Anda di halaman 1dari 11

Tinjauan Pustaka

Prostatitis hlonbakterial :
Penyebab dan Diagnosis

Stephanie Settrin Chenderawasi, Dalima AW Astrawinata


Departemen Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran {Jniversitas Indonesia,
Rumah Sakit Cipto Mangunkasumo, Jakarta

Abstrak: Prostatifis nonbakterial (PNB) merupakan pembesaran kelenjar prosfat skibat reaksi
inflamasi sehingga menimbulkqn rcyeri dan mengakibatkan bengknk. Dijumpai tanda infiamasi
pada sekret prostat secara mikroskopik tetapi tidak ditemui riwayat bakteriuria dan tidak ada
bukti infeksi bakteri pada kultur cairan prostat. Pada pemeriksaarc gercital dan prastat tidak
ditemukan kelainan selain pembesaran. Diperkirakan tebih dari 65% pada pasien protatitis
lcronik ternyata menderita PNB dan diperkirakan d.itemakan 5 dari 10.000 pasien rawat jalan.
Penyebab PNB beragam, dari infeksi sampai noninfeksi, menyebabkan etiotogi dan patofisiotogi
PNB mavih belum ielas. Agen infeksi yang diduga tertibat dalam PNB hampir semuanya
berhubungan dengan PMS, yaitu Trichomonasvaginalis, Chlamydiatrachomdis, Ureapl*sma
utealyticum' Hetpes Si*plex viraq Cytomegalovirus, Ep&ein-Barr virw, Ilutnsn Papilloua
virus, Candido, Cryptococcus neoformans, Asperyillns, dan Coccidioidomycosis. Sinctram PNB
berupa nyeri panggul, ganggu*n berkemih, dan gangguan fungsi seksual. pemeriksaan
laborstorium PNB dilakukan dengan pemerikgaan mikroskopis, kultur urin dan sekret prostat,
menggunakan spesimen 4 porsi menurut Meares-Stamey, serta pemeriksaan serologis.
Ditemukannya 310 lekosrt/lapangan pandang besar atau lA0A bkosit/uL pada pemeriksaan
mikroskopis tanpa bakteriuria pada selrret prostat dengan pemijatan menjadi dasar untuk
menegakkan diagnasis PNB.
Kata kunci: pembesaran prostat, nyeri panggul

Maj Kedok Iadon, Volum:

5E, Nomor: E, Agnstus 2008

lcrorcis,

penyakit menular seksual, sekret prostata

305

Prastatitis Nonbakterial: Penyebab dcn Diagnasis

Nonbacterial Prostatitis: Etiology and Diagnosis


Stephanie Settrin Chenderawasi, Dalima AW Astrawinata
Department of Clinical Pathalngy Faculty af Medicine,
Univelsity af Indonesia Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta

Abstrad: Nonbacterial prosntifis is an mlargement af the prostate gland dae n an inflammation


reaction, with symptoms such as pain and swelling. A number of inflammatory cells were found at
prostatic secretions withoat ever having a history ofurinary tract infection and lack of bacteruria
in culture. Genitourinary and prostate etaminafionfound no abnormalily but only enlargement.
Mare than 65024 of patients with chranic prostatitis have the nonbacterialfarm and is seen in 5 csf
every IA AAA mak oulpatienl. There are mctny theories about the cause ofnanbacterial pr<tstatitis
including infectious and noninfeetious agents, bat lhe eliolog,, and pathophysiolog,, remain unclear A number of infectious agents almost all related to sexaally transmitted diseases, such as
Trichomanss vaginalis, Chlnmydin traehomalis, Urcaplasma arealticam, Herpes Simplcx
virus, Cytomegalovirus, Epstein-Barr irut, Eumsn Papillama vbas, Candida, Cryptococcas
neoformatn, Aspergillus, and CoccidioiilonEcosis. Syrnptotns af nonbacteial praslatitis ate
pelvic pain, voiding disturbances, and sexual dysfunction. Laboratory examinations sach cs
microscopic prostatic sesetions examination, bacteriologic urine and prostatic seeretions oultures, and immunoassay. The specimens is obtsined tlraugh Meares--Starnqt four-glass specimens method. Presence of leukocytes lA,4tpf or 100A kukocytes/uL and na bacteriuria in expressed prostatic secretions confirm as prostatitis nonbacterial.
Keywords: prostate enlargetnent, chronic

pelic pain,rexually

transmited disease, prostatic secre-

tions

Pendahuhran

Prostatitis merupakan kelainan urologi yang sering


dijumpai. Klinisi seringkali mengalami kesulitan untuk
mendiagnosis dan mengobatinya dengan efektif. Diperkirakan sepanrh populasi laki-laki di dunia pemah mengalami
gejala prostatitis setidaknya satu kali dalam hidup, terutama
ketika menginjak usia reproduktif, namun hingga saat ini
belum ada data yang pasti.1.2
Perryebab prostatitis yang umum dijumpai adalah akibat
stnrkhn abnormal uetra atau fufd$i larman yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Prostatitis bakterial akut dapat
didiagnosis dengan pasti melalui kultur kuman. Pada kasus
yang tidak dijumpai infeksi bakteri didiagnosis seb4gai prostatitis nonbalcterial (PNB). Beberapa literatur menyehfkan
sebenarnya infelsi merupakan salah satu etiologi PNB selain

etiologi noninfeksi, rnmun mikroorganisme yang diduga


sebagai penyebab PNB tidak dapat langsung ditemukan
dalam sekret prostat karena memerlukan perlakuan khusus.

Hal itu didukung data bahwa sebagian pasien mulai


mengalami gejala PNB setelah aktivitas seksual atau setelah
mengalami uretritis akut. 1-3
Pada makalah ini dibahas definisi, klasifftasi, epidemiologi, etiologi, patogenesis, patofisiologi, gambarankliniq

306

pemeriksaan laboratorium pada PNB yang disebabkan oleh

infeksi yang umumnya berhubungan dengan penyakit


menular seksual (PMS) yait:u Trichomonas vaginalis,
Chl amydi a tr achomatis, Ure apl asma urealyticum, Ne i s se ria
ganorrhoeae, jamur, dan virus. Selain itu akan dibahas
prostatitis yang bukan disebabkan oleh infeksi.
Anatomi dan Fisiologi Prastat

hostataorrnl nnrr$myai bffit sekittr 18 gfaxrL panjang


3 cm, lebar 4 cm, dan tebalnya 2 cm. Ianngan pe-nlusun
prostat terdiri atas 70olo elemen kelenjar dan 307o badan

fibromuskular yang akan beflanjut menjadi kapsul


pembungkus prcstat. Prostat terletak di bawah kandung
kemih mengelilingr uretra. Prostat terbagi menjadi bagian
anterior, posteriof, danlrteral, bagian superior lebih lebar
dari inferior. Apabila terjadi pernbesaran prostat karena
inflamasi akan terjadi hambatan aliran urin di dalam uretra
yang terjepit jaringan prostat. Sekret prostat ffasuk ke uretra

melalui ductus prostaticus seprtitampak pada Gambar 2.


