123 Dfadf Ikakartika 99 2 246.farm I
123 Dfadf Ikakartika 99 2 246.farm I
Oleh :
IKA KARTIKASARI
NPM : 09.71.10888
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Secara umum kesehatan merupakan hal yang paling utama yang
sangat diperlukan dalam diri setiap orang. Karena kesehatan merupakan
faktor utama penentu kelangsungan hidup kita. Tanpa adanya kesehatan,
seluruh aktivitas yang akan kita lakukan tidak akan berjalan dengan lancar.
Kesehatan juga sangat berhubungan dengan makanan. Makanan sangat
mempengaruhi kesehatan seseorang. Manusia membutuhkan makanan
sebagai sumber tenaga untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Oleh karena
itu, makanan yang dikonsumsi haruslah bergizi, aman, sehat, dan tidak
menimbulkan gangguan kesehatan serta layak untuk dikonsumsi.
Zaman sekarang ini banyak bahan pengawet yang digunakan oleh
sebagian orang khususnya para pedagang, untuk di campurkan ke berbagai
macam makanan dan minuman terutama Formalin. Formalin adalah bahan
kimia beracun yang tidak berwarna dan mempunyai bau yang sangat
menyengat. Formalin yang dicampurkan pada makanan dapat menjadi racun
bagi tubuh kita karena sebenarnya bukan merupakan bahan tambahan
pangan.
Fungsi formalin adalah sebagai pembunuh kuman sehingga kerap
digunakan untuk pembersih lantai, kapal, gudang, pakaian, pembasmi lalat,
dan berbagai serangga lain. Bahan pengawet pada pembuatan sutra buatan,
pewarna, bahan peledak, bahan pengawet produk kosmetik (dalam jumlah
yang sangat kecil) ataupun sebagai pengeras kuku serta cairan pembalesam
(pengawet mayat). (Yuliarti,2007).
Formalin juga biasa digunakan sebagai pengawet tambahan untuk
mencegah kebusukan. Padahal zat beracun ini sangat berbahaya jika terhirup,
mengenai kulit apalagi jika sampai tertelan. Bahkan sebagian ikan asin ada
juga yang terbuat dari ikan laut yang memiliki protein yang tinggi, selain itu
juga mengandung kalsium yang tinggi. Tujuan digunakannya formalin adalah
masyarakat sering
D.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut,
rumusan masalah yang timbul adalah apakah ikan asin tenggiri yang dijual
di Pasar Kahayan Kota Palangka Raya mengandung bahan formalin ?
E.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ikan asin
tenggiri yang dijual dipasar Kahayan Kota Palangka Raya mengandung
bahan berbahaya formalin yang dapat merusak kesehatan.
F.
Manfaat Penelitian
1. Agar masyarakat dapat berhati-hati dan tidak salah dalam memilih
produk pangan yang akan di konsumsi.
2. Agar masyarakat dan penjual bisa mendapat pemahaman tentang
formalin dan bahaya yang ditimbulkan.
3. Bagi peneliti dapat menambah wawasan tentang formalin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Metode penggaraman
1. Penggaraman kering (dry salting).
Pada penggaraman kering dapat digunakan baik untuk ikan ukuran
besar maupun kecil. Penggaraman ini menggunakan garam
berbentuk Kristal. Ikan yang akan diolah ditaburi garam lalu
disusun secara berlapis-lapis. Setiap lapisan ikan diselingi lapisan
garam.
2. Penggaraman basah (wet salting).
Proses penggaraman dengan metode garam sebagian menggunakan
larutan garam sebagai media untuk merendam ikan.
3. Penggaraman kedap air (kench salting).
Penggaraman ini hampir serupa dengan penggaraman kering.
Bedanya cara ini menggunakan kedap air. Ikan hanya ditumpuk
dilantai atau menggunakan keranjang.
yang
dengan
pigmen
daging
akan
membentuk
10
Formalin
Formaldehid
merupakan
nama
lain
dari
formalin
(larutan
polyoxymethylene
glycols,
Methanol,
Formoform,
11
industri
perikanan,
formalin
digunakan
untuk
12
mengandung formalin akan lebih mudah pecah dan berbau khas kedelai.
