Anda di halaman 1dari 26

2016

[DEMOKRASI]

Stephanie

545150010

Kevin Oktavian

545150011

Ivonne Maria

545150015

Valentino Wijaya

545150016

Cynthia Nerissa

545150020

Stephen Alexander

545150031

Wesley Yuwono

545150036

Elisa Lavenia

615150005

Shinca

615150022

Alice Tandri

615150107

Faustina

615150110

Pendidikan Kewarganegaraan
R. Rahaditya, S.H., M.H.
Universitas Tarumanagara
Jakarta, Indonesia
2016

DEMOKRASI
Stephanie

545150010

Kevin Oktavian

545150011

Ivonne Maria

545150015

Valentino Wijaya

545150016

Cynthia Nerissa

545150020

Stephen Alexander

545150031

Wesley Yuwono

545150036

Elisa Lavenia

615150005

Shinca

615150022

Alice Tandri

615150107

Faustina

615150110

Universitas Tarumanagara
Jakarta Barat, Indonesia
2016

DAFTAR ISI

Cover..........................................................................................................................................i
Halaman Gambar.......................................................................................................................2
Halaman Judul..........................................................................................................................3
Daftar Isi...................................................................................................................................4
Kata Pengantar.........................................................................................................................5
Bab I Pendahuluan....................................................................................................................6
Bab II Isi...................................................................................................................................7
Bab III Kesimpulan.................................................................................................................26
Penutup...................................................................................................................................27
Daftar Pustaka.........................................................................................................................28

Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
yang berjudul "Demokrasi". Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam
penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak pihak
yang telah terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini dan
tidak lupa saya berterima kasih kepada Bapak R. Rahaditya, S.H., M.H yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Dengan kemajuan teknologi saya dapat mengumpulkan banyak informasi-informasi
yang dapat di update setiap saat. Makalah ini telah disempurnakan dengan memperbaiki katakata yang salah, yang didapatkan melalui website website dan sumber-sumber informasi
lainnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai informasi seputar demokrasi. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Jakarta, 2 Maret 2016

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
5

1.1

Latar Belakang
Demokrasi merupakan suatu terminologi yang sarat dengan makna hal ini
disebabkan oleh pengertiannya yang berkaitan erat dengan sistem sosial yang
mendukungnya. Terlebih pada saat ini hampir semua negara yang ada di dunia
menyatakan bahwa sistem pemerintahannya adalah demokrasi sebagaimana yang
dinyatakan oleh Sri Soemantri bahwa sekarang ini tidak ada satupun negara di dunia
ini yang tidak berasakan demokrasi. Meskipun arti yang diberikan kepada demokrasi
tersebut tidak sama, namun setiap negara akan selalu mengatakan bahwa negaranya
berdasarkan pada azas-azas demokrasi (Sri Soemantri 1992).
Dapat pula kita ketahui bahwa demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan
negara dan masyarakat. Pada suatu negara yang sistem pemerintahannya demokrasi
maka warga negaranya turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui para wakilwakilnya yang berada di DPR yang telah dipilih melalui proses pemilihan umum.
Pemerintahan dalam negara demokrasi pada umumnya menjamin terciptanya
keadilan, penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia.

1.2

Rumusan Masalah
1. Apakah makna demokrasi itu?
2. Apa itu demokratisasi?
3. Bagaimana pelaksanaan demokrasi di Indonesia?
4. Bagaimana landasan sistem politik demokrasi di Indonesia?
5. Apa pendidikan demokrasi dan hal-hal yang berkaitan dengan hal tersebut?

1.3

Tujuan Makalah
Penulisan dari makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan demokrasi.

BAB II
ISI

2.1

Makna Demokrasi

Gambar 2.1.1. Demokrasi di Masa Yunani


Demokrasi merupakan suatu terminologi yang sarat dengan makna hal ini disebabkan
oleh pengertiannya yang berkaitan erat dengan sistem sosial yang mendukungnya. Sejarah
demokrasi sendiri lahir pada abad ke 4 SM 6 SM demokrasi dipraktikkan pada saat itu
adalah demokrasi langsung (direct democracy), artinya hak rakyat untuk membuat keputusankeputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh rakyat atau warga negara. Hal ini
dapat dilakukan karena di Yunani pada waktu itu merupakan negara kota (polis) yang
penduduknya terbatas pada sebuah kota dan daerah sekitarnya. Namun masih ada
pembatasan, misalnya para anak, wanita, dan para budak tidak berhak berpartisipasi dalam
pemerintahan.
Kemudian karena adanya perkembangan jumlah penduduk, demokrasi langsung tidak
dapat diterapkan lagi atau sulit untuk dilaksanakan dengan alasan:
a. Tidak ada tempat yang menampung seluruh warga yang jumlahnya cukup banyak.
b. Untuk melaksanakan musyawarah dengan baik dengan jumlah yang cukup banyak
sulit untuk dilaksanakan.
c. Hasil persetujuan secara bulat mufakat sulit untuk dicapai, karena sulit memungut
suara dari peserta yang hadir.
d. Masalah yang dihadapi negara semakin kompleks.
Demokrasi atas dasar penyaluran kehendak rakyat ada 2 (dua) mecam yaitu:
a. Demokrasi langsung
Adalah paham demokrasi yang mengikutsertakan setiap warga negaranya dalam
permusyarawatan untuk menentukan kebijaksaan umum dan undang-undang.
7