Zona periferal paling sering mengalami infeksi (prostatitis)
karena duktus prosfatikus lebih mendatar daripada zona
sentral.aJ

Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor:

8, Agustus 2008

Prastatitis Nanbalcterial: Penyebab dan Diagnosis


beratnya gejala, ada tidaknya sel pus, darlatau kulturbakteri
dari spesimen yang brasal dari berbagai segmen saluran

,i.,l,tnai4#ii;,;:;,
::::

::: ::::::::::::a:::: ::a:::::

::::

kemih bawah positif. Klasifikasi tersebut dianggap tidak

ii

#'W

k4 W.

i,t

Gambar

1, Ilustrasi Duktns Prostatikos.


Duktus Prostatikus di Zona Periferal l,ebih Mendatar

Duktus Prostatikus di Zona Sentral sehingga


SekretProstat lebih Mudah Refluks ke Duktus Prostatikus pada Z,ona Perifenl
daripada

Sekret keleqjar prostat terdiri atas berbagai zat seperti


tanpak padaTabel 1. Salah satufungsi sekretkelenjarprostat

cukup baik karena tidak dapat menjelaskan semua kelainan.


Misalrya penyebab pasti PNB masih belum jelas sepenuhnya.
Belum ada klasifikasi yang tepat untuk kasus asimptomatis
namun pemeriksaan histopatologik menunjukkan inflamasi.
Terminologi prostatodkria masih membingungkan. Prostatodinia didefinisikan sebagai nyeri panggul kronis tanpa
dijumpai tanda inflamasi pada sekret prostat.3'7s
Pada tahun 1999, National lnstitutes of Health Q{frL)
mengajukan terminologi baru yaitu sindrom prostatitis dan
klasifikasi baru yang dapat dilihat pada Tabel 2.7-'0 Klasifikasi
tersebut digunakan secara luas namun lt2sifikasi lamaiuga

masihdigunakan
Pada klasifikasi

NIH prostatitis nonbakterial dan

prostatodinia (<lasifikasi Drach) masuk kategori 3.1 dar-3 .2.s

adalah menghambat masuknya agen patogen.

Epidemiologi
Tabel

1. Komposisi Sekref Kelenjar Prostat ilan Akivitasnyaa

Jenis Sekret

Aktivltas

Prostate-specific {rntiger,

Human lcallikrein
Human kallikrein

Eumer kallikrein

{PSA) Setsw protease, arginine

2
L]
]]

P ro s t dt i c ac i d p ho sp h ata

esterase

Aktivator proPSA" arginine

rawat-jalan.tt

esterase
Serine protease
Serine protease

Etiotogi

e (PAP) Phosphotyrosyl protein phosphatase

Semenogelin

I & II

Prastcte stem cell antigen

Inhibitor aktivilas PSA dalam se{nen


Prostate cancer-associated tumor
antigen

Immunoglabulin

IgG

Complemen

C3 (aktivasi komplemen jalur

Transferin

Protein plasma peagangkut besi


aktivitas bakterisidal, mencegah
batu prostat
Bakteriostatik, regulator pertumbuhan prostat

altematif)
Zinc
Plasminogen activator

Prostatitis nonbakterial merupakan bentuk prostatitis


yang paling sering dijumpai. Diperkirakan lebih dan 65%o
pasien yarg didiagrrosis protatitis kronik ternyata menderita
PNB dan diperkinkan ditemukanpada lima dari 10 000 pasien

Definisi dan Klasifikasi


Prostatitis nonbakterial adalah pembesaran kelenjar
prostat akibat reaksi inflamasi sehingga menimbulkan nyeri
dan pembengkakan. Jup dijumpai tanda infl amasi pada selaet
proslat secara mikroskopik tetapi ttdak ditemui iwayat
bakteriuria dan tidak ada bulti infeksi bakteri pada kultur
cairan prostat. Pada pemeriksaan gnital dan prostat melalui
prosdur pemeriksaan colok dubur tidak ditemukan kelainan
selain pembesaran.3s
Pada tahun 1978Drach e/ a/ (dikutip dari Theodorou3)
mengusulkan klasifikasi prostatitis yaitu prostatitis bakterial
aku! prostatitis bakterial kronis, prostatitis nonbakterial, dan
prostatodinia. Klasifikasi itu berdasarkan lama dan derajat
Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor:

8, Agustus 2008

Penyebab Infeksi

Etiologi PNB sampai saat ini masih belum jelas walau


telah banyak penelitian mengenai keterlibatan aspek
mikrobiologik, urodinamik, dan psikologik. Diduga sebenarnya PNB disebabkan oleh infeksi mikroorganisme yang
tidak dapat tumbuh pada kultur rutin sehingga memberikan
hasil negatif. Hal itulah yang menjadi alasan mengapa
digolongkan sebagai PNB. 23'1 1.12
Keterlibatan mikroorganisme sebagai agen infeksi
disokong olehb6erapa dugaan. Pertama, penelitian terbaru
menemukan ribosomal ribonucleic acid (rRNA) pada
pemeriksaan cairan prostat penderita sindrom protatitis
menggumkan teknik rev e rse tran sc np tase -po $me rase c h ai n
reaction (RT:PCR). Mikroorganisme yang diduga terlibat
adalah Ch lamydi a trachomatis, LIre ap lasma ure alyt i cum,
Neisseria gonorrhaese, Trichomanas vaginalis, dan virus.
Alasankedu4 setelah terapi antibiotikyang sesuai, penderita
PNB ternyata menunjukkan penyembuhan. Alasan ketiga,
sebagian besar penderita prostatitis berusia di bawah usia
35 tahun yang aktif secara seksual sehingga dimungkin-

kan terjadi penularan agen infeksi melalui hubungan


seksual.2'3'&11-14

Chlamydia Trachomatis
Ch lamydi a adalahbakteri kokus Gram negatif nonmotil"
berdinding sel, memiliki DNA, RNA dan ribosom. Chlamydia tidak dapat bermetabolisme sendiri sehingga hidup