Ikan dan ayam yang mengandung formalin akan lebih putih dagingnya dan
awet. (Anonim.2006)
3. Penggunaan formalin yang benar
a. Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih lantai,
kapal, gudang, dan pakaian.
b. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain.
c. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca, dan
bahan peledak.
d. Dalam dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan
gelatin dan kertas.
e. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
f. Bahan untuk pembuatan produk parfum.
g. Bahan pengawet produk kosmetika dan pengeras kuku.
h. Pencegah korosi untuk sumur minyak.
i. Bahan untuk insulasi busa.
j. Bahan perekat untuk produk kayu lapis (plywood).
k. Cairan pembalsam ( pengawet mayat ).
l. Dalam konsentrasi yang sangat kecil ( < 1% ) digunakan sebagai
pengawet untuk berbagai barang konsumen seperti pembersih rumah
tangga, cairan pencuci piring, pelembut, perawat sepatu, shampo
mobil, lilin dan pembersih karpet. ( Anonim,2012).
4. Gangguan kesehatan karena penggunaan formalin
Umumnya formalin masuk kedalam tubuh manusia melalui dua
jalan, yakni melalui mulut dan saluran pernapasan. Kontak dengan
formalin bisa mengakibatkan luka bakar jika mengenai kulit, iritasi pada
saluran pernapasan bila menghirup uapnya dalam konsentrasi yang tinggi,
maupun reaksi alergi dan bahaya kanker pada manusia. Jika kandungan
formalin dalam tubuh tinggi maka akan bereaksi secara kimia dengan
hampir semua zat di dalam tubuh sehingga menekan fungsi sel dan
menyebabkan kematian sel yang berujung pada kerusakan organ tubuh.
13
14
Pereaksi dibuat dengan melarutkan asam 1,8-dihidroksinaftalen3,6-disulfonat dalam H2SO4 72% ( kira-kira 500 mg/100 ml).
Sebanyak 5 ml pereaksi asam kromatropat ini dimasukkan ke
dalam tabung reaksi, lalu ditambah 1 ml hasil destilasi sambil diaduk.
Larutan dimasukan kedalam penangas air mendidih selama 15 menit
dan diamati perubahan warna yang terjadi. Adanya formaldehid
ditunjukkan dengan timbulnya warna ungu terang sampai ungu tua.
(Abdul Rahman dan Sumantri,2007)
b. Uji Hehner-Fulton
Sebanyak 5 mL larutan hasil destilasi ditambah 6 ml H2SO4
dan didinginkan. Sebanyak 5 ml campuran ini dimasukan kedalam
tabung reaksi lalu ditambah 1 ml susu bebas aldehid secara perlahanlahan sambil didinginkan. Campuran selanjutnya ditambah 0,5 ml
pereaksi (dibuat dengan mencampur 1 bagian air bron jenuh ke dalam
1 bagian asam sulfat pekat dan dibiarkan dingin). Adanya
formaldehid ditunjukkan dengan timbulnya warna merah muda ungu.
(Abdul Rahman dan Sumantri, 2007)
c. Uji dengan FeCl3 (untuk sampel susu dan olahannya)
Prosedur analisis kualitatif formalin dengan FeCl (untuk
sampel susu dan olahannya). Sebanyak 5 gram sampel ditimbang
lalu ditambah 50 ml aquades sdan dimasukkan kedalam corong
pisah. Campuran ditambah 1-2 ml asam asetat 4 N lalu dikocok
dengan 2 x 20 ml eter. Lapisan eter dipisahkan dan diuapkan dengan
rotavapor sampai kering. Residu ditambah 10-20 ml aquades lalu
diaduk dan dituang kedalam 3 ml asam sulfat yang telah ditetesi
dengan 2 tetes FeCl3 10% secara perlahan-lahan. Timbulnya warna
merah lembayung menunjukan adanya formaldehid. (Abdul Rahman
dan Sumantri,2007)
d. Uji dengan fenilhidrazin
Larutan uji (yang mengandung formalin ) ditambah 10 tetes
fenilhidrazin HCl 5%, 2 tetes larutan natrium prusid 0,5% kemudian
15
ditambahkan
Sumantri,2007)
dalam
makanan.
