjadi ). Hal ini berdampak pada
struktur keyakinan manusia. Gen mempengaruki tampilan fisik, prilaku, kesehatan, bahkan
ketakutan dan hasrat. Gen menjadi alas an jasmani untuk makan dan tidur, memerangi dan
mencintai, membenci dan mengayomi, serta menjalin hubungan untuk berketurunan. Manusia
ada berdasarkan siklus reproduksi yang saling berkesinambungan dengan sedemikian
mendasarnya sehingga mengaburkan perbedaan antara yang sstu dengan yang lainnya.
Kesejahteraan fisik yang diperoleh dari gen akan menurun jika telah melewati masa
produktif. Tampilan fisik pada dasarnya sudah dikodekan dalam gen (DNA) kita. Gen dalam
tubuh kita terletak dalam inti sel, dalam kromosom, yang tersusun dari untaian rantai DNA. DNA
sendiri tersusun atas urutan pasangan basa (kode genetik) yang menyimpan semua informasi
tentang bagaimana tubuh kita terbentuk, organ-organ bekerja, hingga tampilan luar tubuh kita.
Keragaman pada manusia (begitu juga pada spesies lain) dapat ditelusuri melalui perbedaan
urutan basa dalam DNA. Ada lebih dari 2 milyar pasangan basa yang menyusun rantai DNA.
Jika rantai DNA yg terpilin dalam bentuk kromosom itu diurai, maka ia akan membentang
sepanjang 1,8 m. Dari sudut pandang genetika, menusia, apapun rasnya adalah >99% identik,
meskipun perbedaan itu hanya 0,00 sekian %, tidak ada gen yang persis sama.
Semakin banyak genetic markerkhas yang terdapat dalam suatu ras atau spesies, makin
beragamkarakteristik individu penyusunnya. Keragaman genetik (genetic diversity) semakin
berkurang dengan adanya migrasi. Ketika sekelompok kecil dari nenek moyang kita bermigrasi
ke daerah baru, pada dasarnya mereka membawa dalam diri mereka sample yang lebih kecil

dari genetic diversity komunitasasal. Di daerah tropis seperti Afrika dan Indonesia, umumnya
memiliki warna kulit sawo matang dan cenderung gelap. Hal ini terjadi karena iklimnya yang
panas dan sangat sering terkena paparan sinar matahari sehingga kulit beradaptasi agar dapat
terlindung dari kerusakan yang terjadi akibat paparan sinar matahari yang mengandung sinar
ultra violet. Karena itu, semakin gelap warna kulit maka ia akan semakin terlindungi terhadap
sinar ultraviolet yang mana sinar tersebut dapat menyebabkan berbagai masalah kulit bahkan
kanker kulit.
Tujuan
Mengetahui asal usul manusia.
Mengetahui pengaruh lingkungan terhadap manusia.
Mengetahui kaitan adaptasi genetic fisiologi manusia.
Pembahasan
Manusia tercipta dari gen dengan kekuatan evolusioner yang membentuknya dan
membentuk diri manusia. Semua spesies lain dibumi mengabdi pada materi genetis kita masingmasing yang pada gilirannya telah dirobah oleh mutasi dan rekombinasi dan terbentuk melalui
seleksi alam secara kontingen ( bisa terjadi tapi tak pasti terjadi ). Hal ini berdampak pada
struktur keyakinan manusia. Gen mempengaruki tampilan fisik, prilaku, kesehatan, bahkan
ketakutan dan hasrat. Gen menjadi alas an jasmani untuk makan dan tidur, memerangi dan
mencintai, membenci dan mengayomi, serta menjalin hubungan untuk berketurunan. Manusia
ada berdasarkan siklus reproduksi yang saling berkesinambungan dengan sedemikian
mendasarnya sehingga mengaburkan perbedaan antara yang sstu dengan yang lainnya.
Adaptasi merupakan konsep sentral dalam ekologi kesehatan, yaitu penyesuaian dan
perubahan yang memungkinkan suatu populasi untuk menjaga atau memelihara dirinya sendiri
dalam lingkungannya. Karena hubungan dengan lingkungan dan ekologi berubah seiring waktu
karena adaptasi merupakan proses yang terus menerus. Adaptasi meliputi baik kontinuitas dan
perubahan retensi dari sifat yang dapat bertahan hidup dan seleksi untuk varian yang
menguntungkan.
Adaptasi meliputi kejadian evolusi mayor, pertumbuhan individu, dan tingkah laku serta
perubahan fisiologis tetap, hanya beberapa jam atau beberapa menit. Adaptasi secara tidak