307

Pra statiti s Nonb akteri al : Penyeb ab dan D i agno si s

Tabel

2. Klasifrkasi Sindrom Prostatitis Menurut Drnch et aJ3 dan

NIHT

10

Kategori Drach

Kategori NIII

Prcstatitis Bakterial

1 : Prostatitis bakterial

Infeksi akut pada prostat

Akut

akut
2 : Prostatitis bakterial
kronis

Infeksi kronis pada prostat


yang ditzndai infeksi sa-

Kronis

Akut
Prostatitis Bakterial
Kronis

3 : Prostatitis kronis/
sindrom nyeri panggul kronis

Prostatitis NonBakterial

Prostatodinia

3.1: Sindrom nyeri


panggul kronis inflamatori

3.2: Sindrom nyeri


panggul kronis non

inflamatori

4: Prostatitis inJlamatori asimptomatis

Batasan

Keluhan AkutlKronis Bakteri


Lekosit
pada EPS pada EPS

luran kernih berulang


Gejala berupa nyeri pada
regio panggul paling sedikit 3 bulan tanpa dijum-

pai bakteri uropatogen


pada kultur
Lekosit dalam jumlah yang
bermakna pada EPS. VB3.

Kronis

alau semen
Tanpa dijumpai lekosit
dalam jumlah yaag bermakna pada EPS, \|B3,
atau semen
Lekosit dijumpai pada EPS,
VB3, semen alau jaingan
prostat pada evaluasi untuk
untuk kelainan yang lain

Kronis

Krotris

lanpa simptom prostatitis

EPS:

expressed prostatic secretion (sekret prostat dengan pernijatan prostat). YB3: urine after prostatic mqssage

(urin tampung setelah pemijatan prostat)

sebagai parasit intraselular obligat untuk memenuhi


kebutnlran AT?. Dua tahap perkerrbangan Ch lamydi a adalah
dengan badan elementari yang merupakan partikel infeksius

dan badan retikulat yang merupakan bentuk reprodul$if


intrasitoplasma.15

Chlamydia tr achomatis sr,larrlaini diduga sebagai salah


satu penyebab PNB. Mikroorganisasi tersebut adak dapat
ditumbuhkan dengan kulturbiasatetapi hanrs dengan kultur
sel. Hal itu karena Chlanydia mentpakatbakteri intraselular

obligat.l5 Diperkirakaq setiap tahunnya 92 juta orang


terinfeksi C. trqchomatis dari 500 juta kasus penyakit menular
melalui hubungan seksual.16 Melalui infeksi genital
diperkirakan C. trachomafis berkernbang menginfiltrasi
jafingan prostat. Bruce et a/, dikutip dari Palapattu'0
melakukan penelitian dengan menguji urinpertama pag;,Fnd,
cairan prostat dan semen ?0 penderita sindrom prostatitis.
Hasilnya 56% spesimen positif terinfeksi C. trachomsti s.2'8
Penelitian di Jepang yang memeriksa imunoglobulin A (IgA)
spsifik terhadap C. trachomatis dan anti'heat shock prote in $ISP 6O kDa) IgA mendapatkan Z6Yopenderila prostatitis positif terinfeksi C. trachomatis.t'B
Hasil yang berlawanan didapatkan Mardh dan Colleen
yang melakukan penelitian menggunakan spesimen rrletIa
sebagai bahan kultur dan pemeriksaan serologi 78 penderita
sindrom prostatitis dengan 20 laki-laki normal sebagai
kontrol. Ilasilrrya tidak ada pfuedwtbermakna antara kasus

308

dan kontrol sehingga mereka menyimpulkan bahwa C.


trachomatis bukan sebagai etiologi PNB. Hasil serupa
didapatkan olehDoble et al seperti dikutip dari Krieger dan
Nickel yang mlakukan pemeriksaan histopatologi biopsi
jaingan prostat 60 penderita PNB yang diambil melalui
transperineal.28

Penelitian hi stop atolo 91 y ang dilakukar oleh beberapa


peneliti menyimpulkan peranan C. trachonalis dalam PNB
setelah ditemukan C. trachomatis dalam jaringan prostat. C.
trachowatis trwrrr$nfiltrasi jaringan prostat dan selanjutnya
antigen ataupun DNA C. /rac& amatis menetap dalam prostat
walaupun telah diterapi. t'ar+te
Penelitian menggunakan teknik RT-PCRuntuk menentukan apakah C. trachomalis merupakan etiologi PNB,
ternyata ditemukan rRNA dan DNA C. trachomatis pada
cairanprosfat. Selama ini hal tenebuttidak terungkap karena
umumnya pemeriksaan kultur rutin tidak menggunakan media pertumbuhan yang baik untuk C. Trachomatis.z
(Jre ap lasrna ure a lyti

cum

Ureaplasma urealyti camknkranA,z4,3 pm, cukup


kecil bila dibanding*anbakteri lain. Milaoorganisme itu tidak
merniliki dinding selyang kaku, bersifat pleomorfik, ttrnp,ak
sebagai kokus atau filamen panjang, serta membutuhkan urea

untuk pertumbuhan. Untuk mengisolasi U.urealyticam


dibutr*rkan mediakhusus, seprti U broth dan U medium.ts

Maj Kerlob Indon" Volum: 53, llomor: 8, Agtxtrc 2008

Prostatitis lfanb akteri


U. ure alyti cum dapat menyebabkan nongonococc al,
nonchlamydi al urethrifi s QIGNCII) yang tergolong sebagai
PMS, namun peranannya sebagai penyebab PNB masih
dipertanyakan. Penelitian Weidner et al {dll<ntrp dziKrieger
dan Nickel) terhadap 700 subyek penelitian yang memiliki
gejala dan tanda seperti prostatitis didapatkan tingginya
konsentrasi U. urealyti cum (>IA3 lml) pada cairan prostat,
semen atau urin yang diperoleh setelah pemijatan prostat.

Demikian pula Isaac et al2'toberhasil mengisolasi U.


urealyticum dengan konsentrasi >103lml tanpa mikroorganisrne lain dari sekret prostat STo penderita PNB kronis.zs

Hasil serupa didapatkan penelitian di Kroasia tahun 2002


pada 2,54Yo spesimen cairan prostat penderita prostatitis
kronis danjuga di Jepang (12,6vo).tt
Teng et al (dikutip dari Domingue), membandingkan
PCR dengan kultur untuk mendeteksi U. urealyticum dalam
spesimen sperma, urirq dan sekret prostat 50 pasien infeksi
urogenital rawat inap. Didapatkan lima spesimen dengan hasil
kultur U. urealyti campsitifdan empat qpesimen meragukan.
Dengan cara PCRberhasil dideteksi U- urealyticumpadal2
spesimen. Dari delapan spesimen sekret prostat hanya satu
yang kultur positif dan dua PCR positif. t }Iasil yang diperoleh
belum menunjukkan peran U. ure alyticum sebagai penyebab
PNB secarabermakna. Dibutulikanpenelitianyang lebihteliti
dalam menetapkan subyek penelitian, menggunakan teknik
imunologi dan pelacak genetik, ser|a pencarian komprehensif
patogenlain yangmunglin berguna dalm. memben gmharan

pran

U. arealyticum dalamsindrom prostatitis.2,s

Neisseria Gonowhaeae

al

: Penyeb ab dan Di agnosis

seperti buah pir dengan ukuran 7 -23 pn! hidup dalam suasana
anaemb dan tidak memiliki mitokondria. Pada preparatbasah
T. vaginalis tampaksedikit lebih besar daripada lekosit dan
bergerak b*as karena memilki 3-5 flagel untuk bergerak maju.

Gerakan membran undulasi seporti gelombang biasanya


cukup menyokong identifik asi T. vagi nal i s.17

Telah lama diduga T. vaginalis berhubungan dengan


pda saluran genitourinaria bawah laki-laki, seperti
NGNCU dan infeksi persisten. Krieger et ale berhasil
mengisolasi T. vaginalis daiuretra penderita sindrom prostatitis. Selain itla T. vaginalis jtga ditemukan pada sedimen
urin, sekret prostat, dan parenkim prostat. Pada penelitian
yang dilalrukar oleh Kuberski ( I 980), Gardner et al ( I 996),
dan Skerk et al (2002) seperti dikutip dari Kriegel dan Nickels
didapa&an prwalersi T. v aginali s >85% pada laki-laki yang
mengalami gejala prostatitis dan menetap walaupun telah
diberi terapi antibalftrial. Prevalensi infeksi T. vaginalis
tertinggi dijumpai pada laki-laki dengan keluhan gejala prostatitis jangka panjang dan tidak memberikan respons positif
terhadap terapi antibakterial standar. Penemuan menyokong
dugaan kemungkinan adanya hubungan antara T. vaginalis
dengan PNB, tetapi bagaimana sesungguhnya peran T.
vaginalis dalarn patogenesis PNB sampai kini masih belum
dapat dijelaskan dengan pasti.8r3
kelainan

Virus
Hanya sedikit literaturyang melaporkan prostatitis

vi-

ral. Seperti dilalip dari Domingue,'Kriege42 danNiclal,s Dtble


et alpdatahtn 1991 melaporkanberhasil mengl lasiHerpe s Simplex virus dari cairan prostat pasien dengan diagno-

sis prostatodinia. Selain itu Benson dan Smith (1992)

Neisseria gonovhoeae adalahbakteri diplokokru Gram


negatrf, tampak seperti biji kopi, berukuran 0,6-1,0 ;rm. N.
gonorrhoeae tidak bergerak, tidak membentak spora dan
tergolong kapnofilik. Mikroorganisme tersebut memiliki pili
yangpaqangny ahanya beberapa mikrometer dari permukaan
sel dan berperan penting dalam pedekatan. t5
Pada 1931 Sargent dan Irwin (dikutip dari Domingue
dan Krieger) meneliti, 42 laki-laki dengan abses prostat dan

histopatologi ditemukan CMV dalam jaingan prostat.


Palapattu et allz menyimpulkan bahwa prostatitis yang
disebabkan virus seperti Epstein-Barc yirus, Human Papillama virus, ataa Cytomegalovirus dapat menjadi pencetus

didapatkan 757o disebabkan oleh N- gonorrhoeae.

kanker pada prostat. 10,13

melaporkan virus sebagai penyebab prostatitis, dan McKay


et al (1994) mempublikasikan laporan kasus prostatitis yang
disebabkan oleh Cytomegalwiras (CMV). Pada pemeriksaan

Danielsson dan Molin (dikutip dari A dan B), menggunakan

laji immunofluarescent antibody (IFA) menemukan i/.


gonorrhoe ae persisten dalam cairan prostat pada 40Volakilaki yang dinyatakan telah sembuh dari infeksi setelah diterapi
antigonokokal jangka pendek. Demikianjuga penelitian Col-

len

dan Maardh (1975) menggunakan IFA untuk memeriksa

antibodi antigonokokal daian caran seminal merdapatkan


hasil positif dari 6 laki-laki yang berulangkali kulturnya
negatif. 1,2 l{asil kultur negatifpalsu ituyang mungkin menjadi
sebab mengapa banyak kasus prostatilis digolongkan
sebagaiPNB.ls

Trichomonas Vaginalis
Tvicltomonas vaginalis adalah protozaa berbentuk

Maj Keilokt Indon, Volum: 58, Nomor:

8, Agustus 2008

Jamur
Banyak jamur telah diketahui keterlibatannya dalam
proses inflamasi prostat melalui pemeriksaan histopatologi
dan kultm cairan serta jaringan prostat. l,z8Mendling ( I 99"1)
serta Indudhara et al (T992) dalam Nickel8 melaporkanCan-

dida sebagai penyebab prostatitis. Cryptococcus neofonnans dflaporkan oleh Ndimbie e t al (199 4) dan Fusa e t al
(1997) serta Aspergillosis dilapor*an Cheras et al (T997).t'8
Coccidioidomycosis dilaporkan oleh Schwarz (1982), Chen
dan Schiji (1985), Campbell et al (1992),serta Tnrettdan Crum
(2004). Umumnya prostatitis jamur ditemukan pada pasien
dengan imunokompromis atau lakilaki yang mengalami
infeksi jamur sistemiks

309

Prostatitis Nonba!{terial: Penyebab dan Diagnosis


Penyebab Noninfeksiws

Beberapa peneliti berpendapat prostatitis adalah


penyakit noninfeksius yang dissbabkan oleh berbagai hal
Pertama, problem psikologis seperti stres dan depresi,
keadaan psikologis yang umum dijumpai pada penderita PNB.

