Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

JALAN SEHAT

Di susun oleh :
Sie Rekreasi
Mahasiswa Ners Stase Gerontik

PROGRAM STUDY PROFESI NERS KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Alloh SWT, karena berkat Taufiq dan HidayahNya serta pertolongan-Nya kami dapat menyusun proposal ini. Sholawat dan salam-Nya mudahmudahan selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, keluarganya, shohabatnya dan
kepada tabi`it-tabi`innya.
Dalam proposal ini, kami membahas Jalan Sehat Kegiatan ini tidak akan berjalan
lancar apabila tanpa bantuan dari semua ppihak yang mendukung akan kegiatan ini,maka dari itu
kami meminta bantuan dan kerjasama kepada semua pihak dari UPT PLSU Pasuruan untuk
melancarkan kegiatan Jalan Sehat yg di laksamakan oleh Mahasiswa STIKes ICMe Jombang.
Penyusun menyadari jauh dari kesempurnaan baik dalam penempatan kata maupun cara
penyusunannya, untuk itu penyusun menunggu saran atau koreksi dari semua pihak untuk
perbaikan.Atas segala hormat kami ucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang
bersedia membantu demi kelancaran kegiatan tersebut

Telah di sahkan dan di setujui oleh

Pada
Hari

Tanggal
Jombang , 14 November 2015
Ketua Sie Rekreasi

Agil Abdillah

BAB I
PENDAHULUAN

Meningkatnya jumlah lansia sebenarnya adalah indikator yang menunjukkan


semakin sehatnya penduduk Indonesia karena usia harapan hidupnya meningkat,
meskipun disisi lain produktivitas mereka menurun. Proses penuaan penduduk tentunya
berdampak pada berbagai aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan,
karena dengan semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun
baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit. Kualitas hidup penduduk lanjut usia
yang umumnya masih rendah dapat terlihat dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan
angka buta huruf lanjut usia.
Dari sisi kualitas hidup selain pendidikan, penduduk lanjut usia juga mengalami
masalah kesehatan. Data menunjukkan bahwa ada kecenderungan angka kesakitan lanjut
usia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Kondisi ini tentunya harus mendapatkan
perhatian berbagai pihak. Lanjut usia yang sakit-sakitan akan menjadi beban bagi
keluarga, masyarakat dan bahkan pemerintah, sehingga akan menjadi beban dalam
pembangunan.
Kemudian dari sisi ekonomi, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
penduduk lanjut usia masih cukup tinggi, meskipun kesenjangan antar jenis kelamin
masih cukup tinggi. TPAK lansia laki-laki mencapai 72,26 persen, sedangkan perempuan
37,83 persen pada tahun 2007. Dari hasil penelitian yang dilakukan Komnas Lansia pada
tahun 2008, ditemukan bahwa alasan paling umum lansia masih bekerja adalah karena
ekonomi yang tidak mencukupi, alasan lain adalah karena ingin tetap aktif dan mandiri.
Sedangkan alasan lansia tidak bekerja adalah karena kesehatan yang memburuk.
Meskipun secara umum lingkungan sosial (keluarga dan masyarakat) cukup mendukung
lansia bekerja, tetapi ada beberapa yang tidak setuju lansia bekerja, antara lain karena
adanya norma setempat yang menyatakan bahwa jika sudah lansia tidak bekerja lagi, juga
ada yang beranggapan karena sarana dan prasarana fisik bagi lansia bekerja masih
terbatas/belum memadai, serta karena banyak lansia yang ingin menikmati pensiun.
III.TUJUAN
Dengan kegiatan ini diharapkan lansia UPT PSLU Pasuruan, yang masih aktif bisa terus melatih
produktivitasnya sementara pra-lansia memperoleh kesadaran dini agar menua dengan sehat,
mandiri dan tetap aktif.

