bakteri
untuk
menyebabkan
dan
meningkatkan infeksi. Hal ini lebih sering
ditunjukkan oleh M. tuberculosis, yang
menghasilkan sejumlah besar coding gen
yang terlibat dalam lipogenesis dan
lipolisis (15). Kontroversial, banyak gengen ini merupakan pseduogen genom M.
leprae (14). Sepertinya hampir lebih
banyak, enzim-enzim berasal dari sel inang
melengkapi gen bakteri, seperti yang
digambarkan oleh
penelitian
yang
mendeskripsikan induksi lipase dan
fosfolipase selular oleh infeksi pada
jaringan pasien lepra (16). Walaupun
metabolisme kolesterol masih belum
dimengerti dengan jelas pada M. leprae,
akumulasi pada dinding sel
M.
tuberculosis
sebelumnya
tampaknya
berperan untuk menurunkan permeabilitas
rifampin bertanda tritium secara in vitro
(17), hal ini juga berperan pada
mikobaterial untuk menghindar dari fusi
vakuolar makrofag dan respon imun (18);
ini menggambarkan sumber karbon
penting dalam mengaktifkan interferon
gamma (IFN-) makrofag in vitro (19).
Berdasarkan akumulasi data mengenai
peran kolesterol dan lipid sebagai
pertahanan intraseluler mikobakteria, pada
penelitian ini, kami menginvestigasi
penggunaan statin untuk mengontrol
infeksi M. Leprae baik secara in vitro dan
in vivo. Statin adalah kelompok obat yang
banyak digunakan sebagai terapi penyakit
aterosklerosis kardio vaskular yang
diinduksi oleh kolesterol. Secara struktural
obat ini merupakan analog mevalonate
yang dapat menghambat kerja enzime 3hydroxy 3-methyl-glutarylcoenzyme A
(HMG-CoA) reduktase, yang berperan
dalam sintesis kolesterol pada mamalia.
Umumnya obat ini digunakan sebagai
terapi hiperkolesterolemia, statin dikenal
sebagai
obat
imunomodulator,
meningkatkan efek pleiotropik pada
gangguan imun (20, 21). Dengan
mengurangi availibilitas kolesterol dalam
lingkungan
intraselular,
kami
mengantisipasi
pengurangan
jumlah
mikobakterial dan multiplikasi dalam sel
inang.
Pada penelitian kami ini, kami menguji
aktivitas dan efek aditif rifampin dalam
hubungannya
dengan
dua
statin,
atorvastatin dan simvastatin, dalam
mengontrol M. leprae dan M. tuberculosis
pada model infeksi makrofag secara in
vitro dan model infeksi M. leprae pada
telapak kaki tikus Shepard secara in vivo.
Kami mendemonstrasikan bahwa kedua
statin menginduksi efek bakterisidal pada
infeksi M. tuberculosis dan M. leprae.
Efek bakterisidal diobservasi pada sel yang
terinfeksi M. leprae berhubungan dengan
tangkapan fagosomal, dan kombinasi statin
dengan rifampin secara drastis mengurangi
infiltrasi selular pada model telapak kaki
tikus.
BAHAN DAN METODE
Kultur sel. Sel THP-1 diperoleh dari
American Type Culture Collection (ATCC)
dan dipelihara dalam media RPMI 1640
(LCG Bioscience, So Paulo, Brazil),
ditambah dengan 10% fetal bovine serum
(Cultilab, Campinas, SoPaulo, Brazil),
tanpa antibiotik. Kultur dijaga pada suhu
37C atau 33C dengan kelembapan
atmosfer 5% CO2. Diferensiasi monosit
dengan makrofag didapat dari paparan sel
dengan 200 ng/ml phorbol 12-myristate
13-acetate (PMA) (Sigma, St. Louis, MO)
selama 24 jam.
Strain mikobakterial dan pewarnaan.
M.leprae hidup didapatkan dari telapak
HASIL
Viabilitas mikobakterial berkurang
dengan
statin.
Karena
akumulasi
kolesterol pada dinding sel M. tuberculosis
berhubungan
dengan
penurunan
permeabilitas rifampin secara in vitro (17),
kami memiliki hipotesis bahwa hambatan
sintesis kolesterol de novo mungkin tidak
hanya membunuh mikobakteria dengan
deprivasi karbon tetapi juga membuat
bakteri lebih rentan terhadap rifampin.
Lebih dulu kami mengobservasi
potensial atorvastatin dan simvastatin
dalam mengontrol infeksi mikobakterial
DISKUSI
Kelompok
kami
belakangan
mendeskripsikan mekanisme M. leprae
menginduksi formasi droplet lipid dalam
makrofag dan sel Schwann (5, 7, 28), yang
menunjukkan bahwa derivat kolesterol-sel
induk menggambarkan komponen lipid
mayor
di
dalam
organel-organel.
Pentingnya lipid dalam
metabolisme
energi M. leprae didukung dengan
prevalensi gen yang tinggi termasuk
anabolime
dan
katabolisme
lipid,
meskipun sebagian besar reduksi evolusi
terjadi pada genomnya, yang memproduksi
kelompok gen hewan yang penting untuk
pertahanan (14). Hal ini ditunjukkan pada
penelitian in vitro bahwa akumulasi
kolesterol sel induk pada dinding sel M.
tuberculosis
berhubungan
dengan
penurunan permeabilitas terhadap rifampin
(17); ini memungkinkan penjelasan untuk
efek aditif yang diobservasi antara statin
dan
rifampin.
Hipotesis
bahwa
mikobakterial HMG-CoA reduktase dapat
dihambat dengan statin tidaklah valid,
karena kemiripan M. tuberculosis dengan
enzim manusia sebesar 40%. Lebih dari
itu, enzim ini tidak diekspresikan pada M.
leprae, yang menunjukkan sensitifitas
yang serupa terhadap statin seperti pada
M. tuberculosis dan BCG. Yang lebih