langsung menunjukkan antitesisnya yaitu jika pada suatu jalan, suatu fungsi bersifat adaptif,
lainnya akan kurang adaptif atau maladaptif di bawah kondisi yang sebanding. Sebagai contoh
kemapuan untuk memacu kecepatan jantung dan respirasi saat seseorang lari akan adaptif jika
mampu meningkatkan ketersediaan energi dan oleh karena itu dapat melakukan beberapa
aktivitas seperti melarikan diri dari b ahayua atau menangkap mangsa. Ketidakmampuan untuk
melakukan aktivitas semacam akan relatif adaptif karena akan membatasi bentuk hidup
seseorang.
Komponen yang penting dari adaptasi adalah menyusun hubungan dalam suatu sistem
ekologi, terutama hubungan yang mempengaruhi kesehatan organisme saling mempengaruhi satu
sama lainnya dan saat umpan balik berperan dalam merubah tingkat kesehatan mortalitas dan
reproduksi, kode informasi berperan yang menanggapi umpan balik ini. Pada manusia, baik kode
genetik untuk proses biokimia dan kode kultural untuk teknologi, sosial dan proses kognitif.
Kedua macam kodse tersebut merupakan mekanisme untuk survival.
Pada tingkat fungsional, semua respon adaptasi organisme atau individu dilakukan untuk
mengembalikan homeostatis internal, sehingga terjaganya keseimbangan dinamis. Homeostatis
merupakan fungsi dari interaksi dinamis, mekanisme umpan balik, dimana stimulus yang
diberikan memberikan respon yang bertujuan mengembalikan keseimbangan awal. Adaptasi
fungsional meliputi perubahan dalam fungsi sistem organ, fisiologi, histologi, morfologi, dan
komposisi biokimia, hubungan anatomi, dan komposisi badan, baik bebas ataupun menyatu
dengan organisme secara keseluruhan Perubahan ini dapat terjadi melalui
a.

Aklimatisasi

Yaitu perubahan yang terjadi dalam hidup suatu organisme yang mengurangi ketegangan yang
disebabkan oleh perubahan tekanan pada iklim alam atau stress lingkungan yang kompleks. Jika
ciri adaptif menyertai selama periode pertumbuhan organisme, proses ini disebut adaptasi
perkembangan atau aklimatisasi perkembangan.
b.

Akllimasi

Yaitu perubahan biologis adaptif yang terjadi sebagai respon terhadap stress induksi
eksperimental tunggal daripada stress kompleks sebagaimana terjadi pada aklimatisasi.

c.

Habituasi

Yaitu reduksi gradual dari respon terhadap atau persepsi dari stimulasi yang berulang-ulang.
Dalam waktu lama, habituasi merupakan penurunan respon syaraf yang normal, misalnya
pengurangan sensasi nyeri. Perubahan dapat terjadi untuk keseluruhan organisme (habituasi
umum), ataupun dapat spesifik untuk bagian tertentu dalam organisme (habituasi spesifik).
Habituasi tergantung pada pembelajaran dan pengkondisian yang memungkinkan organisme
untuk memudahkan respon yang telah ada terhadap stimulus baru.

Anda mungkin juga menyukai