Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(RPP)
Satuan Pendidikan
Kelas/Semester
: XI / I
Mata Pelajaran
: Sejarah Peminatan
Materi Pembahasan
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
Pertemuan ke
:1
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati nilai-nilai peradaban dunia yang menghargai perbedaan
sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa.
2.2 Mengembangkan sikap jujur, rasa ingin tahu, tanggung jawab, peduli,
santun, cinta damai dalam
mempelajari
3.3.1
3.3.2
3.3.3
terjadinya
perlawanan
terhadap
masing daerah.
3.3.4 Membuat peta konsep sesuai materi
D. Materi Ajar
Perlawanan Rakyat dalam Menentang Kolonialisme Barat di Berbagai
Daerah (terlampir)
E. Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintific
2. Model
: Contextual Teaching Learning
3. Metode
: Ceramah, diskusi, penugasan
F. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
Media
Video
LKS
Peta Konsep
Alat
Laptop
Proyektor
Sumber Pembelajaran
a) Farid, Samsul. 2014. Sejarah 2 untuk SMA/MA Kelas XI. Bandung:
Yrama Widya
b) Mardikaningsih, Rini dan Sumaryanto. 2014. Sejarah 2A untuk
Kelas XI SMA dan MA. Surakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri
c) Mustofo, M. Habieb. 2014. Sejarah 2. Bogor: Yudhistira
d) Supriatna, Nana. 2014. Advance Learning History 2. Bandung:
Grafindo
e) Tim Masmedia Buana Pustaka. 2013. Sejarah untuk Kelas XI.
Masmedia Buana Pustaka: Sidoarjo
f) Sumber dari Internet
Waktu
Memberi Salam
Menanyakan kepada peserta didik kesiapan dan kenyamanan
untuk belajar
Menanyakan kehadiran peserta didik
Mempersilakan salah satu peserta didik memimpin doa
Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik melalui power point
Kegiatan Inti dengan menggunakan model CTL
Mengamati
dan
kemampuannya
mengenai
materi
yakni
10 menit
60 menit
Rincian Kegiatan
Waktu
Perlawanan Rakyat dalam Menentang Kolonialisme Barat di
Berbagai Daerah
Mencoba/mengeksplorasi
pada
peserta
didik.
Masing-masing
kelompok
membahas:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Perlawanan Pattimura
Perlawanan Kaum Padri
Perlawanan Diponegoro
Perang Bali
Perang Banjar
Perang Aceh
Perang Tapanuli
Rincian Kegiatan
depan kelas.
Waktu
presentasi.
Peserta didik diberi kesempatan bertanya jawab mengenai materi
prestasi)
Peserta didik mengutarakan perasaan tentang pembelajaran yang
dialami
Peserta didik mengerjakan tes yang diberikan guru sebagai bahan
umpan balik
Peserta didik memperhatikan tindak lanjut guru mengenai tugas
untuk pelajaran berikutnya
H. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1) Penilaian sikap
a. Jenis dan Teknik Penilaian:
1) Jenis penilaian : penilaian sikap
2) Teknik
: observasi guru
b. Bentuk Instrumen
a) Bentuk
: Rubrik observasi
20 menit
b) Instrumen
: terlampir
2) Penilaian pengetahuan
a. Jenis dan Teknik Penilaian:
1) Jenis penilaian : Penilaian pengetahuan
2) Teknik
: Tes tertulis
b. Bentuk Instrumen
Bentuk
: Tes tertulis
Tahun 1817 rakyat Saparua mengadakan pertemuan dan menyepakati untuk memilih
Thomas Matulessy (Kapitan Pattimura) untuk memimpin perlawanan. Keesokan
harinya mereka berhasil merebut benteng Duurstede di Saparua sehingga residen Van
den Berg tewas. Selain Pattimura tokoh lainnya adalah Paulus Tiahahu dan puterinya
Christina Martha Tiahahu. Anthoni Reoak, Phillip Lattumahina, Said Perintah dan
lain-lain. Perlawanan juga berkobar di pulau-pulau lain yaitu Hitu, Nusalaut dan
Haruku penduduk berusaha merebut benteng Zeeeland.
