Anda di halaman 1dari 49

BRONKOPNEUMONIA

Huzaipi Pratama
1407101030291

BAB I
PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHU
LUAN

Tinjauan Pustaka

Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis adalah


peradangan

pada

parenkim

paru

yang

melibatkan

bronkus/bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercakbercak (patchy distribution).


Konsolidasi

bercak

berpusat

disekitar

bronkus

yang

mengalami peradangan multifokal dan biasanya bilateral

AMERIKA
13%
dari
seluruh
penyakit
infeksi pada
anak
di
bawah umur
2 tahun.(1)

SPANYOL
Angka
kematian
akibat
pneumonia
mencapai
25%.(2)

INDONESIA

Prevalensi
pneumonia
pada
bayi di Indonesia
adalah 0,76%

Sedangkan
prevalensi
pada
anak balita (1-4
tahun)
adalah
1,00%.(3)

1.
2.
3.

WHO
WHO
RISKESDAS
2007

Bronkopneumonia lebih sering menyerang bayi dan anak kecil.


Hal ini dikarenakan respon imunitas mereka masih belum
berkembang dengang baik.
Tercatat bakteri tersering penyebab bronkopneumonia pada
bayi

dan

anak

adalah

Haemophilus influenzae.

Streptococcus

pneumonia

dan

BAB I
PENDAHULUAN

BAB II
LAPORAN
KASUS

Identitas Pasien

Nama
: MD
Tanggal Lahir : 29 Januari 2008
Umur
: 8 Tahun 1 Bulan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Suku
: Aceh
Agama
: Islam
Alamat
: Lubok Batee, Ingin Jaya, Aceh Besar
No CM
: 1-01-95-29
Tanggal Masuk RS: 19 Maret 2016
Tanggal Keluar RS: 26 Maret 2016

Anamnesis

Keluhan Utama : Sesak nafas


Keluhan Tambahan : Batuk berdahak, demam
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 1 hari yang lalu dan
memberat malam ini. Sesak nafas tidak dipengaruhi oleh aktifitas dan cuaca.
Menurut pengakuan orang tua pasien sesak semakin memberat dari hari ke
hari. Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak dalam 1 bulan yang ini. Batuk
di mulai dengan batuk kering yang semakin hari semakin memberat dan lama
kelamaan batuk menjadi berdahak dengan dahak berwarna putih. Orang tua
pasien mengatakan pasien juga mengalami demam berulang yang tidak
terlalu tinggi naik turun selama 2 minggu ini. Demam turun jika diberikan obat
penurun panas. Buang air besar frekuensi 1 kali sehari dengan konsistensi
lunak berwarna kuning. Buang air kecil frekuensi 2-3 kali sehari dengan
volume sekali buang air kecil kira-kira setengah botol aqua sedang ( sekitar

Riwayat
Penyakit
Dahulu

Pasien sudah pernah memiliki riwayat sesak napas sebelumnya 1


minggu yang lalu. Riwayat asma tidak ada. Riwayat batuk lama
tidak ada.

Nebule
Riwayat
Penggun
aan Obat

Riwayat
Penyakit
Keluarga

Riwayat
Kehamila
n

Ventoline
Paracetamol
Syr
Keluarga tidak ada yang mengeluhkan keluhan seperti pasien. Tidak ada
anggota keluarga yang menderita batuk lama. Tidak ada riwayat asma
dan alergi.
Ibu pasien ANC teratur ke bidan dan dokter spesialis kandungan. Saat
hamil ibu pasien mengaku tidak menderita sakit apapun.

Riwayat
Persalin
an

Pasien lahir secara sectio caesarea dan cukup bulan. Berat badan lahir
3900 gr. Pasien merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.

Riwayat
Imunisa
si

Pasien sudah pernah mendapatkan imunisasi namun tidak


lengkap dan keluarga pasien tidak ingat imunisasi apa saja yang
sudah diberikan.

