PENDAHULUAN
Kinerja yang baik dapat dicapai apabila ada kesesuaian antara pekerjaan
dengan kemampuan yang dimiliki karyawan. Disinilah manajemen berperan
dalam membentuk perilaku individu. Dengan menganalisis perilaku-perilaku yang
ada dalam individu manajer mampu memberi keputusan yang tepat untuk
mendapatkan hasil yang maksimal atas upaya peningkatan produktivitas
organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
ii.
iii.
meningkat,
menurunnya
meningkatnya
rangsangan
maka
kecepatan,
kejenuhan
intelektual.
produktifitas
kecekatan,
atau
Namun
menurun.
dan
kebosanan,
ada
Alasan;
kekuatan.
dan
juga
Juga
kurangnya
study
yang
naik
lagi
dalam
tahun-tahun
selanjutnya.
Bila
terdapat
sedikit
perbedaan
antara
pria
dan
wanita
yang
pengharapan sukses
ii.
iii.
iv.
tanggung jawab rumah tangga dan keluarga yang lebih besar, juga
jangan lupa dengan masalah kewanitaan.
c. Ras
Ras telah dipelajari sedikit banyak dalam perilaku organisasi, khususnya
dalam hubungannya terhadap hasil-hasil pekerjaan seperti keputusan
pemilihan personel, evaluasi kinerja, dan diskriminasi di tempat kerja.
Dalam situasi pekerjaan, terdapat sebuah kecenderungan bagi individu
untuk lebih menyukai rekan-rekan kerja dari ras mereka sendiri dalam
evaluasi kinerja, keputusan promosi, dan kenaikan gaji.
d. Status kawin
Mengenai dampak status perkawinan dengan produktivitas tidak cukup
penelitian untuk menarik kesimpulan. Namun penelitian yang konsisten
menjelaskan bahwa karyawan yang menikah lebih sedikit absensinya,
mengalami pergantian lebih rendah, dan lebih puas dengan pekerjaan
daripada rekan sekerjanya yang masih lajang.
e. Masa kerja atau masa jabatan
Tinjauan ektensif mengenai hubunga senioritas dan produktivitas kerja telah
dilakukan. Dimana adanya hubungan positif antara senioritas dan
produktivitas kerja, dimana masa kerja diekspresikan sebagai pengalaman
kerja, yang menjadi dasar untuk perkiraan yang baik atas produktivitas
karyawan. Secara konsisten menunjukkan bahwa senioritas berhubungan
negative dengan tingkat ketidakhadiran. Bahkan dalam hubungannya baik
dengan frekuensi absensi dan total hari kerja yang hilang, masa jabatan
merupakan variable penting yang berpengaruh.
2.3 Kemampuan
Kemampuan adalah kapasitas seorang individu
untuk melakukan
2)
ii.
iii.
iv.
berbeda.
keseimbangan
adalah
kemampuan
mempertahankan
keseimbangan.
Stamina adalah kemampuan menggerakan upaya maksimum
yang membutuhkan usaha berkelanjutan.
Contoh :
iii.
iv.
v.
vi.
ii.
iii.
iv.
Budaya
adalah
kesadaran
akan
keberagaman
budaya
dan
lainnya, seperti sifat malu, agresif, mengalah, malas, ambisius, setia, dan
sebagainya.
Robin dalam sopiah (2008) mengemukakan,personality is the dynamic
organization within the individual of those psychophycal systems that determine
his unique adjustment to this environment. Nimran dalam sopiah (2008)
memaknainya,kepribadian sebagai pengorganisasian yang dinamis dari sistem
psikofisik dalam diri individu yang menentukan penyesuaian diri dengan
lingkungannya. Dia menambahkan bahwa kepribadian sebagai keseluruhan cara
bagaimana individu beraksi dan berinteraksi dengan orang lain. Robbins dalam
sopiah (2008) mengartikan kepribadian sebagai cara dengan mana seseorang
bereaksi dan berinteraksi dengan orang lain. Adapun karakteristik kepribadian
yang popular di antaranya adalah agresif ,malu, pasrah, malas, ambisius, setia,
jujur. Semakin konsisten karakteristik tersebut di saat merepons lingkungan, hal
itu menunjukkan faktor keturunan atas pembawaan (traits) merupakan faktor yang
penting dalam membentuk keribadian seseorang.
Kunarto (2001) menyebutkan bahwa temperament we are born with,
sedangkan character we have to make. Berangkat dari pendapat ini, pribadi
seseorang selalu diwarnai oleh temperamen dan sekaligus karakter. Temperamen
berwarna sifat-sifat yang diperoleh dari keturunan. Sedangkan karakter terbentuk
oleh lingkungan dan situasi. Interaksi antara temperamen dan karakter itu yang
membentuk kepribadian seseorang. Orang yang karakternya terbentuk paada
lingkungan dan budaya kerja yang tinggi akan cenderung serius, ambisius, dan
agresif. Sedangkan orang yang berada pada lingkungan dan budaya yang
menekankan pada pentingnya bergaul baik dengan orang lain, maka ia akan lebih
memprioritaskan keluarga dibandingkan kerja dan karier.
10
oleh
lingkungan
(diluar
dirinya),
seperti
nasib
dan
keberuntungan.
b. Paham Otoritarian
Paham ini berkeyakinan bahwa ada perbedaan status dan keyakinan pada
orang-orang yang ada dalam organisasi. Sifat kepribadian otoritarian yang
tinggi memiliki intelektual yang kaku, membedakan orang atau kedudukan
dalam
organisasi,
mengeksploitasi
orang
yang
memiliki
status
11
adalah
sifat
kepribadian
seseorang
yang
cenderung
12
2.5 Pembelajaran
Semua perilaku yang rumit dipelajari. Jika kita ingin menjelaskan dan
memperkirakan perilaku, maka kita harus memahami cara orang belajar. Dalam
bagian
ini,
kami
mendefinisikan
pembelajaran,
13
menyajikan
tiga
teori
c.
d.
14
iii.
iv.
model itu.
Proses penguatan, dimana apabila subjek belajar telah belajar
dengan baik maka harus diberikan penguatan. Individu-individu
akan termotivasi untuk memperlihatkan perilaku bermodel tertentu
jika disediakan rangsangan positif atau hadiah. Perilaku-perilaku
yang dikuatkan melalui mekanisme positif akan lebih banyak
mendapat perhatian, dipelajari secara lebih baik, dan lebih sering
dilakukan. Misalnya, karyawan yang mengikuti pelatihan, setelah
selesai pelatihan dan kinerjanya menjadi lebih baik maka ia harus
mendapatkan imabalan yang sesuai.
15
relevan
untuk
mencapai
tujuan
perilaku
yang
diharapkan.
Penguatan
positif
(positive
reinforcement);
memberikan
Penguatan
negatif
(negative
reinforcement);
Dihentikannya
iv.
16
ii.
iii.
b.
Jadwal penguatan
Kedua tipe utama jadwal penguatan adalah secara berkesinambungan dan
secara berkala. Jadwal penguatan berkesinambungan memperkuat perilaku
yang diinginkan setiap kali perilaku itu diperlihatkan.
i.
ii.
namun tidak setiap saat ketika perilaku itu dijalankan. Penguatan berkala
ini dapat berupa tipe rasio atau tipe interval. Penguatan juga dapat
digolongkan menjadi tetap atau variabel.
Ketika imbalan dibagikan pada selang waktu yang seragam, jadwal
penguatan itu disebut tipe interval-tetap. Variabel pentingnya adalah
waktu, dan variabel itu dijadikan sebagai konstanta. Dalam jadwal rasiotetap setelah sejumlah respon tetap atau konstan diberikan, maka hadiah
diberikan. Misalnya rencana insentif berdasar jumlah karya adalah jadwal
rasio tetap, karyawan menerima ganjaran yang didasarkan pada jumlah
karya yang dihasilkan. Ketika hadiah berubah-ubah mengikuti perilaku
individu, ia disebut dikuatkan berdasarkan jadwal rasio-variabel.
JADWAL
PENGUATAN
SIFAT
PENGARUH PADA
PERILAKU
CONTOH
1.
Berkesinambungan
Penghargaan diberikan
Pembelajaran secara cepat, Pujian ketika tidak
setelah setiap perilaku yang namun juga cepat lenyap datang terlambat
diharapkan
2.
Interval tetap
Penghargaan diberikan pada Kinerja rata-rata dan tidak Gaji bulanan yang
interval waktu yang tetap teratur. Lenyap dengan
diberikan setiap
cepat
tanggal 1
17
3.
Interval variabel
4.
Rasio tetap
5.
Rasio variabel
c.
Sidak Presiden
SBY
Kuis dadakan
BAB III
PENUTUP
Setiap Individu adalah pribadi yang unik. Manusia pada hakekatnya
adalah kertas kosong yang di bentuk oleh lingkungan mereka. Perilaku manusia
merupakan
fungsi
dari
interaksi
antara
person
atau
individu
dengan
lingkungannya. Mereka berperilaku berbeda satu sama lain karena ditentukan oleh
masing masing lingkungan yang memang berbeda.
18
19