Untuk merebut kembali benteng Duurstede, pasukan Belanda didatangkan dari
Ambon dibawah pimpinan Mayor Beetjes namun pendaratannya digagalkan oleh
penduduk dan mayor Beetjes tewas. Pada bulan Nopember 1817 Belanda
mengerahkan tentara besar-besaran dan melakukan sergapan pada malam hari
Pattimura dan kawan-kawannya tertangkap. Mereka menjalani hukuman gantung
pada bulan Desember 1817 di Ambon. Paulus Tiahahu tertangkap dan menjalani
hukuman gantung di Nusalaut. Christina Martha Tiahahu dibuang ke pulau Jawa.
Selama perjalanan ia tutup mulut dan mogok makan yang menyebabkan sakit dan
meninggal dunia dalam pelayaran pada awal Januari tahun 1818.
Perang Padri ( Tuanku Imam Bonjol) tahun 1821-1837
Mengapa perlawanan di Sumatra Barat disebut Perang Padri? Istilah Padri berasal
dari kata Padre yang berarti Ulama. Pada mulanya perang Padri merupakan Perang
Saudara antara para Ulama berhadapan denegan Kaum Adat. Setelah Belanda ikut
campur yang semula membantu kaum adat berubahlah perang itu menjadi perang
Kolonial.
Pertentangan antara Kaum Padri dan Kaum Adat itu dapat dikemukankan
sebab-sebabnya sebagai berikut :
Contoh :
Menurut adat Minangkabau, warisan diberikan menurut aturan Matrilineal (menurut
garis Ibu).
Menurut hukum Islam maka pembagian warisan itu berdasarkan garis patrilineal
(garis keturunan ayah). Sedangkan kebiasaan lama yang buruk dan bertentangan
dengan agama adalah berjudi, menyabung ayam serta meminum minuman keras.
Salah seorang pemimpin kaum Adat ialah Datuk Sati.
Kaum Padri adalah kelompok masyarakat Islam di Sumatra Barat yang telah
menunaikan ibadah haji di Mekkah serta membawa pandangan baru.
Pada bulan April tahun 1821 terjadi pertempuran antara kaum Padri melawan
Belanda dan kaum Adat di Sulit Air dekat danau Singkarak.
Pada tahun 1824 dan 1825 terjadi perjanjian perdamaian antara Belanda
dengan kaum Padri di Padang yang pada pokoknya tidak akan saling
menyerang.
Tahun 1825-1830
Tahun 1831-1837
Imam Bonjol tetap waspada dengan siasat Belanda itu. Setelah tahun 1834 terjadi lagi
serangan sasaran utama serangan Belanda adalah benteng Bonjol yang dapat
direbutnya pada tanggal 16 Agustus 1837. Belanda mengajak Imam Bonjol berunding
namun kemudian ditangkap. Ia dibawa ke Batavia lalu dipindahkan ke Miinahasa
sampai wafatnya tahun 1864 dalam usia 92 tahun. Perlawanan dilanjutkan oleh
Tuanku Tambusai yang dapat dikalahkan Belanda tahun 1838.
Perang Diponegoro 1825-1830
Latar Belakang Perlawanan
Nama asli Pangeran Diponegoro adalah Raden Mas Ontowiryo, putra Sultan
Hamengku Buwono III. Karena pengaruh Belanda sudah sedemikian besarnya di
istana maka Diponegoro lebih senang tinggal di rumah buyutnya di desa Tegalrejo.
Secara umum sebab-sebab perlawanan Diponegoro dan para pengikutnya adalah
sebagai berikut :
Adat kebiasaan keraton tidak dihiraukan para pembesar Belanda duduk sejajar
dengan Sultan.
Banyaknya macam pajak yang membebani rakyat misalnya pajak tanah, pajak
rumah, pajak ternak.
Selain hal-hal tersebut ada kejadian yang secara langsung menyulut kemarahan
Diponegoro yaitu pemasangan patok untuk pembuatan jalan kereta api yang melewati
makam leluhur Diponegoro di Tegal Rejo atas perintah Patih Darunejo IV tanpa seijin
Diponegoro. Peristiwa tersebut menimbulkan sikap terang-terangan Diponegoro
melawan Belanda.
Perang Bali (I Gusti Ngurah Rai) tahun 1846-1849
Apakah Anda pernah berkunjung atau wisata ke Pulau Bali? Jika Anda berkunjung ke
Bali biasanya akan menuju kota Denpasar yang terletak di wilayah Badung. Selain
Badung pada abad 19 yang lalu terdapat beberapa kerajaan lain seperti Buleleng,
Klungkung dan seterusnya. Pada abad 19 sesuai dengan cita-citanya mewujudkan Pax
Apakah faktor yang menyebabkan timbulnya perang Bali antara tahun 1846- 1849?
