MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
Kesatu
PANDUAN
UPAYA
PENINGKATAN
MUTU
Ketiga
Keempat :
Ditetapkan di
: Tulungagung
Tanggal
: 16 Januari 2015
Rumah Sakit Putra Waspada
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
berkat dan anugerah yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku
Panduan Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Putra Waspada ini
dapat selesai disusun.
Buku panduan ini merupakan panduan dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan di Rumah Sakit Putra Waspada.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya
atas bantuan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan
Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Rumah Sakit Putra Waspada.
Penyusun
DAFTAR ISI
PERATURAN DIREKIUR RUMAH SAKIT PUTRA WASPADA............
iii
Kata Pengantar.............................................................................................
Daftar Isi......................................................................................................
vi
Latar Belakang.............................................................................................
Pengertian.....................................................................................................
Tujuan Umum..............................................................................................
Tujuan Khusus.............................................................................................
Tata laksana..................................................................................................
10
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsure kesejahteraan umum dari
Tujuan Nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya guna memperluas dan
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang baik dan
biaya yang terjangkau. Selain itu dengan semakin meningkatnya pendidikan dan
keadaan social ekonomi masyarakatpun mulai berubah. Masyarakat mulai
cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih baik, lebih ramah dan lebih
bermutu termasuk pelayanan kesehatan. Dengan semakin meningkatnya tuntutan
masyarakat akan mutu pelayanan Rumah Sakit maka fungsi pelayanan RS Putra
Waspada secara bertahap perlu terus ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan
efisien serta member kepuasan kepada pasien, keluarga maupun masyarakat.
Agar upaya peningkatan mutu pelayanan RS Putra Waspada dapat seperti
yang diharapkan maka perlu disusun Pedoman Upaya peningkatan Mutu
Pelayanan RS Putra Waspada. Buku panduan tersebut merupakan konsep dan
program peningkatan mutu pelayanan RS Putra Waspada, yang disusun sebagai
acuan bagi pengelola RS Putra Waspada dalam melaksanakan upaya peningkatan
mutu pelayanan Rumah Sakit. Dalam buku panduan ini diuraikan tentang prinsip
upaya peningkatan mutu, langkah-langkah pelaksanaannya dan dilengkapi dengan
indikator mutu.
BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN UPAYA PENINGKATAN
MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan sebenarnya bukanlah hal
yang baru. Pada tahun 1820-1910 Florence Nightingale seorang perawat dari
Inggris menekankan pada aspek-aspek keperawatan pada peningkatan mutu
pelayanan. Salah satu ajarannya yang terkenal sampai sekarang adalah hospital
should do the patient no harm, Rumah Sakit jangan sampai merugikan atau
mencelakakan pasien.
Di Amerika Serikat, upaya peningkatan mutu pelayanan medic dimulai
oleh ahli bedah Dr. E.A.Codman dari Boston dalam tahun 1917. Dr. E.A Codman
dan beberapa ahli bedah lain kecewa dengan hasil operasi yang seringkali buruk,
karena seringnya terjadi penyulit. Mereka berkesimpulan bahwa penyulit itu
terjadi karena kondisi yang tidak memenuhi syarat di Rumah Sakit. Untuk itu
perlu ada penilaian dan penyempurnaan tentang segala sesuatu yang terkait
dengan
pembedahan.
Ini
adalah
upaya
pertama
yang
berusaha
namun telah memacu Rumah Sakit agar memberikan mutu pelayanan yang
setinggi-tingginya sesuai dengan sumber daya yang ada. Untuk memenuhi
tuntutan yang baru ini antara tahun 1953-1965 standar akreditasi direvisi enam
kali, selanjutnya beberapa tahun sekali diadakan revisi.
Atas keberhasilan JCAH dalam meningkatkan mutu pelyanan, Pemerintah
Federal member pengakuan tertinggi dalam mengundangkan Medicare Act.
Undang-undang ini mengabsahkan akreditasi Rumah Sakit menurut standar yang
ditentukan oleh JCAH. Sejak saat itu Rumah Sakit yang tidak diakreditasi oleh
JCAH tidak dapat ikut program asuransi kesehatan pemerintah federal (medicare),
padahal asuransi di Amerika sangat menentukan utilitas Rumah Sakit karena
hanya 9,3% biaya Rumah Sakit berasal dari pembayaran langsung oleh pasien.
Sejak tahun 1979 JCAH membuat standar tambahan, yaitu agar dapat lulus
akreditasi suatu Rumah Sakit harus juga mempunyai program pengendalian mutu
yang dilaksanakan dengan baik.