b. Demokrasi tidak langsung


Adalah paham demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan dan
biasanya dilakukan melalui pemilihan umum.
Makna demokrasi-pun sendiri ada bermacam-macam pengertian.
1. Pengertian Demokrasi secara bahasa atau etimologis (Etimologis Demokrasi)
Jika ditinjau dari sudut bahasa (etimologis), demokrasi berasal dari bahasa
yunani yaitu demos yang berarti rakyat dan cratos atau cratein yang berarti
pemerintahan atau kekuasaan. Jadi secara bahasa, demos-cratein atau demos-cratos
berarti pemerintahan rakyat atau kekuasaan rakyat.
2. Pengertian secara istilah atau terminologis (Terminologis Demokrasi)
Jika ditinjau dari sudut terminologis. Beberapa definisi tentang demokrasi
telah dikemukakan oleh para ahli yaitu:
a. Henry B. Mayo:
Yang menyatakan bahwa sistem politik demokrasi adalah sistem yang menunjukkan
bahwa kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang
diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang
didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana
terjaminnya kebebasan politik.
b. C.F. Strong:
Yang menyatakan bahwa demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan di mana
mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem
perwakilan yang menjamin bahwa pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan
tindakan-tindakan kepada mayoritas itu.
c. Samuel Huntington:
Yang menyatakan bahwa sistem politik sebagai demokrasi sejauh para pembuat
keputusan kolektif yang paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui pemilihan umum
yang adil, jujur, dan berkala dan di dalam sistem itu para calon bebas bersaing untuk
memperoleh suara dan hampir semua penduduk dewasa berhak memberikan suara.
Pengertian demokrasi yang paling populer telah dikemukakan pada tahun 1863 oleh
Abraham Lincoln yang mengatakan bahwa demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat (government of the people, by the people, and for the people).
Dalam negara demokrasi kekuasaan pemerintahan berada di tangan rakyat, rakyat
adalah pemegang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan di negara tersebut berada di tangan

rakyat. Jadi pemerintahan yang menempatkan rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi
sehingga disebut pemerintahan demokrasi.
Kebebasan dan persamaan adalah fondasi demokrasi, kebebasan dianggap sebagai
sarana mencapai kemajuan dengan memberikan hasil maksimal dari usaha orang tanpa
adanya pembatasan dari penguasa. Jadi bagian yang tak terpisahkan dari ide kebebasan
adalah pembatasan kekuasaan penguasa politik.

Gambar 2.1.2. Makna Demokrasi


Demokrasi adalah sistem politik yang melindungi kebebasan warganya sekaligus memberi
tugas pemerintah untuk menjamin kebebasan tersebut. Demokrasi pada dasarnya merupakan
pelembagaan dari kebebasan.

3. Konsep Demokrasi sebagai Bentuk Pemerintahan


Pada masa lalu menurut filusuf Yunani demokrasi dipahami sebagai bentuk
pemerintahan dan sistem pemerintahan atau politik.
Sedangkan mengenai bentuk-bentuk pemerintahan secara klasik menurut Plato, yaitu:
a. Monarki adalah suatu bentuk pemerintahan yang dipegang seseorang sebagai
pemimpin tertinggi dan dijalankan untuk kepentingan rakyat yang banyak.
b. Tirani adalah suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seseorang sebagai
pemimpin tertinggi dan dijalankan untuk kepentingan pribadi.
c. Aristrokasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok orang
yang memimpin dan dijalankan untuk kepentingan orang yang banyak.
d. Oligarki adalah suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh sekelompok dan
dijalankan untuk kepentingan kelompok itu sendiri.
e. Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat dan
dijalankan untuk kepentingan rakyat.
9

f. Mobokrasi/ Okhlokarsi adalah suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat
tetapi rakyat yang tidak tahu apa-apa, rakyat yang tidak berkependidikan, tidak paham
tentang pemerintahan yang akhirnya pemerintahan yang dijalankan tidak berhasil
untuk kepentingan orang banyak.
Bentuk pemerintahan yang baik adalah monarki, aristokasi, demokrasi. Sedangkan
bentuk pemerintahan yang buruk adalah tirani, oligarki, mobokrasi. Bentuk-bentuk
pemerintahan seperti itu sudah tidak dianut lagi oleh banyak negara saat ini.
Adapun bentuk pemerintahan yang dianut oleh banyak negara saat ini seperti yang
dinyatakan oleh Machiavelli, yaitu:
a. Monarki, bentuk pemerintahan yang besifat kerajaan dengan pemimpin negara yang
bergelar raja, ratu, kaisar, atau sultan. Penunjukkan pemimpin negara didasarkan pada
keturunan atau warisan. Contoh: di negara Inggris, Malaysia, Jepang, Arab Saudi.
b. Republik merupakan bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang presiden atau
perdana menteri. Penunjukkan pemimpin Negara berdasarkan pemilihan. Contoh: di
negara Amerika Serikat dan Indonesia.