Riwayat
Nutrisi

0 6 bulan : ASI
6 23 bulan
: ASI + MP
23 sekarang : Susu formula + Makanan
biasa

Status Gizi

U
BB
TB
BBI

:
:
:
:

8 tahun 1 bulan
18 kg
105 cm
17 Kg

BB/U : BB: 18 Kg = 18/25,5 x100% = 71 %


( >P90 )
TB/U : TB: 125 cm =105/129 x 100% = 81 %
( <P3)
BB/TB : BBS/BBIx100% = 18/17 x100% = 105%
( %median >90 = Gizi Baik )
Status Gizi (BMI) : 18 kg /(1,05 m) 2 = 19,8
(>P90)
HA

: 4 tahun 5 bulan

Kebutuhan Cairan
: 1000 + 50 (8) ml/ hari
= 1400 ml/ hari

Kebutuhan Protein : 1 x 18 kg
= 18 gr/ Hari
Kebutuhan Kalori
: 70 x 18 kg
= 1260 Kkal/Hari

Vital Sign

Vital
Sign
IGD

Vital
Sign
Ruangan

110
x/menit

120
x/menit

40 x/menit

37,0 C

34 x/menit

37,0 C

Pemeriksaan
Fisik

Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos Mentis
Status General
Kulit
Warna: Sawo matang.
Turgor : cepat kembali.
Sianosis
: tidak ada.
Ikterus
: tidak ada.
Oedema
: tidak ada.
Kepala
Bentuk
: normocephali.
Rambut
: hitam, distribusi merata dan tidak mudah
dicabut.
Wajah : simetris, edema dan deformitas tidak dijumpai.

Mata : konjungtiva hiperemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil


bulat
isokor 3 mm/ 3 mm, refleks cahaya langsung (+/+),
dan
refleks cahaya tidak langsung (+/+).
Telinga
: daun telinga normal, tidak ditemukan adanya
tanda tanda
peradangan, serumen minimal (-/-).
Hidung
: bentuk normal, secret minimal (+/+),nafas
cuping hidung (-)
Mulut : bibir normal. Koplik spot tidak ada.
Tonsil
: hiperemis (-/-), T1 /T1.
Faring
: hiperemis (-/-)
Leher
Inspeksi
: Tidak ada pembesaran KGB.
Palpasi
: TVJ (N) R-2 cm H2O, pembesaran KGB tidak ada.

Pemeriksaan
Fisik

Thoraks
Inspeksi
Statis : simetris, bentuk normochest.
Dinamis
: simetris, pernafasan thorakoabdominal, retraksi
suprasternal dan retraksi interkostal tidak
dijumpai.
Paru Depan
Inspeksi
: Simetris saat statis dan dinamis, tidak ada jejas
di dada
Kanan
Kiri

Paru Belakang
Inspeksi
: Simetris saat statis dan dinamis, tidak ada jejas
di dada
Kanan

Kiri

Palpasi

Stem fremitus normal, nyeri

Stem fremitus normal, nyeri tekan

Perkusi

tekan tidak ada,


Sonor

tidak ada
Sonor

Auskultasi

Vesikuler Normal (+),

Vesikuler Normal (+),

Palpasi

Stem fremitus normal, nyeri

Stem fremitus normal, nyeri tekan

Ronki basah halus (+), wheezing

Ronki basah halus (+), wheezing

Perkusi

tekan tidak ada,


Sonor

tidak ada
Sonor

(-)

(-)

Auskultasi

Vesikuler Normal (+)

Vesikuler Normal (+),

Ronki basah halus (+), wheezing

Ronki basah halus (+), wheezing

(-)

(-)

Pemeriksaan
Fisik

Jantung
Inspeksi
Palpasi

: Iktus kordis terlihat di ICS V.