Di Australia, Australian Council on Hospital Standards (ACHS) didirikan
dengan susah payah pada tahun 1971, namun sampai tahun 1981 badan ini baru
berhasil beroperasi dalam 3 negara bagian. Tetapi lambat laun ACHS dapat
diterima kehadirannya dan diakui manfaatnya dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan sehingga sekarang kegiatan ACHS telah mencakup semua Negara
bagian. Pelaksanaan peningkatan mutu di Australia pada dasranya hamper sama
dengan di Amerika.
Di Eropa Barat perhatian terhadap peningkatan mutu pelayanan sangat
tinggi, namun masalah itu tetap merupakan hal baru dengan konsepsi yang masih
agak kabur bagi kebanyakan tenaga profesi kesehatan. Sedangkan pendekatan
secara Amerika sukar diterapkan karena perbedaan sistem kesehatan di masingmasing Negara di Eropa. Karena itu kantor Regional WHO untuk Eropa pada
awal tahun 1980-an mengambil inisiatif untuk membantu negara-negara Eropa
mengembangkan pendekatan peningkatan mutu pelayanan disesuaikan dengan
sistem pelayanan kesehatan masing-masing.
Pada tahun 1982 kantor regional tersebut telah menerbitkan buku tentang
upaya meningkatkan mutu dan penyelenggaraan symposium di Utrecht, negeri
Belanda tentang metodologi peningkatan mutu pelayanan. Dalam bulan Mei 1983
di Barcelona, Spanyol suatu kelompok kerja yang dibentuk oleh WHO telah
mengadakan pertemuan untuk mempelajari peningkatan mutu khusus untuk
Eropa.
Walaupun secara regional WHO telah melakukan berbagai upaya, namun
pada simposium peningkatan mutu pada bulan Mei 1989 terdapat kesan bahwa
secara nasional upaya peningkatan mutu di berbagai Negara Eropa Barat masih
pada perkembangan awal.
Di Asia, Negara pertama yang sudah mempunyai program peningkatan
mutu dan akreditasi Rumah Sakit secara nasional adalah Taiwan. Negara ini
benyak
menerapkan
metodologi
dari
Amerika.
Sedangkan
Malaysia
BAB III
KONSEP DASAR UPAYA PENINGKATAN MUTU
PELAYANAN RS PUTRA WASPADA
Agar upaya peningkatan mutu di RS Putra Waspada dapat dilaksanakan
secara efektif dan efisien maka diperlakukan adanya kesatuan bahasa tentang
konsep dasar upaya peningkatan mutu pelayanan.
A. MUTU PELAYANAN RS PUTRA WASPADA
1. Pengertian mutu
Pengertian mutu beraneka ragam dan di bawah ini ada beberapa pengertian
yang secara sederhana melukiskan apa hakekat mutu.
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa.
b. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan (commitment)
yang selalu dicurahkan pada pekerjaan.
c. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan.
2. Definisi Mutu Pelayanan RS Putra Waspada
Adalah derajat kesempurnaan pelayanan RS Putra Waspada untuk
memenuhi kebutuhan masyarakt konsumen akan pelayanan dengan
menggunakan potensi sumber daya yang tersedia di RS Putra Waspada
secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan
memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum dan sosio budaya dengan
memperhatikan keterbatasan dan kemampuan RS Putra Waspada dan
masyarakat konsumen.
3. Pihak yang Berkepentingan dengan Mutu
Banyak pihak yang berkepentingan dengan mutu, yaitu :
a. Konsumen
b. Pembayar/perusahaan/asuransi
c. Manajemen RS Putra Waspada
d. Karyawan RS Putra Waspada
e. Masyarakat
f. Pemerintah
g. Ikatan profesi
Setiap kepentingan yang disebut di atas berbeda sudut pandang dan
kepentingannya terhadap mutu. Karena itu mutu adalah multi dimensional.
4. Dimensi mutu
Dimensi atau aspeknya adalah :
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan Pasien
d. Kepuasan Pasien
e. Aspek Sosial Budaya
5. Mutu Terkait dengan Input, Proses, Output dan Income.
baik telah menghasilkan output yang baik pula. Indikator RS. Putra disusun
dengan tujuan untuk dapat mengukur kinerja mutu RS Putra Waspada secara
nyata.
B. UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN RS PUTRA WASPADA
Upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat diartikan keseluruhan
upaya dan kegiatan secara komprehensif dan integrative memantau dan menilai
mutu pelayanan RS Putra Waspada, memecahkan masalah-masalah yang ada dan
mencari jalan keluarnya, sehingga mutu pelayanan RS Putra Waspada akan
menjadi lebih baik.
