Stroke Hemoraghic
Stroke Hemoraghic
STROKE HEMORAGIK
Oleh:
dr. Ery Irawan
Pembimbing:
dr.Ibnoe Soedjarto, M.Si.Med., Sp.S
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH A.M PARIKESIT
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
TENGGARONG
2015
Diajukan Oleh :
Nama : dr. Ery Irawan
Dipresentasikan
Tanggal : 19 Oktober 2015
Pembimbing I
Pembimbing II,
: Ery Irawan
: RSUD AM Parikesit
Topik
: Stroke hemoragik
Tanggal (kasus)
: 5 Oktober 2015
Tanggal Presentasi
: 19 Oktober 2015
Pendamping
Obyektif Presentasi
Keilmuan
Keterampilan
Istimewa
Neonatus
Bumil
Dewasa
Bayi
Remaja
Lansia
Deskripsi
Dewasa pria, 55 tahun, dibawa ke rumah sakit karena mendadak lemah anggota
gerak kiri.
Tujuan
Mampu mendiagnosis kasus stroke hemoragik, serta mampu melaksanakan
penatalaksanaan awal kasus stroke
Bahan Masalah
Tinjauan pustaka
Riset
Kasus
Audit
Cara Membahas
Diskusi
Pos
PRESENTASI KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. S
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 55 tahun
Pekerjaan
:Swasta
Alamat
Status Pernikahan
: Sudah Menikah
Tanggal Masuk
: 05 Oktober 2015
No RM
: RS3180
DATA SUBJEKTIF
Anamnesa
Keluhan Utama
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat DM (-)
Riwayat penyakit jantung (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
:
Riwayat kencing manis, hipertensi, penyakit jantung tidak ada. Tidak ada
keluarga yang menderita sakit yang sama.
DATA OBYEKTIF
Kesan Umum : tampak sakit sedang, kesadaran somnolen
GCS
: E3V5M6
Vital Sign
:
Suhu Axila : 37,70C
Heart Rate
: 80x/mnt
Pernafasan
: 18x/mnt
Tekanan darah
: 140/90 mmHg
Pemeriksaan Fisik
:
Kepala
: CA -/- SI -/-, reflek cahaya +/+, pupil isokor 3/3
Thorax
:
o Jantung : S1 S2 reguler, murmur (-)
o Paru-paru : Vesikuler +/+, wheezing -/-, ronki -/ Abdomen : Supel (+), NT (-), H/L tidak teraba, BU (+) normal
Ekstremitas : edema -/-, hangat -/Status Neurologis
1. Penampilan
Kepala
Columna vertebra
: normochepal
: tidak ada deformitas, gibus (-)
Kanan
Kiri
N. I (Olfaktorius)
Penciuman
N. II (Optikus)
Ketajaman penglihatan
Campus
N. III (Okulomotorius),
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Baik
Sulit dinilai
Baik
Sulit dinilai
(-)
Isokor, D : 3mm
(+)
(+)
Ortoforia
Sulit dinilai
Sulit dinilai
(-)
Isokor, D : 3mm
(+)
(+)
Ortoforia
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Motorik
Reflex mengunyah
N. VII (Facialis)
Mengangkat alis mata
Memejamkan mata
Lipatan nasolabial
Gerakan wajah
Rasa kecap 2/3 bagian muka lidah
Kiri tertinggal
Kiri kurang kuat
Kiri lebih rendah
Asimetris
Sulit dinilai
Asimetris
Sulit dinilai
N. VIII (Akustik)
Pendengaran
Keseimbangan
N.
IV
(Troklearis), N. VI (Abdusens)
Ptosis
Pupil
Reflex cahaya
Reflex confergensi
Posisi mata
Gerakan bola mata
Nistagmus
N. V (trigeminus)
Sensorik
Oftalmikus
Maksilaris
Mandibularis
Reflex kornea
N. IX (Glosofaringeus)/ N. X (Vagus)
Suara bicara
Menelan
Kontraksi palatum
Reflex faring
Reflex kecap 1/3 belakang
N. XI (Assesorius)
Menengok kanan dan kiri
Mengangkat bahu
N. XII (Hipoglosus)
hemiparesis
ada hemiparesis
Baik
pelo
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sama kuat
asimetris
Baik
pelo
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Gerakan lidah
Atrofi otot lidah
Tremor lidah/fasikulasi
Deviasi ke kanan
-
4. Anggota Gerak
Motorik
Pemeriksaan
Anggota badan atas
Anggota badan bawah
Gerakan involunter
Cara berjalan
Kekuatan
555 | 333
555 | 333
Tonus
Baik
Baik
Atrofi
-
Fasikulasi
-
Sensorik
Pemeriksaan
Anggota badan atas
Batang tubuh
Anggota badan bawah
Permukaan
Normoastesi
Normoastesi
Normoastesi
Dalam
Normoastesi
Normoastesi
Normoastesi
Vegetatif
BAB lancar
BAK lancar
Koordinasi
Tremor
: tidak ada
: sulit dinilai
Reflex fisiologis
Reflex
Biseps
Triseps
Brachioradialis
Epigastrik
Hipogastrik
Mesogastrik
Patella
Dextra/sinistra
/+
/+
/+
- /- /- /+/+
Achiles
+/+
Klonus
Patella
: negatif
Achiles
: negatif
Reflex patologis
Reflex
Babinski
Chaddock
Openheim
Gordon
Schaeffer
gonda
Ekstremitas dextra
-
Ekstremitas sinistra
-
Reflex primitif
Glabella
:-
Mencucut mulut
:-
Palmo mental
:-
: kooperatif
Afasia
: motorik
:-
Sensorik
:-
Ingatan
: jangka pendek
Jangka panjang
Kemampuan berhitung
: sulit dinilai
: sulit dinilai
: sulit dinilai
A. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan
Leukosit
Hemoglobin
Hematokrit
Trombosit
Hasil
Nilai Normal
5000-10000
13-16
40-48
150.000-450.000
Glukosa Puasa
Cholestrol Total
Triglyserida
HDL-C
LDL-C
SGOT
SGPT
Ureum
Creatinin
Uric Acid
Pemeriksaan EKG
68
160
90
54
82
17
16
22
0,5
2,4
60-100 mg/dl
<200 mg/dl
<200 mg/dl
>35 mg/dl
<100
0-25 u/l
0-29
10-50 mg/dl
0.5-1.5
3.4-7
ASSESSMENT
Hemiparese sinistra parese N VII sinistra dan N XII sinistra ec SH
PENATALAKSANAAN
Planning Diagnosis
Darah Lengkap
Kimia Darah : Ureum/ Creatinin, SGOT/SGPT, Cholestrol, TG,
EKG
Planning Terapi:
TINJAUAN PUSTAKA
Pendahuluan
Stroke merupakan penyebab terbanyak ketiga penyebab kematian di
amerika dan merupakan kelainan neurologis yang paling menyebabkan kacacatan.
Sekitar 750.000 kasus stroke baru terjadi dan sekitar 150.000 orang meninggal
karena stroke di amerika setiap tahunnya. Insidensi meningkat sesuai pertambahan
umur dengan dua pertiga dari semua kejadian stroke terjadi pada umur diatas 65
tahun. Kejadian stroke lebih sering pada laki-laki dibanding perempuan. Faktor
resiko
stroke
diantaranya
adalah
hipertensi
sisolik
maupun
diastolik,
vaskular
yang
menjadi
predisposisi
strokee,
seperti
hipertensi,
Patofisiologi
Proses patologis yang mendasari stroke dapat diseabkan oleh iskemik
atau perdarahan, biasanya dari lesi arterial. Iskemik menyebakan dua pertiga
kasus stroke dan sisanya disebabkan oleh perdarahan.
Berhentinya aliran darah ke otak menyebabakan menurunnya kadar
glukosa dan oksigen pada sel saraf dan sel lainnya. Jika aliran darah tidak dapat
kembali, maka akan terjadi kematian sel. Pola kematian sel tergantung dari derajat
iskemik. Pada iskemik ringan, beberapa populasi neuron yang rentan akan mati.
Iskemik yang lebih berat akan menyebabakan kematian semua neuron namun
tetap sel glia dan sel endotel tetap terjaga. Iskemik komplit dan permanen akan
menyebabkan pannekrosis yang mematikan semua tipe sel dan meninggal lesi
kronik di otak berupa kavitas.