Sulit ditentukan apakah problem psikologis menyebabkan

PNB atau PNB justnr merupakan penyebab ganggsan


psikologis. Kedua, penyakit autoimun atao a7eryi seperti
sindrom Reiter sebagai penyebab PNB. Hal tersebut
berdasarkan beberapa kasus yang diasumsikan bakteri
penyebab telah dieliminasi setelah terapi antfoakteri tefiryata

respons imun atau inflamasi prostat tetap ada. Ketiga,


penyebab organik seperti disfungsi neuromusknlar leher

kandung kemih, spasme uretra" dan mialgia akibat


menegangnya otot dasar panggul. Kempat, inflamasi yang
diinduksi oleh bahan kimiawi. Akibat refluks urin ke dalam
dul1rrs prostatikus, dapat menyebabkan prostat terpajan
bahankimiawi dalam urin, seperti asam uratyang selanjutnya
memicu reaksi inflamasi. Kelima, pasien PNB sebenarnya
menderita sistitis interstisial sedangkan gejala prostatitis

yang dialami hanyalah gejala ikutan dari sistitis inter-

Gambar

2, Patolisiologi Prostatitis.
Gambm kiri adalah ilustrasi

prostat dalam keadaaan


normal, urin mudah mengalir melalui uretra. Gambar
kanan adalah ilustra,si penbesarao prostat sehingga uretra
menyempit daa sulit untuk dilewati urin sehingga berisiko

terjadi refluks.13

stisial.1,e6,8

Patogenesis
Respons imun lokal prostat teraktivasi setelah kontak
dengan patogen terutama pada parenkim prostat. Kemudian
dengan segera te{adi infiltrasi limfosit pada stromaprostat.

Infiltrasi sel inflamasi yang terdiri netrofil, limfosit, dan


makrofag, hanya terbatas pada lapisan epitel dan zonaduktus
prostatikus. Terjadi akumulasi sekret prostat di sekitar lapisan
epitel sehingga akan membentuk semacam gelembungyang
akan menimbulkan obstruksi kelenjar prostat. Kallnrli prosat

Pada prostatitis yang disebabkan oleh agen noninfeksius, umumnya proses dimulai dengan striktur uretra
atau gangguan dalam proses pengosongan kandung kemih.
Refluks urin mengakiba&an iritasi dan infl amasi akibat kontak
dengan bahan kimiawi dalam urin. Proses berikutnla adalah
fibrosis tubulus, terbentuknya batu prostat, sehingga terjadi
obstruksi ductus postaticas, dan terhambatnya sekresi
prostat. Obstruksi dan stagnasi mencetuskan proses
inflamasi dan gejala sindrom prostatitis (Gambar 3).2,813

juga turut betperan pada proses inflamasi dengatr


menimbulkan obstruksi di pusat duktus prostatikus. Hal
tersebut menghalangi pengeluaran sekret prostat bahkan
dapat menjadi tempat bersarangnya patogen seped bakteri
sehingga mikroorganisrne dapat terhindar dari respons imun
tubuh pejamu atau antibiotik.s
Patofisiologi
Patofisiologi PNB masih belumjelas selunrhnyA rxlmun

diduga mekanismenya hampir serupa dengan prostatitis


bakterial kronis. Prostatitis secara umum digambarkan
sebagai proses fokal baik akut maupun kronis. Area

inflamasi

sangatberdekatan dengan zona periferal, kemudian meluas


ke zona periuretral. Zona periferal prostat tersusun atas sistem
dukbs yang drainasenya kurang baik. Jika prostat mengalami
pembesaran akan mengakibatkan obstruksi uretra. Selan-

jutnya akan menyebabkan refluks urin ke dalam duktus


prostatikus. Apabila urin yang terkontaminasi mikroorganisme misalnya kuman penyebab PMS mengalami
refluks, maka akan mengakibafkan infeksi aseending dan
dimulainya proses inflamasi (Ganl&rlr /J.zs'tz

310

Gambar

3. Gejala Sindrom

Prosfatitise

Maj Kedolrt Indon, Volum: 58, Nomor: 8, Agustus 2008

Prastatiti s Nonb qkteri al :

P enyeb

ab dan Di agno

si s

GambaranKlinis

disunat maka prepusium harus ditarik ke belakang me4iauhi

Sebagaimana penyakit infeksi dan proses inflamasi


lainnya, gejala prostatitis berupa pembengkakan dan nyeri.

prepusium tetap ditahan selama berkemih dan saat

Terjadi penyempitan saluran uretra sehingga menyrmbat

pengeluaran sekret prostat. Urin dan sekret prostat penderita

leher kandung kemih. Gejala PNB biasanya tidak terlalujelas


dan cenderung ringan sehingga sering diabaikan. Kumpulan

ditampung dalam empat wadah yang berbeda. Wadah


tersebut harus steril, bermulut lebar, bertutup, ditulis
identifikasi dan porsi yang ditampungnya sebagai voided
bladder (YBI, VB2, dan YB3) atar expressed prostatic secretion (EPS).'.t Prosedur pengambilan spesimen tampak

gejalanya berupa nyeri, gangguan berkemih, dan gangguan


fungsi seksual. Nyeri terbanyak dirasakan pada panggul atau

pinggang belakang. Gangguan berkemih berupa disuria,


urgensi dan rasa tidak lampias. Gangguan fungsi seksual
berupa disfungsi ereksi, disfungsi ejakulasi, dan infertilitas.
(Gambar 3).18 Semua gejala itu dapat menurunkan kualitas
hidup penderita pada derajat yang sama dengan penyakit
jantung koroner atau penyakit Crohn. Prostatitis juga

glans penis. Kemudian dilakukan tindakan aseptik dan

padaGambar4.
Penderitaberkemih dan urin petama sebanyak 5-10 m1
ditampungpada wadahpertama

(\tsl).

Pancaran selanjutnya

ditampung pada wadah kedua (VB2) sebanyak 5-10 ml.


Setelah itu dilakukan pemijatan kelenjar prostat. Selama

mengakibatkan gangguan kesehatan mental penderita yang


serupa dengan penderita diabetes melitus atau penyakit gagal

pemijatan, penderita harus menahan kencing dalam keadaan


relaks dan tidak boleh mengencangkan sphincter ani atatr

jantung

otot-otot dasar panggul supaya diperoleh sekret prostat

kongestif.s'13'18

Pemeriksaan Laboratorium
Persiapan Posien dan Pengumpulan Spesimen

Untuk pemeriksaan mikroskopis dan kultur bakteri


kuantitatif urin dan sekret prostat, spesimen didapatkan
dengan menggunakan metode spesimenempat porsi melrurut
Meares-Stamey (Gambar 4 dan Tabel3) yang diperkenalkan

sejak tahun 1968. Kini teknik itu jarang dilakukan tetapi


pemeriksaan tersebut tetap dianggap sebagai baku emas.r
Pengambilan spesimen harus dilakukan dalam keadaan
kandung kemih penuh. Sebelumnya harus dijelaskan pada

dafamjumlah cukup. Sekret prostatyang keluar ditampung


pada wadah ketiga (EPS). Kemudian penderita berkemih lagi
dan urin sebanyak 5-10 ml ditampung pada wadah keempat
(VB3). Urin dan sekret prostat segar kurang dari I jam harus
segera diperiksa mikroskopis dan di kultur.1.81e
Tabel

3. Spesimen 4 Porsi Menurut


Re

l\{eares-Stamey dan

presentasinyazo

Singka- Deskripsi

Spesimen

Representasi

trn
Urin pancaran

pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan dan

Pengosongan
kandung kemih

nrenandatangani persetujuan tindakan (informed consent).


Harus dilakukan tindakan aseptik padaglans penis dengan
menggunakan larutan antiseptik. Bagi laki-laki yang tidak

Pengosongan
kandung kemih

II

Flora uretra

pertam ,
5-10 rnl

Urin pancaran
tenga[ 5-10 ml

Flora kandung
kemih

Sekret prostat
setelah pemijatan

Pengosongan kandung kemih III

EPS

vB3

Sekret prostat
Flora prostat
dengan pemijatan
Urin setelah pe- Flora prostat

mijatan prostat,
5-10 ml

voided bladder l, \82: voided bladder 2, EPS: expre.ssed prostatic secretion, YB3l voided bladder 3

'lBl:

Pemeriksaar Mikroskopis
Pemeriksaan mikroskopis pada EPS atau \{83 dapat
membantu mengidentifikasi prcses inflarnasi. Jika ditemukan
lekosit dalamjumlah bermakna maka disimpulkan telah te{adi

respons terhadap proses inflamasi pada prostat. Berbagai

kriteria angka diajukan untuk menennrkan batas jumlah

Gambar

4. Cara Pengambilan Spesimen dengan Metode


Spesimen 4 Porsi Menurut Meares-Stameyre

Maj Kedokt lndon, Volum: 58, Nomor: I, Aguetus 2008

lekosit dalam EPS atau VEi3. Sebagian besar penelitian


menggunakan jumlah >20 lekosit/lapangan pandang besar
{pb). Belakangan ini banyakyang menggunakan jumlah' l0
lekosit{LPB atau 1000 lekosit/ul !ts3 tanpa piuria pada \{82,
untuk menyatakan apakah terjadi proses inflamasi pada
prostat ataa tidak.2'6 Apablla EPS tidak drdapatkan maka
VB 1 dan \ts2 10x lebih kecil daripada VB3 digunakan untuk
konfi rmasi infl amasi kelenjar prostat.8
311

Prastatiti s Nonb akteri al : Penye b ab dan Di agno

si

Menurut penelitian yang dilakukan oleh C al.iatl'i et al,x


pemeriksaan mikroskopis pada spesimen VB3 menunjukkan
sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan kultur yang
berasal dari swab uretra. Juga lebih mampu laksana dibandingkan pemeriksaan mikroskopis pada EPS untuk
menentukan apakah terjadi inflamasi atau tidak padajaringan
prostat.

Pemeriksasn Mikr o skopis Chlnmy dia tr achomatis

Pemeriksaan mikroskopis Chlamydi

Petneriksaan Mikroskopis Trichomonas

v aginalis

Pemerikman mikroskopi s T v aginalis diTahlandengan


teknik preparasi salin atau dapat jaga dengan pewarnzuul
Giemsa. Melalui preparasi salin dapat dilihat pergerakan
v a gi n a I i s dan gerakan bergelontb ang un du I al i n g m e m b r an e
yang merupakan ciri khasnya. Preparat terlihat lebihjelas
apabilamenggunakan mikroskop lapangan gelap atau fase
kcntas ryotibn pak pada G an 1r:r'7 !7

a trachomatis

dilakukan dengan pewarnaan Giemsa. Pada pewarnaan Giems4 C. trachomatistampak sebagai badan inklusi berwarna
biru keungu-unguan di sitoplasma ata:u melingkupi
perinuklear sel epitel pejamu menyerupai mantel (ch knnydia
berarti mantel) seperti pada Gambar' 5.15'17

Gambar

7.

Milv o skopis Iswur


Pemeriksaan mikroskopis Candida dapat

Pemeriks aan
Ganrbar 5, C, traehomati* padt Pewannaan Giemsall

menggunakan pewarnaan Gram atau tanpa pewarnaan.


Tampak sebagai ragi kecilberukuran diameter 2-4 um dan

Pemefiksaan Mikroskopis Neisseria gonorrho eae

pseudohifa (Gambar 8). I'

Pemeriksaan mikroskopis N. gonorrhoeae dilakttkan


dengan pewarnaan Gram. Tampak sebagai diplokokus yang
berpasangan dan berwarna merah (Gambar 6). Sebaiknya
prepmat hapusan N. gonowhoese difiksasi dengan alkohol.

Sensitivitas pewarnaan Gram untuk mengidentifikasi


gonowhoe ae adalah 90-95% dan sensitifitasnya 95-

100o/o.

,A/.
15,17

Gambar

8. Candida

pada Pewarnaan Gram2l

Pada pemeriksaanmikrcskopis denganpeuarnaan Granq

Gamlrar

312

6, N. gonorrhoeae pala

Pewarnaan Graml?

sel ragi Cryptococcus neaformans tampak bulat dan


dikelilingi kapsul yang tidak terwarnai. Kapsul baru dapat
terlihat pada pewarnaan dengan tinta India (Gambar 9).

Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor:

8, Agustus 2008

Prostatitis Nonbakterial: Penyebab dan Diagnosis


Tabel

4.

Media Kultur Mikroorganisme Diduga Penyebab PNBrs

Mikroorganisme

Media kultur

Trichomonas vaginalis

Chlamydia tlachomatis

f,rf,r. ,"t

Ureaplasma urealyticum
Neisseria gonorrhoeae

Ubroth, Umedium
Modified Thayer-Martin mediumMartinLewis mediumGC-Lect mediumNew York

Cily medium
Brain-heart in infusion agar, Sabauraud's
dertrose agar Potato Jlake aga4 Inhibi
tory mold agar, Sabouraud's dertrose

Jamur

agar with heart infusion


Kultur sel

Virus

Gambar

9.

virologi yang memiliki fasilitas kultur jaringan.