Di RS Putra Waspada upaya peningkatan mutu pelayanan adalah kegiatan
yang bertujuan memberikan asuhan atau pelayanan sebaik-baiknya kepada pasien.
Upaya peningkatan mutu pelayanan RS Putra Waspada akan sangat berarti dan
efektif bilamana upaya peningkatan mutu menjadi tujuan sehari-hari dari setiap
unsure di RS Putra Waspada termasuk pimpinan, pelaksana pelayanan langsung
dan staf penunjang.
Upaya peningkatan mutu termasuk kegiatan yang melibatkan mutu asuhan
atau pelayanan dengan penggunaan sumber daya secara tepat dan efisien.
Walaupun disadari bahwa mutu memerlukan biaya, tetapi tidak berarti mutu yang
lebih baik selalu memerlukan biaya lebih banyak atau mutu rendah biayanya lebih
sedikit.
Berdasarkan hal di atas maka disusunlah definisi dan tujuan dari upaya
peningkatan mutu pelayanan RS Putra Waspada.
1. Definisi Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan RS Putra Waspada
Adalah keseluruhan upaya dan kegiatan yang komprehensif dan
integrative yang menyangkut input, proses dan output secara objektif,
sistematik dan berlanjut memantau dan menilai mutu dan kewajaran
pelayanan terhadap pasien, dan memecahkan masalah-masalah yang
terungkapkan sehingga pelayanan yang diberikan di RS Putra Waspada
berdaya guna dan berhasil guna.
2. Tujuan Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan RS Putra Waspada
Umum
: Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui upaya
peningkatan mutu pelayanan RS Putra Waspada secara efektif dan efisien
agar tercapai derajat kesehatan yang optimal.
Khusus
: Tercapainya peningkatan mutu pelayanan RS Putra
Waspada melalui :
a. Optimasi tenaga, sarana, dan prasarana
Peningkatan
AP
C
A
P
C D
Standar
C
D
D
DD
Pemecahan masalah
dan peningkatan
Standar
Pemecahan masalah dan
peningkatan
Methods
Machines
Problem
Measurements
Environment
People
Time
Gambar 2. Diagram Tulang Ikan
Langkah langkah menggambarkan diagram tulang ikan :
1. Masalah yang akan dianalisis diletakkan disebelah kanan (kepala
tulang ikan)
2. Komponen struktur dan proses masalah diletakkan pada sirip ikan
(manusia, mesin/ peralatan, metode, material, lingkungan)
3. Kemudian dilakukan diskusi untuk menganalisa penyebab masalah
pada setiap komponen struktur dan proses tersebut.
Plan
Do
Corrective
action
Check
Action
Follow - Up
Improvemen
t
yang dipentingkan bukan hanya sasaran yang akan dicapai, melainkan juga cara
bertindak seseorang untuk mencapai sasaran tersebut.
Partisipasi semua pihak dalam pengendalian kualitas pelayanan mencakup
semua jenis kelompok karyawan yang secara bersama sama merasa bertanggung
jawab atas kualitas pelayanan dalam kelompoknya. Partisipasi semua proses
dalam pengendalian kualitas pelayanan dimaksudkan adalah pengendalian tidak
hanya terhadap output, tetapi terhadap hasil setiap proses. Proses pelayanan akan
menghasilkan suatu pelayanan berkualitas tinggi, hanya mungkin dapat dicapai
jika terhadap pengendalian kualitas dalam setiap tahapan dari proses. Dimana
dalam setiap tahapan proses dapat dijamin adanya keterpaduan, kerjasama yang
baik antara kelompok karyawan dengan managemen, sebagai tanggung jawab
bersama untuk menghasilkan kualitas hasil kerja dari kelompok, sebagai mata
rantai dari suatu proses.
BAB IV
PRINSIP DASAR UPAYA PENINGKATAN
MUTU PELAYANAN
Standar :
a. Tingkat kinerja atau keadaan yang dapat diterima oleh seseorang yang
berwenang dalam situasi tersebut, atau oleh mereka yang bertanggung
jawab untuk mempertahankan tingkat kinerja atau kondisi tersebut.
b. Suatu norma atau persetujuan mengenai keadaan atau prestasi yang sangat
baik.
c. Sesuatu ukuran atau patokan untuk mengukur kuantitas,berat, nilai, atau
mutu.