IV. TEMA KEGIATAN


Jalan Sehat Menciptakan Jiwa Lansia yang produktif
V. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Kegiatan ini akan diselenggarakan pada :
Hari/Tangga : Sabtu,14 November 2015
Waktu

: 08.00- Selesai

Tempat

: lapangan UPT PSLU PASURUAN

VI. BENTUK KEGIATAN


Jalan Sehat
VII. SUSUNAN KEPANITIAAN
Penanggung Jawab

:M. Zainul Mustofa

Ketua

: Agil Abdillah

Sekretaris

: Ivo Arga Adinata

Bendahara

: Sigit P

VIII. Seksi Seksi

1. Sie Acara
2. Sie Konsumsi
3. Sie Jalan Sehat

: Agil Abdillah
: Samsuri
: Sadam Husain

IX. ANGGARAN DANA


1. Kesekretariatan
2. Konsumsi
kue @ 1.500 x 50
Aqua Club @Rp. 20.000 x 2
Plastik
Jumlah

= Rp. 7.000
= Rp. 75.000
= Rp. 40.000
= Rp. 2.500

= Rp. 124.500

X. MATERI
Terlampir
XI.PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dengan latihan olahraga
secara teratur dapat meningkatkan fungsi tubuh terutama fungsi jantung. Jantung yang
merupakan salah satu organ vital tubuh sudah seharusnya dijaga kesehatannya. Kerusakan pada
jantung akan mempengaruhi semua sistem tubuh. Sebagai contoh penyakit hipertensi, berawal
dari hipertensi jika tidak tertangani secara baik akan berakibat fatal salah satunya dapat
menyebabkan penyakit stroke yang dapat berakhir dengan kematian. Salah satu cara untuk
menjaga kesehatan jantung adalah dengan olahraga yang teratur. Olahraga ringan yang mudah
dilakukan adalah Jalan Sehat. Jalan Sehat memiliki banyak manfaat diantaranya adalah
melancarkan peredaran darah dan meningkatkan jumlah volume darah. Sehingga dengan
melakukan Jalan Sehat secara teratur dapat meminimalkan terjadinya penyakit jantung terutama
hipertensi pada oang lansia.
B. SARAN
Untuk mencapai tekanan darah normal, selain melakukan olahraga Jalan Sehat secara rutin,
beberapa hal di bawah ini juga perlu mendapat perhatian, yaitu:

Jika kelebihan bobot badan, kurangilah


Kurangi asupan natrium (sodium)
Usahakan cukup asupan kalium (potasium)
Batasi konsumsi alkohol
MATERI

KONSEP DASAR LANSIA


1. Pengertian Lansia
Lansia (Lanjut Usia) adalah fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang
dimulai dengan adanya beberapa perubahan dalam hidup. Sebagai mana diketahui, ketika
manusia mencapai usia dewasa, ia mempunyai kemampuan reproduksi dan melahirkan
anak. Ketika kondisi hidup berubah, seseorang akan mengalami penurunan tugas dan
fungsi ini dan memasuki tahap lanjut, kemudian meninggal.

Pengertian Lansia menurut UU No. 4 tahun 1965 adalah seseorang yang mencapai
umur 55 tahun, tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya seharihari dan menerima nafkah dari orang lian (Wahyudi,2000). Sedangkan menurut UU No.
12 tahun 1998 tentang kesejahteraan Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia
diatas 60 tahun (Depos,2001).
Pada Lansia akan terjadi proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk
memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya secara
perlahan-lahan

sehingga

tidak

dapat

bertahan

terhadap

suatu

penyakit

(Constantinides,2006).
Secara biologis, penduduk Lansia adalah penduduk yang mengalami proses
penuaan secara terus menerus yang ditandai dengan menurunnya daya tahan fisik yaitu
semakin rentannya terhadap serangan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Hal
ini disebabkan terjadinya perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, dan sistem
organ.
Secara ekonomi, penduduk Lansia lebih dipandang sebagai beban dari pada
sebagai sumber daya. Banyak orang beranggapan bahwa kehidupan masa tua tidak lagi
memberikan banyak manfaat, bahkan ada yang sampai beranggapan bahwa kehidupan
masa tua, seringkali dipersepsikan secara negative sebagai beban keluarga dan
masyarakat dari aspek sosial, penduduk Lansia merupakan satu kelompok sosial sendiri.
Di Negara barat, penduduk Lansia menduduki strata sosial di bawah kaum muda. Hal ini
dilihat dari keterlibatan mereka terhadap sumber daya ekonomi, pengaruh terhadap
pengambilan keputusan serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun. Akan
tetapi, di Indonesia penduduk Lansia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus
dihormati oleh warga muda.
2. Klasifikasi Lansia
Menurut WHO, Lansia di golongkan menjadi 4, yaitu :
1)
Usia pertengahan 45-59 tahun
2)
Lanjut Usia 60-74 tahun
3)
Lanjut Usia Tua 75-90 tahun
4)
Lansia sangat tua >90 tahun
3. Perubahan Fisik Lansia
Ada perubahan yang terjadi pada fisik yang dialami oleh lansia akibat proses
menua. Menurut Nugroho (2008) adalah sebagai berikut:
1) Perubahan fisik dan fungsi