Masalah utama adalah adanya hak tawan karang yang dimiliki raja-raja Bali. Hak ini
dilimpahkan kepada kepala desa untuk menawan perahu dan isinya yang terdampar di
perairan wilayah kerajaan tersebut. Antara Belanda dengan pihak kerajaan Buleleng
yaitu Raja I Gusti Ngurah Made Karang Asem besarta Patih I Gusti Ketut Jelantik
telah ada perjanjian pada tahun 1843 isinya pihak kerajaan akan membantu Belanda
jika kapalnya terdampar di wilayah Buleleng namun perjanjian itu tidak dapat
berjalan dengan semestinya.
Pada tahun 1844 terjadi perampasan terhadap kapal-kapal Belanda di pantai Prancah
(Bali Barat) dan Sangsit (Buleleng bagian Timur). Belanda menuntut agar kerajaan
Buleleng melepaskan hak tawan karangnya sesuai perjanjian tahun 1843 itu namun
ditolak. Kejadian tersebut dijadikan alasan oleh Belanda untuk menyerang Buleleng.
Bagaimana jalannya perang Bali? Pantai Buleleng diblokade dan istana raja
ditembaki dengan meriam dari pantai. Satu persatu daerah diduduki dan istana
dikepung oleh Belanda. Raja Buleleng berpura-pura menyerah kemudian perlawanan
dilanjutkan oleh Patih I Gusti Ketut Jelantik.
Perang Buleleng disebut juga pertempuran Jagaraga karena pusat pertahanannya
adalah benteng di desa Jagaraga. Perang ini disebut pula Perang Puputan mengapa?
Karena perang dijiwai oleh semangat puputan yaitu perang habis-habisan. Bagi
masyarakat Bali, puputan dilakukan dengan prinsip sebagai berikut :
Menurut ajaran Hindu, orang yang mati dalam peperangan, rohnya akan
masuk surga.
Benteng Jagaraga berada di atas bukit, berbentuk Supit Urang yang dikelilingi
dengan parit dan ranjau untuk menghambat gerak musuh. Selain laskar Buleleng
maka raja-raja Karangasam, Mengwi, Gianyar dan Klungkung juga mengirim bala
bantuan sehingga jumlah seluruhnya mencapai 15000 orang. Semangat para prajurit
ditopang oleh isteri Jelantik bernama Jero Jempiring yang menggerakkan dan
memimpin kaum wanita untuk menyediakan makanan bagi para prajurit yang
bertugas digaris depan.
Pada tanggal 7 Maret 1848 kapal perang Belanda yang didatangkan dari Batavia
dengan 2265 serdadu mendarat di Sangsit. Pasukan Belanda dipimpin oleh Mayor
Jendral Van der Wijck menyerang Sangsit lalu menyerbu benteng Jagaraga. Serangan
Belanda dapat digagalkan. Setelah gagal, bagaimana upaya Belanda untuk
menundukkan Bali? Pada tanggal 1849 Belanda mendatangkan pasukan yang lebih
banyak berjumlah 15000 orang lebih terdiri dari pasukan infanteri, kavaleri, artileri
dan Zeni dipimpin oleh Jendral Mayor A.V Michiels dan Van Swieten. Benteng
Jagaraga dihujani meriam dengan gencar. Tak ada seorangpun laskar Buleleng yang
mundur, mereka semuanya gugur pada tangal 19 April 1849 termasuk isteri Patih
Jelantik yang bernama Jero Jempiring. Dengan jatuhnya benteng Jagaraga maka
Belanda dapat menguasai Bali utara. Selain puputan Buleleng, perlawanan rakyat
Bali juga terjadi melalui puputan Badung, Klungkung dan daerah lain walaupun
akhirnya pada tahun 1909 seluruh Bali jatuh ke tangan Belanda.
Perang Banjar (Pangeran Antasari) tahun 1859-1863
Perang Banjar merupakan perlawanan rakyat terhadap Belanda di Kalimantan
Selatan. Seperti halnya di daerah lain di Indonesia sebab-sebab perang adalah :
Faktor politik. Belanda ikut campur urusan tahta kerajaan yang menimbulkan
berbagai ketidak senangan. Pada saat menentukan pengganti Sultan Adam
maka yang diangkat adalah Pangeran Tamjidillah yang disenangi Belanda.
