Pembimbing
dr. Yos Suwardi, Sp. KJ
Disusun Oleh :
Elsa Ameliana
1410221016
BAB I
STATUS PASIEN
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Jenis kelamin
Tanggal lahir/umur
Agama
Suku
: Ny. R
: Perempuan
: 04/03/1963 (52 tahun)
: Kristen Protestan
: Batak
II.
Pendidikan terakhir
Status pernikahan
Status pekerjaan
Alamat rumah
: SMK
: Menikah
: PNS II/d Rindam Jaya
:Graha Prima Baru Blok T 5 No.33 A, Tambun, Bekasi
Selatan
: 20 November 2015
Riwayat Psikiatri
Autoanamnesis
Alloanamnesis
A. Keluhan utama
Pasien datang ke IGD RSPAD Gatot Soebroto dibawa oleh keluarga pasien dalam
keadaan marah-marah. Keluarga pasien memutuskan untuk membawa pasien ke
RSPAD untuk dilakukan perawatan karena keluarganya merasa perilaku pasien
semakin hari semakin meresahkan orang-orang di lingkungan sekitar pasien.
Keluarga menyatakan bahwa pasien marah-marah dirumah dan memukuli
tetangga pasien.
B. Keluhan tambahan
Pasien sering mendengar suaminya memaki pasien pada saat tidur diruangan
sendirian.
C. Riwayat gangguan sekarang
Menurut keluarga pasien, ini merupakan kesekian kalinya pasien masuk ke
perawatan Paviliun Amino RSPAD Gatot Soebroto. Pasien ke RSPAD diantar
oleh keluarga.
Satu minggu sebelum masuk rumah sakit, suami pasien mengaku bahwa
pasien mulai marah-marah berbicara sendiri di kamarnya. Suami juga mengaku
pasien kemudian pergi ke salon dekat rumah, dan kemudian pasien marah serta
menjambak dan menjedukkan kepala tetanggnya lantaran pasien merasa tidak
dilayani dengan baik sebagai pengunjung. Karena hal tersebut pasien dipukuli
oleh anak pertama pasien dan kemudian dibawa paksa ke rumah sakit.
Menurut suami pasien, pasien sudah keluar masuk sebanyak 4 kali di tahun
2015, hal tersebut mengganggu pekerjaan pasien sehingga pasien lebih sering
berada di rumah bila keluar dari rumah sakit. Dan bila pasien berada di rumah,
keluarga sering mengurung pasien di dalam rumah, karena takut pasien akan
marah-marah dan mengganggu orang lain di lingkungan rumahnya.
Berdasarkan pengakuan pasien, dirinya sakit sejak tahun 1992 saat ikut
suaminya bertugas di Nabire. Awalnya pasien merasa seluruh tubuhnya
panas seperti terbakar, membengkak, susunan gigi bergeser dan kulit
menjadi hitam sehingga pasien merasa dirinya menjadi jelek. Karena hal
tersebut pasien akhirnya dibawa ke Jakarta untuk berobat.
Menurut keterangan suami pasien, segera setelah menikah pasien
dibawa oleh suami ke nabire. Hal tersebut merupakan hal yang baru bagi
pasien, karena baru memulai hidup berumah tangga dan hidup jauh dari
keluarga. Setibanya di Nabire pasien dan suami masih mengalami
kerepotan untuk mendapatkan ijin tinggal di luar asrama (diakui
pernikahannya oleh kantor). Sehingga walaupun sebagai pasangan baru,
pasien dan suami masih harus tinggal bersama pasangan suami istri
lainnya di asrama selama beberapa waktu. Menurut suami pasien, pada
saat itu memang beberapa kali suami pasien mengetahui bahwa istrinya
menginginkan untuk memiliki barang yang dimiliki oleh pasangan lain,
namun belum dapat dipenuhi karena mereka masih merupakan pasangan
keluarga baru.