(Abdul
Rahman
dan
16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
ini
dilaksanakan
di
Laboratorium
Kimia
Universitas
17
suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciriciri khusus yang dimiliki oleh sampel itu. (Soekidjo Notoatmodjo,2002)
E. Alat dan Bahan
a. Alat
1. Mortir dan Stamper
2. Tabung Reaksi
3. Beaker Gelas
4. Gelas Ukur
5. Pipet Volume
6. Neraca analitik
7. Hot plate
8. Labu Ukur
9. Destilasi
10. Batang pengaduk
b. Bahan
1. Ikan asin telang
2. Aquades
3. Formalin
4. Asam kromatropat (K10H8O8S2)
5. Asam sulfat (H2SO4)
6. Asam fosfat
F. Prosedur kerja
A. Pembuatan Larutan Formalin Stock Induk (370 ppm)
1. Ambil 1 ml formalin dari sediaan formalin 37%.
2. Masukkan kedalam labu ukur 1000 ml.
3. Tambahkan aquades hingga batas.
B. Pembuatan Asam Kromatropat 0,5% dalam asam sulfat 60%
1. Ambil 63 ml asam sulfat dari sediaan asam sulfat 95%.
2. Masukkan kedalam labu ukur 100 ml yang sudah diisi aquades 37 ml.
3. Tambahkan asam kromatropat 0,5 g.
18
C. Preparasi sampel
1. Pembuatan kontrol positif
a. Diambil sediaan Formalin 1 ml, masukkan dalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan 5 ml pereaksi (asam kromatropat) dan tutup bibir
tabung reaksi menggunakan kapas.
c. Dimasukkan kedalam penangas air mendidih selama 15 menit.
d. Diamati perubahan warna yang terjadi akan membentuk warna
ungu.
2. Pembuatan Kontrol Negatif
a. Diambil 1 ml aquades, masukkan dalam tabung reaksi.
b. Ditambahkan 5 ml pereaksi (asam kromatropat) dan tutup bibir
tabung reaksi menggunakan kapas.
c. Dimasukkan kedalam penangas air mendidih selama 15 menit.
d. Diamati perubahan warna yang terjadi, maka akan membentuk
warna kuning keruh.
3. Identifikasi Sampel (Ikan Asin Tenggiri)
a. Dipotong kecil-kecil ke 5 sampel ikan asin tenggiri, lalu ditimbang
sebanyak 25 gram.
b. Dimasukkan kedalam labu destilasi.
c. Ditambahkan aquades kurang lebih 100 ml dan ditetesi 1 ml asam
fosfat pekat.
d. Didestilasi dan hasil destilasi ditampung.
e. Diambil 1 ml hasil destilasi dan masukkan kedalam tabung reaksi.
f. Ditambahkan dengan 5 ml pereaksi asam kromatropat dan tutup
bibir tabung reaksi menggunakan kapas.
g. Dimasukkan kedalam penangas air mendidih selama 15 menit.
h. Diamati perubahan warna yang terjadi.
19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di laboratorium Kimia
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya yaitu identifikasi formalin pada
sampel ikan asin tenggiri. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah
ikan asin tersebut mengandung bahan berbahaya seperti formalin. Untuk
mengidentifikasi formalin tersebut dilakukan dengan metode pereaksi warna.
Sampel diambil sebanyak 5 sampel ikan asin tenggiri dari pasar Kahayan
Palangka Raya.
Tabel 1. Hasil uji identifikasi formalin pada ikan asin tenggiri yang
dijual di pasar kahayan dengan metode pereaksi warna :
No
Sampel
Reaksi Warna
Hasil
1.
Kontrol
Positif
Positif
ungu
Kontrol
Negatif
menjadi ungu
Sampel 1
2.