Sedangkan Pangeran Hidayatullah yang lebih berhak atas tahta hanya
dijadikan Mangkubumi karena tidak menyukai Belanda.
namun Pangeran Antasari tetap memimpin perlawanan bahkan ia diangkat oleh rakyat
menjadi pemimpin tertinggi agama dengan gelar Panembahan Amirudin Khalifatul
Mukminin pada tanggal 14 Maret 1862. Ia dibantu oleh para pemimpin yang lain
yaitu Pangeran Miradipa, Tumenggung Surapati dan Gusti Umah yang memusatkan
pertahanan di Hulu Teweh. Perlawanan Antasari berakhir sampai meninggal dunia
tanggal 11 Oktober 1862 kemudian dilanjutkan oleh puteranya bernama Pangeran
Muhamad Seman.
Perbandingan antara Perang Diponegoro dengan Perang Banjar dalam tiga hal berikut
ini :
Sebab perang
Jalan perang
Akhir perlawanan
Uraian :
Kesamaan :
Perbedaan :
antara kekuasaan Inggris di Malaka dengan Bengkulu yang diserahkan Inggris kepada
Belanda. Tahukah Anda negara penyangga jajahan Inggris dengan Perancis di Asia
Tenggara? Ya benar, negara itu adalah Muangthai yang tidak pernah dijajah. Keadaan
tersebut tidak dapat bertahan lama karena adanya kepentingan Belanda yang berniat
menduduki Aceh sehingga timbullah perlawanan rakyat Aceh.
Belanda merasa berhak atas daerah Sumatra Timur yang diperoleh dari Sultan
Siak sebagai upah membantu Sultan dalam perang saudara melalui Traktat
Siak tahun 1858, sementara Aceh berpendapat daerah terebut merupakan
wilayahnya.
Sejak Terusan Suez dibuka tahun 1869 perairan Aceh menjadi sangat penting
sebagai jalur pelayaran dari Eropa ke Asia.
Keluarnya Traktat Sumatra tahun 1871 yang menyatakan bahwa Inggris tidak
akan menghalangi usaha Belanda untuk meluaskan daerah kekusaannya
sampai di Aceh dalam rangka Pax Netherlandica
Sifat perlawanan Aceh ada dua macam yaitu politik dan keagamaan. Perlawanan
politik bertujuan untuk mempertahankan kedaulatan Aceh. Perlawanan politik
dipimpin oleh para bangsawan yang bergelar Teuku. Siapakah tokoh-tokoh
bangsawan tersebut? Mereka antara lain Teuku Umar dan isterinya bernama Cut
Nyak Dien, Panglima Polim, Sultan Dawutsyah, Teuku Imam Lueng Batta. Perang
juga bersifat keagamaan yaitu menolak kedatangan Belanda yang akan menyebarkan
agama kristen di Aceh. Tokoh keagamaan adalah para ulama yang bergelar Teungku
contoh Teungku Cik Di Tiro. Golongan ulama tidak mudah menyerah dan kompromi
terhadap Belanda.
Jalan perang
Pada bulan April tahun 1873 pasukan Belanda dipimpin oleh Mayor Jendral
JHR Kohler menyerang Aceh namun gagal bahkan Jendral Kohler tewas
dalam pertempuran memperebutkan masjid Raya.
Pada bulan Desember 1873 pasukan Belanda dipimpin oleh Letnan Jendral
Van Swieten dapat menduduki istana serta memproklamirkan bahwa kejaraan
Aceh sudah takluk. Nama Banda Aceh kemudian diganti kota raja. Apakah
Aceh benar-benar sudah takluk kepada Belanda? Ternyata tidak demikian.
Raja Aceh yaitu Sultan Mahmudsyah wafat karena sakit. Putranya yang
bernama Muhammad Dawotsyah menjalankan pemerintahan di Pagar Aye.
Rakyat Aceh tetap melanjutkan perlawanan dipimpin oleh Panglima Polim.
Pada tahun 1893 Teuku Umar melakukan siasat menyerah kepada Belanda dan
memperoleh kepercayaan memimpin 250 orang pasukan bersenjata lengkap lalu
diberi gelar Teuku Umar Johan Pahlawan. Apakah tindakan Teuku Umar merupakan
penghianaatan bagi bangsanya ? Ternyata siasat itu hanya untuk mendapatkan senjata
yang cukup guna menghadapi Belanda berikutnya.