Saat di Nabire, suami pasien juga sering ditugaskan untuk masuk ke
pedalaman papua dalam tugas AMD. Pasien pernah mengalami
pendarahan pada kehamilan pertama tetapi suami pasien tidak bersama
dengan pasien saat itu karena sedang bertugas ke pedalaman. Hingga
pasien melahirkan anak yang kedua, suami pasien masih sering ditugaskan
ke pedalaman dan jarang bertemu dengan pasien. Saat itu pasien tinggal di
rumah hanya bersama kedua anaknya dan rumah tetangga berlokasi jauh
dari rumahnya. Pasien merasa kerepotan karena harus bekerja serta
mengurus kedua anaknya sendirian dan hidup terpisah dari suaminya.
Suami pasien juga mengaku pasien merasa kesepian dan kaget karena baru
merasakan hidup yang tidak enak sebagai istri tentara, dan kurang
mendapatkan perhatian karena jauh dari keluarga dan suaminya.
Hingga pada tahun 1992, suami pasien mendapat panggilan telepon,
berdasarkan laporan atasan suami pasien diberitahu bahwa pasien
berencana membicarakan suatu hal dengan komandan, tetapi tidak berhasil
bertemu, kemudian tiba-tiba pasien mengamuk di kantor dan memecahkan
kaca kantor. Setelah itu pasien langsung dibawa ke Jakarta untuk dirawat
oleh keluarga, karena suami pasien masih harus bekerja di Nabire.
Suami pasien mengaku pasien sudah sering keluar masuk RS, dan
setiap masuk pasien selalu dalam keadaan mengamuk dan berbicara
sendiri.
Pada tahun 2013, pasien mengaku banyak hal yang membuat pasien
tertekan antara lain suaminya pensiun, anak pertamanya tidak memenuhi
harapannya (tidak melanjutkan kuliah, gagal masuk tentara sementara
pasien sudah mengeluarkan uang senilai lima puluh juta, sering memukul
dan mencuri uang pasien), saat pasien pulang ke kampung halamannya,
pasien tidak diajak makan kerumah kerabat atau tetangganya dan pasien
mengaku kehabisan uang setelah kembali ke Jakarta.
Saat dikonfirmasi dengan suami pasien, sejak suaminya pensiun pada
tahun 2013 gaji suaminya tidak lagi diberikan kepada pasien. Karena
menurut suami pasien, pasien sangat boros. Anak pertama pasien diakui
tidak melanjutkan sekolah, dan pernah masuk kuliah namun tidak
dilanjutkan, gagal masuk tentara dan lain sebagainya. Dan suami pasien
mengakui bahwa hal tersebut sering menjadi penyebab keributan antara
pasien dengan anak pertamanya. Pada tahun 2013, pasien dan keluarga
memang pergi ke kampung halaman, untuk melakukan baptis ketiga anak
pasien, sehingga menurut suami pasien pengeluaran tersebut bukanlah
untuk hal-hal yang bersifat foya-foya, sehingga suami pasien ikhlas bila
mengeluarkan sejumlah uang untuk acara tersebut. Sementara diakui
suami pasien, pasien memang menjadi lebih tertekan karena merasa
pengeluaran keluarga sangat banyak sementara pemasukan dari gaji suami
pasien sudah berkurang.
Menurut suami pasien, pasien memang dari dulu sangat ingin
diperhatikan oleh orang lain. Sehingga pasien sering merasa bila tidak
dijenguk setiap pasien pulang dari RS, pasien merasa tidak diakui.
Sementara menurut suami pasien, sikap keluarga memang sudah jenuh
dengan keadaan pasien yang sudah 23 tahun sakit tetapi keluarga tidak
pernah mengucilkan pasien karena menyadari pasien sakit. Menurut suami
pasien, hal tersebut mungkin disebabkan karena pasien yang menjadi lebih
mudah marah sejak pasien sakit. Bila pasien mulai marah dan berbicara
sendiri, suami mengaku pasien sering menyimpan pisau di dalam
kamarnya serta mengancam akan membunuh keluarga pasien. Sehingga
tidak jarang anggota keluarga pasien bersikap menghindari pasien bila hal
tersebut terjadi.
2. Riwayat medis
Pasien tidak pernah mengalami kejang, trauma kepala atau gangguan fisik
lain yang menyebabkan perubahan pada perilaku pasien.
