Anda di halaman 1dari 19

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Enron Corporation merupakan perusahaan energi terbesar di Amerika Serikat yang bergerak
di bidang energi kelistrikan, gas alam, dan pipanisasi. Bisnis inti Enron bergerak dalam
industri energi, tetapi Enron juga melakukan perluasan usaha

melalui diversifikasi,

contohnya seperti: komunikasi, perdagangan, future transaction, trading commodity non


energy dan kegiatan bisnis keuangan. Hal ini membuat Enron yang didirikan sekitar tahun
1985, sempat tercatat sebagai perusahaan ke tujuh terbesar di AS. Bisnisnya pun tidak hanya
berada di Amerika Serikat saja, melainkan juga bertebaran di 40 negara lainnya. Enron pun
juga mengaku bahwa penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah sekitar $101 miliar.
Kasus Enron mulai mencuat ke publik pada akhir tahun 2001, tepatnya pada tanggal 2
Desember 2001. Pada tanggal tersebut, secara tiba-tiba Enron mendaftarkan kebangkrutan
perusahaannya ke pengadilan dan memecat sekitar 5000 pegawai. Sebelumnya, Enron juga
telah mengguncang pasar dengan berita bahwa pada tanggal 16 Oktober 2001 Enron telah
mengalami kerugian pada kuartal ketiga sebesar $618 juta.
Ternyata pihak Enron mengakui bahwa keuntungan yang didapatnya selama ini hanyalah
fiksi belaka. Setelah dilakukan revisi terhadap laporan keuangannya selama lima tahun
terakhir, terbukti bahwa Enron telah mengalami kerugian sebesar US$ 586 juta serta
tambahan hutang sebesar US$ 2,5 miliar. Semua kepalsuan dan penipuan yang dilakukan oleh
Enron ini bertujuan untuk membuat harga saham perusahaan tetap menarik di mata investor,
dengan cara menggelembungkan keuntungan dan mengurangi jumlah hutang yang
sebenarnya cukup tinggi.
Dampak kebangkrutan Enron tidak hanya berimbas terhadap Enron dan pihak-pihak yang
langsung berkaitan, tetapi juga pihak-pihak lain baik sebagai regulator, kompetitor, dan juga
pasar modal secara global karena adanya ketidakpercayaan dari investor.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana kasus Enron bisa terjadi?
b. Apa dampak yang terjadi dari kebangkrutan Enron?

1.3 Tujuan
a. Memahami kronologis perkembangan Enron sampai berakhir bangkrut.
b. Menjelaskan dampak sistematik yang ditimbulkan dari kasus Enron.

Pembahasan
2.1 Sekilas mengenai perusahaan Enron
Enron merupakan perusahaan yang terbentuk pada tahun 1985 sebagai hasil merger antara
perusahaan Houston Natural Gas dengan sebuah perusahaan pemipaan minyak
InterNorth. Pada tahun 1987 Enron membeli perusahaan pembangkit listrik Portland
General Electric Corp senilai $ 2 milyar. Dan mengubah nama perusahaan tersebut menjadi
Enron Capital and Trade Resources yang menjadi perusahaan Amerika terbesar yang
memperjualbelikan gas alam serta listrik.
Enron yang utamanya bergerak dalam bidang industri energi, kemudian melakukan
diversifikasi usaha yang bertujuan untuk meningkatkan laba perusahaan. Salah satu bentuk
diversifikasi usaha tersebut seperti pembentukan Enron Online (EOL) pada bulan oktober
1999. EOL merupakan unit usaha Enron yang secara online memasarkan produk energi
secara elektronik lewat website. Dalam sekejap, EOL berhasil melaksanakan transaksi senilai
$ 335 milyar pada tahun 2000. Karena begitu terkesima dengan hasil yang di dapat dari EOL,
Enron membiayai ratusan juta dollar untuk membangun jaringan elektronik broadband yang
berkecepatan tinggi (high speed broadband) dengan kapasitas jaringan penjualan bandwidth
untuk melakukan penjualan produk-produknya seperti gas, listrik serta kertas daur ulang
secara online. Hal ini tentu saja memberikan efek positif bagi perusahaan, salah satunya harga
saham Enron di Wall Street mengalami peningkatan.
Setelah menjadi perbincangan masyarakat luas pada akhir 2001 karena terungkapnya
manipulasi dan penipuan akuntansi yang sangat sistematis pada laporan keuangan yang
dilaporkannya, Enron menjadi simbol dari penipuan dan korupsi korporasi yang dilakukan
secara sengaja. Kebangkrutan yang dialami Enron disebabkan karena terganggunya proses
bisnis akibat credit rating perusahaan yang menurun. Apalagi sebagai perusahaan trading,
sangat dibutuhkan rating nilai investasi agar dapat melakukan perdagangan dengan
perusahaan lain. Oleh karena itu Enron hanya bisa mengoperasikan segelintir aset penting
dan membuat persiapan-persiapan untuk penjualan atau spin-off sisa-sisa bisnisnya. Enron
muncul dari kebangkrutan pada November 2004 setelah salah satu kasus kebangkrutan
terbesar dan paling rumit dalam sejarah AS.