Kaum Agama
Pengikut perang
Secara umum contoh senjata tradisional adalah : Tumbuh pedang dan panah serta
senjata Khas daerah misalnya :
Padri: Kalewang
Perang gerilya
Serangan mendadak
Strategi Belanda
Devide et impera
Penaklukan
Lampiran 2
LEMBAR PENGAMATAN SIKAP
Mata Pelajaran
Kelas/Program
Kompetensi
No.
: Sejarah
: XI IIS.2
: KD 3.7
Nama Peserta
Kriteria
Profil
Didik
SIkap
Santun
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
ADYA INGGARA
NARESWARI
AIDA
FAHKRUNNISA'
NUHDI ALWI
ANNISA PUTRI
RAHAYU
ARDINA
AULIA ARMEILITA
MULASELA
CINDY HANNA
TASYA
DINDA NADILLA
SANDY
ELSA RILIANA
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
HANTIKA DHEWI
KARIMA
KHOFIFAH
CIPTANING
SARDENA PUTRI
LENI WIDIA
LESTIA NINGSIH
LULUK ARUNI
SYAHIDDAH
NABILA
KHAIRUNNISA
NABILA
NURLAILA
FATONAH
NAVILATURROH
MAH
RIMA DWI
CAHYANI
SALMA NUR
FATIHA
SALSABILLA
SHAUMA
ZULFIQA
SALWINAR APRIN
NITAMI
TESYA
RAHMATIKA
AGUSTIN
AL ADIAT
RUSSETYA
TAMORA
ALVIN JIBRAN
ASEP
WALUYOJATI
GIANG RAKA
SATYANENDRA
IMAM SINATRYA
IRFAN ARYA
WIBISONO
JULIO ARMANDO
FADILIO
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
MUHAMMAD
HANIF
KEVIN NOVARIO
DAMAR
PRAKOSO
MUHAMMAD
ABDUMMUNIB
MUHAMMAD
ALFAN FAJRUL
FALAH
MUHAMMAD
FATKUR
ROHMAN
MUHAMMAD
IRFANSYAH
RAMADHANI
RIZKYANDRI
REZZA HANAN
MUHAMMAD
Keterangan :
4. Sangat tinggi
3. Tinggi
2. Cukup Tinggi
1. Kurang
Jurnal
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Nama Siswa
ADYA INGGARA
NARESWARI
AIDA
FAHKRUNNISA'
NUHDI ALWI
ANNISA PUTRI
RAHAYU
ARDINA
AULIA ARMEILITA
MULASELA
CINDY HANNA
TASYA
Waktu
Kejadian / Perilaku
+/-
Nilai
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
DINDA NADILLA
SANDY
ELSA RILIANA
HANTIKA DHEWI
KARIMA
KHOFIFAH
CIPTANING
SARDENA PUTRI
LENI WIDIA LESTIA
NINGSIH
LULUK ARUNI
SYAHIDDAH
NABILA
KHAIRUNNISA
NABILA NURLAILA
FATONAH
NAVILATURROHMA
H
RIMA DWI CAHYANI
SALMA NUR FATIHA
SALSABILLA
SHAUMA ZULFIQA
SALWINAR APRIN
NITAMI
TESYA RAHMATIKA
AGUSTIN
AL ADIAT
RUSSETYA TAMORA
ALVIN JIBRAN
ASEP WALUYOJATI
GIANG RAKA
SATYANENDRA
IMAM SINATRYA
IRFAN ARYA
WIBISONO
JULIO ARMANDO
FADILIO
MUHAMMAD HANIF
KEVIN NOVARIO
DAMAR PRAKOSO
MUHAMMAD
30.
31.
32.
33.
34.