3. Riwayat penggunaan alkohol dan zat psikoaktif
Pasien tidak pernah mengkonsumsi rokok dan pasien juga tidak
mengkonsumsi alkohol secara rutin atau hingga mabuk. Pasien tidak
pernah menggunakan zat psikoaktif.
III.
E. Masa dewasa
1. Riwayat pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMEA jurusan tata usaha. Pasien mengikuti
pendidikan di kota Medan bersama sepupunya. Pasien juga mengikuti kursus
mengetik dan telah mendapat ijazah.
2. Riwayat pekerjaan
Pasien bekerja sebagai PNS di Rindam Jaya dengan golongan terakhir II/D.
3. Riwayat pernikahan
Pasien menikah pada usia 22 tahun dengan seorang tentara. Segera setelah
menikah, pasien hidup bersama suami di Nabire. Selama pernikahan, pasien
dikarunia tiga orang anak. Dua orang anak laki-laki dan seorang anak
perempuan. Pasien dan suami menikah karena dikenalkan, pada pertemuan
kedua antara pasien dan suami sudah dilakukan proses lamaran kepada
keluarga pasien. Saat awal pernikahan, pasien merasa bingung menjalani
hidup berumah tangga karena hidup jauh dari orangtua. Pasien mengaku
sering bertengkar dengan suami, namun bila ada uang maka semua masalah
dapat diselesaikan.
4. Riwayat beragama
Menurut pasien, pasien adalah orang yang rajin beribadah dan aktif diberbagai
kegiatan gereja.
5. Riwayat pelanggaran hukum
Pasien mengaku tidak pernah melakukan tindakan pelanggaran hukum
maupun berurusan dengan pihak berwajib,
6. Riwayat psikoseksual
Pasien memiliki orientasi seksual yang normal yaitu menyukai lawan jenisnya
(heteroseksual).
7. Aktivitas sosial
Pasien mengaku aktif mengikuti kegiatan social seperti arisan marga dan pesta
pernikahan setiap minggu.
8. Riwayat keluarga
Keterangan :
: Laki-Laki
: Perempuan
: Pasien
: Meninggal
Menurut pengakuan suami pasien, terdapat sepupu pasien yang memiliki
penyakit serupa dengan pasien.
9. Persepsi pasien tentang diri dan lingkungannya
Pasien selalu merasa dirinya penting karena pasien adalah seorang PNS,
memiliki banyak uang, cantik dan pintar. Pasien selalu berpenampilan menarik
di setiap moment. Pasien tidak suka bila tidak diakui keberadaannya serta
direndahkan oleh orang lain di lingkungannya. Pasien memiliki harapan yang
tinggi untuk hidup di kota, kaya dan memiliki keluarga yang sukses.
10. Persepsi keluarga tentang diri pasien
Keluarga pasien mengetahui tentang penyakit pasien dan menginginkan pasien
untuk segera sembuh dan berkumpul kembali.
11. Situasi kehidupan sekarang
Pasien saat ini tinggal bersama suami dan ketiga anaknya. Pasien selalu
menginginkan bila pasien sudah mulai marah dan sering bicara sendiri maka
keluarga harus membujuk, merayu dan memberi perhatian lebih namun yang
terjadi adalah kebalikannya. Menurut pasien, anggota keluarga yang
memperhatikan pasien hanya anak kedua dan ketiga.
IV.
C. Bicara
Pasien berbicara spontan dan seringkali berbicara tanpa ditanya. Intonasi suara
pasien kuat. Pasien berbicara cepat dengan artikulasi jelas. Pasien juga bicara
yang banyak sekali (logorrhea).
D. Persepsi
Saat di anamnesis, didapatkan gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik.
E. Pikiran
1. Bentuk pikir : Koheren
2. Isi pikir
: Waham kejar
F. Sensorium dan kognitif
1. Taraf kesadaran dan kesiagaan
Compos mentis dan kesiagaan baik.
2. Orientasi
Waktu
: Baik, pasien tahu kalau waktu sudah siang.