Dalam melakukan upaya peningkatan mutu pelayanan maka harus memperhatikan
prinsip dasar sebagai berikut :
1. Aspek yang dipilih untuk ditingkatkan
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien
d. Kepuasan pasien
e. Sarana dan lingkungan fisik
2. Indikator yang dipilih
a. Indikator lebih diutamakan untuk menilai output daripada input dan
proses
b. Bersifat umum, yaitu lebih baik indikator untuk situasi dan kelompok
daripada untuk perorangan.
c. Dapat digunakan untuk membandingkan dengan Rumah Sakit lain,
baik di dalam maupun luar negeri.
d. Dapat mendorong intervensi sejak tahap awal pada aspek yang dipilih
untuk dimonitor
e. Didasarkan pada data yang ada.
3. Kriteria yang digunakan
Kriteria yang digunakan harus dapat diukur dan dihitung untuk dapat
menilai indikator, sehingga dapat sebagai batas yang memisahkan antara
mutu baik dan mutu tidak baik.
4. Standar yang digunakan
Standar yang digunakan ditetapkan berdasarkan :
a. Acuan dari berbagai sumber
b. Benchmarking dengan Rumah Sakit yang setara
c. Berdasarkan trend yang menuju kebaikan
BAB V
FOKUS UTAMA UPAYA PENINGKATAN MUTU
Fokus utama upaya peningkatan mutu RS Putra Waspada terintegrasi dengan
Panduan Patient Safety RS Putra Waspada yang menerapkan Tujuan Langkah
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
A. Kepemimpinan dan Perencanaan
Pimpinan RS Putra Waspada dalam berperan aktif dalam kegiatan
peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
a. Pimpinan bertanggung jawab atas mutu pelayanan RS Putra Waspada.
b. Pimpinan bertanggung jawab atas keselamatan pasien RS Puta Waspada.
c. Telah dibentuk panitia mutu dan keselamatan pasien untuk menjadi
penggerak dalam hal mutu dan keselamatan pasien.
d. Mutu pelayanan dan keselamatan pasien menjadi prioritas agenda dalam
rapat jajaran direksi maupun rapat rapat manajemen Rumah Sakit.
e. Pimpinan melalui panitia mutu dan keselamatan pasien membuat
perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien. Tugas dan program kerja panitia mutu dan
keselamatan pasien secara lengkap dijabarkan dalam Panduan Panitia
Mutu dan Kelamatan Pasien.
f. Pimpinan mendukung peningkatan kompetensi sumber daya manusia di
RS Putra Waspada melalui pelatihan yang disesuaikan.
g. Pimpinan memonitor kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien
melalui laporan dari panitia peningkatan mutu dan keselamatan pasien.
h. Pimpinan RS, dalam hal ini Direktur, melaporkan kegiatan peningkatan
mutu dan keselamatan pasien setiap 3 bulan (dalam rapat evaluasi
triwulan) dan setiap akhir tahun (dalam laporan tahunan).
B. Managemen Proses Klinik
Salah satu fokus kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien di RS
Putra Waspada adalah untuk mengurangi resiko dalam proses asuhan klinis.
a. Ditetapkan standar asuhan klinis melalui Panduan Praktik Klinik (PPK)
dan atau Clinical Pathway (CP).
b. Panduan praktik klinik dan atau clinical pathway dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan RS Putra Waspada.
c. Panduan praktik klinik dan atau clinical pathway tersebut direview setiap
tahun dan dilakukan perbaikan apabila perlu.
d. Melakukan audit medik minimal 1 x 1 tahun untuk melihat kepatuhan
dan adanya perbaikan.
Identifikasi Resiko
Menetapkan Prioritas Resiko
Analisa Resiko
Pengelolaan Resiko
Evaluasi
o
ni
Co <
m
>
to
Identify risks
<
>
Risk
assessment
mu
nic
Risk
assessment
on
an
Evaluate risks
a
n
d
Analyse risks
ati
re
vi
e
w
con
Treat risks
Alat alat manajemen resiko yang digunakan RS Putra Waspada antara lain :
1. Non statistical tools : untuk mengembangkan ide, mengelompokkan,
memprioritaskan dan memberikan arah dalam pengambilan keputusan.
Alat alat tersebut meliputi fish bone, Bagan air, RCA, FMEA
2. statistical tools seperti Diagram Pareto, lembar periksa (check sheet)
A. Root Causes Analysis (RCA)
Langkah langkah melakukan RCA :
1.
2.
3.
4.
5.