2.2 Jatuhnya Perusahaan Enron


Berawal dari sekadar perusahaan pipanisasi gas alam di Negara Bagian Texas pada 1985,
Enron berhasil menghipnotis begitu banyak investor melalui besarnya tingkat laba yang
dihasilkannya. Tidak ada yang curiga terhadap kondisi yang terjadi, hingga akhirnya pada 16
Oktober 2001 secara mengejutkan Enron melaporkan telah mengalami kerugian sebesar $608
juta dan menyebabkan harga saham Enron menurun secara drastis. Tidak ada yang
mengetahui penyebab salah satu perusahaan raksasa tersebut tiba-tiba mengalami kerugian
yang begitu besar. Pada 30 Oktober 2001, akhirnya Securities Exchange Commission (SEC)
melakukan investigasi terhadap transaksi-transaksi yang pernah dilakukan oleh Enron untuk
mengetahui penyebab timbulnya kerugian yang dialami Enron.
Dalam kondisi yang semakin terdesak, Enron akhirnya membuka rahasia kesuksesannya
selama ini dalam menghasilkan laba ratusan juta dolar yaitu Enron mengakui bahwa
keuntungan yang dihasilkannya selama ini hanyalah tipuan dan fiktif belaka. Hal ini semakin
terbukti setelah dilakukan revisi terhadap laporan keuangan Enron selama beberapa tahun
terakhir, kerugian sebesar $586 juta dan tambahan utang $2,5 miliar berhasil dibukukan.
Hasil tersebut membuat kepercayaan investor semakin hilang dan berimbas pada pembatalan
rencana merger yang akan dilakukan oleh Dynergy. Dalam pembicaraan yang terjadi pada 9
November 2001 tersebut, Dynegy berencana akan memiliki saham Enron sebesar 64% dan
sisanya sebesar 36% masih dimiliki oleh Enron. Rencana tersebut hanya tinggal angan-angan
saja ketika pada 28 November 2001, pihak Dynergy mengumumkan bahwa merger dengan
Enron telah dibatalkan.
Setelah batalnya rencana merger dengan Dynergy, pihak Enron akhirnya mengajukan
perlindungan dari gugatan pailit berdasark perundang-undangan Amerika Serikat yang
dikenal sebagai Chapter 11 persyaratan bangkrut kepada pengadilan tepatnya pada tanggal 2
Desember 2001 dan meninggalkan ribuan investor serta pegawainya dalam bayang-bayang
Junk Stock terhadap saham yang telah mereka miliki. Aturan ini memberikan kesempatan
dalam periode tertentu kepada perusahaan yang kesulitan keuangan untuk melakukan
reorgasnisasi. Dampak yang lebih parah dialami oleh para pegawai Enron, karena mereka
telah kehilangan pekerjaan dan tabungan pensiun yang telah di investasikan dalam bentuk
saham.

Menyikapi kondisi yang terjadi Enron menyewa penasehat dari Blackstone Group perusahaan
yang ahli dalam hal reorganisasi dan sebagai konsultan hukum pihak Enron mempercayai
Gotshal & Manges. Perlindungan Chapter 11 memiliki maksud dan tujuan untuk
mengadakan reorganisasi terhadap perusahaan dan tetap mempertahankan kegiatan
perusahaan. Hakim yang menangani kasus kebangkrutan ini memiliki kewenangan yang luas
untuk mengarahkan kegiatan operasi perusahaan ketika kontrak dan sebagian besar transaksi
bisnis yang lain ditangguhkan sementara.
Jika pada akhirnya perusahaan memang tidak dapat direorganisasi, maka akan dilanjutkan
dengan Chapter 7 untuk dilakukannya likuidasi atas aset perusahaan terkait. Pemegang saham
Enron akan cenderung kehilangan investasi yang mereka miliki karena mereka berada dalam
posisi terakhir antrean pembayaran dibelakang kreditur dengan jaminan dan kreditur tanpa
jaminan.
Secara singkat mengenai perkembangan kasus Enron:

Juli 1985 - Enron terbentuk berdasarkan hasil merger antara Houston Gas Alam dan
InterNorth yang berbasis di Omaha.

2000 - Enron mencapai peringkat 7 pada daftar Fortune 500.

14 Agustus 2001 - Jeffrey Skilling mengundurkan diri sebagai CEO, dan Kenneth Lay
menjadi CEO lagi (Dia telah menjadi CEO 1985-2000).

15 Agustus 2001 - Sherron Watkins mengirimkan catatan kepada Kenneth Lay tentang
isu-isu akuntansi yang terjadi.

16 Oktober 2001 - Enron mengumumkan kerugian pada kuartal ketiga $ 618.000.000.

31 Oktober 2001 - SEC mengadakan penyelidikan formal terhadap transaksi Enron.

9 November 2001 - Enron dan Dynegy mengumumkan rencana merger sebesar $


7.800.000.000 . Rencana ini akan membentuk Dynegy Corp, yang di mana Dynegy
akan memiliki 64% dan 36% Enron.

28 November 2001 - Dynegy mengumumkan telah mengakhiri pembicaraan merger


dengan Enron.

2 Desember 2001 - Enron mengajukan perlindungan Chapter 11 yang menjadi


kebangkrutan terbesar dalam sejarah AS pada waktu itu dan meninggalkan ribuan
pekerja dengan saham yang tidak berguna dalam pensiun mereka.

9 Januari 2002 Departemen Kehakiman Amerika Serikat membuka penyelidikan


kriminal terhadap kolapsnya Enron.

11 Januari 2002 - SEC memperluas penyelidikan untuk memasukkan kepala auditor


Enron, Arthur Andersen, atas laporan pemusnahan dokumen.

15 Januari 2002 - NYSE menghentikan sementara perdagangan saham Enron.

17 Januari 2002 - Enron mengakhiri kemitraannya dengan Arthur Andersen.

23 Januari 2002 - Kenneth Lay mengundurkan diri sebagai ketua dewan dan CEO.

25 Januari 2002 - Mantan wakil ketua dewan Enron J. Clifford Baxter melakukan
bunuh diri di Sugarland, Texas.

30 Januari 2002 - Enron menunjuk Stephen Cooper sebagai CEO sementara.

4 Februari 2002 - Kenneth Lay mengundurkan diri dari dewan direksi Enron.

7 Februari 2002 - Andrew Fastow, Michael Kopper, Richard Beli dan Richard Causey
semua menggunakan hak amandemen kelima mereka sebelum DPR dan Komite
Perdagangan.

12 Februari 2002 - Kenneth Lay menggunakan hak amandemen kelimanya sebelum


Dewan Komite Perdagangan .

14 Februari 2002 - Sherron Watkins memberi kesaksian (whistle blower) di depan


DPR.

26 Februari 2002 - Jeffrey Skilling, Sherron Watkins dan Jeffrey McMahon


memberikan kesaksian di depan Dewan Komite Perdagangan Amerika Serikat.

14 Maret 2002 - Departemen Kehakiman AS mendakwa kantor akuntan Arthur


Andersen menghalangi proses pengadilan dalam kasus Enron.

April 2002 - Enron naik ke No 5 pada daftar Fortune 500 meskipun telah ada
pengajuan kebangkrutan. Hal ini disebabkan karena Fortune 500 mendasarkan
peringkat hanya pada sembilan bulan pertama pendapatan pada tahun 2001, dengan
total $ 138.700.000.000.

15 Juni 2002 - Arthur Andersen terbukti bersalah atas dakwaan menghalangi proses
pengadilan.

21 Agustus 2002 - Mantan eksekutif Enron Michael Kopper mengaku bersalah atas
konspirasi untuk melakukan penipuan informasi dan pencucian uang.

2 Oktober 2002 - Andrew Fastow didakwa dengan penggelapan sekuritas, penipuan


informasi, pencucian uang dan konspirasi.

1 Mei 2003 - Andrew Fastow, istrinya, dan tujuh orang lainnya didakwa atas
penolakan dakwaan atas tindakan yang berhubungan dengan skandal keuangan
perusahaan.

8 Januari 2004 - Hakim David Hittner mengatakan dia akan menerima permohonan
kesepakatan Lea Fastow dengan imbalan pengakuan bersalah yang dapat mengurangi
waktu penjaranya.

14 Januari 2004 - Setiap pengakuan bersalah Andrew dan Lea Fastow, sebagai bagian
dari kesepakatan pembelaan.

22 Januari 2004 - Richard Causey memohon tidak bersalah atas lima tuduhan
penggelapan sekuritas dan satu tuduhan konspirasi penggelapan sekuritas.

19 Februari 2004 - Mantan CEO Enron Jeffrey Skilling didakwa atas penipuan,
konspirasi dan mengaku tidak bersalah.

6 Mei 2004 - Lea Fastow mengaku bersalah atas penghitungan tunggal pengembalian
pajak palsu dan menerima hukuman 12 bulan.

19 Mei 2004 - Mantan wakil presiden Enron yang bertanggung jawab untuk
hubungan investor, Paula Rieker, mengaku bersalah atas insider trading.

7 Juli 2004 - Lay didakwa atas 11 tuduhan - satu tuduhan konspirasi dalam melakukan
penipuan keamanan dan informasi, dua tuduhan penipuan informasi laporan yang
menyesatkan saat rapat karyawan, empat tuduhan penggelapan sekuritas atas laporan
palsu dalam presentasi kepada analis sekuritas, satu penipuan terhadap bank, dan tiga
tuduhan membuat pernyataan palsu ke bank.

8 Juli 2004 - Lay mengaku tidak bersalah atas semua 11 dakwaan dan penerbitan
$500.000 obligasi tanpa jaminan.

3 November 2004 - Sidang pidana pertama berakhir dengan dibebaskannya mantan


akuntan Sheila Kahanek.

17 November 2004 - Enron keluar dari kebangkrutan setelah menjual kepemilikannya


di tiga jaringan pipa gas alam kepada CCE Holdings sebesar $ 2 miliar.

31 Mei 2005 - Mahkamah Agung Amerika Serikat menolak pembelaan Arthur


Andersen dalam dakwaan penghalangan proses pengadilan.

28 Desember 2005 - Richard Causey mengaku bersalah atas penggelapan sekuritas


sebagai perannya dalam skandal Enron. Dia hanya akan dihukum tujuh tahun apabila
mau bekerja sama dengan jaksa untuk mencari bukti tambahan dari mantan bos-nya,
Lay dan Skilling.

28 Maret 2006 - Hakim menolak tiga dakwaan terhadap Skilling (dua tuduhan
penggelapan sekuritas dan satu tuduhan berbohong kepada auditor) dan satu tuduhan
penggelapan sekuritas terhadap Lay.

25 Mei 2006 - Juri dalam kasus Enron menemukan mantan CEO Jeffrey Skilling dan
pendiri Enron Kenneth Lay bersalah atas konspirasi dan penipuan. Lay dihukum
karena semua enam tuduhan terhadap dirinya dan Skilling terbukti bersalah atas 19
tuduhan konspirasi, penipuan, pernyataan palsu dan insider trading. Skilling terbukti
tidak bersalah atas sembilan tuduhan insider trading. Hakim Simeon T. Lake
mengumumkan empat vonis bersalah dalam sidang yang terpisah kepada Lay atas
konspirasi dan penipuan.

5 Juli 2006 - Ken Lay meninggal di Aspen, Colorado karena serangan jantung yang
disebabkan oleh penyakit arteri koroner yang berat.
8

September 26, 2006 - Andrew Fastow dijatuhi hukuman enam tahun penjara, empat
tahun lebih sedikit dari kesepakatan pembelaannya yang ditetapkan pada Januari
2004.

17 Oktober 2006 - Hakim Lake menghapus hukuman Lay atas penipuan dan
konspirasi. Hal ini adalah praktek hukum lama dari pengadilan federal Amerika
Serikat ketika terdakwa meninggal sebelum ia memiliki kesempatan untuk di dengar
bandingnya.

23 Oktober 2006 - Jeffrey Skilling dihukum 24 tahun dan empat bulan penjara.

November 7, 2006 - Fastow melapor ke Lembaga Pemasyarakatan federal Oakdale,


Louisiana untuk mulai menjalani hukuman enam tahunnya.

November 15, 2006 - Mantan COO Richard Causey dijatuhi hukuman lima tahun dan
enam bulan penjara untuk satu tuduhan penggelapan sekuritas.

November 16, 2006 - Jeffrey Skilling menarik pernyataannya kepada Circuit Court
5th.

13 Desember 2006 - Skilling melapor ke penjara di Waseca, Minnesota, setelah hakim


menolak untuk menunda masa tahanannya hingga keluar keputusan atas bandingnya.

3 Januari 2007 - Richard Causey melapor kepada Lembaga Pemasyarakatan federal


Bastrop untuk memulai lima setengah tahun hukumannya.

6 Januari 2009 - Pengadilan Banding Amerika Serikat menguatkan pernyataan


Skilling tetapi mengirimkan kasusnya kembali untuk ditulis ulang.

24 Juni 2010 - Mahkamah Agung Amerika Serikat menetapkan bahwa Skilling


seharusnya tidak dituntut di bawah undang-undang tentang "penipuan layanan".
Pengadilan kemudian membatalkan hukuman Skilling pada tuduhan itu.

April 6, 2011 - The Fifth US Circuit Court of Appeals mengkonfirmasi hukuman


pidana Skilling.

16 Mei 2011 - Andrew Fastow ditransfer dari penjara federal di Louisiana ke rumah
singgah di Houston. Dia kemudian diizinkan untuk pindah ke rumahnya untuk
menyelesaikan sisa hukumannya.

17 Mei 2011 - Richard Causey mulai menjalani sisa lima setengah tahun hukumannya
di rumah kurungan.

17 Desember 2011 - Kurungan rumah Fastow berakhir dan ia mulai dua tahun masa
percobaan.

April

16, 2012

Mahkamah Agung Amerika Serikat

berubah

menjadi

mengesampingkan banding kedua Jeffrey Skilling. Beberapa minggu kemudian,


pengacara Skilling meminta sidang baru di pengadilan federal Houston karena
ditemukan bukti baru.

21 Juni 2013 - Seorang hakim federal mengurangi hukuman Skilling lebih dari 10
tahun. Sebagai bagian dari kesepakatan resentencing, Skilling setuju untuk berhenti
melawan atas semua hukumannya dan kehilangan sekitar $ 42.000.000 yang akan
didistribusikan di antara korban penipuan Enron.