Iskemik menyebakan susbtrat metabolik pada otak khusunya oksigen
dan glukosa. Hal ini menyebabkan sel kekurangan energi untuk menjaga gardien
ion transmembran. Hilangnya gradien menyebabkan depolarisasi membran sel,
kemudian menyababkan masuknya kalsium ke dalam sel dan memicu pelepasan
neutransmiter seperti glutamat dari terminal presinaptik. Glutamat akan berikatan
dengan reseptor pada membran saraf postsinaptik dan kemudian akan
mengaktifkan influks natrium dan kalsium. Proses ini akan menyebabkan edema
sel, kerusakan mitokondria, produksi radikal bebas toksik, dan mengaktifkan
protease, nuklease, dan enzim lainnya.
Klasifikasi
1. Stroke iskemik
Stroke iskemik dapat disebabkan oleh trombosis atau emboli.
Trombosis menyebabkan stroke dengan menutup arteri besar (khususnya
karotis interna, cerebral media, atau basilar), small penetrating arteries,
vena cerebral, atau sinus vena. Stroke trombotik biasanya didahului oleh
TIA yang cendrung menghasilkan gejala yang sama dikarenakan
memengaruhi area otak yang sama secara berulang.
mengganggu
fungsi
serebral
melaui
berbagai
dalam detik sampai hari yang merupakan karakteristik dari tombosis arteri
progresif atau emboli berulang. Gejala strokee yang semakin memberat
dinamakan strokee in evolution. Defisit neurologis fokal yang yang
muncul secara lambat, dalam minggu sampai bulan, dapat dicurigai bukan
merupakan stroke dan dapat diduga disebabkan oleh adanya tumor, proses
inflamasi, ataupun degeneratif1.
2. Durasi defisit neurologis
Secara definisi, stroke mengakibatkan defisit neurologis
setidaknya 24 jam. Jika gejala defisit neuorlogis kurang dari 24 jam,
biasanya dalam 30 menit, dinamakan dengan transient ischemic atack
(TIA). TIA dengan gejala defisit neurologis
neurologis
dapat
memberikan
Insidensi
Sirkulasi anterior
Sirkulasi
25
5
20
14
0
0
3
38
35
posterior
3
16
0
22
7
48
11
12
9
Pemeriksaan stroke
The cincinati prehospital strokee scale
1. Facial drop (minta pasien untuk senyum atau menunjukan giginya)
Tatalaksana
1. Menilai kemungkian pasien mengalami stroke dalam 10 menit
2. Menilai status jalan nafas, pernafasan, sirkulasi, dan vital sign
3. Berikan oksigen
4. Pasang jalur intravena dan ambil sampel darah untuk pemeriksaan dasar
(darah lengkap, status koagulasi, gula darah, dan sebgainya)
5. Tangani kondisi hipoglikemia atau hiperglikemia. Insulin dapat diberikan
pada stroke iskemik akut apabila gula darah >200 mg/dl
6. Melakukan pemeriksaan skrining pemeriksaa neurologis, CT scan
emergensi, dan mengaktifkan tim stroke atau menyiapkan konsultasi
dengan ahli stroke
7. EKG 12 lead
8. Tangani hipertensi sesuai dengan batas tekanan darah
9. Berikan cairan 70-100ml/jam untuk menjaga euvolemia jika diperlukan
10. Tangani kejang
11. Menilai adanya disfagia. Pasien diminta untuk minum air sedikit. Jika
pasien dapat menelan tanpa kesulitan, minta pasien untuk menelan air
lebih banyak. Jika tidak terjadi batuk atau aspirasi dalam 30 detik, maka
pasien dinyatakan aman untuk makan dan minum seperti biasa.
12. Tangani bila ada demam (>37,50C). Induksi hipotermia dapat memberikan
efek neuroprotektif
nitroprusid
Jika tekanan darah sistolik 180-230 mmHg atau diastolik 105140 mmHg atau MAP 130 mmHg pada 2 kali pemeriksaan
dengan selang 20 menit, berikan secara intravena labetalol,
esmolol, enalapril, atau dosis kecil obat-obtan yang mudah di
titrasi secara intravena seperti diltiazem, lisinopril, atau
verapamil
Jika tekanan darah sistolik <180 mmHg atau diastolik > 105
>70 mmHg. Posisi kepala yang optimal disesuikan dengan nilai TIK.
Pasien dengan dugaan peningkatan TIK dan kesadaran yang memburuk
merupakan kandidat untuk dilakukan monitor TIK invasif.
a. Osmoterapi
Osmoterapi sebaiknya tidak digunakan
sebagai