4. Demokrasi sebagai Sistem Politik


Sistem politik dikatakan sebagai demokratis apabila para pembuat keputusan kolektif
yang paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui pemilihan umum yang bebas, adil, dan jujur
dan semua penduduk dewasa berhak memberikan suara.
Menurut Samuel Huntington (2001), sistem politik dibedakan menjadi:
a) Sistem politik demokrasi, yaitu sistem pemerintahan dalam suatu negara yang
menjalankan prinsip-prinsip demokrasi.
b) Sistem politik nondemokrasi, yaitu sistem pemerintahan dalam suatu negara yang
tidak menjalankan prinsip-prinsip demokrasi. Sistem ini terdiri dari: otoriter, totaliter,

10

sistem diktaktor, rezim militer, rezim satu partai, monarki absolut, dan sistem
komunis.
Adapun

prinsip-prinsip

pokok

sistem

politik

demokras

adalah

sebagai

berikut:
1) Pembagian kekuasaan; kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif berada pada
bagian yang berbeda.
2) Pemerintahan konstitusional; pemerintahan yang berdasar pada undang-undang dasar;
3) Pemerintahan berdasarkan hukum; Rechtsstaat (Bahasa Belanda) atau RuleofLaw
(Bahasa Inggris);
4) Pemerintahan mayoritas.
5) Pemerintahan dengan diskusi.
6) Pemilihan umum yang bebas.
7) Partai politik lebih dari satu (multi partai) dan mampu menjalankan fungsinya.
8) Manajemen yang terbuka.
9) Pers yang bebas.
10) Pengakuan terhadap hak-hak minoritas.
Kebalikan dari prinsip-prinsip sistem politik demokrasi adalah kediktaktoran yang
berlaku pada sistem politik otoriter atau totaliter. Prinsip-prinsip ini bisa juga disebut sebagai
prinsip sistem politik nondemokrasi, yaitu sebagai berikut:
1) Pemusatan kekuasaan, yaitu kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif menjadi
satu, yang artinya ketiganya dipegang oleh satu badan.
2) Pemerintahan berdasarkan kekuasaan tidak berdasarkan konstitusi.
3) Terciptanya prinsip negara kekuasaan (Rule of Power) bukan negara hukum (Rule of
Law).
4) Pembentukkan pemerintahan melalui dekrit bukan melalui pemilihan.
5) Pemilihan umum tidak demokratis.
6) Terdapat satu partai politik.
7) Tidak adanya kebebasan pers, kebebasan pers sangat dibatasi.
8) Tidak ada perlindungan terhadap hak asasi manusia.
9) Badan peradilan yang tidak bebas dan dapat diintervensi oleh penguasa.
10) Mekanisme dalam kehidupan politik yang tidak pernah berubah.
5. Demokrasi sebagai Standar Perilaku
Dewasa ini demokrasi tidak hanya sekedar dipahami sebagai sistem politik saja,
namun demokrasi telah dapat dipahami sebagai standar perilaku dan pandangan hidup (way
of life). Sehingga tentunya membutuhkan usaha nyata dari setiap warga masyarakat ataupun
penyelenggara negara untuk senantiasa berperilaku demokratis, yang maksudnya adalah
dalam melakukan berbagai perbuatan senantiasa berdasarkan pada nilai-nilai demokrasi yang
11

ada terlebih bagi kita yang hidup di negara Indonesia yang menganut sistem demokrasi
Pnacasila.
Penerapan nilai-nilai demokrasi dapat menciptakan perilaku warga masyarakat yang
demokratis di mana perilaku itu akan membentuk budaya atau kultur demokrasi.
2.2

Demokratisasi
Demokratisasi adalah proses mengimplementasikan demokrasi sebagai sistem politik

dalam kehidupan bernegara. Miriam Budiarjo menyatakan bahwa dalam sistem politik
demokrasi perlu dibentuk lembaga-lembaga demokrasi untuk melaksanakan nilai-nilai
demokrasi. Contoh lembaga demokrasi adalah pemerintah, partai politik, pers, dewan
perwakilan rakyat, dan lembaga peradilan.
Demokratisasi adalah proses pendemokrasian segenap rakyat untuk turut serta dalam
pemerintahan melalui wakil-wakilnya atau turut serta dalam berbagai bidang kegaitan
(masyarakat/negara) baik langsung atau tidak langsung, dengan mengutamakan persamaan
hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi warga negara. Pengertian demokrasi juga
dapat dikatakan sebagai proses menuju demokrasi yang disebut sebagai demokratisasi. Dalam
menuju ke demokrasi yang kita dambakan merupakan proses yang tidaklah mudah.
Demokratisasi merupakan jalan keluar dari otoritarianisme, disebabkan, demokratisasi
adalah proses yang mengembalikan hak-hak rakyat, sehingga mengapa banyak rakyat yang
menyukai demokrasi, sedangkan dibawah pemerintahan yang sifatnya atau bentuknya otoriter
dengan meniadakan demokrasi, menyebabkan hak-hak rakyat untuk berpartisipasi dalam
kegiatan politik, kebudayaan, atau ekonomi dibatasi. Karena itu dukungan terhadap
demokratisasi akan sangat menentukan keberhasilan proses tersebut.
Demokratisasi adalah suatu perubahan baik itu perlahan maupaun secara cepat kearah
demokrasi. Demokratisasi ini menjadi tuntutan global yang tidak bisa dihentikan. Jika
demokratisasi tidak dilakukan, maka bayaran yang harus diterima adalah balkanisasi, perang
saudara yang menumpahkan darah, dan kemunduran ekonomi dengan sangat parah (BJ
Habibie 2005).
Demokratisasi di suatu sistem pemerintahan memerlukan proses yang tidaklah mudah.
Pada saat perubahan terjadi, selalu ada orang yang tidak ingin melakukan perubahan terus
menerus, atau ada manusia yang tidak mampu menyesuaikan diri. Dalam kontes
12

