Etiologi
Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti (idiopatik). Hasil
penelitian menunjukan 87% adalah kasus OA primer (idiopatik), dan 13%
kasus OA sekunder. Menurut klasifikasi rontgentography, 38% adalah jenis
awal, 28,5% jenis patellofemoral dan 23,2% jenis medio-patellofemoral.
Klasifikasi radiologi itu terkait dengan manifestasi klinis jika varus dan
deformitas valgus lebih parah, penilaian X ray juga akan menjadi lebih parah
(Yongping et al., 2000)
1. Osteoartritis
Faktor Risiko Osteoartritis Lutut
Secara garis besar, terdapat dua pembagian faktor risiko OA lutut yaitu
faktor predisposisi dan faktor biomekanis. Faktor predisposisi merupakan
faktor yang memudahkan seseorang untuk terserang OA lutut. Sedangkan
faktor biomekanik lebih cenderung kepada faktor mekanis / gerak tubuh
yang memberikan beban atau tekanan pada sendi lutut sebagai alat gerak
tubuh, sehingga meningkatkan risiko terhadinya OA lutut.
a. Faktor Predisposisi
i. Faktor Demograf
- Usia
Proses
penuaan
dianggap
sebagai
penyebab
peningkatan
- Jenis kelamin
Prevalensi OA pada laki-laki sebelum usia 50 tahun lebih tinggi
dibandingkan perempuan, tetapi setelah usia lebih dari 50 tahun
prevalensi perempuan lebih tinggi menderita OA dibandingkan lakilaki.(DI KASUS) Perbedaan tersebut menjadi semakin berkurang
setelah menginjak usia 80 tahun. Hal tersebut diperkirakan karena
pada masa usia 50 80 tahun wanita mengalami pengurangan hormon
estrogen yang signifikan.
- Ras / Etnis
Prevalensi OA lutut pada penderita di negara Eropa da Amerika
tidak berbeda, sedangkan suatu penelitian membuktikan bahwa ras
Afrika Amerika memiliki risiko menderita OA lutut 2 kali lebih besar
dibandingkan ras Kaukasia. Penduduk Asia juga memiliki risiko
menderita OA lutut lebih tinggi dibandingkan Kaukasia. Suatu studi lain
menyimpulkan bahwa populasi kulit berwarna lebih banyak terserang
OA dibandingkan kulit putih.
ii. Faktor Genetik
Faktor genetik diduga juga berperan pada kejadian OA lutut, hal
tersebut berhubungan dengan abnormalitas kode genetic untuk
sintesis kolagen yang bersifat diturunkan.
iii. Faktor Gaya Hidup
- Kebiasaan Merokok
Banyak penelitian telah membuktikan bahwa ada hubungan
positif antara merokok dengan OA lutut. Merokok meningkatkan
kandungan racun dalam darah dan mematikan jaringan akibat
kekurangan oksigen, yang memungkinkan terjadinya kerusakan tulang
rawan. Rokok juga dapat merusakkan sel tulang rawan sendi.
Hubungan antara merokok dengan hilangnya tulang rawan pada OA
lutut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Merokok dapat merusak sel dan menghambat proliferasi sel
tulang rawan sendi.
2.
Merokok
dapat
meningkatkan
tekanan
oksidan
yang
yang
tidak
biasa
mengkonsumsi
makanan
yang
merupakan
faktor
risiko
terkuat
yang
dapat
kerusakan tulang rawan sendi.(DI KASUS MENOPAUSE-DEF.ESTROGENOSTEOPOROSIS) Suatu studi menunjukkan bahwa terdapat kasus OA
lutut tinggi pada penderita osteoporosis.15
- Penyakit Lain
OA
lutut
terbukti
berhubungan
dengan
diabetes
mellitus,
lebih
tinggi
dibandingkan
wanita
yang
tidak
mengalami
menisektomi.
Menisektomi
merupakan
operasi
yang
Bagi
meniskal
pasien
dan
yang
mengalami
robekan
mungkin
menisektomi,
menjadi
lebih
degenerasi
luas
dan
serta
dapat
menyebabkan
kecacatan
yang
lama
dan
pengangguran.
ii. Kelainan Anatomis
Faktor risiko timbulnya OA lutut antara lain kelainan lokal pada sendi
lutut seperti genu varum, genu valgus, Legg Calve Perthes disease
dan displasia asetabulum. Kelemahan otot kuadrisep dan laksiti
ligamentum pada sendi lutut termasuk kelainan lokal yang juga
menjadi faktor risiko OA lutut.15
iii. Pekerjaan
Osteoartritis
banyak
ditemukan
pada
pekerja
fisik
berat,
banyak
menggunakan
kekuatan
lutut
seperti
pekerja
2. Rheumatoid Arthritis
Etiologi Artitis Reumatoid
Etiologi RA belum diketahui dengan pasti. Namun, kejadiannya
dikorelasikan dengan interaksi yang kompleks antara faktor genetik dan
lingkungan (Suarjana, 2009)
a. Genetik, berupa hubungan dengan gen HLA-DRB1 dan faktor ini memiliki
angka kepekaan dan ekspresi penyakit sebesar 60% (Suarjana, 2009).
b. Hormon Sex, perubahan profil hormon berupa stimulasi dari Placental
Corticotraonin Releasing Hormone yang mensekresi dehidropiandrosteron
(DHEA), yang merupakan substrat penting dalam sintesis estrogen plasenta.
Dan stimulasi esterogen dan progesteron pada respon imun humoral (TH2)
dan menghambat respon imun selular (TH1). Pada RA respon TH1 lebih
dominan
sehingga
estrogen
dan
progesteron
mempunyai
efek
yang
3. Gout
Etiologi
a. Hiperurisemia dan Gout primer
Hiperurisemia primer adalah kelainan molekular yang masih belum
jelas diketahui. Berdasarkan data ditemukan bahwa 99% kasus adalah gout
dan hiperurisemia primer. Gout primer yang merupakan akibat dari
hiperurisemia primer, terdiri dari hiperurisemia karena penurunan ekskresi
(80-90%) dan karena
enzim
phosporibosylpyrophosphatase
(PRPP)
synthetase,
dan
pertama,
kekurangan
enzim
menyebabkan
kekurangan
inosine
kembali
menjadi
IMP,
sehingga
terjadi
peningkatan
oksidasi
karena
dan
berlanjut
membentuk
IMP
atau
purine
nucleotide
dalam
penurunan
filtrasi
glomerulus,
penurunan
fractional
uric
acid
Faktor resiko
Berikut ini yang merupakan faktor resiko dari gout adalah
1) Suku bangsa /ras
Suku bangsa yang paling tinggi prevalensi nya pada suku maori di
Australia. Prevalensi suku Maori terserang penyakit asam urat tinggi sekali
sedangkan Indonesia prevalensi yang paling tinggi pada penduduk pantai
dan yang paling tinggi di daerah Manado-Minahasa karena kebiasaan atau
pola makan dan konsumsi alkohol.(Wibowo, 2005)
2)Konsumsi alkohol
Konsumsi
alkohol
menyebabkan
serangan
gout
karena
alkohol
4) Penyakit
Penyakit-penyakit yang sering berhubungan dengan hiperurisemia.
Mis. Obesitas, diabetes melitus, penyakit ginjal, hipertensi, dislipidemia, dsb.
Adipositas tinggi dan berat badan merupakan faktor resiko yang kuat untuk
gout pada laki-laki, sedangkan penurunan berat badan adalah faktor
pelindung. (Purwaningsih, 2005)
5) Obat-obatan
Beberapa
obat-obat
yang
turut
mempengaruhi
terjadinya
secara keseluruhan berkisar antara 7:1 dan 9:1. Dalam populasi managed
care di Amerika Serikat, rasio jenis kelamin pasien laki-laki dan perempuan
dengan gout adalah 4:1 pada mereka yang lebih muda dari 65 tahun, dan
3:1 pada mereka lima puluh persen lebih dari 65 tahun. Pada pasien
perempuan yang lebih tua dari 60 tahun dengan keluhan sendi datang ke
dokter didiagnosa sebagai gout, dan proporsi dapat melebihi 50% pada
mereka yang lebih tua dari 80 tahun. ( Luk, 2005)
7) Diet tinggi purin
Hasil analisis kualitatif menunjukkan bahwa HDL yang merupakan
bagian dari kolesterol, trigliserida dan LDL disebabkan oleh asupan makanan
dengan purin tinggi dalam kesimpulan penelitian tentang faktor resiko dari
hiperurisemia dengan studi kasus pasien di rumah sakit Kardinah Tegal.
(Purwaningsih, 2010)
Sumber :
Eka Pratiwi Maharani. Faktor-Faktor Risiko Osteoartritis Lutut. Tesis. 2007. Hal417
Rachmah Laksmi Ambardini. Peran Latihan Fisik dalam Manajemen Terpadu
Osteoarthritis. Hal 5-7
Repository.usu.ac.id