Tempat: Baik, pasien tahu kalau sedang dirawat di rumah sakit.
Orang
: Baik, pasien mengenali suster dan dokter dirumah sakit.
3. Daya ingat
Jangka Panjang
: Baik, pasien ingat daerah asalnya dan kapan ia
pertama sakit.
Jangka Sedang
Jangka Pendek
Jangka Segera
V.
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Status Gizi
: Baik
Tekanan Darah
: 120/80 mmHg
Frekuensi Nadi
: 84 x menit
Frekuensi Nafas
: 18 x/menit
Suhu
: Afebris
Mata
THT
Thorax
Abdomen
Ekstremitas
b. Status Neurologis
VI.
: Negatif
:Negatif
Motorik
: Baik
Sensorik
: Baik
pakaian dan celana dengan motif berlainan, pasien menggunakan aksesoris berlebihan
(kacamata hitam besar, anting bulat besar, cincin tiga buah di masing-masing
tangannya, gelang tangan dalam jumlah yang banyak dan gelang kaki), pasien selalu
membawa tas yang berisi dompet, dan handphone, perawatan diri pasien kurang,
terdapat bau badan serta bau mulut karena pasien belum mandi. Kesadaran pasien
dalam keadaan compos mentis. Sikap dan psikomotor pasien saat dilakukan
pemeriksaan berlangsung kooperatif dan tenang. Pasien menjawab semua pertanyaan
yang ditanyakan pemeriksa. Pasien berbicara spontan dan seringkali berbicara tanpa
ditanya. Intonasi suara pasien kuat. Pasien berbicara cepat dengan artikulasi jelas.
Pasien juga bicara yang banyak sekali (logorrhea). Mood saat itu disforik dan afek
terbatas. Terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik. Isi pikir berupa
waham kejar. Proses pikir koheren. Orientasi, daya ingat dan konsentrasi pasien baik.
Kemampuan mengendalikan impuls dan daya nilai pasien kurang. RTA pasien
terganggu dengan tilikan derajat 3.
VII.
Formulasi diagnostik
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi, gangguan isi pikir yang
bermakna yang menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability dalam
kehidupan sosial pasien. Sehingga dapat disimpulkan pasien mengalami gangguan
jiwa.
Aksis I
Berdasarkan riwayat perjalanan penyakit, pasien tidak pernah memiliki
riwayat trauma kepala maupun kejang. Pasien juga tidak pernah menggunakan zat
psikoaktif. Sehingga gangguan mental dan perilaku akibat gangguan mental organik
dan penggunaan zat psikoaktif dapat disingkirkan.
Berdasarkan anamnesis didapatkan bahwa pasien mengalami gejala afektif
(manik) dan skizofrenik yang sama menonjol dan secara bersamaan ada dalam
episode yang sama. Dari hal tersebut, kriteria diagnostik menurut PPDGJ III pada
ikhtisar penemuan bermakna pasien digolongkan dalam F25.0 Skizoafektif Episode
Manik.
Aksis II
Tidak ada diagnosis gangguan jiwa.
Aksis III
Tidak ada diagnosis.
Aksis IV
Terdapat masalah dengan primary support group (keluarga). Suami pensiun, anak
pertama pasien tidak memenuhi harapan.
Terdapat masalah ekonomi. Sumber keuangan keluarga tidak sebaik pada saat suami
pasien aktif bekerja.
Aksis V
Penilaian kemampuan penyesuaian menggunakan skala Global Assement Of
Functioning (GAF) menurut PPDGJ III didapatkan GAF pada satu tahun terakhir
adalah 50-41 yaitu gejala berat dan disabilitas berat dengan adanya gangguan psikotik
berat berupa halusinasi dan waham yang cukup menonjol yang menyebabkan
ketidakmampuan melaksanakan pekerjaan dikantor dan dirumahnya dengan baik.
Dan untuk saat ini didapatkan GAF 60-51 yaitu disabilitas sedang karena sampai saat
ini waham dan halusinasi pasien belum hilang.
VIII.