Penurunan fisik dan fungsi pada lansia berkaitan dengan penurunan fungsi sel,
sistem syaraf,sistem pendengaran, sistem penglihatan, sistem kardiovaskuler, sistem
pengaturan suhu tubuh, sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem reproduksi, sistem
endokrin, dll.
2) Perubahan mental
Terjadi perubahan yang dapat berupa sikap yang semakin egosentrik, mudah
curiga, bertambah pelit bila memiliki sesuatu. Sikap yang semakin umum ditemukan
pada lansia adalah mengharapkan tetapi diberi peran dalam masyarakat, ingin
mempertahankan hak dan hartanya, serta ingin tetap berwibawa. Faktor yang
mempengaruhi perubahan mental pada lansia diantaranya :
- Perubahan anatomi
- Perubahan fisiologi
- Kesehatan umum
- Tingkat pendidikan
- Keturunan
- Lingkungan

Perubahan mental pada lansia juga terjadi pada ketenangan dan juga Intelegensi
Quotion (IQ).
3) Perubahan Psikososial
Nilai seseorang sering diukur dari produktivitasnya dan identitasnya dikaitkan
dengan peranan dalam pekerjaan. Lansia yang mengalami kehilangan antara lain :
- Kehilangan fungsional
- Pada umumnya setelah seseorang memasuki Lansia maka ia akan mengalami
penurunan fungsi kognitif meliputi belajar, persepsi, pengertian, pemahaman,dll.
Sehingga dapat mengakibatkan reaksi dan perilaku lansia menjadi lambat.
Sementara fungsi psikomotor meliputi hal-hal yang berhubungan dengan gerak.
- Kehilangan yang berkaitan dengan pekerjaan. Perubahan dapat diawali dengan masa
pension. Meskipun tujuan ideal pension adalah agar para lansia menikmati hari tua,
namun dalam kenyataannya sering diartikan sebagai kehilangan penghasilan, jabatan,
peran, kegiatan, dll.
- Perubahan dalam peran sosial di masyarakat. Berkurangnya fungsi indera, gerak fisik,
dan sebagainya maka muncul gangguan fungsional pada lansia.
.
KONSEP JALAN SEHAT
1. Pengertian

Jalan sehat merupakan kegiatan olahraga yang murah tetapi


sangat besar manfaatnya karena dengan jalan sehat dan berolahraga
badan akan terasa sehat dan jauh dari penyakit. Dengan adanya
kegiatan jalan sehat ini berarti telah berusaha untuk mengajak agar
masyarakat

senantiasa

bergaya

hidup

sehat

yaitu

dengan

cara

berolahraga. Dengan berolahraga, kulit, otot, hingga organ-organ dalam


tubuh merasakan manfaatnya. Otot dan kulit menjadi kencang, tulang
pun menjadi kuat, dan jantung memompa darah sehingga peredaran
darah

lancar.

Efeknya,

otak

pun

segar,semangatpunmembuncah.

Sebagian besar orang menyadari pentingnya olahraga, namun kurang


diperhatikan

oleh

masyarakat

Kegiatan

tersebut

mengajak

serta

masyarakat untuk selalu hidup sehat melalui olahraga jalan dan


menjadikan olahraga sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Oleh karena
itu, perlu adanya suatu bentuk kegiatan yang dapat meningkatkan
keinginan masyarakat untuk sehat.
2. Manfaat Jalan Sehat
a. Menekan Resiko Serangan Jantung Pertama-tama tentu menekan
risiko serangan jantung. Kita tahu otot jantung membutuhkan aliran
darah lebih deras (dari pembuluh koroner yang memberinya makan)
agar bugar dan berfungsi normal memompakan darah tanpa henti.
Untuk itu, otot jantung membutuhkan aliran darah yang lebih deras
dan lancar. Berjalan kaki tergopoh-gopoh memperderas aliran darah
ke dalam koroner jantung. Dengan demikian kecukupan oksigen
otot jantung terpenuhi dan otot jantung terjaga untuk bisa tetap
cukup berdegup. Bukan hanya itu. Kelenturan pembuluh darah
arteri tubuh yang terlatih menguncup dan mengembang akan
terbantu oleh mengejangnya otot-otot tubuh yang berada di sekitar
dinding pembuluh darah sewaktu melakukan kegiatan berjalan kaki
tergopoh-gopoh itu. Hasil akhirnya, tekanan darah cenderung
menjadi lebih rendah, perlengketan antarsel darah yang bisa

berakibat gumpalan bekuan darah penyumbat pembuluh juga akan


berkurang. Lebih dari itu, kolesterol baik (HDL) yang bekerja sebagai
spons penyerap kolesterol jahat (LDL) akan meningkat dengan
berjalan kaki tergopoh-gopoh. Tidak banyak cara di luar obat yang
dapat meningkatkan kadar HDL selain dengan bergerak badan.
Berjalan kaki tergopoh-gopoh tercatat mampu menurunkan risiko
serangan jantung menjadi tinggal separuhnya.
b. Mencegah Stroke Kendati manfaat berjalan kaki tergopoh-gopoh
terhadap stroke pengaruhnya belum senyata terhadap serangan
jantung

koroner,

beberapa

studi

menunjukkan

hasil

yang

menggembirakan. Tengok saja bukti alami nenek-moyang kita yang


lebih banyak melakukan kegiatan berjalan kaki setiap hari, kasus
stroke zaman dulu tidak sebanyak sekarang. Salah satu studi
terhadap 70 ribu perawat (Harvard School of Public Health) yang
dalam bekerja tercatat melakukan kegiatan berjalan kaki sebanyak
20 jam dalam seminggu, risiko mereka terserang stroke menurun
duapertiga.
c. Berat badan stabil Ternyata dengan membiasakan berjalan kaki
rutin, laju metabolisme tubuh ditingkatkan. Selain sejumlah kalori
terbuang oleh aktivitas berjalan kaki, kelebihan kalori yang mungkin
ada akan terbakar oleh meningkatnya metabolisme tubuh, sehingga
kenaikan berat badan tidak terjadi.
d. Menurunkan berat badan Ya, selain berat badan dipertahankan
stabil, mereka yang mulai kelebihan berat badan, bisa diturunkan
dengan melakukan kegiatan berjalan kaki tergopoh-gopoh itu
secara rutin. Kelebihan gajih di bawah kulit akan dibakar bila rajin
melakukan kegiatan berjalan kaki cukup laju paling kurang satu jam.
e. Mencegah kencing manis Ya, dengan membiasakan berjalan kaki
melaju sekitar 6 km per jam, waktu tempuh sekitar 50 menit,
ternyata dapat menunda atau mencegah berkembangnya diabetes
Tipe 2, khususnya pada mereka yang bertubuh gemuk (National
Institute of Diabetes and Gigesive & Kidney Diseases). Sebagaimana