Cryptococcus neoformanszr
Pada Pewarnaan menggonakan tinta

tT

lndia

Kuhur N eisseris g ottoff ho eae


Secara mikro skoptk, Aspergillees berukuran diameter
6 prm,

4-

hifanyaberdinding paralel dan bersepta. Adanya kepala

l<crridblm

erjrJlciril

spergi Ilus {GaImbar 9).ts

Untuk mengisolasi M gonorrhoae dibutuhkan media


diperkaya yang mengandung faktor pertumbuhan bagi
mikroorganisme lang sulit tumbuh. Sebagai media transpor
dapat digunakan media Stuart atau media Amies. Sebagai
media pertumbuhan dapat digunakan media Thayff Martin,
media 1\&rrtin-Lwis, ilau Mo dif e d New York C ity (IVtr\iYC).
Dapat juga digunakan media diperkaya nonselektif agar
coklat. Untuk tumbuh optimal dibutuhkan kondisi lembab,
lccnsafiasi-C 02 3-7Yo,dan suhu optimal 33-37aC. Pada mediaMNYC M gonowhoeaetumbuh membentuk koloni kecif
meninggi, dan bernarna abu-abu. Pada media agar coklat M

gono/rhoeae tumbuh membenflrk koloni berukuran diameter L-2 mm, meninggi, dan tidak berwarna. Koloni i/.

gonavrhoese yang tumbuh pada agar coklat dapat diidentifikasi dengan uji oksidase yang memberikan hasil positif
kuat dengan mengubah warna reagen menjadi ungu tua. Pada

uji pemakaian karbohidrat, N. gonorrhoeae yarrg ditanam


Gambar l8- Aspergillus

pada media gula yaitu glukos4 laktosa, maltosa, dan sukrosa


akanmengubah mediadengan indikatorwarna rnerah meqiadi
sp.{21)

?ada Pewarnaan dengan lactophenol cotton blue.


Tampak kepala konidial

Pemeriksaan

diduga penyebab PNB tumbuhpada media khusus (Tabel 4).


Hal ituyang diperkirakan mengapabakteri penyebab PNB
tidak dapat tumbuh, sehingga memberi kesan seolah tidak

dainfeksibakterial.r

ltur

Isolasi C. trachomatis dilakukan dengan menggunakan


sel yang hanya

Ur e ap la"sma ur e afficum

dapatdilakukan di laboratorium

Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Ncmor:

agar U yang mengandungurea sebagai zubstratpertumbuhan

dengan pH asanl berkisar antara 5,5-6,0. U. urealyticum


mengubahurea menjadi amonia kareila menghasilkan enzim
urease. Organisme tersebut tumbuh optimal pada suhu 35370C dalam 5-7 hari. Koloni U. arealyticum berukuran kecil
dan tampak seperti telur dadar. Untuk memastikan dapat diuji

dengan tes ure-klorida mangan. Kultur U. urealyticum


digenangi dengan cairan yang mengandung wea lyo dan
0,8olo klorida fiutngan. Hasil positifjika tampak presipitat
berwarna coklat keemasan. 15

KullurJamur

C h lamy dia tr ach omatis

teknikkultur

Kullur

glukosa.15,17

U. urealyticum dapat difimbulil<anpada U broth dan

Kultur

Kultur bakteri digunakan untuk memastikan apakah


sindrom prostatitis disebabkan oleh bakteri (prostatitis
bakterial aku$ atau nonbal(eri (prostatitis nonbakterial).
Umumnya kultur yang dilakukan adalah kultur rutin pada
agar darah dan agar MacConkey. Mikroorganisme yang

Ku

kuning hanya pada tabung

E, Agustus 2008

Candi do tunbuhpada agar Sabouraud atau agn jagng.


Candida membentuk koloni berwarna putih susu setelah
313

Prostatitis Nonb akteri

ql

P enye

ab dan Di agno

si

5-37'C selarna2448 iarn.Pada


agarjagung Candida dapat diidentifikasi dengan adanya
pseudohifa dan chl amydospore s.ts'tj

terlarut atau terbentuknya antibodi sebagai respons imunitas

KuhurWrus

henaggl.tinatbn

Kultur virus menggunakan kultur jaringan atau teknik


inokulasi. Inokulasi dapat dilakukan pada embrio arak ayam
atau pada tikus. Kultur virus memerlukan fasilitas khusus
yang hanya terdapat pada laboratorium virologi.'7

pemeriksaan pada pasien yang dicurigai prostatitis dapat


dilihat pada Garnbar I 1.

diinknbasi pada mhu optimal

pejm u.B@ibkrlklangdilixukm Nhahnen4melinked immunosorbent assay (ELISA), solid-phase radio


immunoassay (SPRIA), radioimmunoassay (RIA), indirect

Antibodi terhadap C. trachomatis dapat dideteksi

Kultur Pada Prostatitis Berdasarkan Klasifikasi Drach et alz

Tabel 5. Pemeriksaan Mikroskopik Dan

Klasifikasi

imunoglobulin (Ig) M dapat dideteksi kira-kira dua minggu


setelah terinfeksi jamur dan akan betahan kurang dari enam
bulan. Setelah terbentuk IgM meryusul IgG dibentuk dan
mencapai puncaknya 6-12 minggu serta bertahan sampai
beberapa bulan. Reaksi serologik spesies spesifik pada

Sel inflamasi paila

atau \rB3

EPS atau VB3

+
+

Penutup

Prostatitis nonbakterial adalah pembesaran kelenjar


prostat akibat reaksi inflamasi sehingga terdapat gejala
berupa nyeri dan pembengkakan. Juga dijumpai tanda

15'17

Secaraumun! pmeriksaan serologi dan irmrnologi pada


infeksi virus bertujuan untuk mendeteksi antigen virus yang

Anamnesis

Bakteri paila EPS

Prostalitis bakterial akut


Prostatitis bakterial kronis
Prostatitis nonbakterial
Prostatodinia

monoklonal spesies spesifik secara serologik. Antibodi

32 mengindikasikan infeksi jamur.

Alur

Tabel 5.

komplemen Uji mikroimunofluoresefis lebih


sensitifunhrk mendeteksi antibodi terhadap C. trachomatis.
Pemeriksaan pada infeksi U. urealyticurr dilakukan
dengan metode imunologi secara enzyme-immunoassay
(EIA). Selain itu dapat juga digunakan teknik western
immunoblat.l5
Pemeriksaan pada infeksi jamur menggunakan antibodi

17

Interpretasi hasil pemeriksaan mikroskopik dan kultur


spesimen EPS atau VB3 pada prostatitis berdasarkan
klasifikasi Drach et al (1978) secara ringkas dapat dilihat pada

dengan uji fikmsi

dan imunofluoresens.