10

2.3 Penyebab Bangkrutnya Enron

Laporan Keuangan Fiktif


Bencana kebangkrutan yang menimpa Enron disebabkan karena kesalahan fatal yang
disengaja dalam sistem pembukuan mereka. Selama beberapa tahun terakhir, Enron
selalu melebih-lebihkan laba bersih dan menutup-tutupi utang yang dimiliki dengan
cara memindahkan utang-utang yang ditimbulkan induk perusahaan ke partnershippartnership yang lebih kecil. Sehingga pada saat utang-utang tersebut jatuh tempo,
Enron tidak dapat melakukan pelunasan sebagaimana yang diharuskan.

Penyalahgunaan Anak Perusahaan (Partnership)


Secara hukum perusahaan di Amerika Serikat, apabila induk perusahaan berpartisipasi
dalam partnership dimana partner dagang menyumbang sedikitnya 3% dari modal
keseluruhan, maka neraca partnership ini tidak perlu dikonsolidasi dengan neraca dari
induk perusahaan. Tetapi, partnership ini harus dijabarkan secara terbuka dalam
laporan akhir tahunan dari induk perusahaan agar pemegang saham dari induk
perusahaan mengetahui keberadaan operasi tersebut. Namun yang menjadi masalah,
Enron tidak pernah mengungkapkan operasi dari partnership-partnershipnya tersebut
dalam laporan keuangan tahunan yang ditujukan kepada pemegang saham dan
Security Exchange Commission (SEC). Hal ini tentu saja menipu banyak pihak, dan
membuat laporan keuangan Enron terlihat sangat menarik. Begitu juga ketika akan
mengajukan kredit kepada bank, Enron juga menggunakan nama partnershippartnershipnya tersebut sehingga membuat catatan hutang Enron terlihat sangat kecil
yang secara tidak langsung menggambarkan betapa kuatnya kondisi keuangan
perusahaan dan untuk membuat rasio Laporan Keuangannya menjadi lebih baik,
beberapa asset Enron dijual dengan harga pasar. Ini dilakukan untuk menunjukan
bahwa harga pasar yang dicatat dalam Laporan keuangan tersebut wajar, namun yang
perlu digaris bawahi disini pembelinya adalah anak perusahaannya sendiri. Sehingga
dapat dikatakan Enron bertransaksi dengan dirinya sendiri

Penetapan Rating Perusahaan


Agar sekuritas hutangnya dapat diterbitkan dan diperdagangkan di pasar sebuah
perusahaan harus memiliki rating, untuk itu Enron membayar Standard & Poors serta
Moodys untuk memberikan penilaian rating. Namun, dari sini ada masalah yang
11

muncul yaitu pemberian rating

hanya berdasarkan analisa terhadap data yang

diberikan oleh perusahaan, aktivitas operasional dan aktivitas keuangan. Sedangkan


ada pendapat yang menyatakan bahwa seharusnya perlu diadakan pemeriksaan juga
terhadap total hutang perusahaan, karena total hutang juga memiliki pengaruh
terhadap kualitas suatu perusahaan.Begitu juga para partnership (Spesial Purpose
Entity) apakah harus ikut dianalisa apa tidak. Menurunnya arus kas perusahaan akan
menimbulkan masalah pada manajemen keuangan. Pertumbuhan perusahaan
membutuhkan adanya modal eksternal. Tambahan modal dapat diperoleh dari hutang
baru dan ekuitas baru. Namun, jika menerbitkan jumlah besar dari ekuitas baru akan
mendilusi laba dari jumlah saham yang dipegang oleh pemegang saham. Lalu jika
mengajukan utang dengan tingkat yang tinggi akan menyebabkan menurunnya rating
perusahaan. Dan sebagai jalan keluar atas dua pilihan tersebut, pihak Enron memilih
untuk memanfaatkan SPE untuk menjual aset-aset yang bermasalah sehingga Enron
menghilangkan aset tersebut dari neraca, mengajukan kredit ke bank, dan
menyembunyikan kinerja buruk investasi. Sebagai hasil akhirnya Enron akan terlihat
prima di mata semua pihak, membuat Enron dapat meraup pundi-pundi dana
tambahan investasi baru.

