JALAN SEHAT
Di susun oleh :
Sie Rekreasi
Mahasiswa Ners Stase Gerontik
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Alloh SWT, karena berkat Taufiq dan HidayahNya serta pertolongan-Nya kami dapat menyusun proposal ini. Sholawat dan salam-Nya mudahmudahan selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, keluarganya, shohabatnya dan
kepada tabi`it-tabi`innya.
Dalam proposal ini, kami membahas Jalan Sehat Kegiatan ini tidak akan berjalan
lancar apabila tanpa bantuan dari semua ppihak yang mendukung akan kegiatan ini,maka dari itu
kami meminta bantuan dan kerjasama kepada semua pihak dari UPT PLSU Pasuruan untuk
melancarkan kegiatan Jalan Sehat yg di laksamakan oleh Mahasiswa STIKes ICMe Jombang.
Penyusun menyadari jauh dari kesempurnaan baik dalam penempatan kata maupun cara
penyusunannya, untuk itu penyusun menunggu saran atau koreksi dari semua pihak untuk
perbaikan.Atas segala hormat kami ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
bersedia membantu demi kelancaran kegiatan tersebut
Pada
Hari
Tanggal
Jombang , 14 November 2015
Ketua Sie Rekreasi
Agil Abdillah
BAB I
PENDAHULUAN
: 08.00- Selesai
Tempat
Ketua
: Agil Abdillah
Sekretaris
Bendahara
: Sigit P
1. Sie Acara
2. Sie Konsumsi
3. Sie Jalan Sehat
: Agil Abdillah
: Samsuri
: Sadam Husain
= Rp. 7.000
= Rp. 75.000
= Rp. 40.000
= Rp. 2.500
= Rp. 124.500
X. MATERI
Terlampir
XI.PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dengan latihan olahraga
secara teratur dapat meningkatkan fungsi tubuh terutama fungsi jantung. Jantung yang
merupakan salah satu organ vital tubuh sudah seharusnya dijaga kesehatannya. Kerusakan pada
jantung akan mempengaruhi semua sistem tubuh. Sebagai contoh penyakit hipertensi, berawal
dari hipertensi jika tidak tertangani secara baik akan berakibat fatal salah satunya dapat
menyebabkan penyakit stroke yang dapat berakhir dengan kematian. Salah satu cara untuk
menjaga kesehatan jantung adalah dengan olahraga yang teratur. Olahraga ringan yang mudah
dilakukan adalah Jalan Sehat. Jalan Sehat memiliki banyak manfaat diantaranya adalah
melancarkan peredaran darah dan meningkatkan jumlah volume darah. Sehingga dengan
melakukan Jalan Sehat secara teratur dapat meminimalkan terjadinya penyakit jantung terutama
hipertensi pada oang lansia.
B. SARAN
Untuk mencapai tekanan darah normal, selain melakukan olahraga Jalan Sehat secara rutin,
beberapa hal di bawah ini juga perlu mendapat perhatian, yaitu:
Pengertian Lansia menurut UU No. 4 tahun 1965 adalah seseorang yang mencapai
umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya seharihari dan menerima nafkah dari orang lian (Wahyudi,2000). Sedangkan menurut UU No.
12 tahun 1998 tentang kesejahteraan Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia
diatas 60 tahun (Depos,2001).
Pada Lansia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara
perlahan-lahan
sehingga
tidak
dapat
bertahan
terhadap
suatu
penyakit
(Constantinides,2006).
Secara biologis, penduduk Lansia adalah penduduk yang mengalami proses
penuaan secara terus menerus yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu
semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal
ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, dan sistem
organ.
Secara ekonomi, penduduk Lansia lebih dipandang sebagai beban dari pada
sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi
memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan
masa tua, seringkali dipersepsikan secara negative sebagai beban keluarga dan
masyarakat dari aspek sosial, penduduk Lansia merupakan satu kelompok sosial sendiri.
Di Negara barat, penduduk Lansia menduduki strata sosial di bawah kaum muda. Hal ini
dilihat dari keterlibatan mereka terhadap sumber daya ekonomi, pengaruh terhadap
pengambilan keputusan serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun. Akan
tetapi, di Indonesia penduduk Lansia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus
dihormati oleh warga muda.
2. Klasifikasi Lansia
Menurut WHO, Lansia di golongkan menjadi 4, yaitu :
1)
Usia pertengahan 45-59 tahun
2)
Lanjut Usia 60-74 tahun
3)
Lanjut Usia Tua 75-90 tahun
4)
Lansia sangat tua >90 tahun
3. Perubahan Fisik Lansia
Ada perubahan yang terjadi pada fisik yang dialami oleh lansia akibat proses
menua. Menurut Nugroho (2008) adalah sebagai berikut:
1) Perubahan fisik dan fungsi
Penurunan fisik dan fungsi pada lansia berkaitan dengan penurunan fungsi sel,
sistem syaraf,sistem pendengaran, sistem penglihatan, sistem kardiovaskuler, sistem
pengaturan suhu tubuh, sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem reproduksi, sistem
endokrin, dll.
2) Perubahan mental
Terjadi perubahan yang dapat berupa sikap yang semakin egosentrik, mudah
curiga, bertambah pelit bila memiliki sesuatu. Sikap yang semakin umum ditemukan
pada lansia adalah mengharapkan tetapi diberi peran dalam masyarakat, ingin
mempertahankan hak dan hartanya, serta ingin tetap berwibawa. Faktor yang
mempengaruhi perubahan mental pada lansia diantaranya :
- Perubahan anatomi
- Perubahan fisiologi
- Kesehatan umum
- Tingkat pendidikan
- Keturunan
- Lingkungan
Perubahan mental pada lansia juga terjadi pada ketenangan dan juga Intelegensi
Quotion (IQ).
3) Perubahan Psikososial
Nilai seseorang sering diukur dari produktivitasnya dan identitasnya dikaitkan
dengan peranan dalam pekerjaan. Lansia yang mengalami kehilangan antara lain :
- Kehilangan fungsional
- Pada umumnya setelah seseorang memasuki Lansia maka ia akan mengalami
penurunan fungsi kognitif meliputi belajar, persepsi, pengertian, pemahaman,dll.
Sehingga dapat mengakibatkan reaksi dan perilaku lansia menjadi lambat.
Sementara fungsi psikomotor meliputi hal-hal yang berhubungan dengan gerak.
- Kehilangan yang berkaitan dengan pekerjaan. Perubahan dapat diawali dengan masa
pension. Meskipun tujuan ideal pension adalah agar para lansia menikmati hari tua,
namun dalam kenyataannya sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, jabatan,
peran, kegiatan, dll.
- Perubahan dalam peran sosial di masyarakat. Berkurangnya fungsi indera, gerak fisik,
dan sebagainya maka muncul gangguan fungsional pada lansia.
.
KONSEP JALAN SEHAT
1. Pengertian
senantiasa
bergaya
hidup
sehat
yaitu
dengan
cara
lancar.
Efeknya,
otak
pun
segar,semangatpunmembuncah.
oleh
masyarakat
Kegiatan
tersebut
mengajak
serta
koroner,
beberapa
studi
menunjukkan
hasil
yang
kita tahu bahwa kasus diabetes yang bisa diatasi tanpa perlu
minum obat, bisa dilakukan dengan memilih gerak badan rutin
berkala. Selama gula darah bisa terkontrol hanya dengan cara
bergerak badan (brisk walking), obat tidak diperlukan. Itu berarti
bahwa berjalan kaki tergopoh-gopoh sama manfaatnya dengan obat
antidiabetes.
f. Mencegah osteoporosis Betul. Dengan gerak badan dan berjalan
kaki cepat, bukan saja otot-otot badan yang diperkokoh, melainkan
tulang-belulang juga. Untuk metabolisme kalsium, bergerak badan
diperlukan juga, selain butuh paparan cahaya matahari pagi. Tak
cukup ekstra kalsium dan vitamin D saja untuk mencegah atau
memperlambat proses osteoporosis. Tubuh juga membutuhkan
gerak badan dan memerlukan waktu paling kurang 15 menit
terpapar matahari pagi agar terbebas dari ancaman osteoporosis.
Mereka yang melakukan gerak badan sejak muda, dan cukup
mengonsumsi kalsium, sampai usia 70 tahun diperkirakan masih
bisa terbebas dari ancaman pengeroposan tulang.
g. Meredakan encok lutut Lebih sepertiga orang usia lanjut di Amerika
mengalami encok lutut (osteoarthiris). Dengan membiasakan diri
berjalan kaki cepat atau memilih berjalan di dalam kolam renang,
keluhan nyeri encok lutut bisa mereda. Untuk mereka yang
mengidap encok lutut, kegiatan berjalan kaki perlu dilakukan
berselang-seling, tidak setiap hari. Tujuannya untuk memberi
kesempatan kepada sendi untuk memulihkan diri. Satu hal yang
perlu diingat bagi pengidap encok tungkai atau kaki: jangan keliru
memilih sepatu olahraga. Kita tahu, dengan semakin bertambahnya
usia, ruang sendi semakin sempit, lapisan rawan sendi kian menipis,
dan cairan ruang sendi sudah susut. Kondisi sendi yang sudah
seperti itu perlu dijaga dan dilindungi agar tidak mengalami
goncangan yang berat oleh beban bobot tubuh, terlebih pada yang
gemuk. Bila bantalan (sol) sepatu olahraganya kurang empuk,
sepatu
gagal
berperan
sebagai
peredam
goncangan
(shock
risiko
terkenakankerpayudara.
PRAKTIKA GERONTIK
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN
Hari/Tanggal :
Waktu
Aspek
Parameter
Penilaian
Persiapan
Bobot
Dilakukan
Ya Tidak
Pelaksanaan
Sehat
2. Menjelaskan tujuan
3. Instruktur :
Penutup
1. Salam Penutup
2. Menanyakan Perasaan Klien setelah Jalan Sehat
Total Nilai
Kriteria:
Baik
: 79 - 100
Cukup
: 70 - 78
Penilaian :
40
40
x 100 % = 100
Ket.
Kurang
: <69
Skor = nilai
x 100%
total
LEMBAR EVALUASI
No
EVALUASI
Keterangan