ABDUMMUNIB
MUHAMMAD ALFAN
FAJRUL FALAH
MUHAMMAD
FATKUR ROHMAN
MUHAMMAD
IRFANSYAH
RAMADHANI
RIZKYANDRI
REZZA HANAN
MUHAMMAD
Nilai Kuantitatif
4
> 80
3
75 80
2
72 - 74
1
< 72
Nilai
Nilai
A. Isi Materi
Ketikan menarik dan mudah dimengerti serta sistematis
Hasil diskusi menggambarkan konsep penginderaan jauh
Terlihat hubungan antara jenis, aspek, manfaat dan keunggulan
penginderaan jauh
B. Kerjasama Kelompok
Semua anggota kelompok berpartisipasi aktif dalam diskusi
Semua anggota kelompok mengerti dan memahami mengenai
materi yang di diskusikan
C. Presentasi
Berdiri tegap menghadap dan dapat menjaga kontak mata dengan
audien
Dapat menyampaikan materi dengan suara yang baik, bahasa yang
menyakinkan audien
Memberikan tanggapan/jawaban yang benar dan sesuai pemecahan
masalah
Nilai rata-rata
Kriteria Penilaian:
Nilai
Kualitatif
A
B
C
D
No
1
Nilai Kuantitatif
4
3
2
1
> 80
75 80
72 - 74
< 72
Keterangan
2
3
No
1
Rubrik
3: menunjukkan ekspresi rasa syukur kepada Tuhan
YME pada satu atau lebih kesempatan (topik)
2: belum secara eksplisit menunjukkan ekspresi atau
ungkapan syukur, namun menaruh minat terhadap
kebesaran Tuhan saat refleksi
1: belum menunjukkan ekspresi rasa syukur, atau
menaruh minat terhadap terhadap kebesaran
Menunjukkan ketekunan
dan tanggungjawab
individu maupun
berkelompok
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
Penguasaan
Materi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Menjawab
Kegiatan
Berargumentas
i
Nama
Presentasi
No
Nilai
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
Lampiran 3
Soal Postest
1. Salah satu latar belakang terjadinya perlawanan di Maluku adalah
a. Pemerintah colonial Belanda memberlakukan kembali penyerahan wajib
dan kerja wajib
b. Belanda ikut campur dalam pemerintahan di Maluku
c. Politik adu domba
d. Terjadinya perjanjian antara Belanda dengan Inggris untuk menguasai
Maluku
e. Hilangnya kepercayaan rakyat Maluku terhadap Belanda
2. Serangan rakyat Maluku yang pertama berhasil merebut kembali sebuah
benteng yang bernama
a. Fort Van Der Cappellen
b. Vastenburg
c. Vredenburg
d. Duurstede
e. Willem
3. Pasukan Pattimura semakin terdesak, Belanda membujuk Pattimura untuk
kejasama, tetapi ditolak. Apa yang dilakukan Belanda terhadap Pattimura
a. Diasingkan di Saparua
b. Ditembak mati
c. Tidak peduli dan membiarkan hidup bebas
d. Dihukum gantung di depan benteng Victoria Ambon
e. Bersiap untuk perang lagi
4. Apa yang melatarbelakangi perang saudara antara Kaum Adat dan Kaum
Padri di Sumatra Barat
a. Terjadinya perebutan kekuasaan daerah
b. Kaum Padri berusaha menghentikan kebiasaan buruk Kaum Adat
c. Belanda mengadu domba kedua golongan tersebut
d. Berpihaknya Kaum Adat pada Belanda
e. Kaum Adat menolak berkuasanya Kaum Padri di Sumatra Barat
5. Siapa yang membangun benteng Fort De Kock di bukit Tinggi
a. Tuanku Imam Bonjol
b. Mayor Michiels
c. Kolonel De Stuers
d. Tuanku nan Cerdik
e. Johanes Mattulessi
6. Kaum Padri dan Kaum Adat akhirnya bersatu dengan tujuan
a. Mereka menyadari arti pentingnya pertahanan dan bersatu melawan
Belanda
b. Menghancurkan Benteng yang telah dibangun Belanda di Bukit Tinggi
c. Membangun kekuasaan bersama di Minangkabau
d. Memukul mundur pasukan Inggris
e. Bekerja sama dengan Belanda untuk memipimpin kekuasaan di Sumatra
Barat
7. Pergolakan terbesar yang dihadapi Belanda di Jawa adalah
a. Perlawanan Kaum Padri
b. Perang Tapanuli
c. Perang Banjar
d. Perlawanan Yogyakarta
e. Perlawanan Diponegoro
8. Pada jalannya perlawanan tersebut, pusat pertahanan Diponegoro dipindahkan
ke
a. Tegalreja
b. Plered
c. Yogyakarta
d. Madiun
e. Kalisoka
Lampiran 4
KUNCI JAWABAN
1. A
2. D
3. D
4. B
5. C
6. A
7. E
8. B
9. C
10. D
11. D
12. A
13. E
14. D
15. C
16. B
17. C
18. D
19. D
20. B