3.
Negatif
Negatif
menjadi ungu
4.
Sampel 2
Negatif
menjadi ungu
5.
Sampel 3
Negatif
menjadi ungu
6.
Sampel 4
Negatif
menjadi ungu
7.
Sampel 5
Negatif
20
B. Pembahasan
Pada penelitian ini sampel ikan asin tenggiri diperoleh dari pasar
Kahayan Palangka Raya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan apakah
ikan asin tersebut mengandung bahan berbahaya formalin.
Identifikasi formalin pada sampel ikan asin tenggiri di pasar Kahayan
dilakukan dengan metode pereaksi warna menggunakan asam kromatropat.
Identifikasi dilakukan dengan cara menimbang 25 gram sampel ikan asin
tenggiri dimasukkan kedalam labu destilasi ditambahkan 100 ml aquades dan
ditetesi 1 ml asam fosfat pekat, kemudian didestilasi dan hasil destilasi
ditampung. Kemudian dipipet sebanyak 1 ml lalu dimasukkan kedalam tabung
reaksi ditambahkan 5 ml pereaksi asam kromatropat, tutup bibir tabung reaksi
dengan menggunakan kapas. Selanjutnya dimasukkan kedalam penangas air
mendidih selama 15 menit. Diamati perubahan warna yang terjadi. Dari hasil
identifikasi formalin pada sampel ikan asin tenggiri yaitu sampel 1, sampel 2,
sampel 3, sampel 4, dan sampel 5 setelah diuji dengan reagen asam
kromatopat tidak menunjukkan perubahan warna menjadi ungu seperti yang
terjadi pada kontrol positif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel
tersebut tidak terdeteksi mengandung formalin. Hal ini ditunjukan dengan
tidak adanya perubahan warna yang terjadi setelah penambahan reagen asam
kromatropat 0,5% dalam asam sulfat 60% dan pemanasan dalam tabung reaksi
selama 15 menit pada sampel.
21
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 5 sampel ikan asin tenggiri
yang dijual di pasar kahayan Palangkaraya dengan menggunakan metode
pereaksi warna disimpulkan bahwa semua sampel tidak terdeteksi
mengandung formalin.
B. Saran
1. Dilakukan pengarahan kepada produsen dan masyarakat tentang bahaya
mengkonsumsi makanan yang mengandung formalin.
2. Identifikasi formalin masih bisa dilakukan pada pangan dan jenis makanan
yang lainnya yang diduga mengandung formalin.
3. Dapat dilakukan penelitian tentang LOD (limit of detection).
23
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Bahaya Formalin Dalam Makanan. http://www.rnw.nl/bahasaIndonesia/article/bahaya-formalin-dalam-makanan. (Diakses Tanggal 10
Mei 2012)
Anonim. 2011. Formalin Pada Ikan Asin (ikan berformalin dan tidak berformalin)
ciri-ciri ikan berformalin. ikan-berformalin-dan-tidak-berformalin-ciri-ciriikan-berformalin.
Anonim. 2012. Makanan Ikan asin. http://www.deteak.com/makanan-ikan-asin.
(Diakses Tanggal 10 Mei 2012)
Anonim. 1999. Peraturan Menteri Kesehatan No.1168/Menkes/Per/X/1999
Tentang
Perubahan
Atas
Peraturan
Menteri
Kesehatan
No.722/Menkes/Per/IX/1988 Tentang Bahan Tambahan Makanan.Depkes
RI Jakarta.
Notoatmodjo, Soekidjo. 1993. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta; PT
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo.2002.Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Reisi.
Jakarta; PT Rineka Cipta.
Sartono. 2002. Racun dan Keracunan. Jakarta; Widya Medika
Sumantri dan Abdul Rohman. 2007. Analisis Makanan. Yogyakarta; Penerbit
UGM
Winarno, F.G. 1991.Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Yuliarti, Nurheti. 2007. Awas Bahaya Dibalik Lezatnya Makanan. Yogyakarta;
Penerbit Andi