demokratisasi, peran individu yang mampu menerima perubahan itu sangat penting. Untuk
itulah, individu harus punya tanggung jawab. Apalagi globalisasi yang terus mendorong
perubahan yang tidak bisa ditahan oleh Negara manapun.
Demokratisasi biasanya terjadi ketika ekspektasi terhadap demokrasi muncul dari
dalam Negara sendiri, karena warga negaranya melihat system politik yang lebih baik, seperti
yang berjalan dinegara demokrasi lain yang telah mapan, akan bisa juga dicapai oleh Negara
tersebut. Dengan kata lain, pengaruh internasional datang sebagai sebuah inpirasi yang kuat
bagi warga Negara di dalam Negara itu.
Sebuah negara yang sedang menjalani demokratisasi sangat mudah dipengaruhi oleh
faktor faktor eksternal. Pengaruh internasional dari sebuah proses demokratisasi bisa terjadi
dalam beberapa bentuk, seperti : contagion, control dan conditionality.
i.

Contagion terjadi ketika demokratisasi di sebuah Negara mendorong gelombang


demokratisasi di negara lain. Proses demokratisasi di Negara Negara Eropa Timur
setelah perang dingin usai dan juga gelombang demokratisasi di Negara Negara
Amerika Latin pada tahun 1970-an menjadi contoh signifikan.
Mekanisme control terjadi ketika sebuah pihak di luar Negara berusaha menerapkan

ii.

demokrasi di negara tersebut. Misalnya, Doktrin Truman 1947 mengharuskan Yunani


untuk memenuhi beberapa kondisi untuk mendapatkan status sebagai Negara
demokrasi dan karenanya berhak menerima bantuan anti komunisme dari Amerika
Serikat.
Conditionality yaitu tindakan yang dilakukan organisasi internasional yang memberi

iii.

kondisi kondisi tertentu yang harus dipenuhi negara penerima bantuan.


A.
1)
2)
3)

Prinsip-prinsip Demokrasi
Keterlibatan warga negara dalam pembuatankeputusan politik.
Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.
Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh para

warga negara.
4) Penghormatan terhadap supremasi hukum.
5) Pemilu berkala.
6) Bentuk pemerintahan harus didukung olehpersetujuan umum.
7) Hukum yang berlaku dibuat oleh wakil-wakil rakyat. (melalui pemilu)
8) Kepala Negara dipilih langsung melalui pemilihan umum.
9) Hak-hak pilih aktif diberikan kepada sejumlah besar rakyat. (sederajat)
10) Jabatan-jabatan pemerintahan harus dapat dipangku oleh masyarakat.
B. Proses Demokratisasi di Indonesia
1) Demokratisasi Indonesia hadir setelah orde baru berakhir.
13

2) Muncul tuntutan reformasi terhadap pemerintahan.


3) Pasca jatuhnya rezim ordebaru, proses pemerintahan secara perlahan menuju ke
demokratis.
4) Perubahan pola pemerintahan sentralistis -> desentralitis memberi kesempatan awal.
5) Didukung dengan perubahan tata cara kepemiluan dan sistem kepartaian.

C. Persyaratan Demokrasi
Konsensus di antara komunitas warga negara.
Kesadaran untuk mengadopsi aturan-aturan demokrasi.
Toleransi terhadap adanya perbedaan.
Secara singkat, kriteria untuk proses demokrasi (demokratisasi) menurut Robert A.
Dahl sebagai berikut:

Keterangan:
1. Partisipasi efektif adalah sebelum sebuah kebijakan digunakan oleh asosiasi (negara),
seluruh anggota harus mempunyai kesempatan yang sama dan berpartisipasi efektif, agar
pandangan mereka diketahui oleh anggota-anggota lainnya sebagaimana seharusnya
kebijakan itu dibuat.
2. Persamaan suara adalah bila sebuah keputusan tentang kebijakan dibuat, maka setiap
anggota harus mempunyai kesempatan yang sama dan efektif untuk memberikan suara dan
seluruh suara harus dihitung sama.
3. Pemahaman yang jelas adalah dalam batas waktu yang rasional, setiap anggota harus
mempunyai kesempatan yang sama dan efektif untuk mempelajari kebijakan-kebijakan
alternatif yang relevan dan konsekuensi-konsekuensi yang mungkin.