Tidak Menghiraukan Peringatan yang Ada


Dari pembahasan sebelumnya kita mengetahui bahwa kegiatan Enron sangat
bergantung pada peran SPE nya, maka secara tidak langsung terjadi keterkaitan
diantara keduanya. Terutama dalam hal harga saham, saat saham SPE nya naik, maka
saham Enron juga akan mengalami kenaikan. Sedangkan saat harga saham SPE turun,
maka harga saham Enron juga akan menurun. Menurunnya harga saham Enron hingga
$47 per lembar saham pada bulan Juli 2001, menyebabkan investor curiga. Hal ini
menyebabkan Sherron Watkins, wakil presiden Enron mencoba memperingatkan
Kenneth Lay dengan membawa dokumen yang menjelaskan proses akuntan yang
tidak wajar sehubungan dengan SPE dan memperingatkan akan kecurangan proses
akuntan. Akan tetapi peringatan Sherron Watkins tidak dihiraukan oleh Ken Lay,
sehingga terjadilah kebangkrutan di Enron.
Kemudian muncul sebuah pertanyaan, apakah tidak dihiraukannya peringatan Sherron
Watkins tersebut dilakukan secara sengaja atau memang terjadi kesalahan dalam
penyampaiannya. Atau mungkin Kenneth Lay sudah mengetahui tentang isu-isu
tersebut dan malah berusaha menutupinya? Tentunya kita tidak bisa menjawab
12

pertanyaan tersebut, tapi intinya dampak dari bangkrutnya Enron dapat dikurangi
apabila peringatan tersebut didengar dan diperhatikan oleh pihak-pihak yang memiliki
kuasa atas perusahaan.

Peraturan Hukum Sekuritas di Amerika Serikat


Enron tidak akan berani memanfaatkan para SPE nya untuk melakukan penggelapan
yang sangat kompleks apabila hukum sekuritas yang berlaku tidak memberikan celah
dengan membiarkan pembukuan terpisah antara induk perusahaan dan kongsi dagang
tersebut. Pihak auditor (Andersen) juga tidak melaksanakan peraturan, etika, dan
hukum yang diterapkan oleh ikatan akuntan publik (American Institute of Certified
Public Accountants), sehingga memberikan lebih banyak celah bagi Enron untuk
melaksanakan penyelewengan dalam hal pembukuan. Enron adalah salah satu contoh
dari perusahaan yang dibangun berdasarkan kebohongan besar, semua kegiatan
perusahaan hampir tak bisa lepas dari kebohongan, setiap kebohongan ditutupi dengan
kebohongan yang lain.

13

2.4 Dampak dari Kebangkrutan Enron


Pada masa jayanya Enron ditasbihkan sebagai leader perusahaan-perusahaan di New
Economy dengan berbagai macam pencapaiannya. Saat Enron diumumkan bangkrut telah
membuat banyak pihak(regulator, ekonom, akuntan, dan investor) terkejut dan geram.
Kebangkrutan Enron merusak pasar uang di Amerika Serikat dan luar negeri. Hal ini
menyebabkan peran dari regulator, komite audit, analisis finansial di pertanyakan karena
kecolongan kasus sebesar ini. Secara operasi Enron bisa juga dikatan lembaga keuangan
namun secara regulasi mereka bukan lembaga keuangan yang sah. Kasus Enron memberi
pelajaran bahwa perlunya deregulasi yang lebih ketat, terutama pada pelaporan laporan
keuangan untuk kebutuhan investasi.
Secara garis besar berikut dampak kebangkrutan Enron;