Evaluasi multiaksial
Aksis I
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
GAF pada satu tahun terakhir adalah 50-41 yaitu adanya gangguan psikotik berat
berupa halusinasi dan waham yang cukup menonjol yang menyebabkan
ketidakmampuan melaksanakan pekerjaan dikantor dan dirumahnya dengan baik. Dan
untuk saat ini didapatkan GAF 60-51 yaitu disablitisa sedang karena sampai saat ini
waham dan halusinasi pasien belum hilang.
IX.
Daftar masalah
a. Organobiologik
Tidak ada riwayat trauma kepala, kejang atau gangguan fisik lainnya. Tidak ada faktor
genetik pada keluarga.
b. Psikologis
Mood
: Disforik
Afek
: Terbatas
Gangguan persepsi
: Halusinasi auditorik
Proses pikir
: Koheren
Isi pikir
RTA
: Terganggu
Tilikan
: Derajat III
Diagnosis
Diagnosis kerja
XI.
Prognosis
Ad Vitam
: dubia ad bonam
XII.
Ad Sanationam
: dubia ad malam
Ad Fungsionam
: dubia ad malam
Rencana terapi
a. Psikofarmaka
Serequel
1x 200 mg
Depakote
2x 250 mg
b. Psikoterapi
Kepada pasien
Psikoterapi suportif dengan memberikan motivasi kepada pasien agar bisa cepat
kembali pulih dan berkumpul lagi bersama keluarganya, berempati dan memberikan
perhatian pada pasien, tidak menghakimi pasien, mensuport segala usaha adaptif
pasien, menghormati pasien sebagai manusia seutuhnya dan peduli pada aktivitas
keseharian pasien.
Kepada keluarga
Diperlukan peran serta keluarga dalam penanganan pasien. Psikoedukasi dapat
dilakukan dengan menjelaskan segala hal tentang penyakit pasien dari penyebab,
gejala-gejalanya, faktor-faktor yang memberatkan dan cara pencegahannya. Dengan
begitu keluarga bisa menerima dan mengerti keadaan pasien serta mendukung proses
terapi dan mencegah kekambuhan.
Perlu juga diberikan penjelasan mengenai terapi yang diberikan pada pasien
dengan menerangkan mengenai kegunaan obat terhadap gejala pasien serta efek
samping yang dapat muncul. Selain itu juga ditekankan pentingnya pasien kontrol dan
minum obat secara teratur sehingga diharapkan keluarga turut serta untuk bekerja
sama dalam berjalannya program terapi.
BAB II
PEMBAHASAN
Gangguan skizoafektif adalah gangguan-gangguan yang bersifat episodik dengan
gejala afektif dan skizofrenik yang sama menonjol dan secara bersamaan ada dalam episode
yang sama dari penyakit itu atau setidaknya dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain.
Berdasarkan PPDGJ-III kriteria diagnosis untuk Skizoafektif Tipe Manik adalah :
1. Kriteria ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manik yang tunggal
maupun untuk gangguan yang berulang dengan sebagian besar episode
skizoafektif tipe manik.
2. Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tak
begitu menonjol dikombinasi dengan irritabilitas atau kegelisahan yang
memuncak.
3. Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik lagi
dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia,
F20.-pedoman diagnostik (a) sampai dengan (d)).
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua
gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau kurang jelas):
a) thought echo = isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam
kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun
kualitasnya berbeda ; atau thought insertion or withdrawal = isi yang asing
dan luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil
keluar
oleh
sesuatu
dari
luar
dirinya
(withdrawal);
dan thought
broadcasting= isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain atau umum
mengetahuinya;
b) delusion of control = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau delusion of passivitiy = waham tentang
dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang
dirinya = secara jelas merujuk kepergerakan tubuh / anggota gerak atau ke
pikiran, tindakan, atau penginderaan khusus). delusional perception =
pengalaman indrawi yang tidak wajar, yang bermakna sangat khas bagi
dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat. delusion of influence =
waham dimana dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar.