Investigasi kejadian
Rekonstruksi kejadian
Analisis sebab : mengidentifikasi penyebab masalah
Menyusun rencana tindakan
Melaporkan proses analisis dan temuan
Pelaksanaan :
RS memastikan bahwa seluruh staf yang terkait mampu melakukan analisa
akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa masalah tersebut
terjadi untuk kemudian menyusun rencana tindak lanjutnya.
BAB VI
MONITORING DAN EVALUASI
1. Seluruh jajaran manajemen Putra Waspada secara berkala melakukan
monitoring dan evaluasi program keselamatan pasien yang dilaksanakan oleh
Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien Putra Waspada.
2. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien Putra Waspada secara berkala (paling
lama 2 tahun) melakukan evaluasi pedoman, kebijakan dan prosedur
keselamatan pasien yang dipergunakan di Putra Waspada.
3. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien Putra Waspada melakukan evaluasi
kegiatan setiap bulan dan membuat tindak lanjutnya.
4. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien Putra Waspada melakukan analisa
pemenuhan indicator setiap tiga bulan dan membuat tindak lanjutnya (laporan
triwulan).
5. Alur pelaporan kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien :
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
1. KARS (2011). Standar Akreditasi Rumah Sakit : Jakarta
2. Koentjoro, T. (2007). Regulasi kesehatan di Indonesia Penerbit. Andi
Yogyakarta : Yogyakarta
3. UGM. (2009) Bahan Kuliah Blok 2: The Service, Magister Manajemen
Rumah Sakit. MMR UGM: Yogyakarta
4. KEMENKES (1994). Buku Pedoman Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan
Rumah Sakit : Jakarta
LAMPIRAN
Indikator Manajerial
7 Indikator
UNIT KERJA
Bagian HRD
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
DASAR PEMIKIRAN
:
:
:
TUJUAN
segi
waktu
diharapkan
akan
lebih
professional
Mengetahui kepedulian manajemen terhadap
:
:
:
Eksklusi
PEMBILANG (Numerator)
PENYEBUT (Denominator)
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
:
:
:
:
:
:
:
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
DASAR PEMIKIRAN
:
:
:
:
Bagian HRD
Manajemen Penggunaan Sumber Daya
Presentase tenaga terlatih di unit khusus
Makin banyak tenaga terlatih khusus, makin
banyak masalah kesehatan khusus yang dapat
ditangani secara bermutu dan professional (masa
TUJUAN
DEFINISI INDIKATOR
sumber
daya
:
: UGD : PPGD, BTLS, BCLC, ATLS, ACLS, dll
ICU : PPGD, FCCS, Pelatihan ICU, ACLS, dll
OK : PPGD, pelatihan khusus OK, dll
-
Eksklusi
PEMBILANG (Numerator)
:
: Jumlah tenaga khusus yang dilatih pertahun
PENYEBUT (Denominator)
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
:
:
:
:
50 %
Kepala Bagian HRD
Setiap tahun
Data diperoleh dari bagian pengembangan,
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
DASAR PEMIKIRAN
TUJUAN
DEFINISI INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
PENYEBUT (Denominator)
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
menyatakan puas
Jumlah pasien yang di survei secara acak
90 %
HUMAS dan Marketing
Setiap tiga bulan
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
DASAR PEMIKIRAN
:
:
:
:
TUJUAN
DEFINISI INDIKATOR
medis.
: Angka ketidak lengkapan pengisian rekam
medis
KRITERIA
Inklusi
dan
pemeriksaan
riwayat
penyakit,
hasil
fisik dan
penunjang
medis,
diagnosis,
rencana
penatalaksanaan,
pasien
kasus
gigi
dilengkapi
dengan
TIPE INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
PENYEBUT (Denominator)
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
:
:
:
:
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
: Bagian Keuangan
: Manajemen Keuangan
: Angka keterlambatan pembayaran gaji staf
DASAR PEMIKIRAN
rumah sakit
: Keterlambatan
TUJUAN
DEFINISI INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
PENYEBUT (Denominator)
menerima gaji
: Jumlah seluruh
pembayaran
staf
gaji
rumah
sakit
akan
yang
sama.