14

4. Pengawasan agenda adalah setiap anggota harus mempunyai kesempatan eksklusif untuk
memutuskan bagaimana dana permasalahan yang dibahas dalam agenda.
5. Pencakupan orang dewasa adalah semua, atau paling tidak sebagian besar orang dewasa
yang menjadi penduduk tetap seharusnya memiliki hak kewarganegaraan penuh yang
ditunjukkan oleh empat kriteria sebelumnya.
2.3

Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia


1.

Demokrasi di Desa

Sesungguhnya bangsa Indonesia sudah lama melaksanakan nilai-nilai demokrasi


meskipun masih sederhana. Menurut Mohammad Hatta, dalam Padmo Wahyono (1990),
desa-desa di Indonesia sudah menjalankan demokrasi, misalnya dengan pemilihan kepala
desa dan adanya rembug desa. (hal ini merupakan pelaksanaan demokrasi asli di Indonesia)
Demokrasi desa memiliki 5 (lima) unsur, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.

Rapat;
Mufakat;
Gotong royong;
Hak mengadakan protes bersama;
Hak menyingkir dari kekuasaan raja absolut.
2.

Demokrasi Parlementer (1945-1959)

a. Lahirnya Demokrasi Parlementer


Parlementer adalah suatu demokrasi yang menempatkan kedudukan badan legislatif
lebih tinggi daripada eksekutif. Pada tanggal 14 November 1945, pemerintah RI
mengeluarkan maklumat yang berisi perubahan sistem pemerintahan presidensial menjadi
sistem parlementer dengan sistem demokrasi liberal, kekuasaan ditujukan untuk
kepentingan individu atau golongan. Dengan sistem kabinet parlementer, menteri-menteri
bertanggung jawab kepada DPR.
Keluarnya Maklumat Pemerintah 3 November 1945 memberi peluang yang seluasluasnya terhadap warga negara untuk berserikat dan berkumpul, sehingga dalam waktu
singkat bermunculanlah partai- partai politik bagai jamur di musim penghujan. Dampak
negatif diberlakukannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959, adalah sebagai berikut. Ternyata
UUD 1945 tidak dilaksanakan secara murni dan konsekuen. UUD 45 yang harusnya
15

menjadi dasar hukum konstitusional penyelenggaraan pemerintahan pelaksanaannya


hanya menjadi slogan-slogan kosong belaka.
Demokrasi parlementer, berlangsung ketika berlakunya konstitusi RIS 1949 dan
UUDS 1950 dinyatakan sebagai demokrasi parlementer karena pemegang kekuasaan
terhadap jalannya pemerintahan secara luas berada di tangan parlemen, dimana parlemen
dapat membubarkan kabinet pemerintahan yang berkuasa. Dalam periode demokrasi
parlementer dikenal pula sebagai demokrasi liberal.
b. Ciri-ciri Demokrasi Parlementer
1. Sistem multi partai,
2. Pengambilan keputusan berdasarkan suara mayoritas (voting),
3. Seringnya jatuh bangun kabinet karena mosi tidak percaya dari parlemen; serta
4. Maraknya demonstrasi untuk mendukung atau menjatuhkan pemerintahan.
c. Penyimpangan Demokrasi Parlementer
Pada masa demokrasi parlementer, kekuasaan presiden hanya terbatas sebagai kepala
negara. Sedangkan kekuasaan pemerintah dilaksanakan oleh partai. Perbedaan ideologi
dari partai-partai yang berkembang masa demokrasi parlementer menimbulkan perbedaan
pemahaman mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdampak pada
terancamnya persatuan di Indonesia.
3.

Demokrasi Terpimpin (1959-1965)

a. Lahirnya Demokrasi Terpimpin


Demokrasi terpimpin (Demokrasi terkelola), berlangsung setelah dikeluarkannya
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Soekarno. Paham demokrasi ini muncul disebabkan
ketidakstabilan politik dan pemerintahan sebelumnya sehingga demokrasi dianggap telah
berjalan kebablasan. Demokrasi harus dijalankan berintikan musyawarah mufakat secara
gotong-royong dan secara idiologis yang berkembang adalah paham sosialis. Dalam masa
demokrasi terpimpin pemegang kekuasaan terhadap jalannya pemerintahan secara luas
berada di tangan presiden dan bahkan presiden dapat membubarkan parlemen. Dinyatakan

16

sebagai demokrasi terpimpin karena adanya anggapan bahwa keterbatasan pendidikan dan
pengetahuan rakyat menyebabkan demokrasi harus dilaksanakan secara terpimpin.
Dalam suasana yang mengancam keutuhan teritorial sebagaimana kata Feith, dan
ancaman perpecahan sebagai mana kata Soepomo, itulah muncul gagasan Demokrasi
Terpimpin yang di lontarkan Presiden Soekarno pada bulan februari 1957. mula mula
pandangan ini dicetuskan oleh partai Murba, serta Chaerul Saleh dan Ahmadi. Namun
gagasan tanpa perbuatan tidak terlalu berarti dibanding gagasan dan perbuatan langsung
dalam usaha mewujudkan gagasan itu dan inilah yang di lakukan Soekarno.
b. Ciri-ciri Demokrasi Terpimpin
1. Adanya partai penguasa/partai mayoritas,
2. Keputusan politik mutlak ditangan presiden,
3. Pembatasan hak politik rakyat (kooptasi dan pembubaran partai politik dan organisasi
kemasyarakatan)
c. Tugas dan Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin
Demokrasi Terpimpin harus mengembalikan keadaan politik negara yang tidak stabil
sebagai warisan masa Demokrasi Parlementer/Liberal menjadi lebih mantap/stabil.
Demokrasi

Terpimpin

merupakan

reaksi

terhadap

Demokrasi

Parlementer/Liberal.

Pemerintah berusaha menata kehidupan politik sesuai dengan UUD 1945. Dibentuk lembagalembaga negara antara lain MPRS, DPAS, DPRGR, dan Front Nasional.
d. Penyimpangan-penyimpangan Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin
UUD 1945 Penataan kehidupan politik menyimpang dari tujuan awal, yaitu
demokratisasi (menciptakan stabilitas politik yang demokratis) menjadi sentralisasi
(pemusatan kekuasaan di tangan presiden). Kebebasan partai dibatasi Presiden cenderung
berkuasa mutlak sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
1. Kedudukan Presiden. Berdasarkan UUD 1945, kedudukan Presiden berada di bawah
MPR. Akan tetapi, kenyataannya bertentangan dengan UUD 1945, sebab MPRS tunduk
kepada Presiden. Presiden menentukan apa yang harus diputuskan oleh MPRS.

17

2. Pembentukan MPRS. Tindakan tersebut bertentangan dengan UUD 1945 karena


Berdasarkan UUD 1945 pengangkatan anggota MPRS sebagai lembaga tertinggi negara
harus melalui pemilihan umum sehingga partai-partai yang terpilih oleh rakyat memiliki
anggota-anggota yang duduk di MPR.
3. Pembubaran DPR dan Pembentukan DPR-GR. Tindakan presiden tersebut bertentangan
dengan UUD 1945 sebab berdasarkan UUD 1945 presiden tidak dapat membubarkan DPR.
4. Pembentukan Dewan Pertimbangan Agung Sementara.
5. Pembentukan Front Nasional
6. Pembentukan Kabinet Kerja
7. Keterlibatan PKI dalam Ajaran Nasakom. Keterlibatan PKI tersebut menyebabkan ajaran
Nasakom menyimpang dari ajaran kehidupan berbangsa dan bernegara serta mengeser
kedudukan Pancasila dan UUD 1945 menjadi komunis. Selain itu PKI mengambil alih
kedudukan dan kekuasaan pemerintahan yang sah. PKI berhasil meyakinkan presiden bahwa
Presiden Sukarno tanpa PKI akan menjadi lemah terhadap TNI.
8. Adanya ajaran RESOPIM. Dampak dari sosialisasi Resopim ini maka kedudukan lembagalembaga tinggi dan tertinggi negara ditetapkan dibawah presiden. Hal ini terlihat dengan
adanya pemberian pangkat menteri kepada pimpinan lembaga tersebut, padahal kedudukan
menteri seharusnya sebagai pembantu presiden.
4.

Demokrasi Pancasila pada Masa Orde Baru (1966-1998)

a. Lahirnya Demokrasi Pancasila


Menurut Prof. Dardji Darmodihardjo,S.H.

Demokrasi pancasila adalah paham

demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang
perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan seperti dalam pembukaan UUD 1945.
Demokrasi pancasila dimulai dari orde baru yang dicikal bakali oleh salah satu kejadian
sejarah penting yaitu Supersemar yang merupakan surat dari Soekarno kepada Soeharto
untuk mengambil tindakan kepemerintahan Negara Republik Indonesia, dengan salah satu
tugasnya mengbubarkan PKI dengan ormas-ormasnya pada tanggal 12 Maret 1966. Yang
akhirnya memberi gelar kepada Soeharto sebagai pahlawan revolusi dan mempermudah

18

jalannya menjadi Presiden Indonesia setelah ditunjuk oleh A. H. Nasution tanggal 12 Maret
1967 pada sidang istemewa MPRS, setahun kemudian.
Demokrasi Pancasila adalah paham demokrasi yang berjalan didasarkan pada nilainilai Pancasila sebagaimana termuat dalam pembukaan UUD45. Pada masa orde baru
pemegang kekuasaan terhadap jalannya pemerintahan secara luas berada di tangan
presiden.Pelaksanaan demokrasi orde baru ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11
Maret 1966, Orde Baru bertekad akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni
dan konsekwen.
b. Ciri-ciri Demokrasi Pancasila
1. Adanya partai penguasa/golongan mayoritas,
2. Keputusan politik mutlak ditangan presiden,
3. Pembatasan hak politik rakyat (kooptasi terhadap partai politik dan organisasi
kemasyarakatan serta pembatasan jumlah partai politik),
4.

Diberlakukannya asas tunggal pancasila dan

5.

Dominasi militer dalam pemerintahan (dwi fungsi ABRI).

c. Adapun Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila:


1. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
3. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri, dan orang lain.
4. Mewujudkan rasa keadilan social.
5. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
6. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan.
7. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional
d. Pelaksanaan Demokrasi Pancasila

19

Awal pelaksanaan sistem demokrasi pancasila dilakukan sebuah penyederhanaan


sistem kepartaian. Kemudian muncul lah kekuatan yang dominan yaitu golongan karya
(Golkar) dan ABRI. Pemilu berjalan secara periodik sesuai dengan mekanisme, meskipun di
sana-sini masih banyak kekurangan dan masih diwarnai adanya intrik-intrik politik tertentu.
Soeharto dilantik secara berturut-turut pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.
Pelantikannya secara berturut-turut tidak lepas dari kebijakan represifnya yang menekan
rakyat agar memilih Partai Golongan Karya yang berkuasa ketika itu, ketimbang memilih
partai oposisi seperti Partai Demokrasi Indonesia atau Partai Persatuan Pembangunan. Fakta
membuktikan bahwa paling kurang 80% rakyat Indonesia dalam tiap pemilu selalu
mencoblos Partai Golongan Karya.
e. Penyimpangan Demokrasi Pancasila Masa Orba
Awal Orde baru memberi harapan baru pada rakyat pembangunan di segala bidang
melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan
Umum tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Selama orde baru, pilar-pilar
demokrasi seperti partai politik, lembaga perwakilan rakyat, dan media massa berada pada
kondisi lemah dan selalu dibayangi oleh mekanisme reccal, sementara partai politik tidak
mempunyai otonomi internal. Media massa selalu dibayang-bayangi pencabutan surat izin
usaha penerbitan pers (SIUPP). Sedangkan rakyat tidak diperkenankan menyelenggarakan
aktivitas sosial politik tanpa izin dari pemerintah.
Praktek demokrasi pancasila pada masa ini tidak berjalan sesuai dengan yang dicitacitakan, bahkan cenderung ke arah otoriatianisme atau kediktatoran. Pembagunan tidak
merata tampak dengan adanya kemiskinan di sejumlah wilayah. Namun demikian perjalanan
demokrasi pada masa orde baru ini dianggap gagal, sebab:
1.

Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada.

2.

Rekrutmen politik yang tertutup.

3.

Pemilu yang jauh dari semangat demokratis.

4.

Pengakuan HAM yang terbatas.

5.

Tumbuhnya KKN yang merajalela.


5.

Demokrasi Pancasila pada Masa Reformasi (1998 - sekarang)


20

a. Lahirnya Demokrasi Pancasila Masa Reformasi


Pada masa reformasi kehidupan demokrasi berlangsung lebih mendekati konsepsi
ideal sesuai dengan keinginan rakyat. Pada masa reformasi kekuasaan pemerintahan
terdistribusi sehingga adanya keseimbangan kekuasaan dan kontrol dari setiap lembaga
kekuasaan (cake and balance power), walaupun sistem pemerintahan masih menganut sistem
pemerintahan presidensial.

b. Ciri-ciri Demokrasi Pancasila Masa Reformasi


1. Multi partai,
2. Pemilihan langsung kepala pemerintahan,
3. Supremasi hukum,
4. Pembagian kekuasan yang lebih tegas,
5. Kebebasan hak politik rakyat (kebebasan berpendapat dan informasi public & pers)
c. Perkembangan Demokrasi Pancasila Saat Ini
Perkembangan demokrasi di Indonesia dewasa ini lebih menekankan pada nilai-nilai
demokrasi yang berlaku universal di dunia yaitu 1) penghargaan atas kebebasan; 2)
penghargaan atas kesamaan; 3) penghargaan akan partisipasi dalam kehidupan bersama
rakyat; dan 4) penghargaan atas perbedaan.
Demokrasi yang dikembangkan pada masa reformasi pada dasarnya adalah demokrasi
dengan mendasarkan pada Pancasila dan UUD 1945, dengan penyempurnaan pelaksanaannya
dan perbaikan peraturan-peraturan yang tidak demokratis, dengan meningkatkan peran
lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara dengan menegaskan fungsi, wewenang dan
tanggung jawab yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang
jelas antara lembaga-lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Demokrasi Indonesia saat ini telah dimulai dengan terbentuknya DPR MPR hasil
Pemilu 1999 yang telah memilih presiden dan wakil presiden serta terbentuknya lembagalembaga tinggi yang lain.

21

2.4

Landasan Sistem Politik Demokrasi di Indonesia


1. Landasan Sistem Politik Demokrasi di Indonesia
Mengenai landasan sistem politik demokrasi di negara Indonesia tercermin dalam

ketentuan:
a. Pembukaan UUD 1945 aline ke-4 yaitu ...
Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UUD Negara RI
yang terbentuk dalam susunan Negara RI yang berkedaulatan rakyat ...
b. Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan bahwa kedaulatan di tangan rakyat dan
dilakukan menurut ketentuan UUD.
Selanjutnya tentang isi dan mekanisme dari sistem politik demokrasi Indonesia
dirumuskan lebih lanjut pada bagian pasal-pasal UUD 1945. Sebagaimana dinyatakan
dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945 bahwa kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan
menurut ketentuan UUD.
2. Sendi-sendi Pokok Sistem Politik Demokrasi Indonesia
Mengenai sendi-sendi pokok dari sistem politik demokrasi di Indonesia sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Ide kedaulatan rakyat.


