Motivasi Belajar
Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. Motivasi dapat melahirkan
prestasi dalam belajar. Schunk (2012, 95) menjelaskan bahwa kunci keberhasilan pendidikan
adalah mempertahankan motivasi untuk belajar dalam jangkauan yang optimal. Motivasi
menimbulkan perilaku di mana peserta didik mau berusaha baik secara fisik ataupun mental,
sungguh-sungguh dan berprestasi dalam melaksanakan tugas belajarnya.
a. Pengertian Motivasi
Motivasi pada dasarnya adalah hipotesis yang disusun untuk menjelaskan alasan,
kecenderungan atau motif kenapa seseorang melakukan sebuah suatu tindakan. Brophy (2010: 3)
menjelaskan Motivation is theoretical construct used to explain the initiation, direction,
intensity, persistence, and quality of behavior, especially goal-directed behavior. Sedangkan
menurut Woolfolk (2009: 186), motivasi diartikan sebagai keadaan internal yang
membangkitkan, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku.
Robbins, & Judge (2013: 236) menyatakan:Motivation as a process that account for an
individuals intensity, direction, and persistence of effort toward attaining goal.Motivasi lebih
ke sebuah proses yang menjelaskan intensitas, mengarahkan, dan mempertahankan seseorang
pada usaha meraih tujuan. Sedangkan Scunk, Pitrich,& Meece (2010: 4)berpendapat bahwa:
Motivation is the process whereby goal-directed activity is instigated and sustained. motivasi
adalah proses di mana aktivitas yang dipengaruhi dan didukung oleh tujuan.Dari beberapa
pendapat ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian motivasi adalah daya penggerak
psikis yang memunculkan, mengarahkan, menguatkan, dan mempertahankan perilaku atau
tindakan tertentu untuk mencapai tujuan.
aktivasi-aktivasi
yang
berorientasi
target
dibuat
terjadi
dan
dipertahakan
kelangsungannya.Motivasi dipengaruhi oleh banyak hal yang berbeda, seperti masa lalu, masa
sekarang, dan masa depan seseorang (McLean, 2009: 7).
Berdasarkan letak penyebab(locus of causality),Woolfolk (2009: 188) mengklasifikasikan
motivasi sebagai berikut:
1) Motivasi Instrinsik
Motivasi instrinsik adalah motivasi yang berhubungan dengan kegiatan yang memiliki
reward sendiri. Arends, & Kilcher, (2010: 57) menjelaskan: Behavior sparked by ones own
interest or pure enjoyment is called instrinsic motivation.Kecenderungan alamiah untuk
mencari dan melakukan tantangan ketika kita mengejar kepentingan pribadi dan menerapkan
kapabilitas. Motif yang timbul dari dalam diri seseorang tanpa ada pengaruh dari luar,
misalnya peserta didik belajar karena ingin pandai.
2) Motivasi Ekstrinsik:
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang diciptakan oleh faktor-faktor eksternal
seperti reward dan hukuman. Santrock (2011: 441) menjelaskan: Extrinsic motivation is
often influenced by external incentives such as reward and punishments.Peserta didik
menyebabkan
ketergantungan
pada
insentif
sedangkan
hukuman
mengakibatkan situasi belajar menjadi tegang dan menakutkan. Toshalis & Nakkula (2012:
activity simply for the sake of the activity itself.Peserta didik memiliki motivasi yang tinggi
dengan terlibat dalam sebuah aktifitas yang disebabkan aktifitasnya itu sendiri. Sedangkan
keterlibatanyang disebabkan karena mencari perhatian ego-involved atau peduli dengan
bagaimana dirinya dimata oranglain dapat melemahkan motivasi.
4) Motivasi Prestasi
Motivasi untuk berprestasi terdiri atas orientasi penguasan dan keinginan untuk
mengembangkan diri, sebagai faktor yang menguatkan Singh, (2011: 163)menjelaskan:
achievement motivation is a subjective and internal psychological drive, enabling
individuals to pursue work they perceive to be valuable and prompting them to reach
their goals. Meanwhile, achievement motivation is also a mentality to compete and
compare with others.