: 0%
: Kabag keuangan
:
Setiap Bulan
:
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
Sakit (IPAL-RS)
: Pencegahan dan pengendalian dari kejadian
yang
dapat
menimbulkan
masalah
bagi
NAMA INDIKATOR
DASAR PEMIKIRAN
TUJUAN
DEFINISI INDIKATOR
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
1995
: BOD = 30 mg/liter
COD = 80 mg/liter
TSS = 30 mg/liter, PH 6-9
: Koordinator IPAL
: Setiap enam bulan
:
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
STANDARD
Turn Over)
: Merupakan indikator untuk mengembangkan
efisiensi penggunaan tempat tidur di rumah
TUJUAN
sakit
: Mengetahui
DEFINISI INDIKATOR
tempat tidur
: BOR = presentase penggunaan tempat tidur
tingkat
efisiensi
penggunaan
rawat inap
LOS = jumlah hari kalender dimana pasien
dari
admission
hingga
keluar
(sembuh/meninggal)
TOI = rata rata jumlah hari sebuah TT tidak
ditempati untuk perawatan pasien
BTO = rata rata jumlah pasien yang
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
LAMPIRAN
Indikator Mutu Pelayanan
REKAM MEDIK
2 Indikator
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
DASAR PEMIKIRAN
TUJUAN
ditentukan
: Ketepatan pengembalian rekam medis yang
aspek legal
: Angka Kejadian Berkas Rekam Medis yang
Dikembalikan ke Instalasi Rekam Medis lebih
dari 2 x 24 jam setelah pasien rawat inap
KRITERIA
Inklusi
Eklusi
TIPE INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
medis dipinjam
: Rate Based
: Jumlah keterlambatan pengembalian rekam
medis dalam waktu 2 x 24 jam setelah pasien
keluar rumah sakit dalam periode waktu
PENYEBUT ( Denomitor)
tertentu
: Seluruh pasien yang keluar rumah sakit dalam
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
DASAR PEMIKIRAN
kedokteran
: Semua pasien yang mendapat tindakan dengan
risiko tinggi harus dilakukan informed consent
TUJUAN
DEFINISI INDIKATOR
KRITERIA
tindakan
kedokteran
formulir
untuk
Inklusi
Eklusi
TIPE INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
PENYEBUT ( Denomitor)
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
PPI
2 Indikator
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
DASAR PEMIKIRAN
:
:
:
:
TUJUAN
operasi
: Mengetahui
DEFINISI INDIKATOR
hasil
pencegahan
dan
infeksi
(daerah
pencernaan
Eklusi
TIPE INDIKATOR
: Rate Based
PEMBILANG (Numerator)
PENYEBUT ( Denomitor)
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
UNIT KERJA
Infeksi
: Setiap bulan
:
:
RUANG LINGKUP
Panitia
Pengendalian
Pencegahan Infeksi
Efektifitas dan keamanan
dari asuhan keperawatan
pada pasien rawat inap
NAMA INDIKATOR
DASAR PEMIKIRAN
(tromboflebitis)
Pemasangan infuse dapat
TUJUAN
menyebabkan
terjadinya
tromboflebitis
yang
menunjukkan
kualitas
asuhan keperawatan
Tersedianya
data
nosokomial
di
rumah sakit
Angka kejadian terjadinya
flebitis pasca pemasangan
jarum infuse yang timbul
setelah 3 x 24 jam
KRITERIA
Inklusi
:
:
Semua
pasien
mendapatkan
yang
infuse,
discharge
limpangitis
purulent
infuse.
Transfuse
TIPE INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
:
:
infeksi
:
infuse,
PENYEBUT ( Denomitor)
selain
yang
mengalami
dalam
waktu tertentu
Jumlah
seluruh
periode
lokasi
:
:
:
:
RAWAT INAP
sama
<5%
Kepala Panitia PPI
Setiap bulan
2 Indikator
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
DASAR PEMIKIRAN
:
:
:
:
TUJUAN
DEFINISI INDIKATOR
kerusakan
diakibatkan
oleh
:
: Luka lecet pada bagian bawah pasien tirah
:
baring
Luka lecet yang terjadi diluar area tekanan
pada pasien tirah baring, luka lain akibat
TIPE INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
trauma
: Rate Based
: Jumlah kasus
dekubitus
pasien
non
PENYEBUT ( Denomitor)
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
keamanan
dari
asuhan
DASAR PEMIKIRAN
transfuse darah
: Tromboflebitis yang terjadi akan berdampak pada
kesehatan
pasien
dengan
karena
menimbulkan
insersi
mengurangi
jarum
mobilitas
infuse
dan
berakibat
ekstremitas
serta
TUJUAN
DEFINISI INDIKATOR
KRITERIA
Inklusi
Eksklusi
TIPE INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
transfuse darah
:
: Semua pasien yang mendapatkan transfuse
darah
: Rate Based
: Jumlah pasien yang mengalami flebitis karena
:
PENYEBUT ( Denomitor)
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
: <2%
: Kepala Instalasi Rawat Inap