Negara berdasarkan hukum.
Bentuk republik.
Pemerintah berdasarkan konstitusi.
Pemerintah yang bertanggung jawab.
Sistem perwakilan.
Sistem pemerintahan presidensil.

3. Mekanisme dalam Sistem Politik Demokrasi Indonesia


Pokok-pokok dalam sistem politik Indonesia sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.

Merupakan bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas.


Bentuk pemerintahan republik, sedangkan sistem pemerintahan presidensil.
Presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
Kabinet atau menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden.
Parlemen terdiri dari dua badan perwakilan (bikameral), yaitu Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).


f. Pemilu dilaksanakan untuk pemilihan presiden dan wakil presiden, anggota DPR,
DPD, DPRD provinsi, DPRD Kabupaten/Kota dan kepala daerah.
22

g. Sistem multipartai. Banyak sekali partai politik yang bermunculan di Indonesia


terlebih setelah berakhir Orde Baru.
h. Kekuasaan Yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan di
bawahnya yaitu pengadilan tinggi dan pengadilan negeri serta sebuah Mahkamah
Konstitusi.
i. Lembaga negara lainnya adalah Badan Pemeriksa Keuangan dan Komisi Yudisial.
4. Masa Depan Pelaksanaan Demokrasi
Di jaman sekarang ini demokrasi telah menjadi tolak ukur bagi semua bangsa di dunia
dalam hidup bernegara. Bahkan hampir sebagian besar negara di dunia mengaku bahwa
negaranya adalah negara demokrasi dengan sedapat mungkin menunjukkan atribut-atribut
demokrasi yang dipakai. Demokratisasi telah menjadi isu global bebarengan dengan isu
hak asasi manusia (HAM) dan persoalan lingkungan hidup. Semua pihak optimis dan
berharap akan masa depan demokrasi yang baik.
Diperlukan adanya 5 (lima) kondisi yang dianggap mendukung pembangunan
demokrasi yang stabil (Soerensen, 2003), yaitu sebagai berikut:
a. Para pemimpin tidak menggunakan instrumen kekerasan.
b. Terdapatnya organisasi masyarakat pluralis yang modern dan dinamis.
c. Potensi konflik dalam pluralisme subkultural dipertahankan pada level yang masih
dapat ditoleransi.
d. Di antara penduduk negeri, khususnya lapisan politik aktif, terdapat budaya politik
dan sistem keyakinan yang mendukung ide dan lembaga demokrasi.
e. Dampak dari pengaruh dan kontrol oleh negara asing dapat menghambat atau
mendukung secara positif.

2.5

Pendidikan Demokrasi
Sistem politik demokrasi di suatu negara berkaitan dengan dua hal, yaitu:
1. Institusi (struktur) demokrasi.
2. Perilaku (kultur) demokrasi.

23

Institusi atau struktur demokrasi menunjuk pada tersedianya lembaga-lembaga politik


demokrasi bila di dalamnya terdapat lembaga-lembaga politik demokrasi. Lembaga itu antara
lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Pemerintahan yang terbuka dan bertanggung jawab.


Parlemen.
Lembaga pemilu.
Organisasi politik.
Lembaga swadaya masyarakat.
Media massa.

Perilaku atau kultur demokrasi menunjuk pada berlakunya nilai-nilai demokrasi di


masyarakat. Masyarakat yang demokratis adalah masyarakat yang perilaku hidup baik
keseharian dan kenegaraannya dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi.
Mengutip pendapat Hendry B. Mayo yang menyatakan bahwa nilai demokrasi
tersebut meliputi damai dan sukarela, adil, menghargai perbedaan, menghormati kebebasan,
memahami keanekaragaman, teratur, paksaan yang minimal dan memajukan ilmu.

BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini adalah:

24

1. Demokrasi adalah sistem politik yang melindungi kebebasan warganya sekaligus


memberi tugas pemerintah untuk menjamin kebebasan tersebut. Demokrasi pada
dasarnya merupakan pelembagaan dari kebebasan.
2. Bentuk pemerintahan yang baik adalah monarki, aristokasi, demokrasi. Sedangkan
bentuk pemerintahan yang buruk adalah tirani, oligarki, mobokrasi. Bentuk-bentuk
pemerintahan seperti itu sudah tidak dianut lagi oleh banyak negara saat ini.
3. Sistem politik dikatakan sebagai demokratis apabila para pembuat keputusan kolektif
yang paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui pemilihan umum yang bebas, adil,
dan jujur dan semua penduduk dewasa berhak memberikan suara.
4. Perilaku atau kultur demokrasi menunjuk pada berlakunya nilai-nilai demokrasi di
masyarakat. Masyarakat yang demokratis adalah masyarakat yang perilaku hidup baik
keseharian dan kenegaraannya dilandasi oleh nilai-nilai demokrasi.

PENUTUP

Demikianlah makalah yang kami tulis ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca mengenai sejarah singkat demokrasi, makna demokrasi, macam-

25

macam demokrasi, sistem politik demokrasi beserta landasan sistem politik demokrasi
Indonesia, dan pendidikan demokrasi.
Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat
yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput
dari kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi R. Rahaditya, S.H., M.H.


Penerbit: Buku Super
26

Anda mungkin juga menyukai