Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN MINGGUAN PROGRAM KKM

PUSKESMAS KLUNGKUNG I
KECAMATAN KLUNGKUNG, KABUPATEN KLUNGKUNG
Nama Mahasiswa

Ida Bagus Nyoman Siwa Suditha

(1202006177)

I Gusti Ngurah Nugraha Agung

(1202006123)

Harshinu Devi Gengarajoo

(1202006224)

Dosen Pembimbing

dr. Putu Aryani, S.Ked

Nama Program
Hari/Tanggal
Lokasi Kegiatan
Narasumber

:
:
:
:

Program Imunisasi
Senin, 14 Maret 2016
Puskesmas Klungkung I
L. N. A. Denirawani

1. Jenis-jenis, Waktu, Target, dan encapaian Pemberian Vaksin


Jenis Vaksin
Umur bayi (pada Target
Pencapaian Jenis
umur berapa bayi (bayi/tahun (per Tahun vaksin
diberikan vaksin) 2013)
2013)
untuk
Booster
BCG
0 hari
(525) 100% 101.1%
Polio 1
0 hari
(525) 100% 101.1%
Polio 2
2 bulan
(525) 95%
93.7%
Polio 3
3 bulan
(525) 95%
98.5%
Polio 4
5 bulan
(525) 90%
101%
HB 0
0 7 hari
(525) 80%
100.2%
DPT 1/HB 1
DPT 2/GB 2
DPT 3/HB 3
DPT Lanjutan
Campak
TT
TD & DT

2 bulan
3 bulan
4 bulan

(525) 100%
(525) 95%
(525) 90%

9 bulan
(525) 90%
Bumil
status (578) 90%
T4=2x
Anak SD kelas
100%
1,2,3

93.7%
98.5%
101%

TT4
TT5

Diberikan
pada umur
berapa

Kelas 2 SD
Kelas 3 SD

96.5%
99%
-

2. Cara Menentukan Jumlah Target Populasi


Jumlah target populasi : jumlah hasil pencapaian BCG 3 tahun terakhir
3
1

3. Tempat-tempat Pemberian Vaksin


- Posyandu
- Puskesmas
- Bidan praktek swasta
- Sekolah
- Poskesdes
- Pustu
4. Pengamatan Manajemen Logistik Vaksin dan Sasaran Pendukung
Cara amprah vaksin : Puskesmas Klungkung I mengamprah vaksin untuk
persediaan selama 1 bulan dari dinas Kesehatan Kabupaten yang diambil
melalui gudang farmasi kab. Klungkung, vaksin disimpan di puskesmas
terlebih dahulu lalu baru disebarkan di setiap pustu, dan bidan praktek
swasta yang ada. Untuk penggunaan di poskesdes, vaksin diantarkan pada
saat kegiatan imunisasi dilakukan karena masih minimnya fasilitas
penyimpanan.
Cara penyimpanan waktu : Semua vaksin disimpan berdasarkan jenisjenisnya di dalam lemari pendingin dengan suhu sekitar 2-80C dimana
untuk vaksin campak, polio dan BC memerlukan suhu yang lebih dingin
dibandingkan dengan vaksin yang lain sehingga lebih dekat ke freezer.
Vasksin yang memerlukan alat pendingin : Kesemua vaksin memerlukan
alat pendingin
Cara penyimpanan di alat pendingin : vaksin-vaksin disimpan di termos
kecil berisi es (cool pack)
Cara pengaturan suhu alat pendingin agar tetap stabil : Alat pendingin
diatur oleh pemegang program dalam arti kata lain, hanya pemegang
program dapat membuka alat pendingin dan alat pendingin ini khas untuk
vaksin dan bahan lain seperti sayuran tidak dibenarkan
Cara pengaturan suhu ketika di lapangan : pelaksanaan imunisasi hanya
dijalankan selama 3 jam pada jadwal yang ditetapkan karena termos yang
digunakan dapat mempertahankan suhu dingin selama 3-6 jam.
5. Pola Pelayanan Imunisasi di Bidan Swasta
- Sumber vaksin : puskesmas
- Pola pembayaran klien : membayar jasa imunisasi
- Sistem pelapor : sweeping dan pengumpulan data oleh Kader setiap desa
saat Posyandu
6. Indikator Keberhasilan
a. Input
- Man : Petugas kesehatan, bidan desa, perawat, bidan praktek swasta
- Money : berasal dari APBN
- Minute : imunisasi diberikan sesuai jadwal Posyandu
2