Motivasi prestasi mendorong psikisseseorang berusaha mewujudkan tujuan, mental,dan
kemampuan untuk bersaing dengan oranglain. Onete, Edet, Udey, &Ogbor(2012: 65)
menambahkan bahwa elemen yang paling penting dalam motivasi prestasi adalah perasaan
terhadap kemampuan diri.Motivasi yang ditujukan untuk menghindari kegagalan
(kecemasan) misalnya: takut tidak naik kelas/lulus ujian dapat melemahkan motivasi belajar.
5) Kemungkinan Atribusi
Kesuksesan dan kegagalan diatribusikan pada usaha dan kemampuan yang dapat
dikontrol sebagai faktor yang menguatkan.Yazdani & Godbole (2014: 830) menerangkan:
To a few students success in study comes not by training, in how to study but rather by the
development of study procedures that they may have discovered by accident and that seem to
serve their purpose. Sedangkan kesuksesan dan kegagalan yang diatribusikan pada
penyebab yang tidak dapat dikontrol dapat melemahkan motivasi belajar
6) Keyakinan Kemampuan
IPA tersebut.Yazdani & Godbole (2014: 829) menjelaskan: When students are motivated to
perform competently on academic tasks they will learn in accordance with their abilities.
Tugas dapat menarik perhatian (Attention), membangkitkan rasa ingin tahu dan
menantang bagi peserta didik. S. Chen, Sun, Zhu & Chen (2014: 470) menjelaskan bahwa:
young children are often motivated by interes dan the situational interest often has an
immediatemotivational impact on the learner. Sedangkan Santrock (2011: 444)
berpendapat bahwa minat di sini adalah terkait dengan minat situasional yang disebabkan
oleh aspek-aspek tertentu kegiatan tugas dan terkait dengan dengan langkah-langkah
pembelajaran yang mendalam.Tugas-tugas autentik seperti dapat mereka-reka dunia nyata
atau kehidupan nyata sedekat mungkin dapat memicu minat dan rasa ingin tahu peserta
didik.
2) Autonomy (Otonomi)
Guru memperhatikan bagaimana partisipasi peserta didik dalam keputusan-keputusan
terkait dengan beban/target peserta didik. Tujuannya memberikan kebebasan optimal bagi
peserta didik untuk menentukan pilihan dan mengambil tanggung jawab atas keputusannya,
sehingga materi relevan (relevansi) sesuai dengan kebutuhan dan memunculkan kepuasan
(Satisfaction) pada diri peserta didik.Froiland, Oros, Smith,& Hirchert (2012: 91)
menjelaskan bahwa ada tiga kebutuhan yaitu: 1) Kebutuhan meningkatkan kemampuan, 2)
kebutuhan untuk kesesuaian (membuat hubungan bermakna dengan yang lain), dan 3)
kebutuhan untuk otonomi (perasaan bahwa sesuatu bisa memulai dan mengatur tindakan
seseorang).
3) Reward (Penghargaan)
praktik tes terstandar, dan mendefinisikan tujuan dan standar sehingga peserta didik
mengetahui gambaran yang jelas akan prestasi, keyakinan kemampuan, dan kemungkinan
atribusi atas usaha dan potensi yang ada pada dirinya.
6) Time (waktu)
Guru memperhatikan penjadwalan jam belajar di sekolah. Guru memberikan
kesempatan peserta didik untuk terlibat lebih luas dan signifikan dalam tugas-tugas belajar.
Tugas belajar dan kebutuhan peserta didik diberikan sesuai dengan penjadwalannya.
Keenam hal yang mempengaruhi motivasi peserta didik di atas dapat dikelola melalui
penggunaan sebuah metode pembelajaran yang tepat. Menurut Degeng (2013: 177-178) metode
pembelajaran mempunyai pengaruh motivasional yang diperlukan untuk menimbulkan daya tarik
peserta didik terhadap bidang studi. Begitu juga dalam pembelajaran,Pintrich (2003: 670)
berpendapat: The exploration of how implicit motives and explicit goals are related and their
links to self-regulation, affect, and achievement will be an important direction for future basic
motivational science research.