Pada pasien ini didapatkan gejala skizofrenia dan gejala afektif (manik) berupa
halusinasi auditorik dan waham kejar serta waham kebesaran. Pasien memiliki halusinasi
auditorik yaitu pasien sering mendengar suaminya memaki pasien pada saat tidur diruangan
sendirian dan pasien mengaku berbicara dengan ibu dan kakak laki-lakinya yang menjaga dan
melindunginya sedangkan saat itu pasien hanya bersama pemeriksa.. Pasien memiliki waham
kejar dengan meyakini bahwa ada mesin pembunuh yang dikendalikan orang
disekelilingnya. Pasien mengaku bila orang yang mengendalikan mesin tersebut adalah orang
baik maka pasien akan sembuh, begitu juga sebaliknya. Selain itu menurut pasien, mesin
tersebut dapat menyiksa pasien, membuat pasien gila, kacau, emosi dan menggagalkan citacita pasien. Untuk gejala episode manik didapatkan peningkatan afek, peningkatan energi
percepatan dan kebanyakan bicara, optimistik, harga diri yang membumbung, konsentrasi
terganggu, serta tidak mampu merawat dirinya. Oleh karena itu, menurut PPDGJ-III gejala
diatas telah memenuhi kriteria untuk diagnosis skizoafektif tipe manik (F.25.0)
Diagnosis banding pada pasien ini adalah skizofrenia paranoid (F20.0) karena pada
pasien didapatkan gejala umum skizofrenia yaitu halusinasi auditorik dan waham kejar.
Diagnosis ini dapat disingkirkan karena pada skizofrenia paranoid gejala halusinasi dan/atau
waham harus terlihat lebih menonjol dari gejala lain, namun pada pasien ini selain gejala
skizofrenia terdapat gejala afektif yang sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan.
Untuk terapi psikofarmaka, pengobatan yang dipilih pada pasien ini adalah
pemberian:
1. Quetiapin 1x 200 mg
Serequel (Quetiapine) adalah obat golongan antipsikosis atipikal. Digunakan
untuk pasien skizofrenia dengan episode manik yang berhubungan dengan
gangguan bipolar.
2. Depakote 2x250 mg
Depakote (Natrium Divalproat) merupakan golongan obat anti mania akut atau
campuran dengan atau tanpa disertai psikosis. Obat ini bekerja meningkatkan
konsentrasi GABA dalam plasma dan SSP dengan cara meningkatkan sintesis
dan pelepasan GABA. Depakote diberikan untuk mengatasi gejala mania.
BAB III
PROTOKOL WAWANCARA
TANYA
JAWAB
D
P
D
P
D
P
D
P
D
P
P
D
P
D
P
D
P
PERTANYAAN/JAWABAN
Selamat pagi ibu Ros, gimana keadaannya hari ini? (menjabat tangan
pasien)
Selamat pagi dokter (pasien berbaring di tempat tidur), saya sakit ini,
suaranya serak
Kenapa ko suaranya serak?
Saya habis teriak semalaman
Teriak kenapa?
Saya mau minta keluar, mau ambil ATM dokter
Oh gitu, ibu sudah makan belum?
Belum dokter. Soalnya makanannya ga enak, kelinci aja ga doyan
Nanti lemas dong, ibu makan aja sedikit biar tidak lemas kan udah sakit
itu tenggorokannya
(pasien akhirnya berhasil dibujuk makan)
Unang kona oma, unang kona bere mi!! (pasien bicara sendiri pada saat
makan)
(setelah pasien selesai makan) ibu kita mau nanya boleh ga?
Ya bolehlah dokter, tanya apa tanya apa?
Ibu anak keberapa?
Saya anak kedua
Saudaranya ada berapa?
Anak ibu saya ada 4, 2 orang laki-laki, 2 orang perempuang, saya yang
kedua
Yang pertama namanya siapa? Laki-laki atau perempuan?
Abang saya Jantus Buaton, laki-laki, anaknya 3. Saya anaknya 3. Adik
saya laki-laki baru perempuan. Yang laki namanya Jonter yang perempuan
Masnaria. Yang Jonter anaknya juga 3, si Masnaria cerai tidak ada anak
Oh begitu, jadi anak ibu ada 3?