: Setiap bulan
:
RAWAT JALAN
1 Indikator
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
DASAR PEMIKIRAN
menit
: Diperlukan pengendalian mutu pelayanan
TUJUAN
DEFINISI INDIKATOR
kepada
pelanggan
:
:
:
:
:
PENYEBUT ( Denomitor)
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
RADIOLOGI
2 Indikator
UNIT KERJA
: Unit Radiologi
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
DASAR PEMIKIRAN
dan
TUJUAN
DEFINISI INDIKATOR
pemeriksaan radiologi
: Memantau mutu pelayanan radiologi
: Melaksanakan pemeriksaan ulang
atas
:
: Semua pemeriksaan radiologi yang harus
Eklusi
TIPE INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
posisi/salah pemeriksaan
: Rate Based
: Jumlah pemeriksaan yang diulang dalam
PENYEBUT ( Denomitor)
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
DASAR PEMIKIRAN
:
:
:
:
TUJUAN
radiologi
: Memberikan
DEFINISI INDIKATOR
Unit Radiologi
Efektifitas pelayanan instalasi Radiologi
Angka ketelambatan foto ruangan > 15 menit
Diperlukan pengendalian mutu pelayanan
kepuasan
kepada
pelanggan
KRITERIA
Inklusi
:
: Radiologi sedang melakukan pemeriksaan
radiologi dengan jumlah cukup banyak di
Eklusi
TIPE INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
: ruang radiologi
: Rate Based
: Jumlah keterlambatan foto ruangan > 15
PENYEBUT ( Denomitor)
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
KAMAR OPERASI
1 Indikator
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
:
:
:
DASAR PEMIKIRAN
TUJUAN
DEFINISI INDIKATOR
keluarganya
Meningkatkan mutu pelayanan kamar operasi
KRITERIA
Inklusi
Eklusi
TIPE INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
:
:
:
:
:
PENYEBUT
(Denomitor)
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
:
:
:
:
LABORATORIUM
2 Indikator
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
DASAR PEMIKIRAN
:
:
:
:
Laboratorium
Efektifitas pelayanan laboratorium
Angka perbedaan hasil skrining
Perbedaan hasil skrining menimbulkan
keraguan
TUJUAN
dan
ketidakpercayaan
pasien
DEFINISI INDIKATOR
klinis pasien
: Perbedaan hasil skrining pemeriksaan lab pada
pasien rawat inap dan rawat jalan di RS
dengan hasil skrining pemeriksaan darah
pasien yang dilakukan lab lain
KRITERIA
Inklusi
:
: Perbedaan hasil skrining pada pemeriksaan lab
Eklusi
TIPE INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
PENYEBUT ( Denomitor)
waktu tertentu
: Jumlah seluruh hasil skrining dalam periode
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
: Laboratorium
: Efektifitas pelayanan laboratorium
: Angka keterlambatan penyerahan
DASAR PEMIKIRAN
laboratorium
: Diperlukan pengendalian mutu pelayanan
TUJUAN
laboratorium
: Memberikan kepuasan
DEFINISI INDIKATOR
kepada
hasil
pelanggan
yang ditentukan
:
: Kerusakan alat, dokter tidak di tempat, hasil
Eklusi
TIPE INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
PENYEBUT ( Denomitor)
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
tertentu
: Kurang dari 5%
: Kepala Instalasi Laboratorium
: Setiap bulan
:
K3
1 Indikator
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
DASAR PEMIKIRAN
TUJUAN
DEFINISI INDIKATOR
bekerja
: Untuk keselamatan para pekerja
: Ketidaktersediaan APD adalah kebutuhan alat
KRITERIA
Inklusi
Eklusi
TIPE INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
tidak ada
: Rate Based
: Jumlah kebutuhan alat pelindung diri yang
PENYEBUT ( Denomitor)
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
Keselamatan Kerja
: Setiap bulan
: -
Kesehatan
dan
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
DASAR PEMIKIRAN
pasien
gawat
memperburuk prognosis.
: Terselenggaranya pelayanan
yang
cepat,
gawat darurat.
: Angka kejadian pasien gawat dan atau darurat
(true
emergency)
yang
dilayani
dengan
:
: Semua pasien gawat dan atau darurat (true
emergency)
Pasien false emergency dan Death On Arrival
Eklusi
TIPE INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
(DOA)
: Rate Based
: Jumlah pasien true emergency yang mendapat
PENYEBUT ( Denomitor)
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
yang sama.
: 0%
: Kepala instalasi gawat darurat
: Setiap bulan
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
DASAR PEMIKIRAN
:
:
:
:
TUJUAN
DEFINISI INDIKATOR
emergency.
: Angka kejadian pasien true emergency yang
meninggal dalam upaya penolongan pertama
di Unit Gawat Darurat
KRITERIA
Inklusi
:
: Pasien
true
emergency
yang
mendapat
TIPE INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
rawat selanjutnya
: Rate Based
: Jumlah pasien true emergency yang meninggal
di unit gawat darurat dalam periode waktu
PENYEBUT ( Denomitor)
tertentu
: Jumlah semua pasien true emergency yang
mendapat pertolongan di unit gawat darurat
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
ICU
1 Indikator
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
DASAR PEMIKIRAN
:
:
:
:
menghambat
penatalaksanaan
TUJUAN
DEFINISI INDIKATOR
KRITERIA
Inklusi
Eklusi
TIPE INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
:
: Rate Based
: Jumlah keterlambatan
PENYEBUT ( Denomitor)
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
:
:
:
:
konsultasi
dalam
GIZI
2 Indikator
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
DASAR PEMIKIRAN
:
:
:
:
Unit Gizi
Efektifitas pelayanan gizi
Angka kesalahan pemberian makanan
Upaya penyembuhan pasien memerlukan
TUJUAN
DEFINISI INDIKATOR
KRITERIA
Inklusi
:
: Kesalahan bentuk makanan (padat, lunak, cair,
saring). Perubahan bentuk makanan atas
Eklusi
TIPE INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
PENYEBUT (Denomitor)
tertentu
: Jumlah seluruh porsi makanan pada periode
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
UNIT KERJA
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
DASAR PEMIKIRAN
:
:
:
:
Unit Gizi
Efektifitas pelayanan gizi pasien rawat inap
Angka pelayanan asuhan gizi
Keberhasilan penanganan pasien rawat inap
dipengaruhi oleh kualitas pelayanan gizi
TUJUAN
DEFINISI INDIKATOR
KRITERIA
Inklusi
Eklusi
TIPE INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
:
:
:
:
:
PENYEBUT ( Denomitor)
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
FARMASI
3 Indikator
UNIT KERJA
: Instalasi Farmasi
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
jalan
: Angka keterlambatan penyerahan obat racikan
DASAR PEMIKIRAN
> 60 menit
: Diperlukan pengendalian mutu pada pelayanan
TUJUAN
farmasi
: Pasien memerlukan pelayanan yang cepat dan
DEFINISI INDIKATOR
tepat
: Penyerahan obat racikan dinyatakan terlambat
:
: Persediaan obat di ruang peracikan habis,
kesalahan hitung dosis sehingga harus diulang
dan ditentukan kesalahan baca resep sehingga
Eklusi
TIPE INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
PENYEBUT ( Denomitor)
waktu tertentu
: Jumlah seluruh lembar resep obat racikan
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
UNIT KERJA
: Instalasi Farmasi
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
rawat jalan
: Angka keterlambatan penyerahan obat jadi >
DASAR PEMIKIRAN
30 menit
: Pasien memerlukan pelayanan yang cepat dan
TUJUAN
DEFINISI INDIKATOR
tepat
: Untuk kelancaran pelayanan farmasi
: Penyerahan obat jadi dinyatakan terlambat
bila > 30 menit yang dihitung sejak pasien
setuju untuk bertransaksi sampai dengan obat
sudah siap diambil
KRITERIA
Inklusi
:
: Persediaan obat di ruang peracikan habis,
kesalahan hitung dosis sehingga harus diulang
dan ditentukan kesalahan baca resep sehingga
Eklusi
TIPE INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
: Rate Based
: Jumlah lembar
resep
obat
jadi
yang
waktu tertentu
: Jumlah seluruh lembar resep obat jadi dalam
periode waktu yang sama
<2%
Kepala Instalasi Farmasi
Setiap bulan
-
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
:
:
:
:
UNIT KERJA
: Instalasi Farmasi
RUANG LINGKUP
NAMA INDIKATOR
DASAR PEMIKIRAN
komputer
: Diperlukan pengendalian mutu pada pelayanan
TUJUAN
DEFINISI INDIKATOR
farmasi
: Untuk kelancaran pelayanan farmasi
: Kekurangan input data ke computer akan
obat
ke
Eklusi
TIPE INDIKATOR
PEMBILANG (Numerator)
: komputer
: Rate Based
: Jumlah hasil penginputan yang kurang dalam
PENYEBUT ( Denomitor)
STANDARD
PENANGGUNG JAWAB
PERIODE ANALISIS
KETERANGAN
:
:
:
: