Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1

Teori Ekonomi
Definisi ekonomi secara umum yaitu ilmu yang mempelajari tentang

tatanan kehidupan masyarakat baik individu maupun kelompok dalam


meningkatkan kualitas dan kuantitas kehidupan yang layak dalam memenuhi
kebutuhan. Wilayah merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
pada batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek pengamatan administratif
pemerintahan dan atau suatu aspek pengamatan fungsional.
Adapun beberapa defenisi mengenai ekonomi menurut para pakar ahli
ekonomi dunia :
1. Menurut Abraham maslow ekonomi adalah salah satu bidang pengkajian yang
mencoba menyelesaikan masalah keperluan asas kehidupan manusia melalui
penggemblengan segala sumber ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip
serta teori tertentu dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan
efisien.
2. Paul A. Samuelson ekonomi merupakan cara-cara yang dilakukan oleh manusia
dan kelompoknya untuk memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk
memperoleh berbagai komoditi dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi
oleh masyarakat.
Berdasarkan dari definisi diatas dapat diketahui bahwa perekonomian
merupakan suatu pola, cara atau usaha untuk mengembangkan tingkat
kesejahteraan suatu masyarakat suatu wilayah dengan cara meningkatkan tingkat
pendapatan

dan

perekonomiannya,

sehingga

wilayah

tersebut

menjadi

berkembang dan mempunyai pengaruh terhadap sektor lain dan wilayah sekitar

Suatu wilayah terlihat berkembang itu terlihat dari aspek ekonominya,


untuk melihat perkembangan itu dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai
berikut :
1. Laju Pertumbuhan Ekonomi
2. Struktur Perekonomian
3. Sebaran Kegiatan Sektor
4. Pola Aliran Barang
5. Industri
6. Kegiatan Ekonomi
2.2

Laju Pertumbuhan Ekonomi


Tingkat pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang relatif

mudah dalam mengidentifikasi hasil pembangunan, khususnya pembangunan


persuatu wilayahan dari berbagai sektor. Dimana, Laju Pertumbuhan Ekonomi
sangat penting untuk menentukan kemajuan pembangunan suatu wilayah. Laju
pertumbuhan ekonomi suatu suatu wilayah dapat dilihat berkembang atau
menurun karena terlihat dari pendapatan perkapitanya.
Laju Pertumbuhan Ekonomi ini disebut juga indeks berantai, baik harga
berlaku maupun harga konstan. Pada umumnya yang sering digunakan adalah
LPE

harga konstan karena menggambarkan pertumbuhan produksi riil dari

masing-masing sektor. Data LPE sangat banyak digunakan dalam evaluasi dan
untuk menyusun strategi pembangunan terutama di daerah-daerah. Laju
pertumbuhan ekonomi diperoleh dengan cara membagi nilai sektor atau subsektor
PDRB tahun berjalan dengan tahun sebelunya dikurangi satu, dikalikan 100%.
(Sumber : BPS. Buku-buku Suatu wilayah dan Kabupaten dalam Angka)
2.3

Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita adalah jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam

sebuah negara pada suatu periode tertentu. Biasanya, dihitung setiap periode satu

tahun. Untuk mendapatkan jumlah pendapatan rata-rata penduduk, pendapatan


nasional dihitung dari jumlah seluruh pendapatan penduduk negara tersebut.
Oleh sebab itu, jumlah penduduk praktis akan mempengaruhi jumlah
pendapatan perkapita suatu negara. Pendapatan perkapita dapat juga diartikan
sebagai jumlah nilai barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi setiap penduduk
suatu negara pada suatu periode tertentu (biasanya 1 tahun).
Cara menghitung pendapatan perkapita adalah menjumlahkan pendapatan
seluruh penduduk suatu negara pada tahun tertentu. Kemudian, dibagi dengan
dengan jumlah penduduk negara yang bersangkutan pada periode tahun yang
sama.
Pendapatan perkapita biasanya dihitung dari Produk Nasional Bruto (PNB)
atau GDP (Gross Domestic Product). Suatu negara dikatakan makmur apabila
salah satu indikator pentingnya, yaitu pendapatan perkapita,tinggi.
Pendapatan Perkapita Negara-Negara di Dunia.
2.4

Struktur Perekonomian
Suatu kota terlihat berkembang selain dilihat dari pendapatan perkapita,

tetapi juga dilihat dari kemampuan struktur perekonomian yang mampu


memberikan kontribusi terhadap sektor-sektor lain juga memberikan kontribusi
yang besar terhadap total PDRB suatu kota, sehingga saling berkaitan antara
pendapatan perkapita dengan struktur perekonomian. Sektor ekonomi yang
memberikan kontribusi yang besar maka akan mempengaruhi terhadap basarnya
PDRB dan pendapatan perkapita juga akan meningkat, juga sebaliknya. Struktur
perekonomian kota akan berkembang apabila terjadi :
a

Peningkatan kontribusi

Penurunan kontribusi

Kontribusi tetap

Struktur peronomian yang ada di suatu kota yaitu biasanya :

Sektor Pertanian

Pertambangan dan galian

Industri

2.5

Listrik, gas, air minum

Bangunan dan kontruksi

Perdagangan

Angkutan dan komunikasi

Lembaga keuangan dan persewaan

Jasa-jasa
Pola Aliran Barang
Pola aliran barang merupakan suatu sistem distribusi barang yang

dihasilkan dari sektor basisnya maupun non basisnya, dimana barang yang
diproduksi dapat merata dan optimal dalam penyalurannya sehingga dapat
memenuhi keseluruh pusat pelayanan.
Salah satu perwujudan antar daerah ialah adanya pertukaran antar daerah
yang dapat berwujud barang, uang, maupun jasa. Maka, analisis aliran barang
dapat digunakan sebagai salah satu ukuran intensitas hubungan suatu daerah
dengan daerah lain. Lebih dari itu dapat pula diketahui tingkat ketergantungan
daerah yang diselidiki pada daerah lain, atau peranan daerah yang diselidiki atas
daerah lain yang lebih luas.
Analisis aliran barang mempunyai nilai yang jelas karena karena
memperlihatkan hubungan antara produksi industri, tenaga kerja dan penduduk
dalam kegiatan perekonomian. Hubungan ini memberi informasi yang penting
bagi penyusunan `strategi` hubungan antar daerah. Hasil lainnya yang sangat
berguna dari analisis ini adalah dapat memperlihatkannya secara visual hubungan
antar daerah, apabila data digambarkan pada suatu peta.
Penggambaran dalam peta, untuk memperlihatkan hubungan antar daerah,
dapat digunakan cara asal tujuan, untuk mengetahui besarnya atau intensitas
hubungannya, dapat dipergunakan ukuran jumlah pengangkutan (Shipment),
yaitu jumlah berat suatu barang yang diangkut dari suatu tempat atau daerah ke
daerah lain dengan menggunakan alat angkut tertentu.

Analisis aliran barang juga beguna untuk mengidentifikasi perkembangan


potensi (sumber daya) dan industri. (Warpani, Suwardjoko. 1980. Analisis Suatu
wilayah dan Daerah. ITB, hal 71).
2.6

Analisis Perekonomian
Analisis adalah uraian atau usaha mengetahui arti suatu keadaan. Data atau

bahan keterangan mengenai suatu keadaan diselidiki dan diuraikan hubungannya


satu sama lain. Dengan analisis, dapat pula diketahui dan dinilai potensi dan
masalah yang dihadapi, sehingga dengan demikian dapat dipilih serangkaian
alternatif tindakan guna memecahkan masalah yang dihadapi tersebut. Modelmodel yang digunakan untuk menganalisis yang berkaitan dengan kajian aspek
ekonomi yaitu model sebagai berikut :
2.6.1

Teori LQ (Location Quotient)


Analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk menentukan subsekor

unggulan atau ekonomi basis suatu perekonomian wilayah. Subsektor unggulan


yang berkembang dengan baik tentunya mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan
pendapatan darah secara optimal (Kuncoro M,2004).
Location quotient (kuosien lokasi) atau disingkat LQ adalah suatu
perbandingan tentang besarnya peranan suatu sektor di suatu daerah terhadap
besarnya peranan sektor tersebut secara nasional. Ada banyak variabel yang bisa
diperbandingkan, tetapi yang umum adalah nilai tambah (tingkat pendapatan) dan
jumlah lapangan kerja. Berikut ini yang digunakan adalah nilai tambah (tingkat
pendapatan).Rumusnya adalah sebagai berikut (Tarigan R,2005),(Bendavid-Val
dlm Kuncoro M, 2004)
Istilah wilayah nasional dapat diartikan untuk wilayah induk/wilayah
atasan. Misalnya apabila diperbandingkan antara wilayah kabupaten dengan
provinsi, maka provinsi memegang peran sebagai wilayah nasional dan
seterusnya.

Kriteria pengukuran dari nilai LQ yang dihasilkan mengacu

10

kepada

kriteria yang dikemukakan Bendavid-Val dalam

Kuncoro M, 2004

sebagai berikut :
1.LQ > 1, berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu pada tingkat daerah lebih
besar dari sektor yang sama pada tingkat provinsi.
2.LQ < 1, berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu pada tingkat daerah lebih kecil
dari sektor yang sama pada tingkat provinsi.
3.LQ = 1, berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu pada tingkat daerah sama
dengan sektor yang sama pada tingkat provinsi.
Analisis LQ bisa dibuat menarik apabila dilakukan dalam bentuk time
series/trend, artinya dianalisis untuk beberapa kurun waktu tertentu. Dalam hal ini
perkembangan LQ bisa dilihat untuk suatu sector tertentu pada kurun waktu yang
berbeda, apakah terjadi kenaikan atau penurunan. Hal ini bisa memancing analisis
lebih lanjut, misalnya apabila naik/turun dilihat faktor-faktor yang membuat
daerah tumbuh lebih cepat/tumbuh lebih lambat dari rata-rata nasional. Hal ini
bisa membantu melihat kekuatan/kelemahan wilayah kita dibandingkan secara
relatif dengan wilayah yang lebih luas. Potensi yang positif digunakan dalam
strategi pengembangan wilayah.
2.6.2

Teori Shift Share


Analisis Shift Share (SS) merupakan teknik yang sangat berguna dalam

menganalisis

perubahan

struktur

ekonomi

daerah

dibandingkan

dengan

perekonomian nasional. Tujuan analisis ini sendiri adalah untuk menentukan


kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkan
dengan daerah yang lebih besar (regional/nasional).
Analisi SS, memberikan data tentang kinerja perekonomian dalam 3
bidang yang berhubungan satu sama lain yaitu:
1. Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis perubahan
agregat secara sektoral dibandingkan dengan perubahan pada sektor yang
sama perekonomian yang dijadikan acuan.

11

2. Pergeseran proportional merupakan perbedaan antara pertumbuhan daerah


dengan menggunakan pertumbuhan nasional sektoral dan perumbuhan
daerah dengan menggunakan pertumbuhan nasional jika mempunyai
sektor atau industri yang tumbuh lebih cepat/lambat dari nasional. Dengan
semikian, perbedaan laju pertumbuhan dengan nasional disebabkan oleh
komposisi yang berbeda.
3. Pergeseran Differential, digunakan untuk menentukan sebarapa jauh daya
saing industri daerah (local) dengan perekonomian yang dijadikan acuan.
2.6.3

Teori Multiplier Effect


Model analisis Multiplier Effect digunakan untuk melihat pengaruh sektor

basis terhadap sektor non basis. Oleh karena itu, agar menjadi suatu pusat
pertumbuhan, daerah harus memiliki ciri-ciri, antara lain mempunyai hubungan
intern anatar berbagai macam kegiatan yang memiliki nilai keonomi, adanya
multiplier effect (unsur pengganda) antar sektor yang saling terkait, adanya
konsentrasi geografis dan bersifat mendorong pertumbuhan daerah belakangnya
(Tarigan 2005:162).

12

Anda mungkin juga menyukai