Karyawan
Sebanyak kurang lebih 21.000 pegawai Enron kehilangan pekerjaannya dan tabungan
pensiunan mereka yang telah diinvestasikan pada perusahaan. Dalam praktek
normalnya, setiap pegawai memiliki tabungan pensiun dan perusahaan memberikan
tawaran agar tabungan tersebut ditanamkan dalam bentuk saham dan obligasi. Dengan
maksud pada saat masa pensiun nanti jumlah tabungannya telah meningkat karena
telah ditambah dengan bunga investasi. Mungkin karena melihat kondisi keuangan
Enron yang begitu menggiurkan, membuat para pegawai begitu optimis dan tidak
begitu memikirkan mengenai risiko yang sebenarnya mengancam. Hingga akhirnya
ketika semua fakta telah terbuka dan Enron berada dalam ambang kebangkrutan, dan
membuat semua pegawai mungkin tidak bisa berbuat apa-apa. Tabungan pensiun yang
telah diinvestasikan dengan iming-iming ribuan dollar bunga yang akan didapat, saat
ini hanya isapan jempol semata.

Akuntan
Tidak dapat kita pungkiri peran akuntan dalam kasus ini tergolong penting, seperti
melakukan pemeriksaan dan memberikan kesaksian mengenai laporan keuangan.
Pekerjaan ini tentu tidak mudah, banyak pihak dengan berbagai kepentingannya yang
mempengaruhi akuntan secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kasus ini
Andersen disewa untuk melakukan audit dan juga menyediakan konsultasi untuk
14

Enron, dengan pembayaran yang begitu besar $5 juta untuk biaya audit dan $50 juta
untuk biaya konsultasi. Tentu saja sebagai perusahaan yang mencari keuntungan
sebesar-besarnya, akan lebih memaksimalkan kegiatan yang menghasilkan laba
terbesar.
Terlepas dari kondisi di atas, kita harus yakin bahwa masih banyak akuntan yang
bersih, professional dan berpegang teguh pada kode etik.
Undang-Undang Sarbanes Oxley
Diajukan oleh anggota senat Paul Sarbanes dan Michael Oxley pada tanggal 30 Juli
2002:
1. Memberi kejelasan dan kepastian mengenai Dewan pengawas Independen yang
bertugas sepenuhnya untuk mengawasi pelaku pasar modal, dimana dewan ini
akan diawasi oleh SEC.
2. Menetapkan tanggung jawab baru terhadap komite audit dan pejabat perusahaan.
3. Menetapkan aturan dan keharusan baru untuk pelaporan perusahaan
4. Mendefinisikan jasa non Audit yang dapat diberikan oleh KAP kepada Klien
Audit yaitu melarang KAP melakukan 8 jenis jasa audit kepada klien audit :
pembukuan, design dan system informasi keuangan, jasa penilai, jasa aktuaris,
outsorcing jasa internal audit, fungsi management SDM, broker pialang atau
penasehat investasi, jasa hukum dan jasa professional lainnya yang tidak
berhubungan dengan audit.
5. Memperberat hukuman atas kecurangan yang dilakukan perusahaan
6. Mengharuskan adanya peraturan yang mengatur benturan kepentingan
7. Meningkatkan secara signifikan tanggung jawab dan anggaran SEC
8. Mengijinkan pemberian jasa lainnya dengan persetujuan terlebih dahulu dari
komite audit.

Pihak Management
Diharuskan adanya sertifikasi CEO/CFO atas laporan berkala yang disampaikan SEC.
Setiap laporan tahunan yang dibuat perusahaan harus disertai lampiran mengenai
laporan dari management mengenai penaksiran internal control. Auditor independent
juga diharuskan untuk melaporkan penaksiran manajemen. Adanya pengungkapan
yang harus dilakukan mengenai perubahan ekuitas bagi semua pihak yang memiliki

15

saham minimal 10%, pengungkapan mengenai off balance, dan pengungkapan dari
waktu ke waktu oleh perusahaan.

16

Penutup
Kesimpulan

Saran

17

ANALISIS MENGENAI KASUS BANGKRUTNYA


PERUSAHAAN ENRON

Disusun oleh:

M. Hafid Yusuf

(135020307111040)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
18

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG


2014

19

Anda mungkin juga menyukai