Anak saya 3, 2 laki-laki 1 perempuan. Yang pertama dan kedua laki-laki,
D
P
D
P
D
P
D
P
D
P
D
P
D
P
D
P
ibu saya Inang Sihite. Dulu bapak saya saudagar, setelah menikah masak
D
P
D
P
D
P
D
P
D
P
D
ubi ada, makan apalah banyak kami bisa. Ga pernah kurang kami.
Ibu waktu kecil bagaimana?
Wah saya lincah banget, ga bisa diam saya.
Ibu aktif ya?
Iya, saya kreatif juga. Bikin bunga dari kertas dari kertas krepes saya bisa.
Saya aktif banget pokonya,
Ibu tadi bilang, bapak dan ibunya ibu kerja. Waktu kecil ibu diasuh siapa
dong?
Saya sama nenek saya, cakep nenek saya, kaya, pintar masak
Ibu sering ga ke gereja?
Wah sering banget saya, aktif saya sampe sekarang. Dari dulu saya sering
itu ikut kegiatan pemuda. Dulu kan di kampung saya ada Pastor, dari
Belanda. Kami dulu pernah dibawa ke air terjun telaah iman. Pokonya
saya aktif semua kegiatan pemuda, koor, natal anak-anak, pemuda, orang
permainan bisa saya. Saya gamau kalah anaknya, pasti semua permainan
D
P
saya panas, kaki saya berat melangkah, saya pikir saya akan jatuh, kalau
D
P
D
P
D
P
D
P
D
miskin, bau, jorok. Saya tuh sukanya bergaul sama yang kaya, pintar. Kan
seperti itu. Punya motor langsung gaya selangit, ngapain punya barang
mewah di kampung, mending saya tata hidup saya beli piring saya di
D
P
abang saya.
Dimana mama dan abangnya ibu?
Itu ada disana, kan saya merasa jadi saya bisa dengar mereka ngomong
apa. Mama saya itu sangat sayang sama saya, selalu khawatir itu sama
D
P
D
P
D
P
D
P
D
keadaan saya
Oh jadi ibu sangat disayang ya?
Iya saya disayang sekali dari kecil, abang saya pun juga sayang sama saya
Tadi maksudnya kena apa?
Abang saya itu melindungi saya dari alat
Alat apa?
Itu alat yang bikin saya kaya gini?
Memangnya ibu sekarang gimana?
Yaitulah saya sakit dari tahun 1992 sampe sekarang jadinya
Oh jadi ibu sakit karena alat itu? Memangnya alat itu ngapain?
Alat itu mesin pembunuh, dia mau bunuh saya. Alat itu mengganggu,
P
D
P
D
P
D
P
D
P
D
orang yang baik alat itu, saya sembuh. Kalau orangnya jahat ya begini
saya sakit
Memang cita-cita ibu apa?
Ya saya maunya hidup enak, kaya, tidak mau miskin. Kalau ga pegang
P
D
P
menghina saya, saya akan injak-injak. Ke gereja pun selalu tampil saya
Ibu nikah tahun berapa?
Saya nikah tahun 1985 pas di Jakarta, masih muda saya. Usia 22 tahun.
tua di perantauan. Makanya saya ikut arisan marga suami saya, arisan
marga saya
Setelah menikah berapa lama baru punya anak?
Cepat, langsung dapat anak saya. Anak saya yang pertama belajar
P
D
P
D
kulit saya menjadi hitam. Jeleklah saya. Dulu gigi saya rapih dok, tidak
RSPAD
Oh anak yang ketiga lahir disini ya bu?
Iya, begitu lahir dia saya langsung mau tindik. Tapi sama suster katanya
jangan dipasang anting dulu, nanti infeksi. Jadinya saya kasih benang
D
P
D
P
D
P
D
lagi marah-marah dan mulai bicara sendiri maunya dibujuklah, ini saya
D
P
D
P
D
minum
Berarti pernah ga minum obat ya? Katanya sampe 3 bulan ga minum obat
P
D
P
D
ya?
Iya dok, tapi ga sampe 3 bulan, Cuma 2 bulan lah
Anak ibu yang pertama kuliah dimana?