Material : vaksin, alat penyimpan vaksin, jarum suntik, persediaan


kartu KMS, dan kartu TT
- Method : masyarakat datang ke Posyandu, Pustu, Puskesmas ataupun
ke bidan praktek swasta untuk mendapatkan imunisasi dan Jurim
datang ke sekolah
- Market : bayi (0-11 bulan), ibu hamil, WUS, dan anak SD
b. Proses
- Pemberian imunisasi
- Pendataan dan pelaporan penduduk yang mendapat vaksin
- Sweeping ke data-data pada buku kuning supaya tiada data yang ganda
c. Output
- UCI (Universal Coverage Immunisation = jika target pemberian vaksin
dasar minimal95 %), tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada
semua bayi di semua desa.
d. Outcome
- Kejadian penyakit polio menurun
- Kejadian penyakit campak menurun
- Kejadian penyakit dipteri menurun
- Kejadian penyakit pertusis menurun
- Kejadian penyakit tetanus menurun
- Kejadian penyakit hepatitis menurun
- Kejadian penyakit TBC menurun
e. Dampak
- Angka kematian akibat penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi menurun.
7. Faktor Pendukung dan Penghambat
Faktor Pendukung :
- Tingkat pengetahuan masyarakat tentang pentingnya imunisasi
- Fasilitas transportasi yang cukup
- Tingkat kerja dari Kader
Faktor Penghambat :
- Perilaku masyarakat yang malas ke Pustu
- Adanya pihak swasta yang turut memberikan pelayanan imunisasi
sehingga pengambilan data menjadi sulit.
8. Pelaksanaan Program
Pelaksanaan Program (Seharusnya)
Kegiatan Program :
a. Imunisasi bayi, ibu hamil, WUS daerah resti
b. Imunisasi anak SD kelas 1 s/d kelas 3
c. Follow up ibu yang belum dapat imunisasi dan sweeping daerah sulit
Pelaksanaan Program (Kenyataannya)
3

Kegiatan Puskesmas ;
a. Imunisasi bayi, ibu hamil, dan WUS dilaksanakan secara rutin tiap
seminggu dua kali dimana lokasi tempat pemberian imunisasi adalah
Puskemas dan setiap Pustu wilayah kerja, pemberian diadakan pada hari
Selasa dan Kamis yang telah ditetapkan oleh pemegang program imunisasi
di Puskesmas.
- Sasaran : bayi, Balita, ibu hamil, dan WUS
- Pelaksana : perawat dan bidan
- Dana : berasal dari APBN
- Metode : Pasif dengan menunggu kedatangan ibu dan bayi di
Puskesmas atau Pustu
b. Imunisasi anak SD kelas 1 s/d kelas 3 dilakukan tiap 1 tahun sekali
- Sasaran : Anak SD kelas 1 s/d kelas 3
- Pelaksana : perawat dan bidan
- Dana : Berasal dari dana APBN
- Metode : Aktif dengan datang ke sekolah
c. Follow up ibu yang belum dapat imunisasi
9. Faktor-faktor Penyebab Perbedaan
- Jumlah sasaran melebihi data real yang ada.
10. Alternatif Pemecahan
- Kader dan pegawai di Pustu dan Puskesmas haruslah lebih rajin dalam
mengumpulkan data tentang imunisasi masyarakat dan mengadakan
kerjasama dengan pemegang daerah binaan untuk mencatat.

Anda mungkin juga menyukai