kita tahu bahwa kasus diabetes yang bisa diatasi tanpa perlu
minum obat, bisa dilakukan dengan memilih gerak badan rutin
berkala. Selama gula darah bisa terkontrol hanya dengan cara
bergerak badan (brisk walking), obat tidak diperlukan. Itu berarti
bahwa berjalan kaki tergopoh-gopoh sama manfaatnya dengan obat
antidiabetes.
f. Mencegah osteoporosis Betul. Dengan gerak badan dan berjalan
kaki cepat, bukan saja otot-otot badan yang diperkokoh, melainkan
tulang-belulang juga. Untuk metabolisme kalsium, bergerak badan
diperlukan juga, selain butuh paparan cahaya matahari pagi. Tak
cukup ekstra kalsium dan vitamin D saja untuk mencegah atau
memperlambat proses osteoporosis. Tubuh juga membutuhkan
gerak badan dan memerlukan waktu paling kurang 15 menit
terpapar matahari pagi agar terbebas dari ancaman osteoporosis.
Mereka yang melakukan gerak badan sejak muda, dan cukup
mengonsumsi kalsium, sampai usia 70 tahun diperkirakan masih
bisa terbebas dari ancaman pengeroposan tulang.
g. Meredakan encok lutut Lebih sepertiga orang usia lanjut di Amerika
mengalami encok lutut (osteoarthiris). Dengan membiasakan diri
berjalan kaki cepat atau memilih berjalan di dalam kolam renang,
keluhan nyeri encok lutut bisa mereda. Untuk mereka yang
mengidap encok lutut, kegiatan berjalan kaki perlu dilakukan
berselang-seling, tidak setiap hari. Tujuannya untuk memberi
kesempatan kepada sendi untuk memulihkan diri. Satu hal yang
perlu diingat bagi pengidap encok tungkai atau kaki: jangan keliru
memilih sepatu olahraga. Kita tahu, dengan semakin bertambahnya
usia, ruang sendi semakin sempit, lapisan rawan sendi kian menipis,
dan cairan ruang sendi sudah susut. Kondisi sendi yang sudah
seperti itu perlu dijaga dan dilindungi agar tidak mengalami
goncangan yang berat oleh beban bobot tubuh, terlebih pada yang
gemuk. Bila bantalan (sol) sepatu olahraganya kurang empuk,
sepatu

gagal

berperan

sebagai

peredam

goncangan

(shock

absorber). Itu berarti sendi tetap mengalami beban goncangan


berat selama berjalan, apalagi bila berlari atau melompat. Hal ini
yang memperburuk kondisi sendi, lalu mencetuskan serangan nyeri
sendi atau menimbulkan penyakit sendi pada mereka yang berisiko
terkena gangguan sendi. Munculnya nyeri sendi sehabis melakukan
kegiatan berjalan kaki, bisa jadi lantaran keliru memilih jenis sepatu
olahraga. Sepatu bermerek menentukan kualitas bantalannya,
selain kesesuaian anatomi kaki. Kebiasaan berjalan kaki tanpa alas
kaki, bahkan di dalam rumah sekalipun, bisa memperburuk kondisi
sendi-sendi tungkai dan kaki, akibat beban dan goncangan yang
harus dipikul oleh sendi.
h. Mengobati Depresi Ternyata bergerak badan dengan berjalan kaki
cepat juga membantu pasien dengan status depresi. Berjalan kaki
tergopoh-gopoh bisa menggantikan obat antidepresan yang harus
diminum rutin. Studi ihwal terbebas dari depresi dengan berjalan
kaki sudah dikerjakan lebih 10 tahun.
i. Mencegah Kanker Kanker juga dapat dibatalkan muncul bila kita
rajin berjalan kaki, setidaknya jenis kanker usus besar (colorectal
carcinoma). Kita tahu, bergerak badan ikut melancarkan peristaltik
usus, sehingga buang air besar lebih tertib. Kanker usus dicetuskan
pula oleh tertahannya tinja lebih lama di saluran pencernaan. Studi
lain juga menyebutkan peran berjalan kaki terhadap kemungkinan
penurunan

risiko

terkenakankerpayudara.

PRAKTIKA GERONTIK
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS
STIKES INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG
DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN
Hari/Tanggal :
Waktu

Aspek

Parameter

Penilaian
Persiapan

Bobot

Dilakukan
Ya Tidak

Persiapan pasien JALAN SEHAT


Mengatur tempat
Menyusun agenda acara
Mengabsen peserta Jalan Sehat

Pelaksanaan

1. Pertama kontrak waktu dengan peserta Jalan

Sehat
2. Menjelaskan tujuan
3. Instruktur :

Memimpin jalannya acara Jalan Sehat


4. Fasilitator :

-Mendampingi peserta Jalan Sehat


-Memperhatikan dan mengikuti perintah Instruktur
Jalan Sehat

Penutup

1. Salam Penutup
2. Menanyakan Perasaan Klien setelah Jalan Sehat

Total Nilai
Kriteria:
Baik

: 79 - 100

Cukup

: 70 - 78

Penilaian :
40
40

x 100 % = 100

Ket.

Kurang

: <69

Skor = nilai

x 100%

total

LEMBAR EVALUASI
No

EVALUASI

Keterangan

Pasuruan, November 2015


Ketua kelompok

Anda mungkin juga menyukai