Sudah ga lanjut dia
Loh kenapa ko ga lanjut? Tadi bukannya ibu bilang sudah semester 5
Dia itu dokter anak manja, begitu lulus SMA dia gamau lanjut kuliah.
Saya tawarkan mau ga melanjut tentara dengan ijasah SMA katanya mau.
Coba lah dia tes, udah sampai tahap akhir gagal dia. Padahal saya sudah
keluar 50 juta. Itulah dokter, keluarga saya selalu digagalkan orang.
Terus sekarang kegiatan anak ibu apa?
Nge-band dia, dia itu semuanya dia mau tapi selalu gagal. Waktu itu gagal
tentara mau masuk kuliah, saya masukin ga diteruskan. Lalu dia bilang
mau les gitar, saya masukan les tidak tuntas. Dia terus nge-band, mau
bikin album dok minta uang sama saya. Saya bilang ga ada uang mama,
saya itu dok suka simpan uang di lipatan ulos (kain tradisional suku
batak), pas saya cek hilang 1 lembar. Saya tanya anak saya, dia malh
pukuli saya. Saya pergi sampe ngemis-ngemis ke abang saya supaya ada
D
P
D
ketiga baik sekali sama saya. Gamau dia nerusin kuliah, karena lihat saya
D
P
D
susah
Kalo suami bagaimana? Baik dengan ibu?
Suami saya sudah pensiun 2 tahun
Waktu masih aktif, suami ibu kerja dimana? Pangkat terakhirnya apa?
Terakhir pensiun di grogol dia Kopka, itulah dokter, setiap disuruh
P
D
P
D
P
D
P
D
P
D
P
D
P
D
Ya kan itu terus jadinya yang diributin, suami saya dokter, selalu cemburu
Cemburu karena apa?
Suami saya itu ga suka saya cantik, maunya saya itu pake baju sobeksobek kaya pembantu
Memangnya ibu setiap belanja pakai uang siapa?
Ya uang saya lah dokter, saya kan kerja punya gaji
Sejak suami ibu pensiun uangnya kurang dong?
Iya habis semuanya dokter. Tahun 2013 itu dokter, pergi kami sekeluarga
ke kampung, saya sewa mobil dari Jakarta sama supirnya. Saya semua
yang bayar, saya bayar uang rokok nya, uang makannya, padahal anakanak saya juga bisa nyetir kadang mereka yang gantiin, tapi saya bayar
D
P
D
P
D
P
D
D
P
D
P
D
P
D
menghibur orangnya, paling kalo ada pernah saya rebutan kursi sama
P
D
P
D
P
D
P
D
P
D
P
D
P
D
P
D
P
D
P
Ya sepi juga
Terus yang ibu rasa waktu menikah bagaimana?
Ya repot saya, kan bingung ya kita baru menikah sendiri, orang tua jauh,
jadi ga bisa kita tanya-tanya
Waktu ibu bilang sering bolak-balik ke dokter, memangnya ibu sakitnya
apa?
Yaitu dokter rasanya semuanya badan saya sakit
Ibu pernah kejang ga? Atau jatuh terbentuk kepalanya?
Ga pernah
Kalau merokok? Atau minum bir pernah ngga? Kalo pernah sampe mabuk
ngga?
Ga pernah saya sampai mabuk kalo minum, merokok saya engga
Ibu kalo marah-marah, pernah ga sampe berurusan sama polisi?
Ga pernah
Yasudah, ibu kami masih ada kegiatan dulu, ibu kami tinggal ya
Jadi begitu dokter, habis manis sepah dibuang?
Bukan bu, kami nanti kembali lagi, ibu juga cape kan bicara terus, tadi
bilang suaranya habis
Iya suara saya habis, tapi dokter tolonglah aku minta tolong. Tolong
charge hp saya ini, karena saya mau telepon komandan saya
Buat apa ibu telepon komandan ibu?
Kan saya sakit, masa sampe sekarang saya belum dijenguk, tolonglah
dokter
Yaudah nanti saya cari kabelnya dulu, saya tinggal ya Bu ros. Terima
kasih ibu
Ya terima kasih dokter