Interpretasi Hasil

Pemeriksaan Serologi dan Imunologi

titef

ffi(IHA),

&

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan mikroskopis & Kultur Bakteri Kuantitatif


Spesimen: Urin Voided Bladder 3 (VB3) & Expressed Prostatic Secretion (EPS)
menurut metoda Meares-Stamey

VB3/EPS 310 lekosit/LPB


1.000 lekosit/ul \{B3
Bakteri (+)
Kultur batteri tumbuh

Mikroskopis: -

Mikroskopis:

- VB3IEPS 310 lekosit/LPB


- 1.000 lekosit/ul \iB3
- Bakteri(-)

Kultur bakteri tidak tumtruh

Prostatitis Nonbakterial

Prostatitis Bakterial

Pemeriksaan serologi dan imunologi

Gambar 11. Algoritme Pemeriksaan Prostatitis

314

Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nomor: 8, Agustus 2008

Prostatitis Nonbakterial: Penyebab dan Diagnosis


inflamasi pada sekretprostat secara mikroskopilq tetapi tidak
ditemui riwayat bakteriuria dan tidak ada bukti infeksi bakteri
pada kultrn cairan prostat. Ada dua klasifikasi yang digunakan

yaitu klasifikasi prostatitis menurut Drach et al (1978) dan


menurut ilall onal Institutes of Health (1999). Diperkirakan
lebih dari 650/o pasren yang didiagnosis dengan protatitis
kronik menderita PNB. Agen infeksi yangdtdaga terlibat
dalam PNB hampir semuanya berhubungan dengan PMS,
Gejala PNB berupa nyeri, gangguanberkemi[ dan gangguan
fungsi seksual. Pemeriksaan laboratorium PNB dilakukan
dengan pemeriksaan mikroskopis, kultur urin dan sekret
prostat 4 porsi, serta pemeriksaan serologis. Sel inflamasi 310
lekosit/LPB atau 1000 lekosit/ul tanpa bakteriwia pada sekret
prostat dengan pemijatan menjadi dasar untuk menegakkan
diagnosisPNB.

Nickel JC. Prostatitis. In: Wein AJ, Kavoussi LR, Novick AC,

9.

10.

11.
12.

13.

rial Prostatitis.Article bv Sunil.K.Ahuia.MD.htm

L4.
DaftarPustaka

1.

Domingue DJ, Hellstrom WJG. Prostatitis. Clin Microbiol Rev.;

2.

1998II:604-13.
Krieger JN. Prostatitis syndrome. In: Holmes KK, Mardh B
Sparling PF, Lemon SM, Stamm WE, Piot P, et al-, editors.
Sexually transmitted diseases. 3rd ed. New York: McGraw-Hill;

1999.p.859-71.

3.
4.

Theodorou C, Becopoulos T. Prostatitis. Prostate Cancer and


Prostatic Diseses. l"t ed. Athens: Macmillan Publishers Ltd;
200o.p.234-4O.
Veltri R, Rodriguez R. Molecular Biology, andocrinoiogy, and
physiology of the prostate and seminal vesicles. In: Wein AJ,
Kavoussi LR, Novick AC, Partin AW, Peters CA, editors.
Campbell-Walsh Urology. 9th ed. Philadelphia: Saunders-Elsevier;

5.

Anderson

2047.p.7006-89.

JK Kabalin JN,

Cadeddu JA. Surgical anatomy

ofthe

retroperitoneum, adrenals, kidneys, and ureters. In: Wein AJ,


Kavoussi LR, Novick AC, Partin AW, Peters CA, editors.
Campbell-Walsh Urology.

6.
7

"

fth

ed. Philadelphia: Saunders-Elsevier;

2407.p.152-8.
Nabera KG, Weidnerb W Chronic prostatitis an infectious disease?. J Antimicrob Chemother. 2O07 ;46:1 5'7 -61.
Potts JM, Prostatitis/chronic Pelvic Pain Syndrome. In: Potts
JM, editor. Essential urology: a guide to clinical practice. 1s ed.
Totowa: Human Press lnc; 2O04.p.203-9.

Maj Kedokt Indon, Volum: 58, Nornor: 8, Agustus 2008

Partin AW, Peters CA, editors. Campbell-Walsh Urology. 9ih ed.


Philadelphia: Saunders-Elseviet; 2007.p.7 54-72.
Krieger JN, Nyberg L, Nickel JC. NIH definition and classification 20O'7 June 5 fcited 2AA7 Jily l3]; Available from: http://
www' Chronic-Prostatitis-NIH-Defi nitions-Pa ge. htm
Palapattu GS, Sutcliffe S, Bastian PJ,Platz EA, deMarzo AM,
Isaacs WB, et al. Prostate carcinogenesis and inflammation:
emerging insights. Carcinogenesis. 2004;26:ll7 0 -81.
Sherman ND. Prostatitis-nonbacterial health article. 2006 June
13 [cited 2A07 JuLy 13]; Available from: http://www.Prostatitisnonbacterial-Information-on-Healthline. htm
Presti JC, Stoller ML, Carroll PR. Genitourinary tract infections.
In: Tierney LM, McPhee SJ, Papadakis MA" editors. Current:
medical diagnosis and tteatment.38th ed. Stamford: PrenticeHa1l International, Inc.; 1999.p.903-5.
Ahuja SK. Nonbacterial prostatitis. 2006 Apnl 7 pited2007 JuIy
231 Available from: http://www.eMedicine. Nonbacte-

Anttila T, Tenkanen L, Lumme S, Leinonen M, Gislefoss RE,


Hallmans Ca et al. Chlamydial antibodies and risk of prostate
cancer. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev. 2005;14:385-9"

15. Winn W, Allen S, Janda W, Koneman E, Procop

G,

al. Koneman's color atlas and textbook of


diagnostic microbiology. 6th ed. Philadelphia: Lippincott WillSchreckenberger P, et

16.

iams & Wilkins; 2006.


Hafirer LM. Reducing the risk of Chlamydia trachomatis 1.ransmission: male circumcision or a female vaccine. Fufure Microbiol.
1

n{t"|-,r.,, 1a_,ra

17. Cheesbrough M. Medical laboratory manual for tropical countries. 4th ed. Cambridge: Butterworth-Heinemann Lld; 1993.
18. Cariani ! Trinchieri A.Magt V Bonamore R, Restelli A, Garla"schi
MC, et al. Prevalenco of sexual dysfunction in men with chronic
prostatitis/chronic pelvic pain syndrome. Arch Ital Urol Androl.
20O7;'19:67-'70

Schaeffer AJ. Chronic prostatitis and the chronic pelvic pain


syndrome. N Eng J Med. 2A06;355:1690-8.
20. Canani L, Magri V, Bonamore R, Restelli A, Garlaschi MC,
Trinchieri A. Microscopic and microbiological for evaluation of
chronic prostatitis. Arch Ital Urol Andtal. 200 5;17 :135 -8.

t9.

21. Hart T,

Shears P- Color atlas of medical microtriology. l"ted.


Liverpool: Times Mirror International- 1996-

nwtss

Anda mungkin juga menyukai