: Iktus kordis teraba di ICS V linea
midklavikula sinistra.
Perkusi : Batas jantung atas : ICS III sinistra.
Batas jantung kiri : ICS V satu jari di dalam
linea midklavikula sinistra.
Batas jantung kanan : ICS IV di linea
parasternal dekstra.
Auskultasi : BJ I > BJ II, reguler, murmur tidak
terdengar.
Abdomen
Inspeksi : Bentuk tampak simetris, keadaan di dinding perut:
Sikatrik tidak ada, pelebaran vena, kulit kuning
tidak ada,
distensi tidak ada, darm steifung tidak ada,
darm kontur tidak ada.
Auskultasi : Peristaltik usus normal, bising pembuluh darah
tidak

Palpasi
: Nyeri tekan dan defans muskular tidak
dijumpai.
Hepar : Tidak teraba.
Lien : Tidak teraba.
Ginjal : Ballotement negatif
Perkusi
: Batas paru-hati relatif di ICS V, batas paru-hati
absolut di
ICS VI, suara timpani di semua lapangan
abdomen.
Pinggang: nyeri ketok kostovertebrae tidak
ada.
Genitalia : Tidak diperiksa.
Anus : Tidak diperiksa.
Tulang Belakang : Simetris, nyeri tekan (-).
Ekstremitas
: Akral hangat, pucat tidak ada, udem
tidak ada.

Pemeriksaan
Fisik

Pemeriksaan Neurologis :
Fungsi Motorik :
Tungkai

Lengan

Pemeriksaan

Kanan

Kiri

Kanan

kiri

Gerakan

Segala arah

Segala arah

Segala arah

Segala arah

Kekuatan

Tonus

Eutoni

Eutoni

Eutoni

Eutoni

Klonus

Refleks fisiologis

Refleks patologis

Fungsi sensorik
: dalam batas
normal
Fungsi nervi kraniales
: dalam batas
normal
gejala rangsang meningeal : kaku kuduk (-),
Brudzinsky I,
II (-), Kernig
sign (-)

Pemeriksaan
Laboratorium
Jenis Pemeriksaan

Hasil :
19-03-2016

Nilai Rujukan

Hematologi
Hemoglobin

12,2 g/dL

12,0-14,5 g/dL

Hematokrit

36 %

45-55 %

Eritrosit

5,1 x 106/mm3

4,7-6,1 x 106/mm3

Trombosit

304 x 103/mm3

150-450 x 103/mm3

Leukosit

15,2 x 103/mm3

4,5-10,5 x 103/mm3

Eosinofil

0%

0-6 %

Basofil

0%

0-2 %

Netrofil Segmen

0%

50-70 %

Netrofil batang

90 %

2-6 %

Limfosit

7%

20-40 %

Monosit

3%

2-8 %

Hitung Jenis

Diagnosis Kerja

Bronkopneumonia

Penatalaksanaa
n

- O2 3 L/menit dengan face mask


- IVFD 2:1 15 gtt/i makro
- Inj cefotaxime 600 mg/8 jam
- Paracetamol syr 3 x cth II
- Ambroxol syr 3 x cth
- Nebule ventolin 1 resp/ 8 jam
- Nebule NaCl 3% 1 cc/12 jam
- Diet MII 1400 kkal dengan 30 gram
protein

Planning

- Foto thorax
- Kultur sputum
- Kultur darah

Prognosis

Quo ad
vitam

Quo ad
functiona
m

Quo ad
sanactiona
m

Dubia ad bonam

Dubia ad bonam

Dubia ad bonam

Follow up Harian
19/03/2016

Dokter/

S/ Pasien mengeluh sesak

Th/

Respirologi

napas, demam (+), batuk

Anak

berdahak (+)
O/

mask)
-

HR : 106 x/i
RR : 42 x/i

Paracetamol syr 3 x
cth II

basah halus (+/+),


vesikuler(+/+)

Inj. Cefotaxime 600


mg/8 jam

Retraksi epigatrium
intercostal (+), rhonki

IVFD 2:1 15 gtt


makro

T : 36,50C
Thoraks:

O2 3 L/menit (face

Ambroxol syr 3 x cth

Cetirizin syr 2 x cth 1

Nebule ventolin 1

A/ Bronkopnemonia

resp/ 8 jam
-

Nebule pulmicort 1
resp/12 jam

Diet mII 1400 kkal


dengan 30 gr protein

Dr. dr. Bakhtiar, Sp. A

20/03/2016

Dokter/

S/ Sesak nafas (+), demam

Respirologi

(-), batuk berdahak (+)

Th/
-

anak

O2 3 L/menit dengan
face mask

O/

HR: 110 x/i


RR: 38 x/i

makro
-

T: 36,70C
Thoraks:

Paracetamol syr 3 x
cth II

halus (+/+), vesikuler(+/+)

A/ Bronkopneumonia

Inj cefotaxime 600


mg/8 jam

Retraksi epigatrium
intercostal (-), rhonki basah

IVFD 2:1 15 gtt/i

Ambroxol syr 3 x cth

Cetirizin syr 2 x cth 1

Nebule ventolin 1
resp/ 8 jam

Nebule pulmicort 1
resp/12 jam

Diet mII 1400 kkal


dengan 30 gr protein

Dr. dr. Bakhtiar, Sp. A

21/03/2016

Dokter/

S/ Sesak nafas berkurang,

Respirologi

batuk berdahak (+)

Th/
-

anak

O2 3 L/menit dengan face


mask

O/
HR: 98 x/i

IVFD 2:1 15 gtt/i makro

Inj cefotaxime 600 mg/8

RR: 28 x/i

jam

T: 36,3 0C

Paracetamol syr 3 x cth II

Thoraks:

Ambroxol syr 3 x cth

Retraksi epigatrium

Cetirizin syr 2 x cth 1

intercostal (-), rhonki basah

Nebule ventolin 1 resp/ 8

halus (+/+), vesikuler(+/+)


A/ Bronkopneumonia

jam
-

Nebule NaCl 3% 1
cc/12 jam

Diet mII 1400 kkal


dengan 30 gr protein

Dr. dr. Bakhtiar, Sp. A

22/03/2016

Dokter/

S/ Sesak berkurang dan batuk

Respirologi

berdahak (+)

Th/
-

Anak
O/
HR: 11A0 x/i
RR: 34 x/i
T: 36,1 0C
Thoraks:
Retraksi epigatrium intercostal
(-), rhonki basah halus (+/+),
vesikuler(+/+)
A/ Bronkopneumonia

O2 3 L/menit dengan face


mask

IVFD 2:1 15 gtt/i makro

Inj cefotaxime 600 mg/8


jam

Paracetamol syr 3 x cth II

Ambroxol syr 3 x cth

Cetirizin syr 2 x cth 1

Nebule NaCl 3% 1 cc/12


jam

Diet mII 1400 kkal dengan


30 gr protein

Dr. dr. Bakhtiar, Sp. A

23/03/2016

Dokter/

S/

Respirologi
Anak

Th/
-

O/

O2 3 L/menit dengan face


mask (k/p)

HR: 100 x/i

IVFD 2:1 15 gtt/i makro

RR: 24 x/i

Inj cefotaxime 600 mg/8

T: 35,5 0C

Thoraks:
Retraksi epigatrium
intercostal (-), rhonki basah
halus (+/+), vesikuler(+/+)
A/ Bronkopneumonia

jam
-

Paracetamol syr 3 x cth II

Ambroxol syr 3 x cth

Cetirizin syr 2 x cth 1

Ampicilin 350 mg/6 jam

Nebule NaCl 3% 1
cc/12 jam

Diet mII 1400 kkal


dengan 30 gr protein

Dr. dr. Bakhtiar, Sp. A

24/03/2016

Dokter/

S/

Respirologi
Anak

Th/
-

O/
HR: 84 x/i
RR: 24 x/i
T: 36,4 0C
Thoraks:
Retraksi epigatrium intercostal
(-), rhonki basah halus (+/+),
vesikuler(+/+)

O2 3 L/menit dengan face


mask

IVFD 2:1 15 gtt/i makro

Inj cefotaxime 600 mg/8


jam

Paracetamol syr 3 x cth II

Rhinofed III 3 x 1 tab

Ambroxol 90 3 x 1 tab

Nebule NaCl 3% 1 cc/6


jam

A/ Bronkopneumonia

Diet mII 1400 kkal dengan


30 gr protein

Dr. dr. Bakhtiar, Sp. A

25/03/2016

Dokter/

S/ Batuk berdahak (+)

Respirologi
Anak

Th/
-

O/
HR: 121 x/i
RR: 22 x/i
T: 36,6 0C
Thoraks:
Retraksi epigatrium intercostal
(-), rhonki basah halus (+/+),
vesikuler(+/+)

O2 3 L/menit dengan face


mask (k/p)

IVFD 2:1 15 gtt/i makro

Paracetamol syr 3 x cth II

Cefixime syr 2 x cth I

Ambroxol 90 3 x 1 tab

Diet mII 1400 kkal


dengan 30 gr protein

Dr. dr. Bakhtiar, Sp. A


A/ Bronkopneumonia

BAB I
PENDAHULUAN

BAB III
ANALISA
KASUS

Defenis
i

Bronkopneumonia disebut juga pneumonia


lobularis adalah peradangan pada parenkim
paru yang melibatkan bronkus/bronkiolus yang
berupa distribusi berbentuk bercak-bercak
(patchy
distribution).
Konsolidasi
bercak
berpusat disekitar bronkus yang mengalami
peradangan multifokal dan biasanya bilateral.
- Bakteri
- Virus
- Jamur

Etiologi

Mekanisme Pertahanan
Tubuh

1. Susunan anatomis rongga hidung.


2. Jaringan limfoid di nasofaring.
3. Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius
dan sekret lain yang dikeluarkan oleh sel epitel tersebut.
4. Refleks batuk.
5. Refleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang
terinfeksi.
6. Drainase sistem limfatis dan fungsi menyaring kelenjar limfe regional.
7. Fagositosis aksi limfosit dan respon imunohumoral terutama dari Ig A.
8. Sekresi enzim enzim dari sel-sel yang melapisi trakeo-bronkial yang
bekerja sebagai antimikroba yang non spesifik

Jika tidak berhasil

1. Stadium I (4 12 jam
pertama/kongesti)
Disebut hiperemia
2. Stadium II (48 jam berikutnya)
Disebut hepatisasi merah

3. Stadium III (3 8 hari)


Disebut hepatisasi kelabu
4. Stadium IV (7 11 hari)
Disebut juga stadium resolusi

Patofisiologi

Manifestasi Klinis

Gambaran klinis bronkopneumonia pada bayi dan anak bergantung pada


berat-ringannya infeksi, namun secara umum adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Demam
Sakit kepala
Gelisah
Malaise
Penurunan nafsu makan
Rewel

Gejala gangguan respiratori :


7. Batuk
8. Sesak napas
9. Retraksi dinding dada
10. Takipnea
11. Napas cuping hidung dan
12. Sianosis.

Pemeriksaan Fisik

Pada setiap nafas terdapat retraksi otot epigastrik, interkostal,


suprasternal, dan pernapasan cuping hidung.
2. Pada palpasi ditemukan vokal fremitus yang simetris.
3. Pada perkusi tidak terdapat kelainan
4. Pada auskultasi ditemukan crackles sedang nyaring.
- Crackles adalah bunyi non musikal, tidak kontinyu, interupsi pendek dan
1.

berulang
- Dihasilkan oleh gelembung-gelembung udara yang melalui sekret jalan
napas

Penegakan
Diagnosis

Kriteria nafas cepat, yaitu :

o Umur < 2 bl : 60x/menit


o 2 bl-< 12 bl : 50x/menit
o 12 bl-5 th : 40x/menit
o 5 tahun : 30x/menit

Dapat juga dipakai kriteria paling sedikit 3 dari 5 gejala/tanda berikut :


1. Sesak nafas disertai pernafasan cuping hidung dan tarikan dinding dada
2. Demam
3. Ronki basah sedang nyaring pada bronkopneumonia atau suara
pernafasan bronkial (pada daerah yang dengan perkusi bernada pekak)
pada pneumonia lobaris
4. Foto toraks menunjukkan adanya infiltrat berupa bercak-bercak (bronko)
difus merata (lober) pada satu atau beberapa lobus
5. Leukositosis Pada infeksi virus tidak melebihi 20.000/mm 3 dengan
limfosit predominan, dan bakteri 15.000-40.000/mm3 neutrofil dominan.

Kadar leukosit berdasarkan umur:


-- Anak umur 1 bulan
: 5000 19500
-- Anak umur 1-3 tahun : 6000 17500
-- Anak umur 4-7 tahun : 5500 15500
-- Anak umur 8-13 tahun : 4500 13500

Derajat Penyakit

Bronkopneumonia sangat berat :


-- Bila terjadi sianosis sentral dan retraksi serta anak tidak sanggup minum,maka
anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
Bronkopneumonia berat :
-- Bila dijumpai adanya retraksi, tanpa sianosis dan masih sanggup minum,maka
anak harus dirawat di rumah sakit dan diberi antibiotika.
Bronkopneumonia:
-- Bila tidak ada retraksi tetapi dijumpai pernafasan yang cepat :
60 x/menit pada anak usia < 2 bulan
50 x/menit pada anak usia 2 bulan 1 tahun
40 x/menit pada anak usia 1 - 5 tahun.
5 tahun : 30x/menit
Bukan bronkopenumonia :
-- Hanya batuk tanpa adanya tanda dan gejala seperti diatas, tidak perlu dirawat
dan tidak perlu diberi antibiotika.

Diagnosis Banding

1.

Bronkopneumonia

Bronkhiolitis

Kausa : Bakteri, virus, jamur, lainnya

Kausa : Respiratory syncytial virus (50%).


Parainfluenza virus, mycoplasma pneumonia,
adenovirus dan beberapa lainya.

Bronkopneumonia

2. Bronkhiolitis

Faktor resiko : Malnutrisi, inflamasi kronik


jalan nafas, faktor trauma pada dada,
trakeostomi, aspirasi,

Faktor resiko : Bayi premature,


imunodefisiensi, penyakit jantung congenital,
penyakit kronik saluran nafas pada neonatus.

Anamnesis : Demam tinggi, batuk, sesak


nafas timbul mendadak

Anamnesis: Demam ringan/normal. sesak


nafas, mengi, mengenai anak < 2 tahun,tertinggi
usia 6 bulan.

Gejala klinis :
KU : Tampak sesak
VS :
RR: Takipneu
Suhu : Meningkat
Sianosis.
Pulmo
1.
Inpeksi = simetris,retraksi, ekspirasi
memanjang
2.
(-),ketinggalan gerak (-)
3.
palpasi= VK kanan/kiri meningkat.
4.
perkusi=redup
5.
auskultasi =SD vesikuler meningkat,
RBH (+), seluruh lapangan paru
wheezing ekspiratoar (-).
Abdomen =hepar teraba tumpul
Laboratorium =leukosit meningkat.
Rontgen = infiltrate sampai konsolidasi.

Gejala klinis :
KU : tampak sesak
VS :
RR : Takipneu
Suhu : Meningkat sedikit/normal.
Sianosis
Pulmo
1.
Inpeksi = simetris,retraksi (+), ekspirasi
memanjang (+),ketinggalan gerak (+).
2.
palpasi= VK kanan/kiri menurun.
3.
perkusi=hipersonor
4.
auskultasi =SD vesikuler menurun,
RBH (+), tersebar, wheezing
ekspiratoar (+).
Abdomen =hepar teraba tajam,defleksi dinding
diafragma.
Laboratorium = tidak khas, dapat normal.
Rontgen = mungkin masih normal atau
emfisematosa.

Penatalaksana
an

1. Antibiotika pada penderita yang dapat diberikan :


Ampisilin 100 mg/KgBB/hari dibagi dalam 3-4 dosis
-- Kloramfenikol dengan dosis:
Umur < 6 bulan : 25-50 mg/KgBB/hari.
Umur >6 bulan :50-75 mg/KgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
-- Atau gentamisin dengan dosis 3-5 mg/KgBB/hari dalam 2
dosis
2. Suportif

Komplikasi

1. Otitis media
2. Bronkiektasis
3. Abses paru
4. Empiema

Prognosis

Dubia ad
bonam

Analisa Kasus

Seorang anak laki-laki datang dengan

Gejala sesak nafas yang dirasakan pasien

keluhan sesak nafas sejak 1 hari yang

disebabkan karena tidak adekuatnya difusi

lalu dan memberat malam ini.

dan osmosis oksigen dan karbon monoksida


karena

akumulasi

secret

pada

alveolus

penderita bronkopneumonia. Pada pasien


bronkopneumonia terjadi ketidakadekuatan
dalam pemenuhan kebutuhan oksigen ke
jaringan,

hal

mengirimkan

ini

menyebabkan jaringan

sinyal

ke

otak

untuk

mempercepat pernafasan guna mencukupi


kebutuhan jaringan.

L
I
T
E
R
A
T
U
R

Analisa Kasus

Menurut pengakuan orang tua pasien

Hal ini terjadi disebabkan karena terjadinya

sesak semakin memberat dari hari ke

peningkatan permeabilitas kapiler paru. Hal

hari.

ini

mengakibatkan

plasma

ke

dalam

perpindahan
ruang

eksudat

interstisium

sehingga terjadi pembengkakan dan edema


antar kapiler dan alveolus sehingga lama
kelamaan jika tidak teratasi dapat terjadi
penimbunan cairan di antara kapiler dan
alveolus

yang

semakin

lama

semakin

banyak. Dapat terlihat pasien yang hari ke


hari

semakin

kompensasi
diperlukan. `

sesak

kebutuhan

sebagai
oksigen

upaya
yang

L
I
T
E
R
A
T
U
R

Analisa Kasus

Pasien

juga

mengeluhkan

batuk

Pada

penderita

berdahak dalam 1 bulan yang ini. Batuk

ditemukan

di mulai dengan batuk kering yang

kemudian menjadi produktif dengan dahak

semakin hari semakin memberat dan

berwarna putih sampai purulen.

lama kelamaan batuk menjadi berdahak


dengan dahak berwarna putih

batuk

bronkopneumonia
yang

awalnya

kering

L
I
T
E
R
A
T
U
R

Analisa Kasus

Orang tua pasien mengatakan pasien

Bronkopneumonia biasanya didahului oleh

juga mengalami demam berulang yang

infeksi saluran nafas bagian atas selama

tidak terlalu tinggi naik turun selama 2

beberapa hari. Suhu dapat naik secara

minggu ini.

mendadak sampai 39-400C dan mungkin


disertai kejang karena demam yang tinggi.

L
I
T
E
R
A
T
U
R

Analisa Kasus

- O2 3 L/menit dengan face mask


- IVFD 2:1 15 gtt/i makro
- Inj cefotaxime 600 mg/8 jam
- Paracetamol syr 3 x cth II
- Ambroxol syr 3 x cth
- Nebule ventolin 1 resp/ 8 jam
- Nebule NaCl 3% 1 cc/12 jam
- Diet MII 1400 kkal dengan 30 gram
protein

Antibiotika pada penderita dapat diberikan


selama 10-15 hari:
1. Ampisilin 100 mg/KgBB/hari dibagi dalam
3-4 dosis
- Kloramfenikol dengan dosis:
Umur < 6 bulan : 25-50
mg/KgBB/hari.
Umur >6 bulan :50-75 mg/KgBB/hari
dibagi dalam 3 dosis
- Atau gentamisin dengan dosis 3-5
mg/KgBB/hari
dalam 2 dosis
2. Suportif
IVFD,oksigen,pembersih jalan nafas.

L
I
T
E
R
A
T
U
R

TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai